Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN HSI MULAZAMAH | PERTEMUAN 6 |

Kitab Al-Aqidah At-Thahawiyyah - Karya Al-Imam Abu Ja’far At-Thahawi |


Bersama: Ustadz Dr. Abdullah Roy M.A ‫ﺣﻔﻈﻪ ﷲ‬
Senin, 18 Rajab 1442 H / 3 Maret 2021 M, Pukul 15:45 – 17:23 WIB

Penjelasan ‫ وان القران ﻼم ﷲ تعا‬Dan Setelahnya

Pembahasan terakhir keyakinan sunnah wal jamaah tentang rasullah adalah:

1. Menyakini bahwa beliau adalah Hamba Allah dan penutup tidak ada nabi setelah beliau

2. Risalah beliau untuk manusia dan Jin

Pertemuan ini akan membahas keyakinan Ahlu sunnah waljamaah terhadap Al-Quran karena ada aliran
sesat yang menyelisihi ahlu sunnah dalam masalah Al-Quran. Beliau mengatakan:

‫وان القران كﻼم ﷲ تعالى‬


“Dan sesungguhnya Al-Quran adalah ucapan Allah”

Itu bukan ucapan nabi Muhammad atau ucapan jibril tapi itu adalah kalamullah

Diantara keyakinan Ahlu sunnah wal jamaah terhadap Al-Quran adalah:

1. Menyakini Al-quran adalah Kalamullah, dalilnya adalah:

1.1 Dalam Surat At-Taubah: 6


ِ ‫اركَ فَأ َ ِج ْرهُ َحت ﱠ ٰى يَ ْس َم َع َك ٰلَ َم ٱ ﱠ‬
َ ‫َوإِ ْن أَ َح ٌد ِّمنَ ٱ ْل ُم ْش ِركِينَ ٱ ْست َ َج‬
Apabila ada seseorang di antara orang musyrikin meminta perlindungan kepadamu, hendaklah
engkau lindungi dirinya.
Datang orang kafir yang asalnya di perangi orang Islam namun mereka takut dengan meminta
perlindungan mengatakan jangan bunuh saya, jika demikian maka lindungilah dia kabulkanlah
permintaannya jangan sampai bunuh oleh kaum muslimin.

Apa faedah dari perintah tersebut? Sampai orang tersebut mendengar kalamullah? Apa maksundya
kalamullah? Tidak lain mendengar Al-Quran yang di bacakan nabi sallahualihi wassalam/ di
antara sahabat yang membacakan. Ini menunjukkan Al-quran yang di bacakan itu adalah
kalamullah. Bukan maksudnya dia sampai mendengar Allah berbicara langsung kepadanya
karena Allah berbicara kepada seseorang adalah kehormatan dan kemulianan yang sangat besar,
tidak semua orang di ajak bicara langsung, jangankan para nabi dan rasul tidak pernah di ajak bicara
langsung hal ini menunjukan kemuliaan yang besar. Para nabi dan rasul sebaik-baiknya manusia
ternyata tidak semua pernah di ajak bicara secara langsung oleh Allah. Itulah para rasul yang telah
kami muliakan diatas sebagian lainnya, diantara mereka ada yang pernah di ajak bicara, ini berarti
tidak semua. Yang di ajak bicara adalah:

 Nabi Musa. Dan ketika mendatangi tempat perjanjian Kami, kemudian Allah berbicara kepada
beliau, dan Allah berbicara dengan sebenar-benarnya pembicaraan,menunjukkan di ajak bicara
 Nabi Adam,dalam sebuah hadist nabi bersabda:
“Nabi Adam alaihi wassalam adalah ‫ي مكلﱠ ٌم‬
‫ نب ﱞ‬nabiyyun mukallam (yang pernah diajak bicara oleh
Allah)”
 Termasuk nabi Muhammd diajak bicara secara langsung

ARMT201-01030 Hafsah
KAJIAN HSI MULAZAMAH | PERTEMUAN 6 |
Kitab Al-Aqidah At-Thahawiyyah - Karya Al-Imam Abu Ja’far At-Thahawi |
Bersama: Ustadz Dr. Abdullah Roy M.A ‫ﺣﻔﻈﻪ ﷲ‬
Senin, 18 Rajab 1442 H / 3 Maret 2021 M, Pukul 15:45 – 17:23 WIB

Penjelasan ‫ وان القران ﻼم ﷲ تعا‬Dan Setelahnya

Nabi Musa kelebihannya adalah kalimullah dan nabi Ibrahim adalah Kholillullah (kekasih Allah). Dan
di dalam diri nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam terdiri dari kelebihan itu yaitu seorang
kalimullah dan kholilullah.

