Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS MAKNA AR-RAHMAN DAN AR-RAHIM DALAM QS.

Al-FATIHAH AYAT 1 DAN 3 PERSPEKTIF TAFSIR AL-

QUR’ANUL MAJID KARYA MUHAMMAD HASBI ASH-

SHIDDIEQY

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri


Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.Ag)

Oleh:
METTA APRIYANI
NIM. 201456

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SULTAN ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU

TAHUN 2023
ANALISIS MAKNA AR-RAHMAN DAN AR-RAHIM DALAM QS. Al-

FATIHAH AYAT 1 DAN 3 PERSPEKTIF TAFSIR AL-QUR’ANUL MAJID

KARYA MUHAMMAD HASBI ASH-SHIDDIEQY

A. Latar Belakang

Berbicara mengenai Al-Qur’an, tidak akan terlepas dengan keunikan makna dan

kekayaan kosakata. Karena pada kenyataannya Al-Qur’an diturunkan sebagai sumber

kehidupan serta pedoman bagi umat manusia. Tidak hanya itu, surah maupun ayat

yang terkandung didalamnya juga mengandung keunikan makna yang tiada pernah

habis dikaji dan selalu memberi isyarat makna yang tak terbatas 1. Salah satu surah

yang sering kita baca, menyimpan berbagai makna serta kebahagiaan dan

kesejahteraan ialah surat Al-Fatihah.

Surat Al-Fatihah merupakan surat pembuka Al-Qur’an yang pengaruhnya luas

bagi kaum muslimin. Al-Fatihah juga disebut Ummul Kitab karena di dalamnya

mengandung semua tema utama Al-Qur’an. Al-Fatihah merupakan surat yang paling

mulia2. Sebagaimana Abu Sa’id bin Al-Mu’alla berkata, Rasulullah SAW bersabda:

‫ ياَر سوَل‬: ‫ َفُق لُت‬،‫ َفَد عايِن َر سوُل الَّلِه صَّلى اُهلل عليه وسَّلَم َفَلْم ُأِج ْبُه‬، ‫ُك ْنُت ُأَص ِّلي يف ا ْس ِج ِد‬
‫َمل‬
‫ِج ِل ِل‬
‫ ُأَلَعِّلَم َّنَك‬: ‫ اْس َت يُبوا َّلِه َو لَّر ُس وِل ِإَذا َدَعاُك ْم َّمُث قاَل يِل‬:‫ أْمَل َيُقِل الَّلُه‬: ‫ فقاَل‬،‫ إيِّن ُك ْنُت ُأَص ِّلي‬،‫الَّلِه‬

‫ِد‬ ‫ِج ِد‬ ‫ِم‬ ‫ِن‬


‫ ُقلُت‬، ‫ َفَلَّم ا أراَد أْن ْخَيُرَج‬،‫ َّمُث أَخ َذ بَي ي‬. ‫ُس وَر ًة هي أْع َظُم الُّس َو ِر يف الُقْر آ َقْبَل أْن ْخَتُرَج َن اَملْس‬

1
. Piramida, Media Studi Islam dan Timur Tengah, Volume 7 Nomor 1, April 2012, ISSN:
1829-7293, h. 21.
2
. Rohmatun Khomsah, Konsep Do’a dalam surat Al-Fatihah (Studi Analisis Tafsir Al-Misbah
karya Quraish Shihab), (Purwokerto: Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2019) h.1
‫ِم‬ ‫ِل ِه‬ ‫ِن‬
‫ (اَحْلْم ُد َّل َر ِّب اْلَعاَل َني ) هي الَّس ْبُع‬: ‫ ُأَلَعِّلَم َّنَك ُس وَر ًة هي أْع َظُم ُس وَر ٍة يف الُقْر آ ؟ قاَل‬: ‫ أْمَل َتُقْل‬:‫له‬

‫ِت‬ ‫ِظ‬
‫ والُقْر آُن الَع يُم الذي ُأو يُتُه‬، ‫اَملثايِن‬

Artinya: Aku sholat di masjid, lalu Rasulullah memanggilku, namun aku tidak
menjawab. Aku kemudian berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya (tadi)
aku sedang shalat”. Beliau bersabda, “bukankah Allah telah berfirman,
penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu”.
(Qs. Al-Anfal:24). Setelah itu beliau bersabda, “Saya akan
memberitahukan kepadamu surat yang paling mulia di dalam Al-Qur’an
sebelum engkau keluar dari masjid. Kemudian beliau memegang kedua
tanganku. Ketika beliau hendak keluar dari masjid, aku berkata: Ya
Rasulullah, tadi engkau katakan akan memberitahukan kepadaku surat
yang paling mulia di dalam Al-Qur’an, maka beliau bersabda:
“alhamdulillahirabbil ‘aalamiin, (Surat Al-Fatihah) adalah as-Sab’ul
Matsani dan surat yang paling mulia yang diberikan kepadaku”3.

