AS-MAUL HUSNA
( Al- Wakil & Al- Matin)
2. Putri Auliah
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “As-Maul Husna (Al-Malik &
Al-Matin)”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran agama islam bab 2.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua tentang penjelasan
dari nama-nama Allah Yang Indah.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iii
I.PENDAHULUAN
A.Latar belakang..................................................................................................................................1
B.Rumusan masalah.............................................................................................................................2
C.Tujuan penulisan...............................................................................................................................2
II.PEMBAHASAN
III.PENUTUP
A.Kesimpulan...................................................................................................................................8
B.Saran .............................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….…….9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua yang ada di alam ini merupakan ciptaan Allah SWT. Allah SWT mempunyai sifat-sifat
yang agung, mulia, dan besar yang tidak terdapat pada semua makhluknya. Oleh karena itu
semua makhluknya harus menyembah kepada-Nya. Namun, sifat-sifat Allah SWT tersebut tidak
hanya tergambar dalam sifat wajib-Nya, melainkan juga dari nama nama baik yang menyertai-
Nya (Asma’ul Husna). Firman Allah SWT dalam QS. Al-Hasyr ayat 24: “Dia-lah Allah yang
menciptakan, Yang mengadakan, Yang membentuk Rupa, Yang mempunyai Nama-Nama Yang
Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan bumi. Dan Dia-lah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Apabila seseorang menyatakan diri mencintai Allah SWT, maka hal ini bisa dibuktikan dari
seberapa sering ia menyebut nama-Nya. Menyebut Allah SWT dapat dilakukan dengan
menyebut kalimat-kalimat tayyibah atau menyebut nama-nama Allah SWT dalam Asmaul
Husna. Keduanya merupakan proses zikir (mengingat) kepada Allah SWT. Firman Allah SWT
dalam Al-quran : “Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut nama Asmaul Husna itu.” (QS. Al-A’raaf : 180). Berdasarkan ayat diatas, kita
diperintahkan untuk selalu menyebut nama-nama Allah SWT yang terhimpun dalam Asmaul
Husna. Semua kegiatan yang dialakukan sebaiknya didahului dengan menyebut nama-Nya
(terwujud dalam kalimat basmalah).
Allah SWT memerintahkan untuk menyebut-Nya dengan Asmaul Husna sebagai pujian dan
pengantar doa kepada-Nya. Dalam berdoa kita pasti meminta sesuatu, dengan memuji nama-Nya
terlebih dahulu, harapan akan terkabulnya doa kita tentu akan semakin besar. Dengan memuji
nama-Nya terlebih dahulu, harapan akan terkabulnya doa kita akan tentu akan semakin besar.
Dalam salah satu hadist nya Rasulullah menjelaskan : “Sesungguhnya Allah SWT mempunyai
Sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa yang menghafalkannya, maka
ia akan masuk surga.” (HR.Bukhari). Hal ini menunjukan apabila kita mengenal Asmaul Husna
dengan bersungguh-sungguh, menghafal, kemudian memahami maknannya serta beribadah
kepada Allah maka akan menjadi penguat iman yang paling besar, bahkan mengenal Asmaul
Husna dan sifat-Nya merupakan dasar iman, di mana iman seseorang itu kembali kepada dasar
yang Agung ini.
1
B. Rumusan Masalah
d) Hikmah apa saja yang dapat kita ambil dari mempelajari Asmaul Husna Al-Wakil?
h) Hikmah apa saja yang dapat kita ambil dari mempelajari Asmaul Husna Al-Matin?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis makalah ini ialah Untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru
bidang studi Pendidikan Agama Islam.
