Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asmaul Husna berasal dari dua kata yaitu ismun dan husna. Ismun
artinya nama, sedangkan husna dari (‫ حسن‬-‫ حيس ن‬-‫ )حس نا‬yang artinya baik.
Asmaul Husna merupakan nama-nama Allah yang baik sebagaimana yang
terdapat dalam Al-Qur’an. Jumlahnya 99 (ada sembilan puluh sembilan)
nama indah Allah (Syaefudin & Bhakti, 2020 dalam Defika Andriana sari,
2021). Asmaul Husna memiliki kemanfaatan yang sangat besar, seperti yang
sudah diterangkan dalam firman Allah, QS. Al-A’raf ayat 180:
Artinya: Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti
mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Artinya Asmaul Husna mempunyai dampak yang positif bagi umat,
apalagi yang sedang mencari ilmu. Asmaul Husna adalah nama-nama Allah
yang suci, sehingga siapapun yang membaca Insya Allah, akan selalu dekat
dengan-Nya. Cara agar Asmaul Husna begitu pula makna yang terkandung
didalamnya tersampaikan, harus adanya interaksi antar manusia.
Asmaul Husna merupakan istilah yang tidak asing bagi umat Islam
secara umum. Allah berfirman “Hanya milik Allah Asmaul Husna, Maka
bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam
(menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap
apa yang telah mereka kerjakan (QS.Al-a‘raf[7]:180). Dari ayat tersebut dapat
disimpulkan betapa pentingnya Asmaul Husna sehingga manusia
diperintahkan oleh Allah untuk berdoa dengan menggunakan Asmaul Husna
(M. Zaki Mubarok, 2021).
Alqur’an bukan suatu kitab yang ditujukan bagi suatu kaum atau
bangsa, tetapi bagi manusia seluruhnya, apapun bahasa, warna kulit dan latar
belakang budayanya, cocok di semua tempat dan kurun waktu. Allah Swt

1
menjadikannya sebagai petunjuk bagi manusia, baik hubungannya dengan
Tuhannya, sesama manusia maupun dengan alam sekitarnya, meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia, semua kalangan atau golongan, apapun strata
sosial seseorang, bangsawan atau rakyat jelata, kaya atau miskin.
Alqur’an memuat dan menerangkan tujuan puncak umat manusia
dengan bukti-bukti kuat dan sempurna. Dan tujuan itu akan dapat dicapai
dengan pandangan realistik terhadap alam, dan dengan senatiasa
melaksanakan dalam suatu kerangka peraturan, pokok-pokok akhlak, dan
hukum-hukum perbuatan. Sekecil apapun perbuatan manusia, secara individu
atau kelompok dalam sebuah masyarakat, di dalam beraktifitas harus sejalan
dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Alqur’an. Semua aturan- aturan
ini dinamakan syariat Islam dalam arti luas (Abd Rahman, 2011).

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat
dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas pada penulisan kali ini.
Masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kajian lafal dan makna serta pelajaran di dalam 10 awal asmaul
husna?
1.3 Batasan Masalah
Agar masalah yang dirumuskan tidak menyimpang terlalu luas, maka
penulis membatasi masalah pada penjelasan mengenai kajian lafal dan makna
serta pelajaran di dalam 10 awal asmaul husna.
1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan
pembahasan penulisan ini adalah untuk mengetahui:
1. Kajian lafal dan makna serta pelajaran di dalam 10 awal asmaul husna.
1.5 Manfaat
Penulisan makalah ini mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang mengenai kajian lafal dan
makna serta pelajaran di dalam 10 awal asmaul husna.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Asmaul Husna
Kata Al-Asma adalah bentuk jamak dari kata Al-Ism yang biasa
diterjemahkan dengan “nama” Ia berakar dari kata Assumu yang berarti
ketinggian, atau Assimah yang berarti tanda. Memang nama merupakan tanda
bagi sesuatu, sekaligus harus dijunjung tinggi. Sedangkan kata Al-Husna
adalah bentuk mua’annats atau feminin dari kata ahsan yang berarti Terbaik.
Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang terbaik dan yang Agung yang
dimiliki oleh Allah SWT. Yang tercermin dari sifat-sifat yang dimiliki oleh
Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Thahaa: 8
Artinya: Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia. Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang baik).
Asmaul husna merupakan nama-nama yang melekat pada keagungan
Allah SWT yang Allah SWT sendiri berikan kepada manusia agar digunakan
untuk meminta perlindungan dan pertolongan.Dalam asmaul husna tersimpan
banyak kebaikan bagi kehidupan manusia di dunia maupun di akhirat.
Pembacaan Asmaul Husna dapat memberikan keutamaan tersendiri
terhadap pembacanya. Asmaul Husna merupakan perantara untuk
mendekatkan diri kepada Allah dan juga media untuk berdo’a. Secara tidak
langsung, hal ini menunjukkan titik sentral dari optimism manusia akan
pengharapan terhadap sesuatu yang baik. Seperti firman Allah SWT dalam al-
Qur’an surat al-Isra’ ayat 110 berikut ini:
Artinya: Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. dengan nama
yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama
yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu
dan janganlah pula merendahkannya2 dan carilah jalan tengah di antara
kedua itu".
2.2 Pentingnya Memahami Asmaul Husna
Menurut Sukarni Jahja dalam Syaifur Rohman, 2020, al-asm’ al-husna
dalam Agama Islam memiliki beberapa aspek. Pertama, menjelaskan tentang

