Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

RUKUN IMAN KEPADA ALLAH


Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen : Sally Badriya Hisniati, S.pd, M.pd.

Disusun Oleh : Kelompok 2


Achmad Mahfud ( 312110520 )
Hamdani Nur Aprizal ( 312110553 )
Ricky Ramadhan ( 312110196 )
Yusuf Bacthiar ( 312110238 )
Zahra Syifa Annisa ( 312110458 )
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
2021
Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
hidayah, rahmat serta karuniaNya sehingga dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Agama
Islam ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabatnya, juga seluruh pengikutnya di seluruh
dunia, sejak awal kebangkitan Islam hingga hari kiamat.

Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan mahasiswa kepada Allah SWT
serta memahami dan mengamalkan agama islam sehingga menjadi seorang muslim yang
beriman dan berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,bermasyarakat,dan bernegara. Kami
juga berharap kaum muslim khususnya para mahasiswa dapat belajar tentang sifat-sifat Allah
SWT dalam al-asmaul husna maupun sifat wajib, jaiz dan mustahil serta dapat
mengamalkannya di kehidupan sehari-hari.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kami sampaikan pada Bapak Muhibbin
selaku dosen pembimbing kami,sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.Tidak lupa
kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyk kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan.Maka dari itu kami sangat mengharapkan masukan dan saran dari semua
pihak yang sifatnya membangun. Semoga Allah SWT meridhoi usaha dan niat baik kita
bersama dalam upaya mewujudkan mahasiswa yang cerdas dan beriman. Amin.

Bekasi, 28 Oktober 2021

Tim Penyusun

ii
Daftar Isi

Judul .................................................................................................................................... i

Kata Pengantar .................................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
A. Beriman Kepada Asma dan Sifat Allah .................................................................. 2
B. Muroqabtullah ( Selalu diawasi oleh Allah ) .......................................................... 9
C. Implementasi Iman Kepada Allah .......................................................................... 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 12

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Beriman kepada Allah adalah salah satu pokok terpenting yang harus dilakukan oleh
seluruh umat islam, selain beriman kepada Malaikat, kitab-Nya, Rasul-Nya, iman kepada hari
akhir, dan kepada qada’ dan qadhar. Seorang belum dikatakan beriman kepada Tuhanya
apabila ia belum dapat meyakini dalam hatinya, bahwa Tuhan Allah adalah dzat yang Maha
Esa dengan segala keagungan dan sifat-sifatntnya. Adapun beriman kepada sifat Allah
termasuk juga dalam klasifikasi iman kepada Allah.

Maka dari itu, sebagai umat muslim kita wajib meyakini bahwa Allah mempunyai sifat
yang melekat pada-Nya, yang patut kita percayai dan kita imani. Maka dari itu, pada makalah
ini kami akan membahas mengenai iman kepada Allah, tidak hanya membahas tentang iman
kepada Allah saja , melainkan juga membahas tentang cara mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari – hari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud Beriman Kepada Allah SWT ?


2. Bagiaman sifat-sifat Allah SWT ?
3. Bagaimana fugsi iman kepada Allah SWT ?
4. Bagaimana implementasi Iman kepada Allah SWT ?
5. Apa hikmah yang terkandung dalam beriman kepada Allah SWT ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui apa itu beriman kepada Allah .
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengaplikasiakan iman kepada Allah dalam
kehidupan sehari- hari.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Beriman kepada Asma dan Sifat Allah

Pengertiannya yakni memahami Asma dan sifat Allah, menghapalnya, mengakuinya,


menyembah kepada Allah dengannya, dan mengamalkan tuntutannya dan keagungan Allah
mengisi hati semua hamba dengan rasa takut dan pengagungan terhadap-Nya.

Mengenal sifat kemuliaan, kemampuan, kekuasaan mengisi hati dengan sifat hina,
tunduk, dan merendahkan diri di hadapan Rabb-nya. Mengenal sifat-sifat kasih sayang,
kebaikan, kemurahan, dan pemberi mengisi hati dangan rasa ingin dan berharap pada karunia,
kebaikan, dan kemurahan Allah. Gabungan semua sifat ini mengharuskan bagi sifat mahabbah
(cinta), rindu, tenang, tawakkal, dan mendekatkan diri kepada Allah saja, tidak ada sekutu bagi-
Nya.