1.2 Ketika Allah berbicara tentang orang-orang yahudi, di dalam Surat Al-Baqoroh : 75
ْ ‫أ َ َفت‬
ٌ ‫َط َمعُونَ أ َ ْن يُؤْ مِ نُوا لَ ُك ْم َوقَ ْد َكانَ فَ ِر‬
ِ ‫يق مِ ْن ُه ْم يَ ْس َمعُونَ ك ََﻼ َم ﱠ‬
“Apakah kalian berangan-angan menginginkan mereka beriman, percaya kepada kalian, padahal
sekelompok dari mereka telaah mendengar kalamullah,…..”

 Disini ada yang menafsirkan kalamullah adalah Al-Quran. Jika ucapan Al-quran saja mereka
tidak percaya bagaimana dengan ucapan kalian?
 Disini ada yang menafsirkan kalamullah adalah taurah, maka jika anggap itu adalah taurah
maka ayat pertama tadi (‫ )وان القران كﻼم ﷲ تعالى‬sudah cukup menunjukkan Al-Quran adalah
kalamullah.

1.3 Adapun dalam hadist, nabi ketika awal dakwah di halangi oleh orang-orang musyrikin
Saat itu di awali dengan membacakan Al-Quran karena Al-Quran ini ada keberkahan, kedalaman
makna, orang yang mendengarnya bisa membedakan ucapan manusia atau tidak. Saat itu nabi di
larang untuk menyampaikan Al-quran, namuan dengan ketawaduan beliau mendatangi rombongan
yang datang ke kota Mekkah untuk menunaikan haji, menawarkan untuk bisa membawa beliau ke
kabilah-kabilah, disebtukan di dalam ibnu majah dan lainnya bahwsanya nabi menawarkan dirinya
di musim haji.

Nabi berkata:

‫كﻼم ربِّي‬
َ ‫أبلّ َغ‬
ِ ‫شا قد َمنعوني أن‬ ‫ ﱠ‬، ‫هَل مِ ن ر ُج ٍل َيحمِ لُني إلى قَو ِم ِه‬
ً ‫فإن قُ َر ْي‬
“Apakah di antara kalian yang mau membawaku ke kabilah-kabilah kalian, ke kaumnya?” karena
sesungguhnya orang-orang quraisy telah melarangku untuk meyampaikan kalamullah yang telah di
wahyukan kepada beliau. (hadist shohih didalam musnad Al-Hakim). Hal ini menunjukkan Al-quran
adalah ucapan Allah bukan ucapan nabi, malaikat tapi Allah yang mengucapkan pertama kali.

Maka setelah itu beliau mengatakan: “ً‫ ”منه بدا بﻼ كيفية قوﻻ‬karena dari Allah yang memulainya
(pertama kali mengucapkannya) tanpa kaifiyyah. Maksudnya kaifiiyyahnya ada tapi kita tidak
mengetahui bagaimana Allah berbicara sebagaimana di dalam sifat-sifat lain menyakini demikian.

Al imam malik rahimahullah mengatakan: al-istiwa itu yang kita ketahui tapi bagaimananya yang
tidak ketahui, sama seperti dengan sifat kalam bagi Allah, Allah yang mengucapkannya,
َ ‫ۤال ۤ ّم ۚ ٰذَلِكَ ْال ِكتَابُ َﻻ َري‬
َ‫ْب ۛ فِي ِه ۛ ُهدًى ل ِْل ُمتﱠقِين‬
Siapa yang mengucapkan pertama kali? Adalah Allah itu berupa ucapan yang memiliki huruf, makna
dan lafadz.