Penyusunan ini juga untuk membuka jendela pengetahuan tentang pengertian dari Asmaul Husna
Al-Wakil dan Al-Matin. Untuk mendeskripsikan isi dan pokok yang terkandung dalam Asmaul
HusnaAl-Wakil dan Al-Matin.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata Al-wakil mengandung arti Maha Mewakili atau Pemelihara. Al-Wakil yaitu Allah SWT
yang memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia
maupun urusan akhirat. Dan wakil itu terbagi atas:
- Yang memenuhi apa yang diwakilkan kepadanya dengan sempurna, tanpa pamrih;
- Yang memenuhi tetapi tidak semua. Wakil yang mutlak ialah yang diwakilkan segala
urusan kepadanya, dan dia cocok untuk melaksanakan dan menyempurnakannya-wakil seperti
itu tidak lain hanyalah Allah SWT.
Dari keterangan ini, dapat dipahami bahwa: kepada-Nyalah kita harus menyerahkan segala
urusan, sebab Dialah sebaik-baik yang diserahi urusan.
Melalui sifat ini, Allah swt. memerintahkan agar manusia memiliki sifat dan perilaku yang baik
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu di antaranya adalah memegang amanah dengan sebaik-
baiknya.
Hamba Al-Wakil adalah yang bertawakkal kepada Allah SWT. Menyerahkan segala urusan
kepada Allah SWT melahirkan sikap Tawakal. Tawakal bukan berarti mengabaikan sebab-sebab
dari suatu kejadian. Berdiam diri dan tidak peduli terhadap sebab itu dan akibatnya adalah sikap
malas. Ketawakkalan dapat diibaratkan dengan menyadari sebab-akibat. Orang harus berusaha
untuk mendapatkan apa yang diinginkanya. Rosululloh SAW bersabda “Ikatlah untamu dan
bertawakkalah kepada Allah SWT.”
Artinya : Manusia harus menyadari bahwa semua usahanya serta doa dan harapan akan
adanya pertolongan-Nya. Allah SWT sebagaimana firman Allah dalam surat Al-An’am ayat
102 :
Dengan demikian, orang yang mempercayakan segala urusannya kepada Allah Swt., akan
memiliki kepastian bahwa semua akan diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Hal itu hanya dapat
dilakukan oleh hamba yang mengetahui bahwa Allah Swt. yang Mahakuasa, Maha Pengasih
serta adalah satu-satunya yang dapat dipercaya oleh para hamba-Nya. Seseorang yang
melakukan urusannya dengan sebaik-baiknya dan kemudian akan menyerahkan segala urusan
kepada Allah Swt. untuk menentukan karunia-Nya.
Menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah Swt. melahirkan
sikap tawakkal.Tawakkal bukan berarti mengabaikan sebab-sebab dari suatu kejadian.
Berdiam diri dan tidak peduli terhadap sebab itu dan akibatnya adalah sikap malas.
Ketawakkalan dapat diibaratkan dengan menyadari sebab-akibat. Orang harus berusaha untuk
mendapatkan apa yang diinginkannya. Rasulullah bersabda, “Ikatlah untamu dan
bertawakkallah kepada Allah Swt”.
Manusia harus menyadari bahwa semua usahanya adalah sebuah doa yang aktif dan harapan
akan adanya pertolongan-Nya. Allah Swt. berfirman yang artinya, “(Yang memiliki sifat-sifat
yang) demikian itu ialah Allah Swt. Tuhan kamu; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia dan Dia adalah Pemelihara segala
sesuatu.“ (Q.S. al-An’am ayat 6:102)
Hamba al-Wakil adalah yang bertawakkal kepada Allah Swt. Ketika hamba tersebut telah
melihat “tangan” Allah Swt. dalam sebab-sebab dan alasan segala sesuatu, dia menyerahkan
seluruh hidupnya di tangan al-Wakil.
3
e. Pengertian Asmaul Husna Al-Matin
Allah SWT memiliki Asmaul Husna Al-Matin artinya bermakna kokoh, kuat, dan tidak
goyah. Kata ini biasa dipergunakan untuk menujukan sifat benda secara fisik. Karena Allah SWT
maha suci dari segala sifat fisik, maka makna kekokohan dalam asma’ Al-Matin menunjuk
kepada dahsyatnya kekuatan yang dimiliki-Nya.
