Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH AGAMA

DISUSUN OLEH
 AFRIZAL

MA AL-SYAHNI
Sungai Gantang, Kec. Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau 29261
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu tercurah limpah kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada seluruh makhluk-Nya, sehingga pada saat ini kami dapat
menyelesaikan tugas dengan lancar.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi akhir zaman yaitu
Nabi Muhammad saw. Kepada keluarganya, para sahabatnya dan sampai kepada kita selaku
umatya yang senantiasa mengikuti ajarannya serta taat dan patuh kepadanya.

Hasil Tugas Makalah ini dimaksud untuk memenuhi tugas mata “Pendidikan Agama
Islam”. Dalam penulisan kali ini, kami tidak luput dari berbagai kesulitan. Namun, berkat
pertolongan dan rahmat Allah swt. Serta bimbingan dari semua pihak yang pada akhirnya
kami dapat menyelesaikan Tugas ini dengan tepat waktu.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................

A. LATAR BELAKANG...............................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................

1. ASMAUL HUSNA...................................................................................
2. KUNCI MENJAGA KERUKUNAN........................................................
3. MENGHINDARI SIFAT TERCELA.......................................................
4. ADAB-ADAB BERGAUL DALAM ISLAM..........................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................

A. KESIMPULAN.........................................................................................
B. SARAN......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara hukum yang mewajibkan warga negaranya memilih satu dari 5
agama resmi di Indonesia. Namun kerukunan antar umat beragama di Indonesia dinilai masih
banyak menyisakan masalah. Kasus-kasus yang muncul terkait masalah kerukunan beragama
pun belum bisa terhapus secara tuntas. Kasus Ambon, Kupang, Poso, forum-forum islam
ekstrimis dan lainnya menyisakan masalah ibarat api dalam sekam yang sewaktu-waktu siap
membara dan memanaskan suasana di sekelilingnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
pemahaman masyarakat tentang kerukunan atar umat beragama perlu ditinjau ulang.
Dikarenakan banyaknya ditemukan ketidak adanya kerukunan antar agama, yang menjadikan
adanya saling permusuhan, saling merasa ketidak adilan.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beragam agama.
Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu

B. RUMUSAN MAKALAH
1.Apa definisi dari kerukunan?
2.Sebagai bentuk penyelesaian tugas mata pelajaran Akidah Akhlak.
3.Memahami makna al-Asma’u al-Huna : al-Karim,al-Mu’min,al-Wakil,al-
Matin,al- Adl,dan al-Akhir
BAB II
PEMBAHASAN

A.    ASMAUL HUSNA
                Asmaul
husna ada dua kata singkat tetapi memoliki makna yang dalam dan luas ,
Asmaul Husna adalah nama nama baik dan indah bagi Allah Swt, didalamnya mengandung sifat
sifat kesempurnaan , kemuliaan dan keagungan Allah  Swt , para ulama telah banyak menulis
buku yang membahas dan menggali makna yang terkandung dalam Asmaul Husna, hal ini
menunjukkan betapa Asmaul Husna mengandung samudra nilai yang penting.
            Ketika kita meminta sesuatu hajat kepada Allah , kita panggil Allah dengan Asmaul
Husna yang menunjukan bahwa Allah bisa mengabulkan permintaan kita karena memang Allah
Swt memiliki hal tersebut, misalnya :
            Ketika meminta rezeki dalam doa kita , kita panggil allah swt dengan asmaul husna Ya
Rozzzaq (wahai dzat yang maha pemberi rezeki) Ya Ghoni ( wahai dzat maha kaya) Ya Mughni
(wahai yang maha memakmurkan )
            Di samping itu dalam masyarakat islam  ketika memberi nama anak yang baru lahir,
sangat baik dan sangat di anjurkan jika memberi nama anak tersebut dengan asmaul
husna  yang memiliki arti dan makna yang bisa di teladani manusia , tentu dengan syarat di
depan asmaul husna tersebut diawali dengan kata ‘abdun , yang artinya hamba Allah , misalnya
abdur Rahim (hamba dzat yang maha pengasih ). dan lain sebagainya .

B.     Memahami asmaul husna ( al-karim, al-mu’min, al-wakil, al-matin, al-jami’ al-adl, dan al-
akhir)
1.      Al-karim ( ‫)الكريم‬
            Al-karim artinya yang maha mulia , Allah adalah dzat yang maha sempurna dengan
kemuliaannya , dia terbebas dari perbuatan negatif dari makhluk-makhluknya. Karena perbuatan
negatif makhluk , sama sekali tidak akan memengaruhi dan mengurangi kemuliaan Allah Swt.
            Semua telah ditentukan rizkinya oleh Allah Swt , jangankan manusia binatangpun telah
Allah sediakan rizkinya masing-masing, hewan diberi makan dan tempat tinggal  sesuai dengan
karakter dan habitatnya oleh Allah Swt.
Artinya :
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia
mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. semuanya tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauh Mahfuzh).
Dengan memahami dan menghayati makna asmaul husan al-karim hendaknya kita memilioki
sikap-sikap antara lain.
a.       Budi pekerti yang luhur sehingga akan hidup pada drajat yang mulia baik di sisi allah
maupun di sisi manusia
b.      Menghindari akhlak tercela yang membuat kita menjadi hina  baik dihadapan Allah Swt
maupun sesama manusia.
c.       Pandai bersyukur atas nikmat-nikmat Allah Swt yang jumlahnya sangat banyak semua itu
allah anugrahkan kepada kita  karena Allah Swt memiliki sifat Al-Karim maha pemura

