Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ASMAUL HUSNA

Disusun oleh :
1. Fardelia Safira 17013010042
2. Nahda Nabilah 17013010048
3. Novita Darmayanti 17013010071
4. Riska Suci Efendi 17013010074

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, makalah mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang berjudul "Asmaul Husnah" ini dapat
diselesaikan tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengantar Bisnis dan semua pihak yang telah
memberikan bantuan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta
banyak kekurangan. Untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah kami di lain waktu.

Demikian tugas ini kami susun semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan banyak
informasi, pengetahuan dan wawasan yang lebih luas kepada kita semua. Terima kasih.

Surabaya, 26 September 2017

Penyusun

2
PENGERTIAN ASMAUL HUSNA
Asma’ul Husna terdiri atas dua kata, yaitu asma yang berarti nama - nama, dan Husna yang berarti
baik atau indah. Jadi, Asmaul Husna dapat diartikan sebagai nama - nama yang baik lagi indah yang
hanya dimiliki oleh Allah Swt. Sebagai bukti keagungan-Nya. Kata Asmaul Husna diambil dari ayat
al-Qur’ān Q.S. Taha/20:8 yang artinya, “Allah Swt. tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dia memiliki
Asmaul Husna (nama-nama baik)“.

DALIL TENTANG ASMAUL HUSNA


Firman Allah Swt. dalam Q.S. al-A’rāf/7:180

Artinya: “Dan Allah Swt. memiliki asmā’ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
(menyebut) nama-nama-Nya yang baik itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dalam
(menyebut) namanama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka
kerjakan.” (Q.S. al A’rāf/7:180)

Hadist Rosululloh yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori

Artinya: “Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah Swt.
mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa yang
menghafalkannya, maka ia akan masuk surga”. (H.R. Bukhari)

Berdasarkan hadis di atas, menghafalkan Asmaul Husna akan mengantarkan orang yang
melakukannya masuk ke dalam surga Allah Swt. Apakah hanya dengan menghafalkannya saja
seseorang akan dengan mudah masuk ke dalam surga? Jawabnya, tentu saja tidak, bahwa
menghafalkan Asmaul Husna harus juga diiringi dengan menjaganya, baik menjaga hafalannya
dengan terus-menerus menżikirkannya, maupun menjaganya dengan menghindari perilaku-
perilaku yang bertentangan dengan sifat-sifat Allah Swt. dalam Asmaul Husna tersebut.

3
ASMAUL HUSNA BESERTA ARTI DAN PENJELASANNYA
1. Ar Rahman ‫ الرحمن‬Allah yang maha pengasih
Ar-Rahman adalah Zat yang mempunyai sifat kasih sayang kepada hamba-hamba Nya. Dengan sifat
tersebut Allah menciptakan hamba-hamba-Nya, memberikan rezeki dan petunjuk kepada mereka,
memberi rahmat dan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, juga memberikan rasa aman bagi
mereka. Semua bentuk kasih sayang Allah adalah untuk menguji di antara mereka yang paling baik
amalnya. Kasih sayang Allah di dunia tercurah untuk seluruh manusia, baik orang-orang mukmin
maupun orang-orang kafir.

2. Ar Rahiim ‫ الرحيم‬Allah yang maha penyayang


sifat Ar Rahman (Maha Pengasih) meliputi seluruh makhluk Allah baik yang beriman mau pun yang
kafir. Allah memberikan alam semesta ini seperti air, udara, bumi dan sebagainya ke semua
makhluknya tanpa pandang bulu.Ada pun sifat Ar Rahiim (Maha Penyayang) itu adalah khusus bagi
hamba-hamba Allah yang beriman. Hamba Allah yang saleh:Nama Allah, Ar Rahiimu berarti Allah
Memberikan Rahmat Yang Besar. Rahmat yang tak dapat dinilai dengan seluruh harta dan kekayaan,
Rahmat yang kekal dan abadi. Rahmat yang agung berupakan keimanan atau agama yang benar, ilmu
yang benar berupakan jalan lurus hidup, perasaan bahagia yang sumbernya iman, perasaan cinta
terhadap Allah, Rasul-rasul dan ajaran-ajaran-Nya, akhirnya rahmat terbesar yang menjadi induk
segala rahmat adalah Syura Jannatun Na'iim, dan lain-lain Rahmat besar yang abadi dalam
kehidupan akirat.

3. Al Malik ‫ الملك‬Allah yang maha merajai (raja dari semua raja)


Allah yang memiliki kekuasaan penuh, kekuasaan mutlak, tidak ada kekuasaan apapun yang
menghalangi kekuasaan-Nya. Untuk menjadi yang berkuasa Allah tidak membutuhkan bantuan siapa
pun, tidak membutuhkan sekutu dari mana pun. Asmaul Husna, Al Maliku maknanya Yang Memiliki
segala-galanya. Bukan cuman mempunyai sebagai seorang manusia mempunyai radio umpamanya,
dimana sebuah radio dimilikinya bersama dengan langkah membelinya. Tetapi Allah, Al Malik
mempunyai bersama dengan pengertian milik 100% bukan sebab dibeli atau beroleh hadiah, namun
diciptakan-Nya, dikehendalikan-Nya, diatur-Nyra segala yang ada pada alama semesta ini.

4. Al Quddus ‫ القدوس‬Allah yang maha suci


Kata dasar dari Al Quddus adalah Qaddasa yang artinya mensucikan dan Menjauhkan dari kejahatan,
bisa pula diartikan membesarkan dan mengagungkan. Kesucian-Nya Allah ta'ala sangat bersih dari
perasaan keji, jahat, negatif dan yang lainnya. Bentuk pengamalan akan asma Allah adalah dengan
mengucapkan Subhanallaah atau Taqaddasallah atau Ta'alallah.
Kesucian-Nya bersifat mutlak Maha Suci dari Segala Kekurangan, Kata Quddus memiliki akar kata
yang sama dengan kata qadasa yang berarti "suci". Asma Al-Quddus bermakna "mutlak tidak
memiliki kekurangan, ketidaksempurnaan, kekurangan, maupun kelemahan". Seluruh
kesempurnaan dan kemutlakan yang mungkin ada. Dia melebihinya dan Dialah puncaknya.

5. As Salam ‫ السالم‬Allah yang maha memberi kesejahteraan


Imam asy-Syaukâni rahimahullah berkata: “As-Salâm, maksudnya, yang selamat dari semua
kekurangan dan aib” Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “As-Salâm adalah salah satu nama
Allah yang bermakna selamat. Oleh karenanya, Allah lebih berhak untuk menyandangnya daripada
selain-Nya, karena Dia (Allah) selamat dari setiap cacat, aib, kekurangan maupun celaan. Dia
memiliki kesempurnaan yang mutlak dari segala segi. Kesempurnaan-Nya merupakan keharusan
dari Dzat-Nya. Tidaklah Dia Subhanahu wa Ta’ala kecuali Maha Sempurna. As-Salam adalah sumber
kesejahteraan hidup, Allah telah menebarkan benih-benih kesejahteraan, Allah telah memberikan
jalan keselamatan, Allah telah memberikan naluri untuk menepuh jalan keselamatan.

4
6. Al Mu’min ‫ المؤمن‬Allah yang maha memberi keamanan
Al-Mu’min secara bahasa berasal dari kata amina yang berarti pembenaran, ketenangan hati, dan
aman. Allah Swt. al-Mu’min artinya Dia Maha Pemberi rasa aman kepada semua makhluk-Nya,
terutama kepada manusia. Dengan begitu, hati manusia menjadi tenang. Kehidupan ini penuh
dengan berbagai permasalahan, tantangan, dan cobaan. Jika bukan karena Allah Swt. yang
memberikan rasa aman dalam hati, niscaya kita akan senantiasa gelisah, takut, dan cemas.

7. Al Muhaimin ‫ المهيمن‬Allah yang maha mengatur


Nama Allah, Al Muhaiminu bermakna Yang Mengamat-amati segala makhluk-Nya dengan
pengamatan yang sangat teliti sekali. Al Muhaimin bermakna pula Yang Memelihara akan makhluk-
Nya dengan pemeliharaan yang teliiti sekali. Tanpa pemeliharaan Allah, mustahil alam ini dapat
berdiri lama.

8. Al ‘Aziiz ‫ العزيز‬Allah yang maha perkasa


Kata aziz berasal dari ‘azza ya’uzzu yang berarti mengalahkan. Namun juga dapat berasal dari kata
‘azza ya’izzu yang bermakna tidak ada duanya, sangat susah diraih, atau dapat juga berasal dari ‘azza
ya’azzu yang berarti menguatkan sehingga tidak terbendung. Kata Al Aziz sendiri sering diberi
makna yang Maha Perkasa atau yang Maha Mulia. Sedang kata izzat sering dimaknai kemuliaan,
keperkasaan atau kekuatan.
Karena keperkasaan atau kemuliaan itu milik Allah semuanya maka bagi siapa saja yang
menghendaki keperkasaan atau kemuliaan tidak ada jalan lain kecuali memohonnya kepada Allah.
Dia harus meyandarkan segala upaya untuk mencapai keperkasaan atau kemuliaan tersebut kepada
Allah. Menempuh jalan dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan Allah untuk memperoleh
kemuliaan tersebut. Maka hanya dengan berbuat taat kepada Allah kita bisa mendapatkan kemuliaan
tersebut

9. Al Jabbar ‫ الجبار‬Allah yang maha agung


ْ Makna Al Jabbar sebagaimana diriwayatkan
Salah satu Al-Asma`ul Husna adalah Al-Jabbar (ُ‫)ال َجبَّار‬.
dari tafsir Ibnu ‘Abbas c. Beliau mengatakan bahwa makna Al-Jabbar adalah Yang Maha Agung, dan
sifat Jabarut artinya sifat keagungan. Demikian dinukilkan oleh Al-Qurthubi t dalam tafsirnya Dia-lah
Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha
Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha
Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS Al
Hasyr 59: 23)

10. Al Mutakabbir ‫ المتكبر‬Allah yang maha megah


Nama Allah, Al Mutakabbiru bermakna Allah yang mempunyai segala kekuasaan, kebesaran dan
kesombongan. Hanya Allah saja yang berhak untuk bersombong diri. Sebab itu Allah amat murka
terhadap manusia yang sombong sebab hanya Allah saja yang pantas bersombong diri. Sebab tak
pantas ada manusia yang sombong karena hartanya banyak, karena pangkatnya tinggi, karena
kekuasaan besar.