4
“kepribadian” Allah Swt. yang kemudian setiap orang akan mengenal-Nya.
Kedua, nama-nama itu dapat digunakan untuk bermohon kepada-Nya, ketiga,
dengan mengamalkan makna nama-nama tersebut maka tegakla moral yang
di cita-citakan oleh agama Islam. Keempat, jika kurang mampu untuk
mengamalkannya, minimal bisa menghafal dan membacanya setiap hari.
Oleh karena itu, dalam hadis disebutkan, “orang yang menghafalnya, dia akan
masuk surga”.
Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qathani mengungkapkan tetang keutamaan
al-asma’ al-husna, yang merupakan sumber dan bahan yang paling besar
untuk menggapai keteguhan dan kekuatan iman. Adapun tahapan yang harus
dilakukan, yaitu: pertama, menghafal lafazh dan jumlahnya. Kedua,
memahami maknanya. Ketiga, berdoa dengannya,baik dalam hal memuji atau
memohon kepada-Nya. Menganal Allah Swt. meliputi tiga macam tauhid:
Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, serta Tauhid Asma’ dan sifat. Semua
ini merupakan ruh iman, asal, dan kesudahannya. Apabila seseorang
bertambah ma’rifatnya maka bertambah kuat keimanannya.
Dalam hadis Nabi Saw. Disebutkan kata ‫ حفظها‬atau dalam riwayat lain
memakai kata ‫ احصاها‬yang bermakna menghafal. Maksud hafal disini tidak
hanya dalam hal mengingat sehingga tidak lupa,tapi menghafal, mehami
makna dan isinya, memuji Allah dengannya, serta memohon kepada-Nya dan
meryakininya.
Jadi,sangat penting bagi seseorang untuk menjadikan nama-nama Allah
Swt. sebagai cerminan hidup dalam berprilaku sesuai dengan cita-cita agama
islam, dan hal itu tidak akan terwujud tanpa melalui proses mempelajari,
memahami, mengahayati, dan sampai kepada mengamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
2.3 Keistimewaan Asmaul Husna
Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata Nabi Muihammad SAW pernah
bersabda,