Kita menetapkan bagi Allah asma` dan sifat yang ditetapkan-Nya untuk diri-Nya atau
yang ditetapkan oleh Rasulullah bagi-Nya. Kita beriman kepada asma dan sifat-Nya serta
makna dan pengaruh yang terdapat asma dan sifat tersebut . Kita beriman bahwa Allah (Maha
Pengasih) dan pengertiannya adalah bahwa Dia mempunyai sifat kasih sayang. Dan di antara
pengaruh dari nama ini: bahwa Dia memberikan kasih sayang kepada orang yang dikehendaki-
Nya. Dan, seperti inilah penjelasan pada nama-nama yang lain. Kita menetapkan hal itu
berdasarkan atas sifat dan asma` yang pantas bagi kebesaran Allah tanpa ada tahrif (mengubah
lafazh dan membelokkan makna sebenarnya), ta'thil (pengingkaran seluruh atau sebagian
asma` dan sifat Allah), takyif (menanyakan bagaimana Allah), dan tamtsil (menyerupakan
Allah dengan makhluk-nya).

Asma` Allah Yang Maha Indah Asma` Allah mengindikasikan atas sifat-sifat
kesempurnaan-Nya. Asma’ diambil dari sifat. Maka, ia adalah asma` dan sifat, karena sebab
itulah ia menjadi indah. Mengetahui Allah, asma dan sifat-Nya merupakan ilmu yang paling
mulia, paling agung dan paling wajib. Di antara asma` Allah adalah Allah: yaitu yang
dituhankan, yang disembah, dicintai, diagungkan oleh semua makhluk, tunduk bagi-Nya dan
kembali kepada-Nya dalam segala kebutuhan.

2
1. ASMA’UL HUSNA
• Pengertian Asma’ul Husna

Menurut bahasa, Asma berarti Nama, sedangkan Asma’ul adalah bentuk jamaknya yang
artinya Nama-Nama, dan Huzna berarti baik. Sehingga, “Asma’ul huzna” artinya “Nama-
Nama yang baik”. Sedangkan menurut istilah, “Asma’ul Huzna” ialah nama-nama baik yang
hanya dimiliki oleh Allah SWT (sifat wajib Allah), sebagai bukti akan keagungan-Nya. Sesuai
Firman Allah dalam Al-Quran, surat Al-Isra’ : 110.

ASMAUL HUSNA (99) :

1) Ar-Rahman ar-Rahim: Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang: yang rahmat-
Nya lebih melebihi luas segala sesuatu.
2) Al-Malik: Dia Yang Maha Merajai: yang merajai semua makhluk.
3) Al-Maalik: Dia Yang Maha Memiliki: yang memiliki semua kerajaan, raja-raja dan
hamba.
4) Al-maliik: Pemilik Kerajaan: yang terlaksana perintah-Nya di dalam kerajaan-Nya.
Di tangan-Nya kerajaan. Dia memberikan kerajaan kepada orang yang dikehendaki-
Nya dan mengambil kerajaan dari orang yang Dia kehendaki.
5) Al-Quddus (Yang Maha Suci): yang maha suci dari kekurangan dan cela, yang
diberikan sifat dengan sifat kesempurnaan.
6) As-Salaam (Yang Memberi Keselamatan, Yang Melimpahkan kesejahteraan, Yang
Terhindar dari segala kekurangan): yang terhindar dari segala cela, penyakit, dan
kekurangan.
7) Al-Mukmin (Yang Memberi Keamanan): yang makhluk-Nya aman dari perbuatan
zhalim-Nya. Dia menciptakan keamanan dan memberikan keamanan kepada hamba-
Nya yang dikehendaki-Nya
8) Al-Muhaimin (Yang Maha Memelihara): Yang menyaksikan atas makhluk-Nya
dengan apa saja yang bersumber dari mereka, tiada suatu pun yang tidak nampak dari-
Nya
9) Al-'Aziz (Yang Maha Perkasa)": Yang milik-Nya semua keperkasaan.
10) Al-Jabbar (Yang Maha Kuasa memaksakan semua kehendak-Nya kepada semua
makhluk-Nya):
11) Al-Mutakabbir (Yang Mempunyai segala kebesaran dan keunggulanyaa)
12) Al-Kabir (Yang Maha Besar)