11. Al Khaliq ‫ الخالق‬Allah yang maha pencipta


al-Khaliq secara bahasa berasal dari kata "khalq" atau "khalaqa" yang berarti mengukur atau
memperhalus. Kemudian, makna ini berkembang dengan arti menciptakan tanpa contoh
sebelumnya. Kata khalaqa dalam berbagai bentuknya memberikan penekanan tentang kehebatan
dan kebesaran Allah dalam ciptaan-Nya. (Q.S. Ar-Rum: 20-25). Allah al-Khaliq, artinya Allah pencipta
semua makhluk dan segala sesuatu. Malaikat, jin, manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, matahari,
bulan, bintang, dan segala yang ada di alam ini diciptakan oleh Allah. Allah menciptakan setiap
makhluk secara sempurna dan dalam bentuk yang sebaik-baiknya dengan ukuran yang paling tepat.

5
al-Qur'an menegaskan, "Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai
penciptaan manusia dari tanah." (Q.S. As-Sajdah : 7)

12. Al Baari’ ‫البارئ‬ Allah yang maha Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk,
Menyeimbangkan)
Al-Baqi berasal dari akar kata dalam bahasa Arab yaitu ba’ qa’ ya’ yang berarti berkesinambungan
atau tanpa akhir. Berbeda dengan makhluk-Nya yang berawal dari sebuah penciptaan dan berakhir
ketika mengalami kematian. Allah adalah Mahakekal dengan abadi dan azali. Abadi merupakan masa
mendatang yang tidak ada akhirnya. Dan azali merupakan masa lalu yang tidak berakhir pada suatu
saat yang pertama.

13. Al Mushawwir ‫ المصور‬Allah yang maha membentuk rupa (makhluknya)


Nama Allah, Al Mushawwiru bermakna Yang menciptakan segala bentuk atau rupa. Yang
menentukan bentuk langit dan bumi, bentuk manusia, bentuk binatang dan lain-lainnya. Semua
bentuk yang diciptakan Allah itu indah, sehingga kita tak bosan memandangnya. Lain sekali dengan
bentuk-bentuk yang dibikin oleh manusia yang umumnya hanya meniru bentuk dan warna yang
sudah ada, sebab itulah pada mulanya menarik, tetapi lama-lama membosankan.

14. Al Ghaffaar ‫ الغفار‬Allah yang maha pengampun


Al-Ghaffar berasal dari fi’il madhi “ghafara”, yang berarti menutupi. Sebagian ulama yang lain
berpendapat bahwa kata itu terambil dari kata “alghafaru” yang berarti sejenis tumbuhan yang
digunakan untuk mengobati luka. Jika kita mengambil makna yang pertama, maka Al-Ghaffar berarti
Allah menutupi dosa hamba-hamba-Nya karena kemurahan dan keluasan ampunan-Nya. Adapun jika
kita memaknai dengan kata yang kedua, berarti Allah menganugerahkan sifat penyesalan kepada
hamba-hamba-Nya sehingga bisa menjadi obat penawar sekaligus penghapusan dosa.

15. Al Qahhaar ‫ القهار‬Allah yang maha pemaksa


al – Qahhar adalah bentuk mubalaghah dari kata al-Qahir, bentuk kata yang memberi arti yang lebih
dalam pada sifat tersebut. As-Sa’di t menjelaskan, “Al-mQahhar, Yang Maha Menundukkan seluruh
alam semesta baik yang atas maupun yang bawah, yang menundukkan segala sesuatu, yang tunduk
kepada- Nya seluruh makhluk. Hal itu karena keperkasaan-Nya dan kesempurnaan kemampuan-Nya.
Tidaklah sesuatu terjadi, dan tidaklah msesuatu tergerak selain dengan seizin- Nya. Apa yang Dia
kehendaki pasti terjadi dan yang tidak Dia kehendaki maka tidak terjadi. Semua makhluk
membutuhkan-Nya. Semuanya lemah, tidak memiliki kekuasaan untuk memberi dirinya manfaat
ataupun mudharat, kebaikan ataupun kejelekan.

16. Al Wahhaab ‫ الوهاب‬Allah yang maha pemberi karunia


Makna lafazh 'Al Wahhab' menekankan bahwa pada hakikatnya tidak mungkin tergambar dalam
benak, mengenai adanya yang memberi, siapapun yang membutuhkannya tanpa mengharapkan
imbalan atau tujuan duniawi atau ukhrawi, kecuali Allah SWT. Karena siapa yang memberi disertai
dengan tujuan duniawi atau ukhrawi, baik tujuan itu berupa pujian, meraih persahabatan,
menghindari celaan atau mendapatkan kehormatan, dia bukanlah 'Wahhab'. Makhluk tidak mungkin
memberi secara berkesinambungan sedang Allah dapat memberi secara berkesinambungan dan
tanpa batas.

17. Ar Razzaaq ‫ الرزاق‬Yang Maha Pemberi Rezeki


Ar Rozaq adalah sifat Allah yang baik dan memiliki arti Maha Pemberi Rizki. Rizki yang diberikan
oleh Allah tak terbatas. Harta, tahta, kesehatan, kepandaian, pengetahuan dan masih banyak lagi.
Meski demikian, Allah tak pernah membedakan siapa yang akan menerima rezeki dari-Nya. Jika
6
Allah SWT menghendaki sesuatu terjadi, maka Dia akan menciptakan sebab-sebab kejadiannya. Jika
sebuah rezeki ingin diberikan-Nya pada seorang hamba, maka tak satu pun kekuatan yang bisa
menghalanginya. Tak satu, tak juga seribu. Tak beratus, tak berlaksa. Tak ada kekuatan yang mampu
menghalangi takdir-Nya.

18. Al Fattaah ‫ الفتاح‬Yang Maha Pembuka Rahmat


Al-Fattah adalah yang menghukumi antara para hamba-Nya dengan hukum- Nya yang syar’i, hukum
takdir-Nya, dan hukum pembalasan-Nya. Dengan kelembutan-Nya, Dia membuka penglihatan orang-
orang yang jujur serta membuka kalbu mereka untuk mengenal-Nya, mencintai-Nya, dan kembali
kepada-Nya. Ia membuka bagi hamba-Nya pintu-pintu rahmat, pintupintu rezeki yang bermacam-
macam, serta menetapkan untuk mereka sebab yang mengantarkan mereka memperoleh kebaikan
dunia dan akhirat

19. Al `Aliim ‫ العليم‬Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)


Kata ‘Alim terambil dari akar kata “’ilm” yang menurut pakar-pakar bahasa berarti “menjangkau
sesuatu seusai dengan keadaannya yang sebenarnya”. Bahasa Arab menggunakan semua kata yang
tersusun dari huruf-huruf “äin”, “lam”, “mim” dalam berbagai bentuknya untuk menggambarkan
sesuatu yang sedemikian jelas sehingga tidak menimbulkan keraguan. Perhatikan misalnya kata-kata
“alamat” (alamat) yang berarti tanda yang jelas bagi sesuatu atau nama jalan yang mengantar
seseorang menuju tujuan yang pasti. “Ïlmu” demikian juga halnya, ia diartikan sebagai suatu
pengenalan ayang sangat jelas terhadap suatu objek. Allah SWT dinamai “’’Alim” atau “’Alim” Karena
pengetahuan-Nya yang amat jelas sehingga terungkap baginya hal-hal yang sekecil apapun.

20. Al Qaabidh ‫ القابض‬Yang Maha Menyempitkan (makhluknya)


Nama Allah, Al Qoobidhu bermakna Yang menyempitkan hidup atau mengurangi rizki seseorang
yang Allah kehendaki. Tidak sedikit orang pintar, kuat, giat bekerja tetapi tetap hidup melarat. Al-
Qaabidh diambil dari akar kata yang makna awalnya adalah “sesuatu yang diambil” atau
“keterhimpunan pada sesuatu”. Makna dasar ini kemudian berkembang sehingga melahirkan makna
baru, seperti: menahan, menggenggam, menghalangi, dan menyempitkan

21. Al Baasith ‫ الباسط‬Yang Maha Melapangkan (makhluknya)


Kata al-Baasith sendiri berasal dari ba-sa-tha yang berarti keterhamparan, kemudian dikembangkan
menjadi “memperluas” atau ”melapangkan”. firman Allah : Sesungguhnya Tuhanmu Melapangkan
rizki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; Sesungguhnya Dia Maha mengetahui
lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Al-Israa’ [17]: 30) Allah melapangkan rizki bagi siapa
saja yang dikehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia pula yang menyempitkan baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Ankabuut: 62) ”Dan jika Allah
melapangkan rizki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi,
tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syuura: 27) .