ARMT201-01030 Hafsah
KAJIAN HSI MULAZAMAH | PERTEMUAN 6 |
Kitab Al-Aqidah At-Thahawiyyah - Karya Al-Imam Abu Ja’far At-Thahawi |
Bersama: Ustadz Dr. Abdullah Roy M.A ‫ﺣﻔﻈﻪ ﷲ‬
Senin, 18 Rajab 1442 H / 3 Maret 2021 M, Pukul 15:45 – 17:23 WIB

Penjelasan ‫ وان القران ﻼم ﷲ تعا‬Dan Setelahnya

1.4 Dalam ayat lain dalam Surat An-Nisa: 87 dan 122, Allah mensifati dirinya Qaul (ucapan) dan Allah
mengatakan:
ْ َ‫( ۚ◌ َو َم ْن أ‬Ayat 87)
ً ‫ص َد ُق مِنَ ﱠ ِ ق‬
‫ِيﻼ‬

Dan

ْ َ ‫( َو َم ْن أ‬Ayat 122)
‫ص َد ُق مِنَ ﱠ ِ َحدِيثًا‬

Dan siapakah yang lebih benar ucapannya dari pada Allah?

Allah memiliki sifat Al-Kalam, Al-Kaul, dan juga dikatakan Al-Hadist, ini maknanya berdekatan
yaitu ucapan. Dari Allah mulainya berupa ucapan, Allah mengucapkan pertama kali, kita tetapkan
yang demikian, tidak boleh mententukan kaifiyahnya, mentasybih dan menafikkannya.

1.5 Dalam ayat lain, Surat Asy-syura: 193


‫الرو ُح ْاﻷَمِ ي ُن‬
‫نَزَ َل ِب ِه ﱡ‬
Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),

Siapa yang mendengar? Yang mendengarkan kalam Allah adalah:

 Malaikat Jibril yang di tugaskan oleh Allah untuk menyampaikan wahyu, Allah berbicara sesuai
dengan keagunganNya, kemudian di dengar oleh malaikat jibril alaihi sallam.
 Kemudian malaikat jibril di percaya (ruhul-amin) oleh Allah (Allah Dia-lah yang mengetahui
segala sesuatu, Allah mensifati jibril dengan Al-Amanah) yang di sampaikan apa yang ia dengar
dari Allah dan dialah adalah Rasul Al-maliki (utusan kalangan malaikat), al-amin, Al-mubaligh
(sampaikan kepada kepada Muhammad) sebagai Ar-Rasulu Al basyari (utusan dari kalangan
manusia).
 Rahmah Allah di jadikan rasul yaitu dari kalangan kita (manusia) bukan dari kalangan malaikat
atau jin supaya tidak ada hujjah seperti “ya Allah kenapa di utus dari kalangan Rasul malaikat
yang tidak kita lihat?”

Wahyu di sampaikan kepada Rasullah (Nabi Muhammad) dengan berbagai cara:

 Terkadang malaikat menjelma sebagai manusia


 Terkadang langsung di sampaikan langsung kedalam hati Rasullah atau
 Di sampaikan di balik hijab

Dan nabi setelah menerima wahyu itu dengan perantara malaikat jibril lalu menyampaikan kepada
umatnya. Nabi adalah Al-Amin sebagai Rasul malaikat di sebut Al-amin. Dan sejak dahulu, beliau di
sifati kaumnya dengan al-amin.

ARMT201-01030 Hafsah
KAJIAN HSI MULAZAMAH | PERTEMUAN 6 |
Kitab Al-Aqidah At-Thahawiyyah - Karya Al-Imam Abu Ja’far At-Thahawi |
Bersama: Ustadz Dr. Abdullah Roy M.A ‫ﺣﻔﻈﻪ ﷲ‬
Senin, 18 Rajab 1442 H / 3 Maret 2021 M, Pukul 15:45 – 17:23 WIB