3
13) Al-Khaliq (Yang Maha Pencipta)
14) Al-Khallaaq: Yang telah menciptakan dan terus menciptakan segala sesuatu dengan
kekuasaan-Nya
15) Al-Bari` (Yang Mengadakan)
16) Al-Mushawwir (Yang Membentuk rupa)
17) Al-Wahhab (Yang Maha Pemberi)
18) Ar-Razzaq (Yang Maha Pemberi Rizqi)
19) Ar-Raziiq (Yang Memberi Rizqi)
20) Al-Ghafur al-Ghaffar (Yang Maha pengampun)
21) Al-Ghafir : Yang menutupi dosa hamba-Nya
22) Al-Qaahir (Yang mempunyai kekuasaan tertinggi):
23) Al-Qahhar (Yang Maha Mengalahkan)
24) Al-Fattah (Yang Maha Pemberi Keputusan)
25) Al-'Aliim (Yang Maha Mengetahui)
26) Al-Majiid (Yang Maha Mulia/Yang Maha Terpuji)
27) Ar-Rabb: Yang Maha Memiliki lagi Mengatur (semua makhluk),
28) Al-'Azhim (Yang Maha Agung)
29) Al-Waasi' (Yang Maha Luas karunia-Nya)
30) Al-Karim (Yang Maha Pemurah/Mulia)
31) Al-Akram (Yang Paling Pemurah)
32) Al-Waduud (Yang Maha Pengasih)
33) Al-Muqit (Yang berkuasa memberi rizqi kepada setiap makhluk, )
34) As-Syakuur (Yang Maha mensyukuri)
35) Asy-Syakir (Yang Mensyukuri amal kebaikan hamba-Nya)
36) Al-Lathiif (Yang Maha Halus, Yang Maha lembut terhadap hambanya)
37) Al-Halim (Yang Maha penyantun )
38) Al-Khabiir (Yang Maha Mengenal, Yang Maha Mengetahui)
39) Al-Hafiizh (Yang Maha Pemelihara)
40) Al-Haafizh: Yang memelihara amal perbuatan hamba dan menjaga)
41) Ar-Raqiib (Yang Maha Mengawasi)
42) As-Samii' (Yang Maha Mendengar)
43) Al-Bashir (Yang Maha Melihat)
44) Al-'Ali, al-A'la, al-Muta'aal (Yang Maha Tinggi, Yang Paling tinggi)
45) Al-Hakim (Yang Maha Bijaksana)
4
46) Al-Hakam al-Hakim: Yang diserahkan hukum kepada-Nya
47) Al-Qayyum (Yang Tegak dan terus menerus mengurus makhluknya)
48) Al-Wahid, al-Ahad (Yang Satu, Yang Tunggal)
49) Al-Hayy (Yang Maha Hidup)
50) Al-Haasib, al-Hasiib (Yang memberi kecukupan dengan kadar yangtepat)
51) Asy-Syahid (Yang Maha Menyaksikan)
52) Al-Qawii, al-Matiin (Yang Maha Kuat, Yang Maha Kokoh)
53) Al-Walii (Yang Melindungi)
54) Al-Maula: Yang mencintai, menolong, membantu hamba-hambanya)
55) Al-Hamid (Yang Maha Terpuji)
56) Al-Shamad(yangf maha sempurna )
57) Al-Qadiir, al-Qaadir, al-Muqtadir (Yang Maha Kuasa, Yang Maha berkuasa)
58) Al-Wakiil (Pemelihara, Pelindung )
59) Al-Kafiil: Yang memelihara segala sesuatu
60) Al-Ghanii (Yang Maha Kaya )
61) Al-Haqq, al-Mubiin (Yang Benar)
62) Al-Mubiin (Yang menjelaskan segala sesuatu menurut hakikat sebenarnya)
63) An-Nuur (Pemberi Cahaya)
64) Dzul Jalali wal Ikraam (Yang memiliki kebesaran dan karunia)
65) Al-Barr (Yang Melimpahkan kebaikan)
66) At-Tawwab (Yang Maha Penerima taubat)
67) Al-'Afuww (Yang Maha Pemaaf)
68) Ar-Rau`uf: Yang memiliki belas kasih. Ar-Ra`fah: kasih saying
69) Al-Awwaal: Yang telah ada sebelum segala sesuatu
70) Al-Akhir: Yang tidak ada sesuatu sesudah-Nya
71) Azh-Zhahir: Yang tidak ada sesuatu pun di atas-Nya
72) Al-Warits: Yang tetap ada setelah punahnya semua makhluk-Nya.
73) Al-Muhith (Yang meliputi terhadap segala sesuatu)
74) Al-Qariib (Yang Maha Dekat)
75) Al-Hadi (Yang Maha Pemberi petunjuk)
76) Al-Badii' (Yang Maha Pencipta )
77) Al-Faathir: Yang menciptakan semua makhluk
78) Al-Kaafi (Yang Melindungi hamba-hamba-Nya)
79) Al-Ghalib: Yang mengalahkan selamanya.
5
80) An-Naashir, an-Nashir: Yang menolong para rasul dan parapengikut)
81) Al-Musta'aan (Yang diminta pertolongan)
82) Dzul Ma'arij: Yang naik kepada-Nya para malaikat dan ar-Ruh
83) Dzuth-Thaul: Yang menguraikan karunia, nikmat, dan pemberian
84) Dzul Fadhl: Yang memiliki segala sesuatu, memberi karunia kepada hamba-hamba-
Nya dengan berbagai macam ni'mat
85) Ar-Rafiiq (Yang Maha Lembuh, Maha Halus)
86) Al-Jamiil (Yang Maha Indah)
87) Ath-Thayyib: Yang Maha Suci dari kekurangan dan cacat
88) Asy-Syafi (Yang Menyembuhkan)
89) As-Subbuh: Yang Maha Suci dari cacat dan kekurangan
90) Al-Witr (Yang Maha Esa, Tunggal, Ganjil):
91) Ad-Dayyan (Yang Maha Kuasa)
92) Al-Muqaddim, al-Mu`akhkhir (Yang Mendahulukan, Yangmengakhirkan)
93) Al-Hannan: Yang Maha Penyayang terhadap hamba-Nya
94) Al-Mannan (Yang Maha Pemberi, Yang Maha Pemurah)
95) Al-Qaabidh (Yang Menyempitkan rizqi)
96) Al-Baasith (Yang Melapangkan rizqi)
97) Al-Hayii, as-Sittiir: Yang menyukai orang yang pemalu
98) As-Sayyid: Yang sempurna dalam kepemimpinan, keagungan,
99) Al-Muhsin: Yang meliputi semua makhluk dengan kebaikan dan karunianya.