22. Al Khaafidh ‫ الخافض‬Yang Maha Merendahkan (makhluknya)


Al-Khafid adalah Yang merendahkan para penindas dan tiran, menurunkan barisan mereka dan
menghina mereka. Dia merendahkan di akan. Al-Khafid adalah Yang menurunkan, melalui
penghinaan, semua orang yang menganggap diri mereka sebagai besar, arogan dan sombong.
Dia menurunkan seluruh bangsa. Dia menurunkan kepalsuan. Al-Khafid adalah Yang menurunkan
pangkat semua orang yang tidak taat kepada-Nya, Siapa yang menghina mereka kepada siapa murka
Nyaturun, yang menurunkan barisan orang-orang yang layak diperlakukan seperti itu. Dia menghina
orang-orang kafir dengan mengekspos mereka untuk kesengsaraan, musuh-Nya dengan menjauhkan
mereka dari Dia, dan dengan mengekspos mereka ke kebinasaan abadi. Al-Khafid adalah Yang telah
7
menurunkan status mereka yang tidak percaya kepada-Nya, orang-orang yang
sombong, dari pembohong, dan mereka yang menyimpang dari jalanNya, Jalan Islam, dan Firman-
Nya yang terakhir dari kebenaran.

23. Ar Raafi` ‫ الرافع‬Yang Maha Meninggikan (makhluknya)


Ar-Rafi’ berasal dari kata ra-fa-’a yang artinya meninggikan, sedang arti Ar-Raafi’ sendiri adalah Yang
Maha Tinggi. Allah adalah wujud yang Maha Tinggi, bahkan Dia adalah setinggi-tinggi wujud dalam
segala sifat keagungan-Nya. Ar-Rafi’ berasal dari kata ra-fa-’a yang artinya meninggikan, sedang arti
Ar-Raafi’ sendiri adalah Yang Maha Tinggi. Allah adalah wujud yang Maha Tinggi, bahkan Dia adalah
setinggi-tinggi wujud dalam segala sifat keagungan-Nya.

24. Al Mu`izz ‫ المعز‬Yang Maha Memuliakan (makhluknya)


Nama Allah, Al Mu'izzu bermakna Yang menyebagkan seseorang menjadi kuat, mulia atau menang.
Allah memuliakan orang-orang yang jiwanya tenang sehingga mereka mengetahui keindahan kepada
hadirat Allah SWT. Mereka diberi ketenangan hati sehingga tak lagi memerlukan apa-apa dari selain
Allah. Mereka diberikan kekuatan dan dukungan sehingga bias mengendalikan wataknya. Allah juga
memuliakan mereka di akhirat yakni dapat menemui-Nya. Allah akan memanggil mereka dan
berfirman yang artinya “Wahai Jiwa yang Tenang kembalilah kepada Tuhanmu.”

25. Al Mudzil ‫ المذل‬Allah Yang Maha Menghinakan (makhluknya)


Nama Allah, Al Mudzillu bermakna Yang menyebabkan seseorang menjadi lemah, hina atau kalah.
Lafal Al-Mudzillu mempunyai arti atau mengandung makna bahwa Allah Subhanahu Wata'ala, adalah
Dzat yang menundukkan orang yang dikehendaki-Nya dengan jalan menghinakannya. Berakhlak
dengan kedua ism ini mengharuskan seseorang agar memuliakan kepada siapa yang diperintahkan
supaya dimuliakan dan menghinakan kepada siapa yang diperintahkan supaya dihinakan.

26. Al Samii’ ‫ السميع‬Allah Yang Maha Mendengar


Nama Allah, As Samii'u bermakna Yang dapat mendengar segala bunyi atau suara, suara keras atau
halus, dari jauh atau dekat. Allahlah yang mendengar semua yang terucap, terlintas dalam pikiran
dan akal, apa yang dirasakan dalam hati. Gemericiknya air, gemerisiknya dedaunan kala ditiup angin,
bahkan bunyi jejak langkah kaki semut Allah mendengarnya dengan jelas. As-Samii’u Yang Maha
Mendengar, adalah sifat kesempurnaan karena lawan katanya tuli, sebagai sifat kekurangan.

27. Al Bashiir ‫ البصير‬Allah Yang Maha Melihat


Nama Allah, Al Bashiir bermakna Yang melihat segala, yang besar atau yang halus, yang dekat atau
yang jauh. Al-Bashir berasal dari kata ba-sha-ra, yang arti harfiahnya adalah “melihat”. Dalam
pengertian yang lebih luas, bashara bisa berarti ilmu atau kejelasan. Nabi Yusuf, sebagaimana dikutip
dalam al-Qur’an, senantiasa melakukan dakwah kepada para terpidana dan petugas di lingkungan
penjara dengan mengatakan: “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kamu
kepada Allah dengan bukti yang sangat jelas dan nyata (bashirah),” (QS. Yusuf: 108)

28. Al Hakam ‫ الحكم‬Allah Yang Maha Menetapkan


Pengertian pertama Al-Hakam adalah bahwa Allah-lah yang Maha Memutuskan dan Menetapkan
semua perkara. Segala yang terjadi di kolong langit dan di atas bumi adalah ketetapan-Nya. Kapan
selembar daun mengering, kapan terlepas dari tangkainya, dan kapan pula jatuhnya ke bumi, Dia-lah
yang menetapkan. Tiada Tuhan selain Allah, yang menetapkan segala sesuatu berdasar hukum-Nya.

29. Al `Adl ‫ العدل‬Allah Yang Maha Adil


Al-‘Adl artinya Mahaadil. Keadilan Allah Swt. bersifat mutlak, tidak dipengaruhi oleh apa pun dan
oleh siapa pun. Keadilan Allah Swt. juga didasari dengan ilmu Allah Swt. yang Maha luas. Sehingga
tidak mungkin keputusanNya itu salah
8
30. Al Lathiif ‫ اللطيف‬Allah Yang Maha Lembut
Al Latif adalah salah satu sifat ALLAH SWT dan juga salah satu Nama-Nya. Di Dalam Al-Quran
dinyatakan "Al-Latiful Khabir" bahawa ALLAH SWT Maha Halus dan juga Maha Mengetahui, juga
"Innallaaha Latiifun Bi'ibaadih", Maha Halus terhadap para hamba-Nya

31. Al Khabiir ‫ الخبير‬Allah Yang Maha Mengenal


Secara bahasa, Al-Khabir diambil dari mashdar al-khibru, al-khubru, al-khibrah, al-khubroh, al-
makhbarah, dan al-mukhbarah, yang semuanya berarti pengetahuan terhadap sesuatu. Sedangkan al-
khabir adalah yang mengetahui sesuatu itu.

32. Al Haliim ‫ الحليم‬Allah Yang Maha Penyantun


Nama Allah, Al Haliimu bermakna Yang sangat penyantun dan juga terhadap orang-orang yang
paling dimurkainya sesudah orang itu bertaubat.

33. Al `Azhiim ‫ العظيم‬Allah Yang Maha Agung


Allah memiliki sifat al-'Azim artinya Allah itu Maha Agung. Keagungan Allah bersifat mutlak
sedangkan keagungan manusia adalah terbatas dan bersifat sementara.Sebagai contoh adalah
seorang raja yang amat terkenang, dia diagungkan atau di anggap agung oleh rakyatnya. Setelah dia
tidak menjadi raja, maka predikat keagungannya lambat laun akan sirna. Dan mungkin dia di anggap
agung di sebuah negara, namun di anggap sebagai penjahat bagi negara lain.

34. Al Ghafuur ‫ الغفور‬Allah Yang Maha Memberi Pengampunan


Nama Allah, Al Ghafuuru bermakna Yang sangat suka, senang memberikan ampunan sekalipun
seorang mempunyai kesalahan memenuhi ruang antara langit dan bumi, bila ia benar-benar taubat
dan minta ampun, maka diampuni oleh Allah.

35. As Syakuur ‫ الشكور‬Allah Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)


Asy-Syakur artinya Allah yang Maha Mensyukuri (yang berterima kasih). Sebagai bukti bahwa Allah
bersifat asy-Syakur adalah Allah selalu memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Bahkan Allah melipatgandakan pahalanya. Orang yang selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan
oleh Allah, maka Allah akan membalasnya dengan menambah nikmat kepada orang tersebut. Oleh
karena itu, kita harus meneladani sifat tersebut.
Kita harus berterima kasih kepada orang yang berbuat baik kepada kita.

36. Al `Aliy ‫ العلى‬Allah Yang Maha Tinggi


Allah adalah Tuhan Yang Maha Tinggi (Al-Aliy). Dia mengalahkan dan menaklukkan seluruh yang
ada, dan tak satu pun di antaranya yang mampu menolak titah dan ketentuan-Nya. Termasuk
manusia yang kafir, boleh jadi mereka menentang Allah, tapi fisiknya pada akhirnya menyerah
terhadap ketentuan-Nya. Mereka menjadi tua, lemah, sakit-sakitan, dan kemudian mati. Tak seorang
manusia kafir pun yang dapat menepis ketentuan ini.

37. Al Kabiir ‫ الكبير‬Allah Yang Maha Besar


Nama Allah, Al Kabiiru bermakna Yang Maha Besar. Yang tidak dapat diumpamakan, dihinggakan
dengan aqal pikiran kebesaranNya dan aqal tidak sanggup mencapai hakikatNya.