2.      Al-mukmin (  ‫الكريم‬  )
            Al-mu’min artinya yang maha memberi keamanan , Allah Swt adalah satu satunya dzat
yang menjadi sumber rasa aman dan keamanan ketika kita berdoa kepada Allah dengan nama
Al-Mu’min berarti ia memohon diberi keamanan , di hindarkan dari fitnah , bencana dan siksa .
mu’min yang sejati adalah mu’min yang mengharap keamanan dari Allah Swt tidak meminta
keamanan dan perlindungan dari selain allah swt , dialah uyang maha memberikan keamanan .
            Imam Al-Ghozali mengartikan Al-Mu’min adalah dengan dikembalikannya rasa aman dan
keamanan ditutupnya segala jalan yang menimbulkan rasa takut rasa aman akan tergambar
pada saat seorang manusia mengalami ketakutan , didalam asmaul husna Al-Mu’min terdapat
kekuatan yang maha dasyat dan luar biasa , didalamnya terdapat pertolongan , perlindungan ,
dan jaminan.
Allah swt berfirman :
Artinya :
            Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang
Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang
memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Dengan memahami dan menghayati makna asmaul husna Al-Mu’min hendaknya kita memiliki
sikap-sikap , antara lain :
a.       Meneladani sifat allah tersebut sehingga satu sama lain, saling memberi rasa aman, dan
keamanan se4hingga tercipta suasana yang nyaman
b.      Menghiondari dari melakukan hal-hal yang dapat membuat orang lain merasa takut  atau
mengusik ketenangan orang lain.
c.       Meneladani makna dari sifat al-mu’min , dimana lisan dan perbuatan serta tindakan kita
harus menyelamatkan orang lain minimal tidak membahayakan orang lain.
d.      Yakin dan optimis yang kemudian melahirkan kreativitas dan inovasi sebab kita yakin dan
optimis bahwa keyakinan allah selalu bersama kita .
e.       Sikap berani dan tidak menjadi orang penakut karena kita yakin allah akan menjaga dan
melindunginya.

3.      Al-wakil (  ‫الوكيل‬ )
            Al-wakil berarti yang maha mewakili dialah wakil yang mutlak , dialah yang mengurusi
segala sesuatu yang menjadi urusan hambanya di samping itu dia juga menjadikan segala
sesuatu yang dibutuhkan oleh umat manusia, hanya allah yang dapat memudahkan makhluknya
dari kesusahan yang dijhadapinyA.
            Dalam kitab suci Al – qur’an, asmaul husna Al – wakil disebut di beberapa tempat,
yaitu:  Q.S. Ali-imron/3 ayat 173; Q.S An-nisa/4 ayat 81; Q.S Al-An’am/6 ayat102; Q.S Yusuf/12
ayat 66; Q.S Al-Qosos/28 ayat 28; Q.S Az-zumar/39 ayat62; Q.S An-nisa/4 ayat 171; Q.S Al-
isra/17 ayat 65; Q.S AL-ahzab/33 ayat 31; Q.S Al-ahzab/33 ayat 48; Q.S Al-muzzammil/73 ayat
9.
            Allah pencipta segala sesuatu. Allah juga yang memelihara serta memberi perlindungan.
Hal itu sesuai dengan ayat berikut.
‫هللا خالق كل شيء وهوعلى كل شيءوكيل‬
Artinya:
            Allah pencipta segala sesuatu dan dia Dia maha pemelihara atas segala sesuatu (Q.S
Az-zumar/39: 62)
            Ketika berjuang melawan kezaliman dan kebatilan yang di lakukan ileh orang-orang kafir
dan munafik, kita sering menghadapi gangguan. Janganlah kita terpengaruh dan mengikuiti
kemauan mereka. Kita harus tetap istikamah dalam menghadapi mere3ka dan kita bertawakal
kepada Allah karena Allah lah yang maha pelindung bagi hamba-hamba-Nya.
‫والتطع الكفرين والمتفقين ودع اذهم وتوكل على هللا وكفى بااللهوكيل‬
Artinya:
Dan janganlah engkau (Muhammad) menuruti orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, janganlah
engkau hiraukan gangguan mereka dan bertawaklah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai
pelindung. (Q.S Al-ahzab/33:48)
            Dengan memahami dan menghayati makna Asmaul husna Al-wakil, hendaknya lita dapat
memiliki sikap-sikapm, antara lain
a.       Sadar bahwa hanya Allah SWT. Tempat menggantungan diri sebab selain Allah tiada
yang dapat mencukupi segala kekurangan.
b.      Teguh pendirian dan tidak merasa takut didalam perjuangan menegakkan yang benar dan
melawa kebatilan,
c.       Saling menjaga terhadap sesama, tidak suka mengganggu ketenangan orang lain apalagi
mengancam keselamatan orang serta suka menteror orang lain.