5
“ Sesungguhnya Allah SWT mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu,
barang siapa menghitung ( menghafal seluruhnya) masuklah ia ke dalam
surga.
Ibnul Qayyim berkata: “memahami dan mengamalkan Asma‟ Allah
adalah pangkal adalah pangkal dari segala ilmu. Siapa yang memelihara
segala ilmu pengetahuan, sebab di dalam semua makna Asma‟-Nya terdapat
pangkal dari segala pengetahuan dan seluruh ilmu pengetahuan sebenarnya
merupakan manifestasi dan konsekuensi dari Asma‟-Nya.
Ibnul Qayyim menjelaskan kalimat bahwa orang yang memelihara
bilangan Asmaul Husna akan masuk surga terdiri dari tiga pengertian;
menghafal bunyi lafadz dan jumlah bilangan-Nya, memahami makna dan
dalil tentangnya serta berdoa dengan menyebutnya.
Quraish syihab dalam tafsirnya Al-Misbah juga menyebutkan bahwa
bermacam- macam penafsiran tentang kata “menghitung” di dalam hadis
tersebut antara lain “ memahami maknanya, dan mempercayainya”, atau
mampu melaksanakan kandungan-Nya serta berakhlak dengan nama-nama
itu.
Betapapun, yang jelas ada manusia yang sekedar membaca namanama
itu disertai mengagungkan-Nya , ada juga yang mempercayai kandungan
makna maknanya, ada lagi yang menghafal, memahami maknanya dan
mengamalkan kandungannya. Itu semua dapat dikandung oleh kata tersebut,
dan mereka semua inysa Allah dapat memperoleh curahan rahmat Ilahi sesuai
niat dan usahanya.
Lain dari itu Asmaul Husna juga merupakan wasilah yang paling
agung, paling mulia, dan paling kuat untuk mendekatkan seorang hamba
kepada Allah SWT. Berdoa kepadaAllah dengan Asmaul Husna termasuk
amalan mulia. Berdoa dengan Asmaul Husna juga merupakan wujud yang
paling baik dari ikatan kita dengan Allah SWT. hal itu sangat bermanfaat bagi
pribadi seorang muslim dalam kehidupannya. Apabila seorang muslim berdoa
kepada Allah, maka doanya tidak akan disia-siakan, tidak akan terhalang
untuk dikabulkan (Muniruddin, 2017).

6
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Jenis Penulisan
Metode penulisan dalam makalah ini adalah menggunakan kajian
pustaka atau studi kepustakaan yaitu berisi teori teori yang relevan dengan
masalah-masalah. Masalah pada penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui “kajian lafal dan makna serta pelajaran di dalam 10 awal asmaul
husna”.
Pada bagian ini dilakukan pengkajian mengenai konsep dan teori yang
digunakan berdasarkan literatur yang tersedia, terutama dari artikel-artikel
yang dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah. Kajian pustaka berfungsi
untuk membangun konsep atau teori yang menjadi dasar studi dalam
penulisan.
Kajian pustaka atau studi pustaka merupakan kegiatan yang diwajibkan
dalam penulisan ilmiah, khususnya dibidang akademik yang tujuan utamanya
adalah mengembangkan aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis.
Sehingga dengan menggunakan metode penulisan ini penulis dapat dengan
mudah menyelesaikan masalah.

7
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kajian Lafal dan Makna serta Pelajaran di dalam 10 Awal Asmaul
Husna
Menurut Muniruddin (2017):
1. Ar Rahman (Maha Pengasih)
“Kata Ar Rahman Di sebut dalam Al Qur’an sebanyak 57 kali
kesemuanya menujuk kepada sifat Allah” Kata Ar Rahman berasal dari kata
Rahima yang artinya menyayangi atau mengasihi yang terdiri dari huruf Raa,
Haa, dan Mim, yang mengandung makna kelemahlembutan, kasih sayang,
dan kehalusan. Firman-Nya Dalam Surat AL Furqon Ayat: 60
Artinya: “dan apabila dikatakan pada mereka: Sujudlah kamu sekalian
kepada yang Maha Penyayang, mereka menjawab: Siapakah Yang Maha
Penyayang itu? Apakah kami akan sujud kepada tuhan yang kamu
perintahkan kami (bersujud kepada-Nya), dan (perintah sujud itu) menambah
mereka jauh (dari iman)” Al Furqon: 60.
Dalam ayat tersebut terdapat hikmah dan pelajaran kepada siapa yang
belajar dan mengetahui tentang asmaul husna, bahwa Allah memakai nama
(asma) Ar Rahman untuk di sembah (bersujud) kepada-Nya. Sudah jelas
apabila kita beriman kepada Allah maka kita juga harus mengimani asma-
asma-Nya (Ama’ul Husna).
Orang-orang musyrik menolak untuk menyembah Allah sebagaimana di
tunjukkan pada perjanjian Hudaibiyyah yang didalamnya tidak dimulai
(diawali) dengan tulisan/bacaan “Bismillahirahman Nirrahim”.
Dalam firman-Nya yang lain (Surat Al Isra: 110) menyebutkan