Melihat hadist di atas, dapat kita simpulkan bahwa kedudukan yang tinggi

tentunya memiliki makna yang sangat mendalam. Karena jika dikatakan Al-Qur’an

secara keseluruhan itu mulia, lalu bagaimana dengan surat yang dikatakan mulia di

dalam Al-Qur’an? Surat Al-Fatihah dikatakan surat yang paling mulia dikarenakan

tema-tema besar yang terdapat di dalam Al-Qur’an seperti masalah tauhid, keimanan,

janji, kabar gembira bagi orang yang beriman, ancaman dan peringatan bagi orang

kafir, ibadah, kisah orang-orang yang beruntung karena selalu taat kepada Allah dan

merasa sengsara karena mengingkari-Nya, semua persoalan tersebut sudah tercermin

di dalam surat Al-Fatihah4. Hal ini lah pada gilirannya mengharuskan seorang muslim

3
. Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurtubhi: terjemahan “Al-Jami’li Ahkam Al-Qur’an, (Pustaka
Azzam) , jilid 1, h. 282.
4
. Mhd. Mirza Munandar, Nilai-nilai Pendidikan dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah, (Banda
Aceh, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, 2018), h.2

2
untuk menempatkan surat ini sesuai dengan posisi yang telah diberikan Allah

kepadanya. Baik dari segi bacaan, pemahaman dan pengamalannya5.

Jika kita teliti kembali surat Al-Fatihah secara mendalam, maka akan

ditemukan beberapa makna yang begitu luas cakupannya. Hal ini bisa kita lihat ketika

menyoroti kata Ar-Rahman dan Ar-Rahim pada surat Al-Fatihah yang merupakan

sifat dari Allah. Ar-Rahman dan Ar-Rahim juga merupakan dua nama dari beberapa

nama Allah yang keduanya diserap dari kalimat Rahmah6. Di samping sebagai nama

lain dari Allah, keduanya juga merupakan dua dari sekian banyak sifat-sifat-Nya,

yang dengannya Allah dipuji dan diagungkan 7. Sebenarnya ada banyak nama Allah,

yang terdiri dari 99 nama. Mulai dari Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik, Al-Quddus

dan sebagainya8.

Demikian banyak sifat/nama Allah, namun yang terpilih dalam Surah Al-

Fatihah hanya dua sifat dan nama, yaitu Ar-Rahman dan Ar-Rahim yang keduanya

terambil dari akar kata yang sama. Dalam hal ini, Allah menegaskan dalam firman-

Nya9:

‫َو َر َمْحْيِت َو ِس َعْت ُك َّل َش ْي ٍۗء‬

Artinya: “Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu”. (QS. Al-A’raf [7]:156).

5
. Abdullah Haidir, Pelajatan dan Hikmah yang terdapat dalam Tafsir Surat Al-Fatihah,
(Indonesia, Kantor Kerjasama Dakwah, bimbingan dan Penyuluhan bagi pendatang), h. 8
6
. Idrus Abidin, Tafsir Surah Al-Fatihah, (Jakarta: Amzah, 2022), h. 37.
7
. Umar Sulaiman al-Asyqar, Al-Asma’ al-Husna, (Jakarta: Qisthi Press, 2004), h. 30.
8
. Ibid, h. 11.
9
. M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), jilid 1, h. 21.

3
Sebenarnya untuk mengetahui kekayaan makna dalam setiap lafadz Al-Qur’an,

sekedar menggunakan terjemahan tentu saja jauh dari kata cukup. Begitu pun dengan

memahami makna dari Ar-Rahman dan Ar-Rahim Allah. Sekedar memahaminya

dengan “Maha Pengasih” dan “Maha Penyayang” bisa jadi mengetahui maknanya

yang luas dan mendalam. Kata Ar-Rahman di dalam Al-Qur’an diulang sebanyak 57

kali dan tidak hanya dipakai dalam konteks orang yang beriman saja, akan tetapi juga

dipakai dalam konteks orang-orang yang kafir. Sebaliknya, kata Ar-Rahim diulang

sebanyak 95 kali dan semuanya tidak ada yang ditujukan kepada orang kafir,

melainkan dikhususkan kepada orang-orang yang beriman10.