2. Sifat-Sifat wajib, musthil dan jaiz bagi Allah


A. Sifat-sifat wajib bagi Allah
a. Pengertian Sifat Wajib Bagi Allah

Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada Zat Allah sebagai kesempurnaan
bagi_Nya. Allah adalah Khaliq, Zat yang memiliki sifat yang tidak mungkin sama dengan sifat-
sifat yang dimiliki makhlukNya. Zat Allah tidak bisa dibayangkan sebagaimana bentuk, rupa
dan ciri-ciriNya. Begitu juga sifat-sifatNya, tidak bisa disamakan dengan sifat-sifat makhluk.

Sifat-sifat wajib bagi Allah itu diyakini melalui akal (wajib aqli) dan berdasarkan dalil naqli
(Al-Qur’an dan Hadits).

6
b. Pembagian Sifat-sifat Wajib bagi Allah

Menurut para ulama ilmu kalam sifat-sifat wajib bagi Allah terdiri atas 20 sifat. Dari 20
sifat itu kelompokkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut:

• Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Zat Allah. Sifat nafsiyah ini ada
satu, yaitu
1) Wujud.
• Sifat Salbiyah, yaitu sifat yang meniadakan adanya sifat sebaliknya, yakni sifat-sifat
yang tidak sesuai, tidak layak dengan kesempurnaan Zat_Nya.
Sifat Salbiyah ini ada lima, yaitu:
1) Qidam
2) Baqa’
3) Mukhalafatuhu lil-hawadis
4) Qiyamuhu bi nafsihi
5) Wahdaniyyah
• Sifat Ma’ani, yaitu sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Yang termasuk sifat
ma’ani ada tujuh yaitu:
1) Qudrah
2) Iradat
3) Ilmu
4) Hayat
5) Sama
6) Basar
7) Kalam
• Sifat Ma’nawiyah, adalah kelaziman dari sifat ma’ani. Sifat Ma’nawiyah tidak dapat
berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat ma’ani tentu ada sifat ma’nawiyah. Jumlah sifat
Ma’nawiyah sama dengan jumlah sifat ma’ani, yaitu:
1) Qadiran
2) Muridan
3) ‘Aliman
4) Hayyan
5) Sami’an
6) Basiran
7) Mutakalliman