8
Artinya: “katakanlah: Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama
yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Asma’ul Husna (nama-nama
yang terbaik) ....” (Q.S. Al Isra:110).
Disebutkan bahwa Ar Rahman adalah salah satu Asma’ul Husna dan
mendapat tempat pertama, ini terdapat dalam surat pembuka (Al Fatihah)
pada ayat pertama.
Dengan begitu Sebelum kita beraktifitas sebaiknya kita mengucapkan
Basmallah “Bismillahirrahman Nirrahim”.
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba yang membaca :’Segala puji bagi Allah
Tuhan Semesta Alam’, maka Allah akan berfirman: ‘Hamba-Ku telah
Memuji-Ku’, dan jika dia membaca ‘Maha Pemurah lagi Maha Penyayang’,
maka Allah berfirman: ‘Hamba-Ku telah Memuji-Ku’. (H.R. Muslim).
Dalam sabda Rasulullah tersebut dapat kita ambil pelajaran dan
hikmah-Nya bahwa setelah kita membaca “Alhamdulillah Hirabbil ‘Alamiin”
(Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam) kita telah diakui sebagai
Hamba-Nya, itu adalah nikmat dan jalan selanjutnya untuk kita dapat meraih
rahmat-Nya dalam aktivitas keseharian setelah membaca Al Fatihah.
Dan ingatlah selalu sebelum kita beraktifitas setidakya kita harus
membaca “Bismillahirrahman Nirrahiim”, supaya kita mendapat nikmat tiada
tara dan rezeki yang halal serta nikmat sehat setelah menyebut Nama-Nya.
2. Ar Rohim (Maha Penyayang)
Do’a: Ya Rohim Irhamna, ya Allah! yang Maha Penyayang, kasih dan
sayangilah kami.
Allah memberikan kasih sayang yang tidak terbatas, memberikan
pahala abadi kepada orang orang yang menggunakan rahmat dan karuniaNya
bagi kebaikan. Allah memberikan kasih sayangNya secara spsial kepada
orang yang beriman yaitu hidayah (petunjuk) taufik iman dan islam.
Artinya: Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya
(memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari

9
kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah Dia Maha Penyayang
kepada orang-orang yang beriman. QS. Al Ahzab 43
3. Al Malik (Maha Raja)
Do’a: Ya Malik, A’thini min mulkika. Ya Allah..! yang Maha Raja
yang mempunyai kekuasaan, berikanlah kepadaku dari kekuasaanMu. Al
Malik nama Allah yang ke 3, yaitu Allah yang maha raja. Allah adalah
pemiliik alam semesta. Pemilik seluruh makhluk, Allah Maha kuasa, Allah
adalah raja manusia, Allah satu satunya penguasa seluruh alam semesta, apa
yang dikehendakiNya pasti terjadi, apa yang tidak dikehendakiNya tidak akan
terjadi. Firman Allah:
Artinya: Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan
selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia. QS. Al Mukminun
116
4. Al Quddus (Maha Suci)
Do’a: Ya Quddus..! Qaddis fithrotana. Ya Allah.. yang Maha suci,
sucikanlah fitrah kejadian kami. Al Quddus berasal dari kata Qaddasa artinya
mensucikan dan jauh dari kejahatan. Al Quddus adalah zat yang maha suci,
jauh dari sifat kekurangan, terhindar dari sifat kelemahan, tidak ada sifat lalai,
tidak mempunyai sifat jelek dan terhindar dari cacat.4 Kesucian Allah bersifat
mutlak, tidak ada yang menyerupaiNya dalam sifat maupun perbuatanNya
bahkan makhlukNya yang maha sempurna sekalipun, karena makhluk yang
paling sempurna masih memiliki kekurangan, bisa saja dari segi keahlian,
kelebihan, intelektual, kekayaan, kecantikan, kegagahan, kekuatan,
ketahanan, kesehatan, keputusan dan lain sebagainya, masih mempunyai sifat
kekurangan. FirmanNya:
Artinya: Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi. Raja, yang Maha Suci, yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. QS. Al Jumu’ah 1
5. As Salam (Yang Memberi Maha Kesejahteraan)
Do’a: Ya Salam..!sallimna min afatiddunya wa’azabil akhiroh. Artinya:
Ya Allah pemberi selamat, selamtakanlah kami dari fitnah bencana dunia dan