Allah SWT menjanjikan kebahagiaan dan surga bagi hamba yang mengikuti perintah-Nya, dan
Allah SWT menjanjikan kehidupan yang saling bermusuhan dan panas serta neraka bagi yang
mengingkari dan menolak aturan-aturan-Nya. Ini semua tidak akan pernah berubah sampai
kapanpun karena Asmaul Husna Al-Matin sesuai dengan QS. Az-Zariyat/51:58 :
Abdul Matin adalah hamba yang dikaruniai keyakinan sangat kokoh kepada kekuasaan Allah. Ia
yakin pada perlindungan Allah. Tak ada yang dapat membuatnya takut,, khawatir, atau cemas. Ia
berpegang teguh kepada agama Allah, sehingga tak ada yang dapat memalingkannya. Tak ada
apa pun yan dapat mengalahkan jika ia bersama Allah SWT.
Berdasarkan ayat ini, para ulama menetapkan nama Al-Matin ( Yang Maha Kokoh sebagai salah
satu nama-nama Allah Azza wa Jalla yang maha indah.
· Ibnu Faris menjelaskan bahwa materi dasar dari nama ini ( yaitu huruf mim, ta’ dan nun)
menunjukkan kekokohan pada sesuatu, yang disertai makna tinggi.
· Al-Fairuz Abadi menjelaskan di antara makna dasar kata ini adalah permukaan bumi yang
sangat kokoh dan tinggi.
· Imam Ibnul Atsir mengatakan “ Arti nama Allah Al-Matin adalah Yang Maha Kuat dan
Kokoh, yang dalam melakukan semua perbuatan-Nya, Allah Azza wa Jalla tidak merasa susah,
berat maupun payah.”
Nama Allah Azza wa Jalla yang maha mulia ini maknanya hampir sama dengan beberapa nama
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang maha agung lainnya, yaitu : “Al-Qawiy” (Yang Maha Kuat),
“Al-Aziz”(Yang Maha Perkasa), dan “Al-Qadir” (Yang Maha Mampu/Berkuasa).
4
f. Dalil Yang Berkaitan Dengan Asmaul Husna Al-Matin
Dengan mengimani nama Allah ‘azza wa jalla, al-Matin, kita akan sangat tunduk kepada
Allah ‘azza wa jalla, karena mengimani betapa besar kekuatan Allah ‘azza wa jalla dan betapa
lemahnya seluruh makhluk, termasuk kita semua. Allah ‘azza wa jalla berfirman,
٢٨ ض ِع ٗيفا
َ ق ٱِإۡل ن ٰ َس ُن
َ َِو ُخل
“Dan manusia itu diciptakan dalam keadaan lemah.” (an-Nisa: 28)
Lihatlah bagaimana kekuatan Allah yang sedikit digambarkan. Dia-lah yang menahan langit-
langit dan bumi sehingga keduanya tidak hancur dan bergeser. Allah berfirman,
Allah ‘azza wa jalla pula yang menciptakan langit dan bumi. Sungguh, penciptaan keduanya
merupakan penciptaan yang luar biasa dengan bukti yang dapat kita lihat, langit yang begitu luas
lagi kokoh, bahkan terdapat tujuh lapis. Begitu pula bumi yang kita pijak, yang terhampar luas
dengan berbagai kandungan yang ada di dalamnya. Ini semua menunjukkan kebesaran dan
kekuatan Penciptanya.
5
g. Penerapan Sikap Kita Terhadap Asmaul Husna A-Matin
Keimanan yang benar terhadap nama Allâh Yang Maha Agung ini akan membuahkan dalam
hati seorang hamba perasaan tunduk, merendahkan diri, takut dan selalu bersandar kepada Allâh
Jalla Jalaluhu semata, serta selalu bertawakal (berserah diri), taat, memasrahkan segala urusan
dan berlepas diri dari (segala) daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan)-Nya.