4.      Al-Matin (  ‫المتين‬ )
Kata al-matin merupakan kata sifat yang diambil dari kata matn yang berarti kukuh dan kuat. Al-
matin brarti Yang Mahakukuh Allah adalah Zat yang mempunyai kekuatan sempurna. Kekuatan-
Nya terbatas dari kelemahan.Kekuatan-Nya yang kukuh tidak bisa digoyahkan oleh makhluk-
Nya.Kekuatan-Nya berdiri sendiri dan tiada yang membantu dalam kekuatan.
            Dalam kitab suci Al-Qur’an,kata Matin ditemukan sebanyak tiga kali, yaitu dua ayat
menyifati rencana Allah,dan satu ayat menyifati Allah,yaitu Q.S.al-A’raf/7:183, Q.s
al-Qalam/68:45,dan Q.S. az-Zariyat/51:58
‫ان هللا هوالرزاق ذ و القوة المتين‬
Artinya:
Sesungguh Allah, Dialah pemberi rizqi yang mempunyai kekuatan lago sangat kukuh. (Q.S Az-zariyat/51 :
58)

            Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah SWT. Mempunyai sifat yang sangat kukuh, tidak
bisa di pengaruhi yang lain dan tidak ada pula yang bisa mengubah qudrah dan iradah Allah
SWT.
            Dengan memahami dan menghayati makna Asma’ul husna Al-matin, hendaknya kita
memiliki sikap-sikap antara lain:
a.       Sadar jika meminta pertolongan meminta hanya kepada Allah SWT. Semata, dan tidak
akan meminta kepada yang lain sebab hanya Allah yang memiliki kekuatan yang sempurna.
b.      Berusaha menghindari sikap sombong sebab kita sadar bahwa kemampuan kita terbatas,
jauh dari sifat sempurna.
c.       Yakin bahwasannya semua kekuatan adalah milik Allah SWT;
d.      Berusaha untuk menjadi orang mukmin yang kuat, baik dari segi fisik, ekonomi maupun
dari segi keilmuan (intelektual)
B.KUNCI MENJAGA KERUKUNAN

1. PENGERTIAN KERUKUNAN

Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan “damai”.
Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan “bersepakat” untuk
tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud, 1985:850) Bila pemaknaan
tersebut dijadikan pegangan, maka “kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan didambakan
oleh masyarakat manusia

Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena sebelumnya
ada ketidakrukunan; serta kemampuan dan kemauan untuk hidup berdampingan dan bersama
dengan damai serta tenteram. Langkah-langkah untuk mencapai kerukunan seperti itu,
memerlukan proses waktu serta dialog, saling terbuka, menerima dan menghargai sesama,
serta cinta-kasih. Kerukunan antarumat beragama bermakna rukun dan damainya dinamika
kehidupan umat beragama dalam segala aspek kehidupan, seperti aspek ibadah, toleransi, dan
kerja sama antarumat beragama.

Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk social yang membutuhkan hubungan dan
interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk social, manusia memerlukan kerja
sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material
maupun spiritual.

Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong
(ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa,
dan agama.

Selain itu islam juga mengajarkan manusia untuk hidup bersaudara karena pada
hakikatnya kita bersaudara. Persaudaraan atau ukhuwah, merupakan salah satu ajaran yang
pada hakikatnya bukan bermakna persaudaraan antara orang-orang Islam, melainkan
cenderung memiliki arti sebagai persaudaraan yang didasarkan pada ajaran Islam atau
persaudaraan yang bersifat Islami.

Sungguh bahwa Allah telah menempatkan manusia secara keseluruhan sebagai Bani
Adam dalam kedudukan yang mulia, walaqad karramna bani Adam (QS 17:70).
Manusia diciptakan Allah SWT dengan identitas yang berbeda-beda agar mereka
saling mengenal dan saling memberi manfaat antara yang satu dengan yang lain (QS 49:13).

Tiap-tiap umat diberi aturan dan jalan yang berbeda, padahal andaikata Allah
menghendaki, Dia dapat menjadikan seluruh manusia tersatukan dalam kesatuan umat. Allah
SWT menciptakan perbedaan itu untuk member peluang berkompetisi secara sehat dalam
menggapai kebajikan, fastabiqul khairat (QS 5:48).

Sabda Rasul, seluruh manusia hendaknya menjadi saudara antara yang satu dengan
yang lain, wakunu ibadallahi ikhwana (Hadist Bukhari).

Dari ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an dan hadist sekurang-
kurangnya memperkenalkan empat macam ukhuwah, yakni:

1. Ukhuwah ‘ubudiyyah, ialah persaudaraan yang timbul dalam lingkup sesama


makhluk yang tunduk kepada Allah.
2. Ukhuwah insaniyyah atau basyariyyah, yakni persaudaraan karena sama-sama
memiliki kodrat sebagai manusia secara keseluruhan (persaudaraan antarmanusia,
baik itu seiman maupun berbeda keyakinan).
3. Ukhuwah wataniyyah wa an nasab, yakni persaudaraan yang didasari keterikatan
keturunan dan kebangsaan.
4. Ukhuwah diniyyah, yakni persaudaraan karena seiman atau seagama.