Penjelasan ‫ وان القران ﻼم ﷲ تعا‬Dan Setelahnya

Sebagaimana kisah orang-orang quraisy ketika Nabi sebelum di utus jadi seorang nabi, mereka
orang quraisy meronavasi kabah, kemudian ketika sudah saat meletakkan batu hajar aswad,
mereka berselisih pendapat sampai hampir terjadi pertumpahan darah. Maka di usulkan siapa yang
pertama kali yang masuk ke pintu (sekitar kabah ada pintu masuk kusus ketika melakukan tawaf)
maka mereka sepakat siapa yang masuk pintu tersebut maka dia yang berhak meletakknya. Dan
ternyata yang masuk ke pintu tersebut adalah Nabi Muhammad ibnu abdillah. Maka mereka
mengatakan “Ja’al amiin - kami rido dengan al-amin” (tidak ada di antara kami yang tidak rido
dengan Muhammad). Maka Nabi dengan bijaksananya beliau meminta semua kabilah (mengutus
wakil) kemduian menggelar sebuah kain dan masing-masing untuk memegang ujung kain tersebut.
Dan setelah itu beliau membawa batu ke bawah hajar aswad setelah sampai dan nabi yang
mengambil dan meletakkan tempatnya. Dan sifat al amiin nabi bukan saja diakui oleh manusia dan
tentunya lebih dashyatnya mempercayai Al-amin adalah Allah. Beliau sampaikan apa yang di terima
dari malaikat jibril kepada para sahabat.

Dari penjelasan di atas itu menunjukkan bahwa Al-quran adalah ucapan dari Allah.

1.6 Dalam Al-quran ada yang di sebutkan bahwa Al-quran di idofakan/disandarkan dengan kepada nabi
dan kadang ke malaikat jibril.
 Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al haqqah: 40-41

ُ ‫ ِإنﱠهُ لَقَ ْو ُل َر‬1)


‫سو ٍل ك َِر ٍيم‬

Sesungguhnya Al Quran itu adalah ucapan Rasul yang mulia,

Kemudian Allah mengatakan,


ً ‫ َو َما ه َُو ِبقَ ْو ِل شَاع ٍِر ۚ قَل‬2)
َ‫ِيﻼ ﱠما تُؤْ مِ نُون‬
Dan bukanlah Al-quran itu ucapan tukang sya’ir, sedikit sekali diantara kalian beriman
1)
Itu ucapan rasul yang mulia, maksudnya adalah pengidofahan/penyandaran kepada ucapan yang
menyampaikan. Ucapan kepada mubalighnya yaitu kepada Rasullah (idofatu at-tabligh).
2)
ini bukanlah ucapan tukang syair tapi ini ucapan Allah yang di sampaikan oleh Rasul yang mulia,
jadi disini adalah idofatu at-tabligh

 Ucapan lain, Allah mengatakan dalam Surat At Takwir (81) : 19-21


َ ‫﴾ ﱡم‬٢٠﴿ ‫ي قُ ﱠوةٍ ِع ْن َد ذِى ْال َع ْر ِش َم ِكي ۙ ٍْن‬
﴾٢١﴿ ‫طاعٍ ثَ ﱠم اَمِ ي ۗ ٍْن‬ ُ ‫اِنﱠهٗ لَقَ ْو ُل َر‬
ْ ‫﴾ ِذ‬١٩﴿ ‫س ْو ٍل ك َِري ٍْۙم‬
19. Sesungguhnya Al Quran itu adalah ucapan Rasul yang mulia 20. Malaikat tersebut memiliki
kekuatan yang besar disisi Allah yang memiliki Arsy, kedudukan yang tinggi 21. yang di sana (di
alam malaikat) ditaati dan dipercaya.

Dan ayat ini maksud dari Rasul yang mulia itu di idofakan kepada malaikat jibril.

ARMT201-01030 Hafsah
KAJIAN HSI MULAZAMAH | PERTEMUAN 6 |
Kitab Al-Aqidah At-Thahawiyyah - Karya Al-Imam Abu Ja’far At-Thahawi |
Bersama: Ustadz Dr. Abdullah Roy M.A ‫ﺣﻔﻈﻪ ﷲ‬
Senin, 18 Rajab 1442 H / 3 Maret 2021 M, Pukul 15:45 – 17:23 WIB

Penjelasan ‫ وان القران ﻼم ﷲ تعا‬Dan Setelahnya

Mengapa kedua ayat itu di idofakan kepada Nabi dan Malaikat Jibril? Karena ini adalah ‫اضافة التبليغ‬
idofatu tabligh yaitu peyandaran kepada yang menyampaikan, penyandaran kepada yang
menyampaikan bukan yang berbicara. Yang berbicara yang pertama kali mengucapkan adalah Allah
maka itu adalah Kalamullah.