38. Al Hafizh ‫ الحفيظ‬Allah Yang Maha Memelihara


nama Allah Al-Hafizh, yaitu yang Maha Memelihara. Makna itu tidak akan dapat dipahami kecuali
setelah memahami makna al-hifzh (pemeliharaan). Tidak akan dapat memahami dahsyatnya

9
pemeliharaan Allah jika tidak mengetahui bagaimana pemeliharaan Allah terhadap manusia dan
seluruh alam.

39. Al Muqiit ‫ المقيت‬Allah Yang Maha Pemberi Kecukupan


Nama Allah, Al Muqiitu bermakna Yang menyediakan makanan dan minuman bagi segala
makhlukNya yang membutuhkan makanan dan minuman.

40. Al Hasiib ‫ الحسيب‬Allah Yang Maha Membuat Perhitungan


Nama Allah, Al Hasiibu bermakna memperhitungkan segala hal. Segala sesuatu diciptakan dan
diaturNya dengan perhitungan yang amat teliti dan benar. Setiap sesuatu diciptakan dan dijadikan
dalam perhitungan-perhitungan yang sejelas-jelasnya.

41. Al Jaliil ‫ الجليل‬Allah Yang Maha Luhur


Nama Allah, Al Jaliilu Yang bersifat-sifat yang mulia, yang benar-benar mulia. Allah memiliki sifat
mulia yang tiada tanding dengan siapapun. Tidak ada yang bisa menandingi kemuliaan Allah.

42. Al Kariim ‫ الكريم‬Allah Yang Maha Pemurah


Secara bahasa, al-karim mempunyai arti Yang Maha Mulia, Yang Maha Dermawan atau Yang Maha
Pemurah. Secara istilah, al-karim diartikan bahwa allah SWT Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah
yang memberi anugrah atau rezeki kepada semua makhluk-Nya. Dapat pula dimaknai sebagai Zat
yang sangat banyak memiliki kebaikan, Maha Pemurah, Pemberi Nikmat dan Keutamaan, baik ketika
diminta maupun tidak.

43. Ar Raqiib ‫ الرقيب‬Allah Yang Maha Mengawasi


Maka makna ar-Raqiib secara lebih terperinci adalah : zat yang maha memperhatikan/mengetahui
apa yang tersembunyi dalam dada/hati manusia, yang maha mengawasi apa yang diusahakan setiap
diri manusia, yang maha memelihara semua makhluk dan menjalankan mereka dengan sebaik-baik
aturan dan sesempurna-sempurna penataan, yang maha mengawasi semua yang terlihat dengan
penglihatan-Nya yang tidak ada sesuatupun yang luput darinya, yang maha mengawasi semua yang
terdengar dengan pendengaran-Nya yang meliputi segala sesuatu, yang maha
mengawasi/memperhatikan semua makhluk dengan ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu

44. Al Mujiib ‫ المجيب‬Allah Yang Maha Mengabulkan


Allah menjawab dan mengabulkan seluruh permintaan hamba-Nya. Allah menjawab permintaan
orang yang meminta dengan qabul (pengabulan) terhadap apa yang diminta. Dan menjawab
kebutuhan orang-orang yang terdesak dengan kecukupan. Jangan mikirin kerja dahulu, tapi harus
minta dulu kepada Allah baru berusaha. Jangan dibalik, kerja terus menerus dan tidak minta kepada
Allah sehingga ia lelah bekerja tapi tidak mendapatkan apa yang diharapkan. Bagaimana ia akan
mendapatkan apa yang diinginkan bila tidak meminta kepada yang punya, yaitu Allah. Bila kondisi
terdesak, mintalah kepada Allah; baik terdesak karena tidak baiknya kesehatan, ekonomi, linkungan,
pergaulan, keluarga dan lainnya.

45. Al Waasi` ‫ الواسع‬Allah Yang Maha Luas


Al-Wasi’ adalah pecahan kata dari sa’ah (lapang). Kata sa’ah terkadang disandarkan kepada ilmu,
luas informasinya terhadap segala sesuatu. Itu dari segi ilmu. Tapi terkadang disandarkan kepada
perbuatan baik dengan membentangkan nikmat-nikmat, dan bagaimana ia ditakdirkan serta melalui
jalan apa ia diturunkan. Karenanya Al-Wasi’ yang mutlak hanyalah Allah, yang Maha Luas ilmu-Nya
dan Maha Luas kebaikan serta nikmat-Nya melalui cara takdir dan jalan yang Dia inginkan.

10
46. Al Hakiim ‫ الحكيم‬Allah Yang Maha Maka Bijaksana
Yang dimaksud dengan Al Hakim adalah Maha Bijaksana dalam perbuatanNya, perkataanNya dan
taqdirNya. Maka Dia meletakan sesuatu sesuai degan tempatnya degan hikmah dan keadilanNya.

47. Al Waduud ‫ الودود‬Allah Yang Maha Mengasihi


Imam Ibnul Atsir dan Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa nama Allah Subhanahu wa Ta’ala al-
Waduud bisa berarti al-mauduud (yang dicintai), artinya Allah Ta’ala dicintai dalam hati para
kekasih-Nya (hamba-hamba-Nya yang taat kepada-Nya). Juga bisa berarti al-waadd (yang
mencintai), artinya Allah Subhanahu wa Ta’ala mencintai hamba-hamba-Nya yang shaleh. Syaikh
‘Abdur Rahman as-Sa’di berkata: “Makna al-Waduud yang termasuk nama-nama Allah‘Azza wa
Jalla (yang maha indah) adalah bahwa Dia mencintai hamba-hamba-Nya yang beriman dan
merekapun mencintai-Nya.

48. Al Majiid ‫ المجيد‬Allah Yang Maha Mulia


Nama Allah Al-Majid adalah yang Maha Mulia Dzat-Nya, Maha Indah perbuatan-Nya, Maha Berlimpah
pemberian dan karunia-Nya.Bukti Allah Maha Mulia Dzat-Nya adalah semua perbuatan Allah baik,
tidak ada yang buruk. Nyamuk yang merupakan ciptaan Allah sekilas tampak hina, tapi dibalik itu ia
membawa berkah bagi hamba-Nya. Dengan Allah ciptakan nyamuk, manusia mendapatkan
penghasilan dari pembuatan obat anti nyamuk dan pembuatan obat virus akibat nyamuk. Dan masih
banyak keberkahan lainnya yang didapat oleh manusia dengan diciptakannya nyamuk oleh Allah.

49. Al Baa`its ‫ الباعث‬Allah Yang Maha Membangkitkan


Nama Allah, Al Baaith bermakna Yang membangkitkan segala manusia yang sudah mati, hidup
kembali di alam kubur atau alam akhirat nanti.

50. As Syahiid ‫ الشهيد‬Allah Yang Maha Menyaksikan


Asy-Syahid maknanya kembali kepada makna Al-‘Alim (Maha Mengetahui), seperti dijelaskan dalam
ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang Allah. “Dia mengetahui yang ghaib dan Nampak,” (Al-Hasyr:
22). Ghaib adalah sesuatu yang tersembunyi, sedangkan asy-syahadah adalah sesuatu yang tampak
dan dapat disaksikan. Jadi makna asy-Syahid adalah Dia Maha Mengetahui yang ghaib dan yang
nampak. Seperti halnya jin dan angin, keduanya tidak nampak dan tidak dapat dilihat oleh manusia
tapi Allah mengetahui sesuatu yang tidak nampak.

51. Al-Haq ‫ الحق‬Allah yang Maha Haq / Maha Benar.


Dengan memahami nama Allah Al-Haq hendaknya manusia selalui melihat bahwa dirinya adalah
batil, untuk itu janganlah manusia merasa butuh, berharap, berdoa, takut dan beribadah kecuali
kepada Allah Ta’ala. Seorang hamba meski haq tapi haqnya bukan karena dirinya sendiri, tapi
haqnya karena adanya Allah. Keberadaan manusia karena Allah, bukan dirinya sendirinya karena
dirinya sendiri batil. Kalaulah yang Maha Haq tidak menciptakannya maka ia tidak akan ada dan
batil.

52. Al-Wakiil ‫ الوكيل‬Allah yang Maha Pentadbir / Maha Berserah / Maha Memelihara penyerahan
Kata Al-wakil mengandung arti Maha Mewakili atau Pemelihara. Al-Wakil yaitu Allah SWT yang
memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun
urusan akhirat. Hamba Al-Wakil adalah yang bertawakkal kepada Allah SWT. Menyerahkan segala
urusan kepada Allah SWT melahirkan sikap Tawakal. Tawakal bukan berarti mengabaikan sebab-
sebab dari suatu kejadian. Berdiam diri dan tidak peduli terhadap sebab itu dan akibatnya adalah
sikap malas. Ketawakkalan dapat diibaratkan dengan menyadari sebab-akibat.

11
53. Al-Qawiy ‫ القوى‬Allah yang Maha Kuat / Maha Memiliki Kekuatan.
Beberapa hikmah dari mengenal asmaul husna Al Qawiyy : Meyakini dengan sepenuh hati bahwa
Allah lah sumber kekuatan; Memperkuat iman dan taqwa kita kepada Allah SWT; Kita diperintahkan
menjadi seorang mukmin yang kuat, tidak hanya kuat secara fisik tetapi kuat secara mental. Sehingga
kita dapat menjaga keimanan kita kepada Allah SWT; Melatih kita untuk selalu memberi bantuan
kepada orang yang lemah.