10
siksa di akhirat. As Salam berasal dari kata Salama, artinya keselamatan
kedamaian atau kesejahteraan. Allah adalah zat as Salam yang menjamin
keselam atan dan kesejahteraan terhadap seluruh makhluk. Jadi makhluk
manapun akan dijamin keselamatannya oleh Allah SWT dan tidak ada
satupun yang dapat mengusiknya. FirmanNya:
Artinya: Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci,
yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha
Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala
Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. QS. Al
Hasyar 23
6. Al Mukmin (Maha Mengaruniakan Keamanan)
Do’a: “Ya Mukmin.. Aminna wa amin ahlana wabaladana” artinya : Ya
Allah.. Tuhan yang memberi keamanan, berikanlah kami keamanan, keluarga
kami dan negeri kami. Al Mukmin nama zat Allah yang maha memberi
keamanan kepada seluruh makhlukNya, sehingga tidak satupun makhluk
yang bisa mengganggu makhluk yang ada dalam keamanan Allah. Manusia
sangat membutuhkan rasa aman, nyaman dan ingin terhindar dari berbagai
marabahaya. Kita hanyalah makhluk Allah yang lemah dan tidak berdaya
tanpa pertolongan dari Allah yang maha pemberi keamanan. Sesungguhnya
tidak ada daya upaya melainkan dari Allah SWT. Jika kita melihat seseorang
yang sangat berani menentang Allah. Sesungguhnya orang tersebut sangat
merugi di dunia dan akhirat. Hidupnya tidak akan tenang dan aman, karena
Allah akan mencabut perasaan tenang dan aman dari hatinya. firmanNya:
Artinya: Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, raja, yang Maha suci,
yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha
Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala
Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. QS. Al
Hasyar 23
7. Al Muhaimin (Maha Memelihara, Yang Maha Melindungi)
Do’a: “Ya Muhaimin.. Haimin auratina wa ajsadana” artinya: Ya
Allah.. yang maha melindungi, lindungilah cacat dan jasad kami. Al

11
Muhaimin merupakan zat Allah yang maha memelihara semua makhlukNya
dengan sangat cermat dan teliti, sehingga tak ada satupun yang tak terpelihara
oleh Allah. Allah adalah pencipta alam semesta beserta isinya dan Dia akan
memeliharanya, Allah tidak pernah merasa berat untuk memelihara dunia dan
seisinya. Lihat QS, 59: Lihat QS, 59: 23
Fadilah Zikir in:
1. Barangsiapa membaca Ya Muhaimin sebanyak 100 kali, sesudah mandi
dan sholat dua roka’at ditempat yang sunyi dengan memusatkan perhatian
kepada Allah, niscaya Allah akan mensucikan lahir dan bathinnya. Jika
dibaca 145 kali setelah sholat isya, insya Allah akan dikarunia daya ingat
yang kuat, mudah menghapalkan sesuatu dan terluput dari kelupaan.
2. Siapa yang menzikirkan Ya Muhaimin sebanyak 125 kali, insya Allah
hatinya akan menjadi jernih, ia akan menemukan rahasia dan hakikat dari
setiap kejadian dan terhindar dari keruwetan hidup.
3. Mewiridkan Ya Muhaimin sebanyak 100 kali setiap selesai sholat fardhu,
dapat memelihara dan menjaga kesehatan tubuh, dan iringilah dengan
POLA HIDUP SEHAT:
a. Olah raga (keluar keringat)
b. Makan teratur (empat sehat lima sempurna)
c. makan sebelum kelaparan dan berhenti makan sebelum kekenyangan
d. Istirahat yang cukup
e. Hindari al kohol, merokok dan sejenis candu narkoba
f. Puasa senin kamis
g. Selalu bersilaturrahim, berlapang dada, pemaaf, dan suka membatu
orang yang dalam kesulitan. Kalau ada masalah cepat selesaikan dengan
solusi yang terbaik, selalu berserah diri kepada Allah.
8. Al ‘Aziz (Maha Perkasa)
Do’a: “Ya ‘Aziz…’Azzizna bil’ilmi wal karomah” artinya: Ya Allah…
yang maha mulia, muliakanlah kami dengan ilmu pengetahuan dan
kemuliaan. Al Aziz Allah yang maha perkasa, keperkasaanNya tidak ada
bandingannya, sehingga tiada ada kesulitan di dalam menciptakan dan

12
menghancurkan alam semesta ini. Al Aziz juga memiliki arti maha kuat dan
maha mlia. Tidak ada satu makhlukpun yang menandingi kemuliaan dan
kekuatan Allah swt, kita lemah dihadapan Allah, jangankan menyamai
kekuatan Allah untuk membayangkan kekuatan Allah kita tidak mampu. Oleh
karena itu jika ada manusai yang berlaku sombong di dumika bumi
sebenarnya dia belum memahami hakikat Allah yang Esa.
Artinya: (Allah berfirman): ”Hai Musa,Sesungguhnya, Akulah Allah,yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS. An namal 9