Esensi dari persaudaraan terletak pada kasih sayang yang ditampilkan bentuk perhatian,
kepedulian, hubungan yang akrab dan merasa senasib sepenanggungan. Nabi
menggambarkan hubungan persaudaraan dalam haditsnya yang artinya ” Seorang mukmin
dengan mukmin yang lain seperti satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh terluka, maka
seluruh tubuh akan merasakan demamnya. Ukhuwwah adalah persaudaraan yang berintikan
kebersamaan dan kesatuan antar sesama. Kebersamaan di kalangan muslim dikenal dengan
istilah ukhuwwah Islamiyah atau persaudaraan yang diikat oleh kesamaan aqidah.

Kerja sama antar umat bergama merupakan bagian dari hubungan sosial anatar manusia
yang tidak dilarang dalam ajaran Islam. Hubungan dan kerja sama dalam bidang-bidang
ekonomi, politik, maupun budaya tidak dilarang, bahkan dianjurkan sepanjang berada dalam
ruang lingkup kebaikan.
2. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua golongan
agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan
kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan
damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap
fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi
dalam hal ini tidak diartikan bahwa kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang
untuk mencampurkan unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan
merusak nilai agama itu sendiri.

Menurut Muhammad Maftuh Basyuni dalam seminar kerukunan antar umat beragama
tanggal 31 Desember 2008 di Departemen Agama, mengatakan bahwa kerukunan umat
beragama merupakan pilar kerukunan nasional adalah sesuatu yang dinamis, karena itu harus
dipelihara terus dari waktu ke waktu. Kerukunan hidup antar umat beragama sendiri berarti
keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian,
menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan toleransi antar
umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat harus bersikap lapang
dada dan menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling
menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang
satu dengan lainnya tidak saling mengganggu.

Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lainnya telah jelas disebutkan dalam
Alqur’an dan Al-hadits. Hal yang tidak diperbolehkan adalah dalam masalah akidah dan
ibadah, seperti pelaksanaan sosial, puasa dan haji, tidak dibenarkan adanya toleransi, sesuai
dengan firman-Nya dalam surat Al Kafirun: 6, yang artinya: “Bagimu agamamu, bagiku
agamaku”.Beberapa prinsip kerukunan antar umat beragama berdasar Hukum Islam :

a. Islam tidak membenarkan adanya paksaan dalam memeluk suatu agama (QS.Al-
Baqarah : 256).
b. Allah SWT tidak melarang orang Islam untuk berbuat baik,berlaku adil dan tidak
boleh memusuhi penganut agama lain,selama mereka tidak memusuhi,tidak
memerangi dan tidak mengusir orang Islam.(QS. Al-Mutahanah : 8).
c. Setiap pemeluk agama mempunyai kebebasan untuk mengamalkan syari'at
agamanya masing-masing (QS.Al-Baqarah :139).
d. Islam mengharuskan berbuat baik dan menghormati hak-hak tetangga, tanpa
membedakan agama tetangga tersebut. Sikap menghormati terhadap tetangga itu
dihubungkan dengan iman kepada Allah SWT dan iman kepada hari akhir (Hadis
Nabi riwayat Muttafaq Alaih).
e. Barangsiapa membunuh orang mu'ahid, orang kafir yang mempunyai perjanjian
perdamaian dengan umat Islam, tidak akan mencium bau surge, padahal bau surga
itu telah tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun (Hadis Nabi dari Abdullah
bin 'Ash riwayat Bukhari). Sudah banyak perjanjian damai dan perjanjian HAM
yang dibuat oleh Negara Islam dan seluruh Negara di dunia soal itu. Dan hanya
sedikit yang melanggar, diantara yang melanggar itu diantaranya Israel, sedangkan
yang tidak melanggar dan sangatlah banyak, seperti Jerman, Cheko, Irlandia dan
masih sangat banyak yang tidak saya sebut satu persatu yang tetap menjaga
perdamaian. Jadi mereka yang menjaga perjanjian damai dengan orang Islam.
Tidaklah dibenarkan membunuh orang-orang yg tetap menjaga perdamaian dengan
orang Islam. Bahkan menurut hadis tersebut tidak akan mencium bau surga bagi
yang membunuh orang tersebut tanpa kesalahan yang jelas.

Kerukunan antar umat beragama sangat diperlukan dalam kehidupan sehari- hari. 
Dengan adanya kerukunan antar umat beragama kehidupan akan damai dan hidup saling
berdampingan. Perlu di ingat satu hal bahwa kerukunan antar umat beragama bukan berarti
kita megikuti agama mereka bahkan menjalankan ajaran agama mereka.

Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga agar tidak terjadi
konflik-konflik antar umat beragama. Terutama di masyarakat Indonesia yang multikultural
dalam hal agama, kita harus bisa hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak
saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak
langsung memberikan stabilitas dan kemajuan negara.
3. MENJAGA KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT BERAGAMA

Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama salah satunya dengan dialog antar
umat beragama. Salah satu prasyarat terwujudnya masyarakat yang modern yang demokratis
adalah terwujudnya masyarakat yang menghargai kemajemukan (pluralitas) masyarakat dan
bangsa serta mewujudkannya dalam suatu keniscayaan. Untuk itulah kita harus saling
menjaga kerukunan hidup antar umat beragama. Secara historis banyak terjadi konflik antar
umat beragama, misalnya konflik di Poso antara umat islam dan umat kristen. Agama disini
terlihat sebagai pemicu atau sumber dari konflik tersebut. Sangatlah ironis konflik yang
terjadi tersebut padahal suatu agama pada dasarnya mengajarkan kepada para pemeluknya
agar hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong dan juga saling menghormati. Untuk
itu marilah kita jaga tali persaudaraan antar sesama umat beragama.