Jika ini di katakan idofatu al mutakalim (idofa kepada yang mengucapkan) maka ini ada talaqo, ini
ucapan nabi atau jibril? Karena Ini tidak mungkin karena ada perselisihan. Sebagaimana dalam
Surat An-Nisa: 82

ً ‫اخت َِﻼفًا َكث‬


‫ِيرا‬ َ ‫أَفَ َﻼ َيت َ َدب ُﱠرونَ ْالقُ ْرآنَ ۚ َولَ ْو َكانَ مِ ْن ِع ْن ِد‬
ْ ‫غي ِْر ﱠ ِ لَ َو َج ُدوا فِي ِه‬

Maka apakah mereka tidak mentadaburi Al Quran? Seandainya Al Quran itu bukan dari sisi Allah,
niscaya mereka akan mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.

Al-quran yang di dalam mushaf di awali dengan al fatihah maka itu adalah kalamullah.
ً‫منه بدا بﻼ كيفية قوﻻ‬
, wa anzalahu ala nabiyi wahyan

Allah setelah mengucapkan ucapan tersebut kemudian di dengar malaikat jibril maka di turunka
kepada nabi. Kami telah wahyukan kepadamu sebagaimana dengan nabi nuh dan juga nabi-nabi
setelahnya. Kemudian Allah mengatakan:

Wa uhiya illah haza qur’an

Dan telah di wahyukan kepadaku Al-quran, Allah ucapkan dan wahyukan kepada malaikat jibril
dan kemudian ke nabi Muhammad dengan perantara malaikat jibril sebagai Al-malak (malaikat
yang di tugaskan untuk menyampaikan wahyu)

Dan telah di wahyukan kepadaku Al-quran dengan perantara malakit ibril. Dirutunkan kepada nabi
dengan amanah disampaikan nabi jibril dan di sampaikan amanah oleh nabi kemudian di
benarkan oleh orang-orangyang beriman. Orang beriman membenarkan yang disampaikan dari
Rasul.
ً ‫وصدقه المؤمنون على ذلك حقا‬

‫ وصدّقه‬ini kembali kepada Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam yaitu orang beriman membenarkan
Nabi, karena Allah menyuruh mereka:

ُ ‫ٰ َٓيايﱡ َها الﱠذِينَ آ َمنُوا ِبا ﱠ ِ َو َر‬


‫سو ِل ِه‬
“Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kalian beriman kepada Allah dan RasulNya”

Percayalah mereka kepada Allah dan Rasul maka mereka pun membenarkan, tidaklah di katakan
orang beriman kecuali mereka membenarkan dan mengimani/percayai dengan apa yang di

ARMT201-01030 Hafsah
KAJIAN HSI MULAZAMAH | PERTEMUAN 6 |
Kitab Al-Aqidah At-Thahawiyyah - Karya Al-Imam Abu Ja’far At-Thahawi |
Bersama: Ustadz Dr. Abdullah Roy M.A ‫ﺣﻔﻈﻪ ﷲ‬
Senin, 18 Rajab 1442 H / 3 Maret 2021 M, Pukul 15:45 – 17:23 WIB

Penjelasan ‫ وان القران ﻼم ﷲ تعا‬Dan Setelahnya

turunkan kepada Rasul yaitu Al-quran, diturunkann kepada beliau dari Allah dan juga orang yang
beriman.