7
B. Sifat-sifat mustahil bagi Allah
a. Pengertian Sifat Mustahil Bagi Allah

Sifat mustahil bagi Allah SWT berarti sifat-sifat yang secara akal tidak mungkin dimiliki
Allah SWT. Sifat-sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat-sifat wajib bagi Allah SWT.
Sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT jumlahnya sama dengan sifat-sifat wajib bagi Allah yaitu
sebanyak 20.

b. Pembagian Sifat-sifat Mustahil Bagi Allah

Sifat-sifat Mustahil ini merupakan kebalikan dari sifat-sifat wajib bagi Allah, karena itu
jumlahnya sama, yaitu sebanyak 20 sifat. Adapun sifat-sifat mustahil tersebut adalah sebagai
berikut:

• Sifat Mustahil dari sifat nafsiyah ada satu, yaitu


1) ‘Adam.
• Sifat Mustahil dari sifat Salbiyah ada lima, yaitu:
1) Hudus
2) Fana’
3) Mumatsalatuhu lil-hawadits.
4) Ihtiyajuhu li gairih
5) Ta’addud
• Sifat mustahil dari sifat ma’ani ada tujuh, yaitu:
1) ‘Ajz
2) Karahah
3) Jahl
4) Maut
5) Samam
6) ‘Umy
7) Bukm
• Sifat mustahil dari sifat ma’nawiyah ada tujuh, yaitu:
1) ‘Ajizan
2) Mukraham
3) Jahilan
4) Mayyitan
5) Asamm

8
6) A’ma
7) Abkam

C. Sifat-sifat jaiz bagi Allah


a. Pengertian Sifat Ja’iz Bagi Allah

Kata “Jaiz” menurut bahasa berarti “boleh”. Yang dimaksud dengan sifat jaiz bagi Allah
ialah sifat yang boleh ada dan boleh pula tidak ada pada Allah.

Sifat jaiz ini tidak menuntut pasti ada atau pasti tidak ada. Allah bebas dengan
kehendak_Nya sendiri tanpa ada yang menghendaki. Allah boleh saja tidak menciptakan alam
ini, jika dia tidak menghendaki alam ini.

b. Pembagian Sifat Ja’iz Bagi Allah

Berbeda dengan sifat Wajib dan sifat Mustahil, sifat Jaiz bagi Allah hanya satu, yaitu:

‫ﻞﻌﻓ ﺃﻦﻜﻣﻤﻞﻛ ﻪﻛﺮﺗﻭ‬

Artinya:

“Memperbuat segala sesuatu yang mungkin terjadi atau tidak memperbuat_Nya.”

Yang dimaksud dengan sesuatu yang mungkin terjadi adalah sesuatu yang boleh terjadi
dan boleh juga tidak terjadi. Allah bebas menciptakan dan berbuat sesuatu yang Dia kehendaki.

B. Selalu diawasi oleh Allah

Bila kita tidak bisa menerapkan keyakinan bahwa Allah sedang melihat kita, maka kita
akan menjadi hamba yang lupa akan pengawasan Allah, karena kita mengira bahwa Allah tidak
mengetahui apa yang kita kerjakan.Seperti saat kita sedang berbohong atau berdusta, itu kita
lakuakan karena kita tidak memiliki keyakinan bahwa Allah sedang melihat apa yang kita
lakukan, dan pada umumnya, orang yang telah melakuakan kebohongan maka ada
kecenderungan untuk melakukannya lagi, lagi, dan lagi.

Mungkin bagi yang melakukan kebohongan atau dusta, baik itu yang kecil atau besar,
lupa bahwa Allah sedang mengawasi kita, seperti yang tertulis dalam firman-Nya.

9
َ ‫ظنَ ْنت ُ ْم ﺃَن‬
َ‫للا َل َي ْﻌلَ ُم َﻛثِي ًْﺮا ﻣِ م ﺗَ ْﻌ َﻤلُ ْون‬ َ ‫س ْﻤﻌُ ُﻜ ْم َﻭ َل ُجلُودُ ُﻛ ْم َﻭلَﻜ ِْﻦ‬ َ َ‫َﻭ َﻣا ُﻛ ْنت ُ ْم ﺗ َ ْستَت ُِﺮ ْﻭنَ ﺃ َ ْن َي ْش َهد‬
َ ‫علَ ْي ُﻜ ْم‬

“Dan kamu tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, pengelihatan dan kulitmu
terhadapmu, bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang
kamu kerjakan.” (QS. Fushshilat : 22)

Allah menciptakan telinga, mata, dan kulit bertujuan agar menjadi saksi atas apa saja
yang kita kerjakan selama di dunia, seperti dalam Al-Qur’an yang berbunyi.