54. Al-Matiin ‫ المتين‬Allah yang Maha Teguh / Maha Kukuh atau Perkasa / Maha Sempurna
Kekuatan-Nya.
Makna “al-Matîin” adalah Yang Maha sangat kuat. Dia Maha Mampu memberlakukan perintah dan
ketentuan-Nya kepada semua makhluk-Nya (tanpa ada satupun yang mampu menghalangi). Dia
mampu memuliakan siapapun yang dikehendaki-Nya dan mampu menjadikan hina siapapun yang
dikehendaki-Nya. Allâh Azza wa Jalla mampu menolong siapa yang dikehendaki-Nya serta tidak
menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Allah SWT adalah Maha sempurna dalam kekuatan dan
kekukuhan-Nya.

55. Al-Waliy ‫ الولى‬Allah yang Maha Melindungi.


Nama Allah Al-Waliy adalah yang Maha Mencintai dan Memberi Pertolongan. Orang yang sudah
merasakan dahsyatnya kekuatan Allah sehingga ia tidak berani menyimpang dari syariat Allah, maka
Allah akan memberikan wala’ kepadanya. Allah akan memberikan kecintaan dan pertolongan
kepadanya. Oleh sebab itu, orang yang dicintai dan diberi pertolongan oleh Allah disebut dengan wali
Allah.

56. Al-Hamiid ‫ الحميد‬Allah yang Maha Terpuji.


Al-Hamid adalah Yang dipuji dan disanjung. Allah Ta’ala adalah Al-Hamid, Maha Terpuji. Allah
dengan diri-Nya sendiri sudah terpuji sejak dahulu, maka pantaslah hamba-Nya untuk memuji-Nya.
Pujian manusia tidak mungkin sampai kepada tingkat pujian yang sesungguhnya kepada Allah
karena kita punya keterbatasan, tapi paling tidak manusia memuji Allah setiap waktu. Salah satu
pujian seorang muslim kepada Allah Ta’ala adalah dengan mengucapkan kalimat alhamdulillahi
rabbil ‘alamin, karena Allah akan selalu dipuji dengan kalimat itu di dunia dan akhirat.

57. Al-Muhshii ‫ المحصى‬Allah yang Maha Menghitung / Maha Penghitung.


Yang Maha Penghitung, dan tiada satupun yang lenyap atau tertutup dari pandangan Allah, dan
semua amalan-amalan hamba-Nya akan diperhitungkan-Nya sebagaimana wajarnya. Menyadari sifat
ini kepada Allah, ialah bahwa kita harus menghitung segala gerak-gerik dan amal kita karena insaf
bahwa kita harus menghitung segala gerak-gerik dan amal kita karena insaf bahwa segala
perbuatan kita itu diperhatikan dan dihitung oleh Allah untuk kemudian akan dibalas dengan
balasan yang setimpal.

58. Al-Mubdi’ ‫ المبدئ‬Allah yang Maha Memulai/Pemula / Maha Pencipta dari Asa.
Al-Mubdi’ artinya, Yang Maha Memulai, yang melahirkan sesuatu yang asalnya tidak ada atau belum
maujud. Allah s w t. yang terdahulu dan tidak ada yang mendahului-Nya dan yang terakhir, artinya
tidak mempunyai ujung (akhir) dari ada-Nya seperti makhluq. Apabila ada yang memulai-Nya,
berarti ada yang lebih kuasa daripada-Nya, dan tentulah Tuhan itu tidak bernama Tuhan, dan yang
terdahulu dan semua itulah yang disebut “Tuhan”

59. Al-Mu’iid ‫ المعيد‬Allah yang Maha Mengulangi / Maha Mengembalikan dan Memulihkan.
Nama Allah, Al Mu'iid bermakna Yang mengulangi kejadian apa yang sudah rusak atau lenyap. Apa
yang sudah ada, lalu menjadi rusak atau lenyap, lalu kemudian diadakan-Nya lagi buat kedua kalinya.

12
Umpamanya manusia yang sudah mati, lalu dihidupkan kembali sebagai kehidupan sekarang ini di
akhirat nanti.

60. Al-Muhyii ‫ المحي‬Allah yang Maha Menghidupkan.


Dengan mengimani bahwa Allahlah yang Maha Menghidupkan, kita mengetahui betapa besarnya
kemampuan Allah karena Dialah yang menghidupkan segala sesuatu. Dengan air, Dia jadikan segala
sesuatu yang hidup. Firman Allah, “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tidak juga beriman?” (al-Anbiya’: 30)

61. Al-Mumiit ‫ المميت‬Allah yang Maha Mematikan.


Nama Allah, Al Mumiit termasuk Al-Asma`ul Husna, firman Allah “Dan Dialah
yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang.
Maka apakah kamu tidak memahaminya” (Al-Mu’minun [13]:80) “Dia-lah
yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, dia hanya
berkata kepadanya:” Jadilah”, maka jadilah ia” (Al-Mu’min [40]:68) “Kepunyaan-Nyalah kerajaan
langit dan bumi, dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Al-
Hadiid [57]) Nama Allah, Al Mummiit bermakna Yang mencabut kehidupan dari makhluk-
makhluk_Nya yang hidup atau yang mematikan.

62. Al-Hay ‫ الحي‬Allah yang Maha Hidup.


Nama Allah, Al Hay termasuk Al-Asma`ul Husna, firman Allah “Allah, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya” (Ali
‘Imran [3]:2) “Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati,
dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-
Nya”. (Al-Furqaan [25]:58) Nama Allah, Al Hay bermakna Yang hidup, yang tidak akan berakhir
dengan mati atau yang berkekalan hidup-Nya.

63. Al-Qayyuum ‫ القيوم‬Allah yang Maha Berdiri Dengan Sendiri-Nya.


Nama Allah, Al Qayyum bermakna Yang mengurus segala perkara atau urusan makhluk-Nya. Dialah
yang berdiri sendiri, agung sifat-Nya, dan tidak memerlukan apapun dari makhluk-Nya. 2.
Menegakkan bumi, langit, dan segala makhluk yang ada di antara keduanya. Dialah yang
mengadakannya dan menolongnya serta menyiapkan bagi segala sesuatu yang membuatnya
(makhluk) tetap (ada di bumi), kebaikannya, dan tegaknya. Dia-lah Yang Mahakaya dari semua
makhluk secara mutlak (tidak memerlukan makhluk) dan merekalah yang berhajat kepada-Nya
secara mutlak.

64. Al-Waajid ‫ الواجد‬Allah yang Maha Penemu / Maha Menemukan.


Nama Allah, Al Waajid termasuk Al-Asma`ul Husna, firman Allah “Dia menciptakan langit tanpa tiang
yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (dipermukaan) bumi supaya bumi itu
tidak mengoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang.
Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-
tumbuhan yang baik” (Luqman [31]: 10) “Inilah ciptaan Allah, maka perhatikanlah olehmu kepadaku
apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu)selain Allah. Sebenarnya orang-orang
yang zalim itu berbeda di dalam kesesatan yang nyata” (Luqman [31]: 11) Nama Allah, Al
Waajidu bermakna Yang mendapatkan apa saja yang Allah kehendaki

13
65. Al-Maajid ‫ الماجد‬Allah yang Maha Mulia.
Bukti Allah Maha Mulia Dzat-Nya adalah semua perbuatan Allah baik, tidak ada yang buruk. Nyamuk
yang merupakan ciptaan Allah sekilas tampak hina, tapi dibalik itu ia membawa berkah bagi hamba-
Nya. Dengan Allah ciptakan nyamuk, manusia mendapatkan penghasilan dari pembuatan obat anti
nyamuk dan pembuatan obat virus akibat nyamuk. Dan masih banyak keberkahan lainnya yang
didapat oleh manusia dengan diciptakannya nyamuk oleh Allah.

66. Al-Waahid ‫ الواحد‬Allah yang Maha Esa.


Al-Wahid adalah sesuatu yang tidak bisa dipecah dan tidak ada duanya. Jadi Allah adalah satu-
satunya dan tiada duanya. Maka bila ada orang mengatakan ada tuhan selain-Nya maka itu adalah
perkataan batil. Jika disebut Al-Wahid dalam konteks asmaul husna maka Dia adalah tunggal, tidak
bisa dipecah, tidak bisa ditambah bilangannya menjadi dua dan seterusnya.

67. Al-Ahad ‫ األحد‬Allah yang Maha Tunggal.


Al Ahad menunjukkan ke-Esaan-Nya. Maksudnya hanya Allah sajalah yang memiliki sifat mulia,
agung , besar dan bagus. Tidak ada yang mirip dengan-Nya dan tidak ada yang menyerupai sifat-Nya.
Tidak ada sekutu dan pembantu dalam perbuatan-perbuatan-Nya. Allah satu-satunya ilah yang
berhak untuk diibadahi, tidak boleh dipersekutukan dalam hal cinta dan pengagungan. Sikap
merendahkan diri dan tunduk hanya kepada-Nya saja. Dialah Allah, Dzat yang agung sifat-Nya,
sehingga hanya Dia yang layak untuk menyandang segala kesempurnaan. Tidak ada satu makhluk
pun yang mengetahui sifat Allah atau sebagian dari sifat-Nya dengan sempurna. Maka, tak mungkin
seseorang akan dapat menyerupai sebagian dari sifat-Nya.