Sebagaimana dikemukakan oleh budayawan Emha Ainun Nadjib, saat

seseorang mengucapkan kata Ar-Rahman, terlihat dengan jelas posisi bibir yang

terbuka. Menurutnya, ini menjadi bukti betapa kasih sayang Allah memang sangat

luas terbuka bagi siapa pun. Berbeda ketika mengucapkan kata Ar-Rahim, yakni

posisi bibir terkatup atau tertutup. Ini menandakan kasih sayang-Nya dalam konteks

Ar-Rahim tampak lebih khusus11. Meski kedua kata tersebut mempunyai akar huruf

yang sama, namun tidak secara otomatis membawa makna yang sama. Untuk

memperjelas perbedaan tersebut, maka penulis akan mencoba mengutip beberapa

pandangan ahli tafsir terkait makna Ar-Rahman dan Ar-Rahim.

10
. Miftahul Arifin, Aktifitas Mukjizat Surat Al-Fatihah, (Yogyakarta: Laksana, 2018), cetakan
1, h.100.
11
. Rusdi, Aktivitas Mukjizat Surat Al-Fatihah untuk Keharmonisan Rumah Tangga,
(Yogyakarta: Diva Press, 2015), cetakan 1, h. 76.

4
Melihat kepada kitab Tafsir Al-Qur’anul Majid karya Muhammad Hasbi Ash-

Shiddieqy, makna Ar-Rahman dan Ar-Rahim diartikan bahwa Tuhan yang memiliki

sifat rahmat dan melimpahkan rahmat-Nya, serta yang bebuat baik kepada semua

makhluk-Nya tanpa batas. Sebagaimana telah dijelaskan, Ar-Rahman adalah sifat

khusus bagi Allah. Tidak boleh digunakan kepada selain Dia. Adapun Ar-Rahim

menyatakan bahwa Tuhanlah yang tetap bersifat rahmat, yang dari rahmat-Nya lahir

kebajikan bagi manusia. Sedangkan menurut kitab Tafsir Jalalain, Ar-

Rahman dan Ar-Rahim bermakna iradatul khairi li ahlihi (suatu kebaikan yang

dikehendaki Allah untuk hambanya)12. Jika kita kembali melihat kepada kitab Tafsir

Al-Misbah, M. Quraish Shihab memaknai kata Ar-Rahman dengan Tuhan

mencurahkan rahmat-Nya, sedangkan Ar-Rahim dinyatakan bahwa Dia memiliki sifat

rahmat yang melekat pada diri-Nya. Ada juga ulama yang memahami kata Ar-

Rahman sebagai sifat Allah yang mencurahkan rahmat yang bersifat sementara di

dunia ini, sedang Ar-Rahim adalah rahmat-Nya yang bersifat kekal13.

Dapat kita lihat dari beberapa pandangan ahli tafsir di atas, terdapat perbedaan

pendapat mengenai makna Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Dari perbedaan pendapat

tersebut, terdapat pula suatu hal yang menyoroti. Sebagaimana yang telah kita baca

bahwa lafadz Ar-Rahman dan Ar-Rahim, masing-masing disebutkan dua kali di

dalam Surah Al-Fatihah, yaitu pada ayat pertama dan ayat ketiga. Hal ini lah yang

kemudian membuat peneliti tertarik untuk mengkaji makna yang sebenarnya dari

12
. Jalaluddin Al-Mahally dan Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain jilid 1, (Kairo, 1280 H),
h.2
13
. M. Quraish Shihab, op.cit, h. 22

5
lafadz Ar-Rahman dan Ar-Rahim sehingga disebutkan dua kali di dalam surah Al-

Fatihah dan menjadi nama/sifat yang dipilih dalam surah Al-Fatihah sebagai Ummul

Kitab. Oleh karena itu, disini penulis menggunakan kitab Tafsir Al-Qur’anul Majid

karya Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. Dengan mengangkat judul proposal skripsi:

“Analisis Makna Ar-Rahman Dan Ar-Rahim Dalam QS. Al-Fatihah Ayat 1 dan

3 Perspektif Tafsir Al-Qur’anul Majid Karya Muhammad Hasbi Ash-

Shiddieqy.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Ar-Rahman dan Ar-Rahim dalam QS. Al-

Fatihah ayat 1 dan 3?