‫س ِل ِه‬ ِ ُ ‫سو ُل بِ َمآأ‬


ُ ‫نز َل إِلَ ْي ِه ِمن ﱠربِّ ِه َو ْال ُمؤْ مِ نُونَ ُك ﱞل َءا َمنَ بِا ِ َو َمﻼَئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر‬ ُ ‫الر‬
‫َءا َمنَ ﱠ‬
Rasul beriman kepada apa yang diturunkan kepada Al-Quran dari Allah dan juga orang-orang
yang -beriman. Masing-masing mereka beriman kepada Allah dan malaikatNya, kitab-kitabNya
dan RasulNya

Dan mereka itu ahlu sunnah wal jamaah, karena disini Al-Imam jaf’far Athahawi sedang
menjelaskan tentang aqidah ahlu sunnah wal jamah dan mereka menyakini keyakinan dengan
seyakin-yakinnya tanpa ada keraguan di dalamnya mereka beriman kepada Allah dan rasulnya
secara hakikat. Sebagaimana dalam Surat Al-Hujarat: 15

ُ ‫اِ نﱠ َما ۡال ُم ۡؤ ِمنُ ۡونَ الﱠذ ِۡينَ ٰا َمنُ ۡوا بِا ﱣ ِ َو َر‬
ِ‫س ۡول ِٖه ث ُ ﱠم لَ ۡم يَ ۡرت َاب ُۡواا‬

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah mereka yang beriman kepada Allah dan RasulNya
kemudian mereka tidak ada keraguan didalam keyakinan tersebut

‫وأيقنوا أنه كﻼم ﷲ تعالى بالحقيقة‬


Dan mereka adalah orang yang yakin dengan ayat-ayat kami

Mereka meyakini bahwasanya Al-quran itu adalah kalamullah secara hakikat. Ini adalah
penegasan karena ini ada ahlu bid’ah menyakini bahwa Al-quran adalah kalamullah tapi dengan
mengganggap majas, tapi ahlusunna wal jamaah meyakini adalah kalamullah adalah Allah yang
pertama kali berbicara, Allah memiliki sifat Kalam,hakiki sebagiamana banyak Allah kabarkan
didalam Al-Quran. Sebagaiaman telah berlalu dalam Qowaidul Mustla bukan berarti
menyerupakan seperti maklhuk lalu di bayangkan bahwasanya ucapannya seperti makluk namun
tidak tapi sesuai dengan dengan hakikatnya yaitu sesuai keagunganNya.

Makhluk memiliki hakikat dan sifat dan Allah juga memiliki hakikat dan sifat Bukan berarti ucapan
Allah sama dengan makhluk. Ini bantahan dari jahmiyah dan mutazilah dengan di sandarkan Allah
dengan majas, ucapan mereka “Hakikatnya Allah menciptakan ucapan” ini menyakini bukan Allah
berbicara. Mereka menganggap hakikatnya Allah menciptakan ucapan diluar dirinya kemudian di
sandarkan secara majas.

Sesuatu yang di sandarkan kepada Allah ada 2 jenis:

1. Kadang disandarkan kepada Allah berupa sifat, maka ini bukan makhluk seperti kalamullah, ini
adalah idofatu syifa ila al mausuf
2. Idofatul ayat/ idofatul al kholiq, penyandaran makhluk kepada Al-kholik seperti nahkota (unta),
baitullah, Abdullah, masjidullah.

Yang di maksud dengan firman :..

ARMT201-01030 Hafsah
KAJIAN HSI MULAZAMAH | PERTEMUAN 6 |
Kitab Al-Aqidah At-Thahawiyyah - Karya Al-Imam Abu Ja’far At-Thahawi |
Bersama: Ustadz Dr. Abdullah Roy M.A ‫ﺣﻔﻈﻪ ﷲ‬
Senin, 18 Rajab 1442 H / 3 Maret 2021 M, Pukul 15:45 – 17:23 WIB

Penjelasan ‫ وان القران ﻼم ﷲ تعا‬Dan Setelahnya

Hatta yama’as kalamullah faiinna kuraisyan….

maka ini adalah idofatu syifa ila al mausuf (penyandaran kepada sifat yang di sifati)

2. Menyakini Al-quran bukanlah makhluk tapi itu adalah sifat diantara sifat karena kalamullah adalah
sifat Allah dan sifat Allah bukan makhluk. Dalilnya adalah:
2.1 Sabda Nabi, insyaAllah ada disebutkan oleh mualif
Sebelumnya Allah ketahui bagi Allah penciptaan dan juga perintah, dan perintah Allah adalah di
ucapkan oleh Allah baik al-amru syar’i maupun al amr qauni (Surat Yasin: 82)