Konflik yang terjadi antar umat beragama tersebut dalam masyarakat yang multkultural
adalah menjadi sebuah tantangan yang besar bagi masyarakat maupun pemerintah. Karena
konflik tersebut bisa menjadi ancaman serius bagi integrasi bangsa jika tidak dikelola secara
baik dan benar. Supaya agama bisa menjadi alat pemersatu bangsa, maka kemajemukan harus
dikelola dengan baik dan benar, maka diperlukan cara yang efektif yaitu dialog antar umat
beragama untuk permasalahan yang mengganjal antara masing-masing kelompok umat
beragama. Karena mungkin selama ini konflik yang timbul antara umat beragama terjadi
karena terputusnya jalinan informasi yang benar diantara pemeluk agama dari satu pihak ke
pihak lain sehingga timbul prasangka-prasangka negatif.

Menurut Prof. Dr. H Muchoyar H.S, MA dalam menyikapi perbedaan agama terkait
dengan toleransi antar umat beragama agar dialog antar umat beragama terwujud 
memerlukan 3 konsep yaitu :

1. Setuju untuk tidak setuju, maksudnya setiap agama memiliki akidah masing- masing
sehingga agama saling bertoleransi dengan perbedaan tersebut.
2. Setuju untuk setuju, konsep ini berarti meyakini semua agama memiliki kesamaan
dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan martabat umatnya.
3. Setuju untuk berbeda, maksudnya dalam hal perbedaan ini disikapi dengan damai
bukan untuk saling menghancurkan.

Tema dialog antar umat beragama sebaiknya bukan mengarah pada masalah
peribadatan tetapi lebih ke masalah kemanusiaan seprti moralitas, etika, dan nilai spiritual,
supaya efktif dalam dialog aantar umat beragama juga menghindari dari latar belakang agama
dan kehendak untuk memdominasi pihak lain. Model dialog antar umat beragama yang
dikemukakan oleh Kimball adalah sebagai brikut :

1. Dialog Parlementer ( parliamentary dialogue ). Dialog ini dilakukan dengan


melibatkan tokoh-tokoh umat beragama di dunia. Tujuannya adalah
mengembangkan kerjasama dan perdamaian antar umat beragama di dunia.
2. Dialog Kelembagaan ( institutional dialogue ). Dialog ini melibatkan organisasi-
organisasi keagamaan. Tujuannya adalah untuk mendiskusikan dan memecahkan
persoalan keumatan dan mengembangkan komunikasi di antara organisasi
keagamaan.
3. Dialog Teologi ( theological dialogue ). Tujuannya adalah membahas persoalan
teologis filosofis agar pemahaman tentang agamanya tidak subjektif tetapi objektif.
4. Dialog dalam Masyarakat ( dialogue in society ). Dilakukan dalam bentuk kerjasama
dari komunitas agama yang plural dalam menylesaikan masalah praktis dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Dialog Kerohanian (spiritual dialogue). Dilakukan dengan tujuan mengembangkan
dan memperdalam kehidupan spiritual di antara berbagai agama.
Indonesia yang multikultural terutama dalam hal agama membuat Indonesia menjadi
sangat rentang terhadap konflik antar umat beragama. Maka dari itu menjaga kerukunan antar
umat beragama sangatlah penting. Dalam kaitannya untuk menjaga kehidupan antar umat
beragama agar terjaga sekaligus tercipta kerukunan hidup antar umat beragama dalam
masyarakat khususnya masyarakat Indonesia misalnya dengan cara sebagai berikut:
1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain
yaitu dengan cara mengubah rasa curiga dan benci menjadi rasa penasaran yang
positf dan mau menghargai keyakinan orang lain.
2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi
salahkan orangnya. Misalnya dalam hal terorisme.
3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan olok-olok mereka karena ini
bagian dari sikap saling menghormati.
4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain karena semua orang berhak mendapat
fasilitas yang sama seperti pendidikan, lapangan pekerjaan dan sebagainya.

Dengan memperhatikan cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama tersebut
hendaknya kita sesama manusia haruslah saling tolong menolong dan kita harus bisa
menerima bahwa perbedaan agama dengan orang lain adalah sebuah realitas dalam
masyarakat yang multikultural agar kehidupan antar umat beragma bisa terwujud.

C.MENGHINDARI SIFAT TERCELA


A. PENGERTIAN

Dosa besar adalah setiap dosa yang mengharuskan adanya had di dunia atau yang
diancam oleh Allah dengan Neraka atau laknat atau murkai-Nya. Adapula yang berpendapat,
dosa besar adalah setiap maksiat yang dilakukan seseorang dengan terang –terangan (berani)
serta meremehkan dosanya.

Contoh dosa besar adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah
Radhiallaahu anhu bahwa Rosulullah Shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Jauhilah olehmu
tujuh dosa yang membinasakan. Mereka bertanya, ‘Apa itu ?’ Beliau menjawab, Syirik
kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan benar,
memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri pada waktu peperangan, menuduh
berzina anita-wanita suci yang mukmin, dan lalai dari kemaksiatan.”
(HR.Al-Bukhari dan Muslim).