9. Al Jabbar (Yang Maha Berkuasa)


Do’a: “Ya Jabbar…hablana min jabarutik”. Artinya: Ya Allah, yang
maha perkasa, berikanlah kepada kami dari keperkasaanMu. Al jabbar nama
Allah yang maha memaksa, Allah bisa memaksakan kehendaknya terhadap
semua makhlukNya meskipun ia merasa enggan dipaksakan. Tidak ada
satupun makhluk yang dapat melawan kehendak Allah. Semua tunduk kepada
aturan Allah, matahari selalu terbit dari timur dan bumi berputar pada
porosnya, tidak ada satu riak dan gelombang air tanpa kehendakNya, Dia
menciptakan dan mengatur seluruh makhluk, seperti lahirnya mausia
kemudian tumbuh berkembang hingga anak anak, dewasa dan menjadi tua
kemudian meninggal dunia, ini adalah sunnatullah. Tidak ada satu
makhlukpun yang dapat melawan kemahakuasaan Allah.
Artinya: Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, raja, yang Maha suci,
yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha
Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala
Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. QS. Al
Hasyar 23
10. Al Mutakabbir (Yang Maha Mempunyai Keagungan dan Kesombongan)
Do’a: Ya Mutakabbir.. bifadlika ij’alna kubaro’ artinya : Ya Allah,
Yang maha memiliki keagungan, dengan anugerahMu jadikanlah kami orang
yang memiliki keagungan. Al Mutakabbir nama Allah yang maha memiliki
keagungan yang sempurna, al Mutakabbir juga dapat diartikan Allah yang

13
memiliki kebesaran, memiliki keangkuhan yang tidak tertundukkan. Hanya
Allah saja yang mempunyai hak mengagungkan kebesaranNya sebagai
pencipt yang maha besar dan hanya Allah yang Mutakabbir
(menyombongkan diri).
Artinya: Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, raja, yang Maha suci,
yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha
Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala
Keagungan. Al Hasyar 23

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Uraian di atas membuktikan luasnya pemahaman asmaul husna
mencakup dalam hidup dan kehidupan seorang Muslim, sehingga kalau
dibaca dan diulang-ulang serta diwiridkan akan merasuk ke dalam jiwa dan
berpengaruh pada kepribadian orang yang membacanya, sehingga masing
masing jama’ah merasakan kontak batin yang menyatu dengan jiwa al Qur’an
dan membawa dampak positif pada kepribadian para jama’ah karena
menghayatinya dalam bentuk amalan sehari hari. Sabda Rasulullah SAW:
Artinya: Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang
satu, siapa yang menghitungnya masuk syurga. HR. Bukhari.
5.2 Saran
Makalah ini dibuat denagan tujuan memberikan pengetahuan kepada
pembaca untuk mengetahui kajian lafal dan makna serta pelajaran di dalam
10 awal asmaul husna. Berdasarkan contoh yang telah dipaparkan pembaca
dapat mengetahui pencapaian kajian lafal dan makna serta pelajaran di dalam
10 awal asmaul husna.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mubarok, M Zaki. 2021. “Asmaul Husna dalam Al-Qur’an”. Journal Of Arabic


snd Teacher. Vol. 10, No. 1, Hal. 24.

Muniruddin. 2017. “Asmaul Husna sebagai Manajemen Keshalihan Sosial”.


Jurnal Al-Idarah. Vol. 4, No. 5, Hal. 97-102.

Rohman, Syaifur. 2020. “Pembiasaan Membaca Asmaul Husna untuk Menjaga


Potensi Aqidah pada Anak”. Jurnal Dimar. Vol. 1, No. 2, Hal. 119-121.

R, Abd Rahman. 2011. “Memahami Esensi Asmaul Husna dalam al-Qur’an”.


Jurnal Adabiah. Vol. XI, No. 2, Hal. 150.

Sari, Defika Andriana. 2021. “Pembiasaan Santri Mengamalkan Asmaul Husna”.


Jurnal Kajian Islam. Vol. 9, No. 2, Hal. 128.

15

Anda mungkin juga menyukai