Berikut ini sikap atau akhlak kita terhadap Asmaul Husna Al-Matin :
1. Beristiqamah (meneguhkan pendirian).
2. Beribadah dengan kesungguhan hati, tidak tergoyahkan oleh bisikan menyesatkan.
3. Terus berusaha dan tidak putus asa, serta bekerjasama dengan orang lain sehingga menjadi
lebih kuat.
4. Menerapkan sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bekerja sama dengan orang lain sehingga lebih kuat.
6. Memenuhi kebutuhan pribadi dengan mandiri.
7. Berusaha menggunakan kekuatan yang dimiliki dalam hal-hal yang di ridhai Allah.
8. Berusaha untuk menjadi orang mukmin yang kuat, baik dari segi fisik, ekonomi maupun
dari segi keilmuan (intelektual).
9. Sadar jika meminta pertolongan meminta hanya kepada Allah SWT. Semata, dan tidak
akan meminta kepada yang lain sebab hanya Allah yang memiliki kekuatan yang sempurna.
3. Membuat diri lebih ikhlas dan tabah terhadap pembagian takdir darinya.
4.Percaya akan janji Allah bahwa Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai
Dengan kesanggupannya.
6
7
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Kita harus menyakini Asmaul Husna, Allah tentu saja bukan hanya menghafalkannya tetapi
juga memahami , merenungi, dan mengaplikasikannya dengan kehidupan sehari-hari dengan cara
melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya . pada bab ini kita akan mempelajari
tentang Asmaul Husna yang meliputi pemgertian dan memahami Asmaul Husna , penjelasan
selengkapnya sebagai berikut
Keutamaan asmaul husna ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam Hadist berikut :
) ۴۸۳۵ : مسلم رواه ( الجنة دخل حفظها من اسما وتسعون تسعة هلل
Artinya :
Sesungguhnya Allah Swt mempunyai 99 nama , barang siapa yang menghafalkannya , ia akan
masuk surga. (HR. Muslim : 4853)
Yang di maksud dengan barang siapa yang menjaganya (حفظها )منsehingga seseorang bisa
masuk surga , yaitu :
1. Menghafalkan dan menguasai Asmaul Husna.
2. Memahami makna dan kandungan yang ada di dalamnya .
3. Menerapka mengaktualisasikan atau mengimplementasikan ajaran atau nilai yang ada di
dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Saran
Beribadahlah kepada Allah SWT berdasarkan Asma’ul Husna ini. Karena Ia Maha Penerima
Taubat, berdzikir dengan-Nya karena Ia Maha Mendengar, beribadah dengan raga karena Ia
Maha Melihat, dengan seterusnya.
Sebagai umat Muslim sudi kiranya Kita “memahami maknanya, dan mempercayainya”, atau
mampu melaksanakan kandungan-Nya, atau juga mempercayai kandungan makna-maknanya,
menghafal, memahami maknanya dan mengamalakan kandungannya. Itu semua Insya Allah
dapat memperoleh curahan rahmat Ilahi sesuai niat dan usahanya.
Juga senantiasa melakukan hal terpuji lainnya baik di sekolah, keluarga maupun di masyarakat.
Kemudian membiasakan diri untuk mengamalkan hasil pembelajaran dengan baik dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://aridhajannah.blogspot.com/2016/12/al-matin.html
https://www.scribd.com/upload-document?archive_doc=356504704&escape=false&metadata=%7B
%22context%22%3A%22archive%22%2C%22page%22%3A%22archive_plans%22%2C%22action%22%3A
%22start_trial%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D
http://nabilarochim.blogspot.com/2016/08/makalah-asmaul-husna.html https://www.academia.edu/
20189867/makalah_asmaul_husna
9