Madzhab Ahlus Sunnah Tentang Pelaku Dosa Besar

Sesungguhnya orang yang melakukan dosa besar tidaklah menjadi kafir jika dia tidak
termasuk ahli tauhid dan ikhlas. Tetapi, ia adalah mukmin dengan keimanannya dan fasik
dengan dosa besarnya, dan ia berada di bawah kehendak Allah. Apabila berkehendak, Dia
mengampuninya dan apabila ia berkehendak pula, maka ia menyiksa di neraka karena
dosanya, kemudian ia mengeluarkannya dan tidak menjadikannya kekal di neraka.

Berbeda dengan kelompok-kelompok yang sesat yang ekstrim dalam hal ini :

1.Murji’ah

golongan yang menyatakan maksiat tidak membahayakan ( berpengarih buruk) bagi orang
beriman, sebagaimana ketaatan tidak bermanfaat bagi orang kafir.

2.Mu’tazilah

mereka yang mengatakan bahwa orang yang berdosa besar tidak mukmin dan tidak juga
kafir, tetapi ia berada pada tingkatan yang ada di antara dua tingkatan tersebut. Namun
demikian, apabila ia keluar dari dunia tanpa bertaubat, ia kekal di neraka.

3. Khawarij

mereka mengatakan orang yang berdosa besar adalah kafir dan kekal di neraka.

B. Bentuk dan Contoh-Contoh Dosa Besar


a . Mabuk-mabukan
Mabuk-mabukan kebiasaan buruk yang dapat merusak masa depan umat manusia dan
menjadi pintu gerbang munculnya berbagai perilaku keji dan mungkar yang dilaku-kan
manusia. Agama Islam mengharamkan minuman keras sebagai mana tercantum dalam Al-
Qur’an surat Al-Maidah: 90-91 yang sebagai berikut:
: yang artinya
90). Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
91). Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian
di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
b. Berjudi

Berjudi adalah suatu aktifitas yang direncanakan ataupun tidak dengan melakukan
spekulasi ataupun rekayasa untuk mendapatkan kesenangan dengan menggunakan jaminan
ataupun taruhan yang tidak dibenarkan, bagi yang menang diuntungkan dan bagi yang kalah
dirugikan.
Berdasarkan ijma ulama, perbuatan berjudi itu hukumnya haram dan merupakan salah
satu bentuk dosa besar. Firman Allah SWT yaitu : (Q.S. Al-Maidah : 90-91)
c. zina
          Zina adalah persetubuhan antara laki-laki dan wanita tanpa ikatan pernikahan yang sah.
Allah SWT mengharamkan zina dan memasukan zina ke dalam dosa besar, karena akibat
nuruk yang ditimbulkan oleh zina sungguh besar. Menurut hukum islam para pelaku zina
yang termasuk gairu muhsan (belum menikah) hukumnya di dera (di cambuk) sebanyak 100
kali dan di asingkan selama setahun. Sedangkan pezina muhsan (sudah menikah)
hukumannya adalah dirajam sampai mati.
Contohnya, Menjaga tertib dan teraturnya urusan rumah tangga, biasanya seorang istri,
apabila suaminya cenderung melakukan perbuatan zina timbul rasa benci dan ketidak
harmonisan dalam rumah tangga.

d.. Mencuri
Mencuri adalah mengambil harta orang lain dengan jalan sembunyi-sembunyi atau
diam-diam. Mencuri merupakan dosa besar dan wajib dihukum, yaitu dengan dipotong
tangannya. Apabila seorang yang mencuri untuk pertama kalinya dan telah mencapai nishab
kadar dari barang yang dicurinya, maka yang dipotong adalah tangan kanannya dari
pergelangan tangan. Bila ia mencuri untuk kedua kalinya, maka yang dipotong adalah kaki
kirinya dari ruas tumit. Bila ia mencuri yang ketiga kalinya, maka yang dipotong adalah
tangan kirinya. Dan apabila ia mencuri yang keempat kalinya, maka yang dipotong adalah
kaki kanannya. Apabila masih tetap mencuri, maka dipenjarakan sampai bertobat.

Syarat pencuri dipotong tangannya adalah sebagai berikut :


1. Pencuri sudah balig, berakal, dan melakukan pencurian itu dengan kehendaknya.
2. Barang yang sudah mencapai nishab (batas minimal ukuran barang yang dicuri) kira-kira
seberat 93,6 gram, dan barang itu diambil dari tempat penyimpanannya.

e. Mengkonsumsi Narkoba
Narkoba adalah bahan yang berbahaya karena bisa menimbulkan kelemahan (muftir)
fisik, mental, maupun intelektual. Bahaya narkoba ini ditegaskan oleh Rasulullah SAW
dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah bahwasanya beliau melarang setiap zat
(bahan) yang memabukkan dan melemahkan akal.