68. Ash-Shamad ‫ الصمد‬Allah yang Maha Diperlukan / Maha Diminta / Yang Menjadi Tumpuan.
Ibnu Faris rahimahullah menjelaskan bahwa asal kata nama ini menunjukkan dua makna, salah
satunya adalah al-qashdu (tujuan). Maksudnya, orang yang dinamakan dengan ini adalah pemimpin
yang dituju (dijadikan rujukan) dalam semua urusan. Kemudian Ibnu Faris rahimahullah
menyatakan, “Allah yang maha agung kemuliaan-Nya adalah ash-Shamad karena semua doa dan
permohonan hamba -Nya ditujukan kepada -Nya”.

69. Al-Qaadir ‫ القادر‬Allah yang Maha Berkuasa/ Maha Kuasa / Maha Berupaya
Nama Allah, Al Qaadir termasuk Al-Asma`ul Husna, firman Allah “Dan mereka (orang-
orang musyrik Mekah) berkata:” Mengapa tidak diurunkan kepadanya (Muhammad)
sesuatu mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah:”Sesungguhnya Allah Kuasa menurunkan
sesuatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Al-An’aam [6]: 37) “Dan apakah
mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah Kuasa
(pula) menciptakan yang serupa dengan mereka, dan telah menetapkan waktu yang tertentu bagi
mereka yang tidak ada keraguan padanya? Maka orang-orang zalim itu tidak menghendaki
kecuali kekafiran” (Al-Israa’ [17]: 99) Nama Allah, Al Qaadiru bermakna Yang melaksanakan apa saja
yang Allah kehendaki dengan tidak tergantung kepada tempo dan keadaan, ruang dan waktu.

70. Al-Muqtadir ‫ المقتدر‬Allah yang Maha Menentukan.


Nama Allah, Al Muqtadir termasuk Al-Asma`ul Husna, firman Allah “Dan berilah perumpamaan
kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang kami turunkan dari langit, maka
menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu
menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Al-
kahfi [18]: 45) “Atau Kami memperlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami ancam kepada
mereka. Maka sesungguhnya Kami berkuasa atas mereka” (Az-Zukhruf [43]: 42) Nama Allah, Al
Muqtadiru bermakna Yang memegang kekuasaan dari tiap-tiap orang yang mempunyai kekuasaan.

14
71. Al-Muqaddim ‫ المقدم‬Allah yang Maha Mendahulukan / Maha Menyegera.
Al Muqaddim berarti Yang Mendahului. Sifat ini terdapat dalam firman Allah Tiap-tiap umat
mempunyai batas waktu; Maka apabila Telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (Q.S Al A’raf : 34)
Berakhlak dengan Al Muqaddim, manusia harus bersikap antara khauf (takut) dan raja’ (berharap)
dan hendaknya bersikap waspada. Sebab Rasullullah saw sendiri yang telah diampuni Allah dari
segala kesalahan tidak melalaikan sama sekali untuk beribadah kepada Allah sehingga ketika ditanya
“Bukankah Allah telah mengampuni segala dosa Tuan ?“ beliau menjawab : “Apakah aku akan
menjadi seorang hamba yang tidak bersyukur ?“

72. Al-Muakhkhir ‫ المؤخر‬Allah yang Maha Menangguhkan / Maha Mengakhirkan / Maha


Membelakangkan /Maha Melambat-lambatkan.
Kata ini memiliki arti secara bahasa “menempatkan sesuatu di belakang” baik dalam waktu,
kedudukan, atau tempat. Sementara makna untuk sifat Allah adalah “Yang Mengakhirkan” Pesan
Sosial – Ekonomi Sifat Al Muakhir : Mengakhirkan yang sudah seharusnya, Dalam kehidupan ini ada
beragam aktivitas yang harus diprioritaskan da nada pula yang mesti diakhirkan. Mukmin yang
cerdas memahami betul apakah hal yang perlu diprioritaskan dan mana yang tidak; Mencapai Akhir
atau Hasil yang baik, Hasil yang baik merupaka proses dari upaya dan tata cara yang dilakukan
secara baik. Karenanya, berupayalah sebaik-baiknya dalam mengawali dan mengerjakan sesuatu
agar hasil yang diharapkan juga menjadi baik.

73. Al-Awwal ‫ األول‬Allah yang Maha Pemulaan / Maha Pertama.


Akhlak kita terhadap sikap Al-Awwal: Berada dibarisan terdepan ketika sholat; Awal dalam beramal
agar menjadi contoh bagi yang lain; Menjadi pelopor kebaikan. Dzat Allah itu dahulu, tidak ada yang
mendahului. Dzat Allah itu awal, tidak ada yang mengawali. Dia ada sebelum segala sesuatu ada.

74. Al-Aakhir ‫ اآلخر‬Allah yang Maha Penghabisan / Yang Akhir


Asma Allah Al-Akhir bermakna Dzat Yang Maha Akhir. Maha Akhir di sini bisa disimpulkan kalau
Allah SWT yaitu Dzat yang paling abadi. Tak ada suatu hal juga setelah-Nya. Ketika semuanya
makhluk, bumi seisinya hancur lebur, Allah SWT tetaplah ada serta abadi. Meneladani sifat ini berarti
kita menyadari bahwa tujuan akhir kita adalah kembali kepada Allah SWT . Karenanya kita harus
menyiapkan bekal menempuh hari akhir dengan berbuat amal saleh.

75. Azh-Zhaahir ‫ الظاهر‬Allah yang Maha Zahir / Maha Nyata / Maha Menyatakan
Dia adalah Dzat yang Zhahir (nyata) keberadaan-Nya bagi akal yang sehat dengan tanda-tanda
petunjuk berupa langit, bumi, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain. Nama Allah, Azh
Zhaahir termasuk Al-Asma`ul Husna, firman Allah “Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan
yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahuisegala sesuatu” (Al-hadiid [57]: 3) Nama Allah, Azh
Zhaahiru bermakna Yang amat nyata segala ayat-ayat dan perbuatan-Nya

76. Al Baathin ‫ الباطن‬Allah yang maha ghaib


Sebagian ulama mengartikan Al-Bathin adalah bahwa Dia dekat. Dikatakan bahwa Al-Bathin lebih
dekat dari segala sesuatu dengan ilmu dan kekuasaan-Nya sedangkan dia berada di atas Arasy-Nya.
Ada juga yang menafsirkan Al-Bathin bahwa Dia mengetahui segala perkara yang tersembunyi. Maka
Dia adalah Maha Mengetahui yang tersembunyi maupun yang tampak. Bukhari berkata, "Yahya,
maksudnya Al-Farra, bahwa Az-Zahir adalah berada di atas segala sesuatu berdasarkan ilmu-Nya
sedangkan Al-Bathin terhadap segala sesuatu berdasarkan ilmu-Nya."

15
Sebagian ada yang menafsirkan bahwa Al-Bathin artinya bahwa Dia tidak diketahui berdasarkan
panca indra seperti makhluk yang dapat diketahui dengan indra.
Sebagian lagi mengatakan bahwa Dia terhalang dari pandangan makhluk dan perkiraan-Nya. Dia
tidak dapat terlihat oleh mata dan juga orang perkiraan.

77. Al Waali ‫ الوالي‬Allah yang maha memerintah


Allah itu Al-Waliy artinya adalah Allah itu Maha Memerintah segala ciptaan-Nya. Allah
memerintahkan alam dan segala isinya dan mengelola itu semua tanpa ada yang mengganggu-Nya.
Dikalangan orang-orang Mu'min, Wali adalah orang yang mencintai Allah dan mencintai ahli-ahli-
Nya, meperlihatkan permusuhan dengan musuh-musuh-Nya. Berarti barangsiapa yang mengabaikan
godaan-godaan setan, sesungguhnya ia memajukan urusan-urasan Allah dan ahli-ahli-Nya. “Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati, (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa” (yunus : 62-63)

78. Al Muta’aali ‫ المتعالي‬Allah yang maha tinggi


Allah itu Al-Muta'aliy, artinya adalah Allah itu Maha Tinggi dengan ketinggian yang begitu sempurna
dan tidak terkira. Dan tidak akan ada yang mampu untuk melampaui-Nya
“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang
kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. Yang
mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; yang Maha Besar lagi Maha Tinggi” (Ar Ra’d :
8-9)

79. Al barri ‫ البر‬Allah yang maha penderma


Allah itu Al-Barr, artinya adalah Allah itu Yang Maha Dermawan, Dialah sumber segala kebaikan dan
kedermawanan. Sebagai pencipta, Allah senantiasa memberikan nikmat dan anugerah kepada
makhluk-Nya. Manusia dapat berlaku baik hanya kalau dirinya terus menerus berbuat baik,
khususnya terhadap kedua orang tua, guru dan orang-orang yang lebih tua. Dikisahkan ketika Allah
SWT sedang berbicara kepada Nabi Musa a.s, ia melihat seorang laki-laki berdiri didekat kaki
Arasydan merasa heran melihat orang itu mempunyai kedudukan tinggi. Lalu Musa a.s berkata
`Wahai Tuhan, bagaimana orang ini dapat mencapai tempat setinggi ini?`. Allah SWT berfirman “dia
tidak iri terhadap hamba-hamba-Ku atau apa yang telah Aku anugerahkan kepada mereka,
dan dia berlaku baik kepada kedua orang tuanya. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik
bagi orang-orang yang berbakti” (Ali Imran : 198)
Adapun menyangkut kebaikan dan kedermawanan Allah Azza wa Jalla terhadap makhluk-makhluk-
Nya hal itu sudah jelas, karena segala sumber kebaikan ada pada-Nya.