‫أَن يَقُو َل لَهُۥ ُكن َفيَ ُكو ُن‬


Seandainnya ucapan Allah diantaranya berupa perintah, seandainya ucapan adalah makhluk tentu
tidak akan di bedakan dengan ahlahul kolaq (hanya milik Allah) masuk di dalamnya ucapan-ucapan
Allah tapi karena ucapan Allah bukan makhluk sehingga ada wau al atof yang asalanya adalah lil
mughairo, beda antara sebelum wau dengan sebelum wau pada Surat Al-Araf: 54

َ‫اركَ ٱ ﱠ ُ َربﱡ ٱ ْل ٰ َعلَمِ ين‬


َ ‫أ َ َﻻ لَه ُ ٱ ْلخ َْل ُق َوٱ ْﻷ َ ْم ُر ۗ ت َ َب‬
Ketahuilah bagi Allah penciptaan dan juga perintah

Seandainya perintah (ucapan Allah) ini masuk dalam makhluk tentu tidak di sebutkan setelahnya,
ini menunjukkan Al-Quran adalah kalamullah, dan kalamullah bukan maklhuk.

2.2 Adapun dalam hadist, ini adalah petunjuk bagi orang yang bersinggah.
َ‫ت مِ ْن ش ِ َّر َما َخلَق‬ ِ ‫أَع ُْوذُ بِ َك ِل َما‬
ِ ‫ت ﷲِ التﱠآ ﱠما‬
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah (ucapan) yang sempurna dari kejelekan apa yang
Allah ciptakan” (HR Muslim)

Barangsiapa yang bersinggah di sebuah tempat kemudian mengucapkan doa di atas maka tidak
akan dimudhoroti oleh sesuatu apapun sampai ia meninggalkan tempat tersebut. Ini menjadi dalil
bolehnya berlindung dengan kalimat Allah berlindung kepada Allah dan ini menunjukkan bahwa
kalamullah (kalimat-kalimat Allah) adalah sifat Allah dan ia bukan makhluk. Ini kita berlindung
dengan kalimat Allah dan tidak boleh berlindung kepada makhluk yang lemah dan haram meminta
perlindungan kepada makhluk, didalam sesuatu yang tidak mampu kecuali hanya Allah.

‫ص ْنعًا‬ َ ْ‫س ْعيُ ُه ْم فِي ْال َحيَاةِ ال ﱡد ْنيَا َو ُه ْم يَح‬


ُ َ‫سبُونَ أَنﱠ ُه ْم يُحْ ِسنُون‬ َ َ‫الﱠذِين‬
َ ‫ض ﱠل‬
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka
menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.

Boleh Beristi’adah kepada sifat Allah dan tdak bolehmberistiadah kepada makhluk adalah syirik.

Seandainya lautan itu menjadi tinta untuk menjadi kalimat-kalimat Allah (ucapan, kata-kata).
Lautan adalah jumlah yang sangat banyak, tinta sebanyak tendon itu berapa banyak yang di tulis

ARMT201-01030 Hafsah
KAJIAN HSI MULAZAMAH | PERTEMUAN 6 |
Kitab Al-Aqidah At-Thahawiyyah - Karya Al-Imam Abu Ja’far At-Thahawi |
Bersama: Ustadz Dr. Abdullah Roy M.A ‫ﺣﻔﻈﻪ ﷲ‬
Senin, 18 Rajab 1442 H / 3 Maret 2021 M, Pukul 15:45 – 17:23 WIB

Penjelasan ‫ وان القران ﻼم ﷲ تعا‬Dan Setelahnya

untuk menjadi tinta Allah, niscaya habis sebelum kalimat, meskipun kami mendatangkan tinta
sebanyak itu, datangkan lautan lagi dan itu sebagai menulis kalimat-kalimat. Ini menunjukkan
kalimat Allah tidak ada habisnya.