C. Nilai-Nilai Negatif Akibat Perbuatan Dosa Besar

Nilai-Nilai Negatif Akibat Perbuatan Dosa Besar


a. Nilai Negatif Akibat Mabuk-mabukan

Semua minuman ataupun makanan yang beralkohol juga termasuk khamer. Istilah
alakohol sebenarnya berasal dari kata Arab alkhul yang berarti saripati atau inti sari. Peng
gunaan etanol dalam kehidupan sehari hari tidak berbahaya, tetapi tetap akan menyebab-kan
kematian apabila masuk tubuh dalam keadaan murni dan jumlah tertentu.

Sudah diketahui umum bahwa semua miras itu jika diminum dalam jumlah yang cukup
banyak bias membuat orang mabuk, bahkan jika diminum banyak sekali bisa ping-san dan
tidak ingat akan lingkunganya, sedangkan untuk jangka panjangnya akan menye-babkan
kerusakan organ fisik bagian dalam (jantung, paru-paru, ginjal, dan liver).

b. Nilai Negatif Akibat Berjudi


Menurut Ibnu Qotadah, pada zaman jahilyah pemain judi bertaruh dengan menye-
rahkan istri dan hartanya. Ketika mereka kalah kemudian duduk termenung susah karena
kehilangan istri dan hartanya pindah menjadi milik orang lain, akhirnya timbul permusu-han
diantara orang yang bermain judi. Betapa besar bahaya perjudian bagi kehidupan pribadi dan
social karena perjudian membawa akibat buruk bagi pelakunya.

c. Nilai Negatif Akibat Zina

Perzinaan menjadikan terputusnya hubungan persaudaraan, durhaka kepada orang tua,


pekerjaan haram, berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunan. Bahkan dapat
terciptanya pertumpahan darah dan sihir serta dosa-dosa besar yang lain. Zina biasanya
berkait dengan dosa dan maksiat yang lain, sehingga pelakunya akan melakukan dosa-dosa
yang lainnya.
d. Nilai-nilai Negatif Akibat Mencuri
Bagi pelaku
a. Mengalami kegelisahan batin, pelaku pencurian akan selaludikejar-kejar rasa
bersalah dan takut jika perbuatanya terbongkar.
b. Mendapat hukuman, apabila tertangkap, seorang pencuri akan mendapatkan
hukuman sesuai undang-undang yang berlaku.
c. Mencemarkan nama baik pribadi dan keluarga, seseorang yang telah terbukti
mencuri nama baik dirinya dan keluarga akan tercemar di mata masyarakat.
d. Merusak keimanan, seseorang yang mencuri berarti telah rusak imanya. Jika ia
mati sebelum bertobat maka ia akan mendapat azab yang pedih.
             Bagi korban dan masyarakat
1. Menimbulkan kerugian dan kekecewaan, peristiwa pencurian akan sangat merugikan
dan menimbulkan kekecewaan bagi korbanya
2. Menimbulkan ketakutan, peristiwa pencurian menimbulkan rasa takut bagi korban
dan masyarakat karena mereka merasa harta bendanya terancam
Munculnya hukum rimba, perbuatan pencurian merupakan perbuatan yang mengabaikan
nilai-nilai hukum. Apabila terus berlanjut akan memunculkan hukum rimba dimana yang kuat
akan memangsa yang lemah
D.ADAB-ADAB BERGAUL DALAM ISLAM
A. Defini Akhlak

1. Pengertian Akhlak Menurut Abu Hamid Al Ghazali adalah Akhlak satu sifat yang

terpatri dalam jiwa yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa

memikirkan dirinya dan merenung terlebih dahulu. 

2. Pengertian Akhlak Menurut Muhammad bin Ali Asy Syariif Al Jurjani adalah

Akhlak sesuatu sifat (baik atau buruk) yang tertanam kuat dalam diri yang darinya

terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa perlu berpikir dan

merenung.

3. Pengertian Akhlak Menurut Ahmad bin Mushthafa adalah Akhlak ilmu yang

darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan dan keutamaan itu adalah terwujudnya

keseimbangan antara tiga kekuatan; kekuatan berpikir, kekuatan marah, dan kekuatan

syahwat.

4. Pengertian Akhlak Menurut Ibnu Maskawaih adalah Akhlak 'hal li an-nafsi

daa'iyatun lahaa ila af'aaliha min goiri fikrin walaa ruwiyatin' yakni sifat yang

tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa

memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Jadi, dari beberapa pendapat tentang akhlak diatas pada hakekatnya tidak ada

perbedaan yang mendasar mengenai pengertian tersebut. Akhlak merujuk pada

kebiasaan kehendak. Ini berarti bahwa kalau kehendak itu dibiasakan maka kebiasaan

itulah yang dinamakan akhlak. Misalnya, kalau kehendak untuk membiasakan

memberi maka ini dinamakan akhlak dermawan. Budi adalah sifat jiwa yang tidak

kelihatan, sedangkan akhlak adalah kelihatan melalui kelakuan atau muamalah.

Kelakuan adalah bukti dan gambaran adanya akhlak.


B. Akhlak Dalam Pergaulan Sehari- Sehari

1. Akhlak Pergaulan Muda Mudi

Islam telah mengatur etika pergaulan. Perilaku tersebut merupakan batasan-

batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut harus

diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para pelakunya. Perilaku yang

menjadi batasan dalam pergaulan adalah :

a. Menutup Aurat

Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurot demi

menjaga kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurot merupakan anggota tubuh

yang harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan

mahramnya terutama kepada lawan jenis agar tidak boleh kepada jenis agar tidak

membangkitkan nafsu birahi serta menimbulkan fitnah.

Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan aurat

bagi wanita yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.

Di samping aurat, Pakaian yang di kenakan tidak boleh ketat sehingga

memperhatikan lekuk anggota tubuh, dan juga tidak boleh transparan atau tipis

sehingga tembus pandang. 

Secara khusus bagi wanita Allah SWT berfirman: “…dan janganlah mereka

menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan

hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya…” (QS. 24: 31).

b. Menjauhi Perbuatan Zina

Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada

batas tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang

menjaga kesucian, pergaulan di dalam islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh

nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga jarak sehingga
tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada gilirannya akan merusak

bagi pelaku maupun bagi masyarakat umum. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman

dalam Surat Al-Isra’ ayat 32:

“Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan

yang keji. dan suatu jalan yang buruk”

2. Akhlak Pergaulan Dengan Teman Sejenis

Sesama muslim adalah bersaudara, seperti tubuh yang satu dan seperti satu bangunan

yang kokoh dan saling mendukung antar bagiannya.Pergaulan sesama muslim dibalut

dengan ukhuwah islamiyah. Ada banyak hak saudara kita atas diri kita, diantaranya

sebagaimana dalam hadits Nabi:

1) Jika diberi salam hendaknya menjawab

2) Jika ada yang bersin hendaknya kita doakan

3) Jika diundang hendaknya menghadirinya

4) Jika ada yang sakit hendaknya kita jenguk

5) Jika ada yang meninggal hendaknya kita sholatkan dan kita antar ke

pemakamannya

6) Jika dimintai nasihat hendaknya kita memberikannya.Juga:  tidak meng-

ghibah saudara kita, tidak memfitnahnya, tidak menyebarkan aibnya, berusaha

membantu dan meringankan bebannya, dan sebagainya.

Jika kamu mencintai saudaramu, ungkapkan. Hadiah juga bisa menumbuhkan

rasa cinta diantara kita. Jangan mudah mengkafirkan sesama muslim kecuali jika

ada sebab yang benar-benar jelas dan jelas.

3. Akhlak Pergaulan Dengan Orang Tua

Bersikap santun dan lemah lembut kepada ibu dan bapak, terutama jika telah

lanjut usianya. Terhadap keluarga, hendaknya kita senantiasa saling mengingatkan


untuk tetap taat kepada ajaran Islam. Sebagaimana Nabi telah melakukannya kepada

Ahlu Bait. Dan Allah berfirman: Quu anfusakum wa ahliikum naara.

4. Akhlak Pergaulan Dengan Dosen/Guru

Guru merupakan aspek besar dalam penyebaran ilmu, apalagi jika yang

disebarkan adalah ilmu agama yang mulia ini. Para pewaris nabi begitu julukan

mereka para pemegang kemulian ilmu agama. Tinggi kedudukan mereka di hadapan

Sang Pencipta.

Para pengajar agama mulai dari yang mengajarkan iqra sampai para ulama

besar, mereka semua itu ada di pesan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Beliau

bersabda,

“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan

menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama” (HR. Ahmad dan

dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami).

Besar jasa mereka para guru yang telah memberikan ilmunya kepada manusia,

yang kerap menahan amarahnya, yang selalu merasakan perihnya menahan kesabaran,

sungguh tak pantas seorang murid ini melupakan kebaikan gurunya, dan  jangan

pernah lupa menyisipkan nama mereka di lantunan doamu. Semoga Allah

memberikan rahmat dan kebaikan kepada guru guru kaum Muslimin. Semoga kita

dapat menjalankan adab adab yang mulia ini.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya kehidupan

masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling

bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak

langsung memberikan stabilitas dan kemajuan Negara. Dari uraian di atas jelaslah bagi

kita bahwa pria dan wanita memang harus menjaga batasan dalam pergaulan. Dengan

begitu akan terhindarlah hal-hal yang tidak diharapkan. Tapi nampaknya rambu-rambu

pergaulan ini belum sepenuhnya difahami oleh sebagian orang. Karena itu menjadi

tanggung jawab kita menasehati mereka dengan baik. Tentu saja ini harus kita awali dari

diri kita masing-masing. Semoga Allah senantiasa membimbing kita dan menjauhkannya

dari perbuatan tercela dan perbuatan yang tidak terpuji. Amin.

B. SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk masyarakat di Indonesia supaya menanamkan sejak
dini pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama agar terciptanya hidup rukun antar
sesama sehingga masyarakat merasa aman, nyaman dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuddin.dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta;

PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Abdullah, Yatim. Studi Akhlaq dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Amzah. 2007.

Alifah, Lia. Metode Pembentukan Perilaku prososial Pada Anak TK Roudhatul Athfal

Yogyakarta.tth. 2009.

Al-Munawar, Said Agil Husain. Aktualisasi Nilai-Nilai Al-Qur’an. Ciputat: Ciputat Press.

2005

Anwar, Khoirul. Pembinaan Akhlak Anak dalam Berinteraksi Sosial dengan Masyarakat di

Yayasan Peduli Anak Yatim Piatu Al-Barokah Semarang. tth.2011

Anda mungkin juga menyukai