80. At Tawwaab ‫ التواب‬Allah yang maha penerima taubat


Allah itu At-Tawwab, yaitu Allah adalah Maha Penerima Taubat. Untuk itu jangan berputus asa untuk
mendapatkan ampunan Allah dengan cara bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada-Nya.
AT TAWWAAB (yang Maha Penerima Taubat) adalah Allah berulang-ulang menuju cara yang
memudahkan taubat bagi hamba-hamba-Nya, dengan jalan menempatkan tanda-tanda kebesaran-
Nya, menggiring mereka pada peringatan-peringatan-Nya serta mengingatkan ancaman-ancaman-
Nya. Dengan demikian, apabila menyadari akibat buruk dari dosa-dosa dan merasa takut dari
ancaman-Nya, mereka kembali bertaubat dan Allah-pun kembali kepada mereka dengan anugerah
rahmat-Nya dengan penerimaan. ”Dan andaikata tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya atas
dirimu dan (andaikata) Allah bukan penerima taubat lagi Maha Bijaksana, (niscaya kamu akan
mengalami kesulitan-kesulitan)” (An Nuur : 10)

16
81. Al Muntaqim ‫ المنتقم‬Allah yang maha pemberi balasan
Allah adalah Al-Muntaqim, artinya adalah Allah itu Maha Penuntut Balas. Allah tidak akan segan
untuk menghukum orang-orang yang bersalah dan tidak mau bertaubat dan memperbaiki
kesalahannya.
AL MUNTAQIM (yang Maha Penyiksa/Maha Pengancam) adalah Allah yang menghancurkan
punggung mereka yang suka menentang (membangkang), menghukum pelaku kejahatan, dan
memperkeras hukuman atas para penindas. Tetapi ini dilakukan setelah Dia yang Mahasuci
memperingatkan mereka terlebih dahulu, dan setelah memberi mereka kesempatan dan waktu
untuk merubah diri. Namun, inilah pembalasan yang lebih keras dibanding hukuman yang segera
dijatuhkan, karena bila hukuman segera dijatuhkan, orang tidak terus menerus dalam
kedurhakaannya, dan konsekuensinya dia tidak patut mendapat hukuman yang penuh “Dan
siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat
Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya?. Sesungguhnya kami akan memberikan
pembalasan kepada orang-orang yang berdosa” (As Sajdah : 22)

82. Al afuww ‫ العفو‬Allah yang maha pemaaf


Allah itu Al-Afuww, artinya adalah Allah itu Maha Pemaaf. Jika kita telah mengakui kesalahan kita
dan meminta maaf, maka Allah akan memafkan kita dan menghapus dosa kita.
AL 'AFUWW (yang Maha Pemaaf) adalah Allah yang menghapus dosa-dosa dan mengabaikan
tindakan durhaka. Maknanya dekat dengan AL GHAFUUR (yang Maha Pengampun), tetapi nama ini
lebih banyak menyatakan perasaan daripada AL GHAFUUR.
Hal ini karena Maha Pengampun (AL GHAFUUR) mengandung arti menutupi atau menyembunyikan,
sedangkan Maha Pemaaf (AL `AFUWW) menunjukkan penghapusan, dan menghapus lebih
membawa hasil yang diharapkan dibanding menyembunyikan. “Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf
lagi Maha Pengampun” (An Nisaa’ : 43)

83. Ar Ra’uuf ‫ الرؤوف‬Allah yang maha pengasuh


Artinya adalah Allah itu Maha Belas Kasih. Allah akan mengasihi seluruh makhluk-Nya yang selalu
mengingat-Nya. Kasih Allah itu sangat melimpah dan tidak terbatas.
Ar Rauuf merupakan kerahiman yang lebih hebat dari Rahmat. Jadi secara makna artinya sama
dengan AR RAHIIM. Dalam kitab suci Al-Qur'an kata `AR RAUUF` terulang sebanyak sebelas kali,
sepuluh menunjukkan sifat Allah Ta'ala dan satu yang menerangkan sifat Nabi Muhammad Saw.
“Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia” (Al Baqarah : 143)
“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia” (Al
Hajj :65)

84. Malikul Mulk ‫ الملك مالك‬Allah yang maha penguasa kerajaan (alam semesta)
Allah itu Malikul Mulk, artinya adalah Allah itu Maha Penguasa Kerajaan. Allah adalah penguasa
kerajaan Alam Semesta meliputi dunia dan akhirat. Kekuasaan Allah ini sangat luas dan tidak
terhingga.
MAALIK AL MULK (Raja Yang Maha Berdaulat) adalah Allah yang melaksanakan apa yang
dikehendaki-Nya dalam kerajaan-Nya, dengan cara yang dikehendaki-Nya. Dia menghendaki,
mewujudkan, menghancurkan, melestarikan dan menyirnakan. AL MULK artinya kerajaan,
sedangkan AL MAALIK artinya yang berkuasa dengan kekuasaan yang sempurna. Segala yang ada
merupakan satu kerajaan dan Diaadalah raja mereka dan yang menguasai mereka. Segala yang ada
merupakan satu kerajaan yang saling berkaitan antara satu denganlainnya.
”Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan
Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (Al Baqarah :225)

17
85. Dzul Jalaali Wal Ikraam ‫ اإلكرام و الجالل ذو‬Allah yang maha pemilik kebesaran dan kemuliaan
Allah itu Dzul Jalali wal Ikhram, adalah Allah itu yang memiliki segala kebesaran dan kemuliaan.
Kebesaran Allah dan kemuliaan-Nya sungguh besar dan tidak terbatas serta tak ada yang mampu
melebihi-Nya.
DZUL JALAALI WAL IKRAM (yang Maha Memiliki Keluhuran dan Kemuliaan) adalah Allah yang
hanya milik-Nya-lah kemuliaan dan kesempurnaan dan hanya dari-Nya-lah mengalir kemurahan hati
maupun karunia yang mulia. Karena kemuliaan itu adalah sifat-Nya, sedangkan kemurahan hati
mengalir dari-Nya menuju ciptaan-Nya. Sungguh berbagai bentuk kemurahan hati terhadap ciptaan-
Nya hampir tidak terbatas. “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam” (Al Israa’ :
70)

86. Al Muqsith ‫ المقسط‬Allah yang maha pemberi keadilan


Allah itu Al-Muqsith artinya adalah Allah itu Yang Maha Memberi Keadilan. Allah itu Maha Adil,
sehinga Dia akan memberikan keadilan bagi siapa saja yang memang pantas untuk mendapatkan
keadilan itu.
AL MUQSITH (yang Maha Adil) adalah Allah menuntut keadilan untuk pihak yang mendapat
perlakuan buruk dari pihak yang memberikan perlakuan buruk. Kesempurnaannya terletak pada
pengaitan kepuasan pelaku kezaliman yang merupakan hasil dari kejahatan dengan kepuasan orang
yang dizalimi. Itulah puncaknya keadilan dan keseimbangan, namun tidak ada yang mampu untuk itu
kecuali Allah Azza wa Jalla.
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang
menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang
demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia, yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana” (Ali Imran : 18)

87. Al Jami’ ‫ الجامع‬Allah yang maha mengumpulkan


Al-Jami' secara bahasa artinya Yang Maha Mengumpulkan/Menghimpun, yaitu bahwa Allah SWT
Maha Mengumpulkan/Menghimpun segala sesuatu yang terbesar atau terserak. Allah SWT Maha
Mengumpulkan apa yang dikehendaki-Nya dan dimana pun Allah SWT berkehendak. Penghimpunan
ini ada berbagai macam bentuknya, di antaranya adalah mengumpulkan seluruh makhluk yang
beraneka ragam, termasuk manusia dan lain-lainya, di permukaan bumi dan kemudian
mengumpulkan mereka di padang mahsyar pada hari kiamat.
“Katakanlah: "sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian,
benar-benar akan dikumpulkan diwaktu tertentu pada hari yang dikenal” (Al Waaqiah : 49-50)

88. Al Ghaniyy ‫ الغنى‬Allah yang maha kaya


Allah itu Al-Ghaniyy atau Maha Kaya. Dia tidak membutuhkan apapun dan siapapun. Justru makhluk-
makhluk-Nya lah yang meminta dan membutuhkan Allah SWT Yang Maha Kaya dan Maha Terpuji.
AL GHANIYY (Yang kaya) adalah yang tak ada kaitannya dengan yang lain, baik keberadaannya
maupun sifat-sifat keberadaanya, namun melampaui atau mengatasi hubungan dengan apapun
kecuali dirinya.
Bila keberadaan sesuatu atau sifat-sifat keberadaan sesuatu bergantung pada hal-hal diluar dirinya
sendiri, keberadaannya dan kesempurnaannya bergantung pada hal-hal tersebut secara hakiki, dan
dia sesungguhnya miskin dan perlu mendapatkan sesuatu yang menjadi miliknya.
“Maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam” (Ali
imran : 97)

18
89. Al Mughnii ‫ المغنى‬Allah yang maha pemberi kekayaan
Allah itu Al-Mughniyy artinya adalah Allah itu berkuasa untuk memberikan kekayaan kepada
makhluk-Nya sesuai dengan yang Dia kehendaki. Al-Mughniyy menunjukkan bahwa Allah adalah
Dzat yang mencukupi segala kebutuhan seluruh ciptaan-Nya. Kekayaan Allah tidak akan berkurang
karena dibagikan kepada semua hamba-hamba-Nya. Karena Allah benar-benar Maha Kaya. Seperti
dalam firman Allah dalam surat Al-Hajj ayat 64 Artinya : “Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di
langit dan segala yang ada di bumi. dan Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya lagi
Maha Terpuji.” Manusia harus rajin bekerja dan berdoa kepada Allah. Manusia yang rajin pasti akan
diberi kekayaan oleh Allah. Karena Allah Maha Kaya dan Maha Pemberi Kekayaan. Oleh karena itu
berdoalah kepada Allah dengan membaca “Ya Mughni”. Orang yang tidak mau berdoa kepada Allah
berarti dia adalah orang yang sombong.