2. Bagaimana pandangan ahli tafsir terkait makna Ar-Rahman dan Ar-Rahim?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis paparkan sebelumnya, maka

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui makna Ar-Rahman dan Ar-Rahim dalam QS. Al-

Fatihah ayat 1 dan 3

b. Untuk mengetahui dan memahami pandangan para ahli tafsir terkait

makna Ar-Rahman dan Ar-Rahim.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

6
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan, sekaligus dapat memberikan

motivasi bagi penulis khususnya dan bagi umat islam umumnya.

2) Untuk menjadi bahan telaah bagi siapa saja yang ingin

melanjutkan penelitian ini secara lebih mendalam lagi.

b. Manfaat Praktis

1) Untuk memenuhi syarat kelulusan Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau guna memenuhi

gelar S1.

2) Untuk mengembangkan daya nalar dan membentuk pola pikir

penulis yang berhubungan dengan makna Ar-Rahman dan Ar-

Rahim.

D. Kajian Terdahulu

Kajian terdahulu merupakan sebuah kegiatan membandingkan penelitian yang

sedang dikerjakan oleh penulis saat ini dengaan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya14. Adapun tujuan membandingkan penelitian ialah agar tidak terjadinya

tumpang tindih dan penelitian ulang dari penelitian terdahulu. Dengan adanya kajian

terdahulu, kita bisa melihat apakah penelitian yang sedang kita lakukan sudah dibahas

oleh peneliti yang lainnya atau belum.

Pertama, skripsi yang ditulis oleh Rohmatun Khomsah mahasiswa Institut

Agama Islam Negeri Purwokerto tahun 2019, Konsep Do’a dalam surat Al-Fatihah

14
. Anak Agung Putu Agung, dkk, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Denpasar:
Abpublisher, 2017), h.16

7
(Studi Analisis Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab). Penelitian ini adalah

penelitian studi pustaka (library research) yang menggunakan sumber data primer

dan sumber data sekunder. Penelitian ini membahas konsep do’a yang terkandung

dalam surat Al-Fatihah menurut Tafsir Al-Misbah. Hal ini memiliki kesamaan dengan

penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama membahas tentang surat Al-Fatihah.

Namun, juga memiliki perbedaan yang mana penulis lebih menyoroti kata Ar-

Rahman dan Ar-Rahim pada QS. Al-Fatihah ayat 315.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Putri Saima mahasiswa Universitas Islam

Negeri Sumatera Utara Medan tahun 2019, Metodologi Penafsiran Surat Al-Fatihah

menurut Muhammad Ali Ash-Shabuni dalam Tafsir Rawai’ul Al-Bayan fi Tafsir Ayat

Al-Ahkam min Al-Qur’an. Penelitian ini adalah penelitian studi pustaka (library

research) yang menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder.

Penelitian ini membahas pada metodologi Ali Ash-Shobuni dalam menafsirkan surat

Al-Fatihah di dalam tafsirnya, yaitu tafsir Rawai’ul al-Bayan fi Tafsir Ayat al-

Ahkam Min Al-Qur’an. Hal ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang penulis

lakukan yaitu sama-sama membahas tentang surat Al-Fatihah. Namun, juga memiliki

perbedaan yang mana penulis lebih menyoroti kata Ar-Rahman dan Ar-Rahim pada

QS. Al-Fatihah ayat 316.

Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Ana Raodhotul Jennah mahasiswa Institut

Agama Islam Negeri Jember tahun 2021, Tafsir Surat Al-Fatihah (Studi Komparatif

15
. Rohmatun Khomsah, op.cit
16
. Putri Saima, Metodologi Penafsiran Surat Al-Fatihah menurut Muhammad Ali Ash-
Shabuni dalam Tafsir Rawai’ul Al-Bayan fi Tafsir Ayat Al-Ahkam min Al-Qur’an, (Medan: Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara, 2019).

8
Tafsir Fathul Qadir Karya Imam Syaukani dan Tafsir Al-Misbah Karya Quraish

Shihab). Penelitian ini adalah penelitian studi pustaka (library research) yang

menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Penelitian ini

membahas segala aspek yang terkandung dalam surat Al-Fatihah. Namun, juga

memiliki perbedaan yang mana penulis lebih menyoroti kata Ar-Rahman dan Ar-

Rahim pada QS. Al-Fatihah ayat 317.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis di dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif

dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Penelitian

kualitatif dilakukan untuk memahami fenomena sosial dari pandangan

pelakunya18.

2. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan yang digunakan oleh penulis di dalam proposal yaitu

pendekatan tafsir tematik (maudhu’i). Tafsir maudhu’I adalah suatu ilmu yang

di dalamnya mencakup atau membahas tema-tema tertentu yang tampak dan

menjadikannya sebagai dasar dalam menjelaskan metode penafsiran Al-Qur’an

17
. Ana Raodhotul Jannah, Tafsir Surat Al-Fatihah (Studi Komparatif Tafsir Fathul Qadir
Karya Imam Syaukani dan Tafsir Al-Misbah Karya Quraish Shihab), (Jawa Timur: Institut Agama
Islam Negeri Jember, 2021).
18
. Rukin, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Surabaya: CV. Jakad Media
Publishing, 2021), h. 10.

9
berdasarkan kaidah dan syarat-syarat yang sesuai agar penafsiran tersebut

selamat dan sampai kepada tujuannya yaitu menjadi hidayah19.

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan sebagai landasan pembahasan dalam

penelitian ini mengambil sumber-sumber yang sesuai dan berhubungan dengan

topic pembahasan serta dapat dipertanggungjawabkan. Adapun sumber-

sumbernya sebagai berikut:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an dan Tafsir.

Adapun kitab tafsir yang dirujuk yaitu kitab Tafsir Al-Qur’anul Majid

karya Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

oleh orang lain atau lembaga tertentu20. Adapun sumber data sekunder

dalam penelitian ini adalah buku, skripsi serta jurnal yang berkaitan dengan

makna Ar-Rahman dan Ar-Rahim.

4. Teknik Pengumpulan Data

19
. Yasif Maladi, Makna dan Manfaat Tafsir Maudhu’I, (Bandung: UIN Sunan Gunung Djati,
2021), h. 9
20
. Anak Agung Putu Agung, op.cit, h. 86

10
Teknik pengumpulan data dalam proposal skripsi ini menggunakan metode

kepustakaan (library research). Dalam penelitian kepustakaan, data-data

tersebut diperoleh dengan menelusuri kitab-kitab, buku, jurnal, catatan maupun

hasil penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian21.

5. Teknik Analisa Data.

Adapun yang menjadi analisa data pada proposal ini yaitu QS Al-Fatihah

[1]: 1 dan 3.

)١( ‫ِبْس ِم الّٰلِه الَّر ٰمْحِن الَّر ِح ْيِم‬

Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang
)٣( ‫ٱلَّر َٰمْحِن ٱلَّر ِح يِم‬

Artinya: Yang maha pengasih lagi maha penyayang.

21
. Ibid, h. 6

11
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Idrus. 2022. Tafsir Surah Al-Fatihah, Jakarta: Amzah.

Al-Asyqar, Umar Sulaiman. 2004. Al-Asma’ al-Husna,. Jakarta: Qisthi Press

Al-Qurthubi. Tafsir Al-Qurtubhi: terjemahan “Al-Jami’li Ahkam Al-Qur’an,. Pustaka

Azzam. jilid 1

Arifin, Miftahul. 2018. Aktifitas Mukjizat Surat Al-Fatihah, Yogyakarta: Laksana.

cetakan 1.

Haidir, Abdullah. 2003. Pelajatan dan Hikmah yang terdapat dalam Tafsir Surat Al-

Fatihah. Indonesia: Kantor Kerjasama Dakwah, bimbingan dan Penyuluhan

bagi pendatang.

Jalaluddin Al-Mahally dan Jalaluddin As-Suyuthi. 1280. Tafsir Jalalain jilid 1. Kairo.

Khomsah, Rohmatun. 2019. Konsep Do’a dalam surat Al-Fatihah (Studi Analisis

Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab). Purwokerto: Institut Agama Islam

Negeri Purwokerto.

Maladi, Yasif. 2021. Makna dan Manfaat Tafsir Maudhu’I. Bandung: UIN Sunan

Gunung Djati.

Mirza Munandar, Mhd. 2018. Nilai-nilai Pendidikan dalam Al-Qur’an surat Al-

Fatihah. Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam.

Putu Agung, Anak Agung. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Denpasar: Abpublisher.

12
Rukin. 2021. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Surabaya: CV. Jakad

Media Publishing.

Rusdi. 2015. Aktivitas Mukjizat Surat Al-Fatihah untuk Keharmonisan Rumah

Tangga, Yogyakarta: Diva Press. cetakan 1.

Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-

Qur’an, Jakarta: Lentera Hati. Jilid 1.

Acruch, A. 2012. Al-Qur’an; Pertentangan Antara Teks dan Konteks (Suatu

Perdebatan yang berkepanjangan). Jurnal Piramida. 7 (1): 21.

13

Anda mungkin juga menyukai