َ‫ارهُ ْم َﻭ ُجلُ ْودُهُ ْم ِب َﻤا ﻛَانُ ْوا َي ْﻌ َﻤلُ ْون‬


ُ ‫ص‬ َ ‫علَ ْي ِه ْم‬
َ ‫س ْﻤﻌُ ُه ْم َﻭاَ ْب‬ َ ‫َحتى اِذَا َﻣا َجا ُء ْﻭهَا‬
َ َ‫ش ِهد‬

“Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, pengelihatan, dan kulit mereka
menjadi saksi terhadap apa yang telah mereka lakukan.” (QS. Fushshilat : 20)

Jadi, bila ada dari kita yang kadang masih suka berbohong atau berdusta, baik dalam hal
kecil maupun besar, baiknya segeralah bertaubat, dan mulai mengamalkan bahwa segala
tingkah laku kita diawasi oleh Allah, sehingga segala yang kita kerjakan haruslah berisi dengan
kebaikan bukan dengan keburukan yang dapat membuat kita mendapatkan dosa.

C. Implementasi Iman Kepada Allah SWT

Ada banyak implementasi iman kepada Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-
hari, seperti :

1. Takwa kepada Allah SWT


a) Mendirikan Sholat.
b) Menafkahkan sebagian rezeki.
c) Beriman Kepada Kitab Allah.
d) Menafkahkan sebagian hartanya baik disaat waktu lapang ataupun sempit.
e) Selalu berbuat kebajikan.
f) Mampu menahan amarah.
g) Mampu memaafkan kesalahan orang lain.
h) Melaksanakan perintah Allah dari segi ibadah.
i) Berhenti dari perbuatan keji dan tidak mengulanginya lagi.
j) Mempercayai dengan benar rukun iman.
2. Berbuat baik kepada orang tua.
a) Berbakti kepada ke dua orang tua ketika masih hidup.

10
b) Mematuhi semua perintahnya, selama tidak bertentangan dengan ajaran agama.
c) Tidak menyakiti hatinya dan tidak membentak.
d) Berbakti kepada ke dua orang tua ketika sudah meninggal.
e) Menshalatkan dan mendoakan.
f) Memohon ampun kepada Allah atas dosa dan kesalahannya.
g) Melanjutkan silaturrahmi yang telah terbiasa dilakukannya.
3. Berbuat baik kepada sesama manusia.
a) Tolong menolong dalam hal baik dan taqwa, dan tidak tolong menolong dalam dosa
dan permusuhan.
b) Mendamaikan mereka yang berselisih.
c) Tidak saling mengolok-ngolok atau menghina.

11
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Iman adalah pengakuan yang di (ucapkan) dalam hati dan lisan serta bersedia melakukan
yang dibenarkannya melalui amal hati. Sebagaimana kita ketahui dalam agama Islam memiliki
Rukun Iman yakni beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari
kiamat, dan beriman kepada qadla’ dan qadar (ketentuan).

Seorang muslim yang beriman kepada Allah adalah yang membenarkan adanya Tuhan
Yang Maha Agung Tuhan Maha Pencipta langit dan bumi. Dia mengetahui alam gaib dan alam
nyata, Maha Pengatur, raja segala sesuatu. Tiada Tuhan melainkan Dia. Dialah Yang Maha
Agung, Yang memiliki sifat-sifat maha sempurna. Untuk pertama kalinya kita mendapat
petunjuk dari petunjuk-Nya. Iman kepada Allah adalah salah asas dan inti kaidah Islamiyah

12
DAFTAR PUSTAKA

http://pennamahasiswa.blogspot.com/2018/02/makalah-iman-kepada-allah-swt.html
diakses ( 10: 15 Kamis, 28 Oktober 2021)
http://sitiumaiyahh.blogspot.com/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
diakses ( 10: 30 Kamis, 28 Oktober 2021)
https://123dok.com/document/qvr84nry-implementasi-iman-kepada-allah-dan-yang.html
diakses ( 10: 45 Kamis, 28 Oktober 2021)

13

Anda mungkin juga menyukai