90. Al maani ‫ المانع‬Allah yang maha mencegah


Allah itu Al-Mani' yang berarti Maha Pencegah, Allah berkuasa untuk mencegah hamba-hamba-Nya
dari perbuatan yang memancing dosa sesuai dengan kehendak-Nya.
AL MAANI' (yang Maha Mencegah/Maha Pelindung) adalah Allah yang melawan sebab-sebab
kehancuran dan kemerosotan dalam urusan keagamaan dan duniawi dengan cara menciptakan
sebab-sebab untuk melindungi (lihat bab 'AL HAFIDZ' (yang Maha Pemelihara/Pelestari).
Melestarikan ini mencakup melindungi dan menolak sehingga siapapun yang memahami makna 'AL
HAFIDZ', dia akan memahami makna 'AL MAANI'. Hal ini karena melindungi berkaitan dengan
keterbatasan dari kehancuran dan inilah tujuan puncak dari melindungi.
“Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para
Penyayang” (yusuf : 64)

91. Ad dhaar ‫ الضار‬Allah yang maha penimpa kemudharatan


Artinya adalah Allah itu Maha Pemberi Bahaya, Dia bisa memberikan bahaya kepada orang-orang
yang kafir dan durhaka kepada-Nya dengan cara memberikan mereka peringatan atau hukuman agar
mereka sadar dan betobat kepada Allah SWT.
"Katakanlah, 'Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan (keburukan) dan tidak (pula)
kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah.' Tiap-tiap umat
mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka maka mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukan(nya)" (Q.S. Yunus : 49)

92. An Nafi’ ‫ النافع‬Allah yang maha pemberi manfaat


Allah itu An-Nafi' artinya adalah Allah itu Maha Pemberi Manfaat. Dia mampu memberikan manfaat
yang besar kepada seluruh makhluk-Nya. Contohnya adalah Allah menciptakan rumput untuk
dimakan sapi, menciptakan pohon yang berbuah untuk dinikmati manusia dan sebagainya.
Allah SWT Maha Pemberi Manfaat kepada semua makhluk-Nya. Hal ini terbukti dari setiap ciptaan-
Nya yang saling memberi manfaat satu dengan lainnya secara bergantian. Seperti matahari dan
bulan, panas dan hujan, dan sebagainya.
"...Katakanlah: 'Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah
jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu.
Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Q.S. Al-Fath :11)

19
93. An Nuur ‫ النور‬Allah yang maha bercahaya (menerangi, memberi cahaya)
Allah itu An-Nur, yaitu Yang Maha Pemberi Cahaya. Maksudnya adalah Allah itu berkuasa membuat
cahaya dan membuat cahaya-Nya itu untuk menerangi alam semesta ini. Selain itu arti cahaya disini
juga bisa diartikan sebagai hidayah, Allah mampu untuk memberikan 'cahaya' kedalam hati orang-
orang yang tersesat agar kembali ke jalan yang benar.
"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti
sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar..." (Q.S. An-Nur : 35)

94. Al Haadii ‫ الهادئ‬Allah yang maha memberi petunjuk


Artinya adalah Allah itu Maha Pemberi Petunjuk. Allah berkuasa untuk memberikan petunjuk
kepada hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya. Hanya Allah saja yang berkuasa untuk
memberikan petunjuk yang benar kepada kita semua.
AL HAADIY (yang Maha Memberi Petunjuk) adalah Allah yang memandu hamba-hamba-Nya yang
terpilih untuk mengetahui (mengenal) Dzat-Nya, sehingga mereka dapat merujuknya sebagai saksi
atas segala sesuatu. Dia memandu bagian terbesar hamba-Nya pada hal-hal yang telah diciptakan-
Nya, sehingga mereka dapat merujuk hal-hal ciptaan sebagai saksi atas Dzat-Nya dan juga memandu
setiap ciptaan pada apa yang dibutuhkannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Dia
memandu bayi untuk menyusu pada air susu ibunya begitu ia terlepas dari rahim. Dia memandu
anak burung untuk memauk biji-bijian pada saat ia keluar dari kulit telur dan Dia memandu lebah
untuk membangun rumahnya dengan bentuk persegi enam, bentuk yang sangat padu.
”Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiapsesuatu
bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk” (thaaha : 50)

95. Al Baadii ‫ البديع‬Allah yang indah tiada banding


Allah itu Al-Badi' yaitu Maha Pencipta Hal Baru. Allah itu menciptakan segala sesuatu dari yang tidak
ada menjadi ada dan menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.
AL BADII' (yang Maha Pencipta Pertama), itulah Allah Azza wa Jalla, yang Maha Pencipta, sehingga
tidak dikenal adanya sesuatu yang menyerupainya. Jika tidak ada yang diketahui sama dengannya,
tidak dalam dzatnya, tidak dalam sifatnya, tidak dalam tindakannya, tidak dalam apapun yang
dianggap sifatnya, hal itu mutlak yang pertama. Tidak ada yang tepat dengan nama ini kecuali Allah
Azza wa Jalla. Setiap yang ada, yang muncul setelah Dia, terwujud karena Dia menciptakannya.
Dengan begitu Dia adalah pencipta sejak Azali dan selamanya. Setiap manusia yang memiliki sifat
khusus, dalam kenabian, kewalian atau pengetahuan, sedemikian rupa sehingga tidak ada yang
sepertinya yang sifat tersebut merupakan ciri khasnya (keistimewaannya) dalam masanya.
“Allah pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka
(cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "jadilah". Lalu jadilah ia” (Al Baqarah :117)

96. Al Baaqii ‫ الباقي‬Allah yang maha kekal


Allah itu Al-Baqiy, maknanya adalah Allah itu Maha Kekal, Dia hidup selama-lamanya dan tidak akan
pernah mati. Kekuasaan Allah juga kekal dan tidak akan pernah berakhir.
Allah adalah AL BAAQIY (yang Maha Kekal) dan keberadaan-Nya itu sendiri adalah wajib. Apabila
pikiran mengaitkannya dengan masa yang akan datang, disebut abdai dan bila dikaitkan dengan
masa lalu, disebut Qadim (Azali). Yang abadi adalah sedemikian rupa, sehingga gambaran
keberadaannya ke masa mendatang tidak ada akhirnya. Hanya benda yang berubah-ubah sajalah
yang ikut ambil bagian dalam masa lalu dan masa mendatang, karena masa lalu dan masa mendatang
hanya merupakan ungkapan sementara.
“Dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan” (Ar Rahmaan 27)

20
97. Al Waarist ‫ الوارث‬Allah yang maha pewaris
Artinya adalah Allah itu Yang Maha Mewarisi. Dialah pemilik hakiki, manusia dan makhluk lainnya
hanyalah sebagai tamu dan penerima pinjaman, yang namanya tamu satu saat akan permisi dan
orang meminjam satu saat akan ditagih pinjamannya. Oleh karena itu, setelah manusia dan makhluk
serta alam semesta hancur dan binasa semuanya kembali kepada Allah Ta'ala sebagai Pewaris Agung
Yang kekal Abadi. “Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi.
Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Ali Imran :180)

98. Ar Rasyiid ‫ الرشيد‬Allah yang maha pandai


Allah itu Ar-Rasyid, Yang Maha Pemberi Petunjuk dan membimbing hamba-hamba-Nya menuju
kebaikan. Allah akan membimbing dan memberikan petunjuk ke jalan yang benar kepada mereka
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
AR RASYIID (Yang Maha Pandai/Maha Tepat Tindakan-Nya) adalah Allah yang rencana-rencana-Nya
disusun untuk mencapai tujuan-tujuan-Nya menurut cara-cara bertindak yang disetujui tanpa
petunjuk seorang penasehat atau arahan seorang pengarah atau bimbingan seorang pembimbing.
Setiap orang yang mendapat bimbingan yang benar, adalah kalau dirinya mendapat pengarahan dari
akal yang benar dalam rencana-rencana yang dibuatnya untuk menyesuaikan dirinya dengan
kehendak Allah Azza wa Jalla, baik dalam maksud-maksudnya, kewajiban-kewajiban keagamaannya
maupun urusan-urusan duniawinya.
“Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (al Baqarah : 186)

99. As shabuur ‫ الصبور‬Allah yang maha sabar


Allah itu Ash-Shabur artinya adalah Allah itu Maha Sabar, terutama kepada manusia yang entah
sudah berapa banyak dosanya namun Allah tetap mau mengampuni kita dan memberikan
kesempatan untuk kita agar mau bertaubat
AS SHABUUR (yang Maha Penyabar) adalah Allah yang tidak tergesa-gesa dalam bertindak sebelum
waktunya, melainkan memutuskan segala persoalan menurut rencana yang pasti dan
mewujudkannya dengan cara-cara yang luar biasa, dan tidak menunda-nundanya seperti seorang
pemalas, tidak memajukan pekerjaannya seperti orang yang tergesa-gesa tetapi menempatkan setiap
sesuatu pada waktunya yang tepat, pada saat diperlukannya dan sesuai dengan kebutuhannya.
Semua itu tanpa adanya kuasa yang bertentangandengan kehendak-Nya.
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al Anfaal : 46)

21

Anda mungkin juga menyukai