Sebagaimana Allah kekal dan abadi maka tidak ada habisnya kalimat-kalimat Allah, apakah
makhluk di sifati dengan demikian? Maka akan sirna, sifat Allah tidak ada akan sirna.
Menunjukkan al-quran adalah makhluk itu adalah aliran jahmiyah, mutazilah. Allah
menciptakannya.

Ini terjadi pada zaman imam Ahmad, fitnanya lebih besar ulama mutazilah berhasil telah
memberikan pengaruh kepada penguasa, sampai akhirnya itu di haruskan:

 Mengucapkan ucapan mutazilah diantaranya adalah mengatakan Al-quran adalah makhluk,


hingga sampai di sekolah-sekolah kecil diajarkan bahwa Al-Quran adalah makhluk, para ulama
di fatwakan dengan mengatakan makhluk karena tidak akan di siksa. Mereka terpaksa
mengucapkan dan hatinya tenang dengan keimanan. Ada ahlu sunnah termasuk mengucapkan
dengan terpaksa, kecuali hatinya.
 Ada yang melakukan tauriyah (mengucapkan sesuatu) di depannya mengatakan di depan
orang bahwa ia menyakini bahwa Al-quran adalah makhluk padahal ia memaksudkan yang lain
seperti :
 ucapan sebagian mereka “At-Taurah, Al-Quran, Injil, Az-zabur,” saya menyakini adalah
makhluk dengan menunjukkan angka di jarinya yang menunjukkan itu adalah 5 makhluk.
Dia bukan bohong tapi dia benar cuma di pahami orang lain adalah ucapan yang lain.
 Ucapan Abu bakar ketika berhijarah bersama Rasullah, ketika di jalan di tanya, siapa yang
bersamamu ini? Maka mengatakan “haza dalili-ini petunjuk jalanku” yang di pahami itu
adalah perjalanan dia saat perjalanan, tapi maksudnya Abu bakar adalah dialah yang
menujukann jalanmu kepada Allah (sirotul mustaqim)
“Sungguh engkau Muhammad menunjukkan jalan yang lurus”
 Dan ada ulama yang memilih untuk bersabar, apapun resikonya, yaitu imam hambal
rahimahullah, meskipun disiksa dan di penjara dan di paksa untuk berdebat maka beliau
menanggapinya, ini adalah ijtihad beliau. Seandainya seseorang mengucapkan ucapan
maka ia ma’dur mendapat ulu (tidak berdosa) tapi yang afdol seseorang berada di atas
kebenaran. Itu di akui oleh ulama-ulama tentang ketinggian-ketinggian itu. Sementara yang
lain lebih memlih tauriyah sedngkan beliau memilih kebenaran tetap mengucapkan dengan
lantang dihadapan orang mutazilah. Dan ini di akui di masanya lebih tinggi daripada yang
lain. Sampai Allah beri jalan, 3 khalifah memegang kemudian mendapat hidayah kepada
sunnah dan tersebar setelah itu. Sebagaimana dalam Surat At-Talaq: 2
‫ق ﱠ َ َيجْ َع ْل لَهُ َم ْخ َر ًجا‬
ِ ‫َو َم ْن َيتﱠ‬

“Barangsiapa yang bertakwa kepadaAllah maka Allah akan memberi jalan keluar”

Bantahan kepada mutazimah bahwa Al-quran itu adalah makhluk maka:

ARMT201-01030 Hafsah
KAJIAN HSI MULAZAMAH | PERTEMUAN 6 |
Kitab Al-Aqidah At-Thahawiyyah - Karya Al-Imam Abu Ja’far At-Thahawi |
Bersama: Ustadz Dr. Abdullah Roy M.A ‫ﺣﻔﻈﻪ ﷲ‬
Senin, 18 Rajab 1442 H / 3 Maret 2021 M, Pukul 15:45 – 17:23 WIB

Penjelasan ‫ وان القران ﻼم ﷲ تعا‬Dan Setelahnya

 Sebagaimana makhluk-mahkluk lain tidak ada kelebihnnya, sehingga seseorang cenderung


penghormatan terhadap Al-Quran maka akan kurang karena sebagaimana meyakini itu adalah ucapan
manusia. Ini adalah keyakinan ahlu sunnah bila membantah mutazilah mengatakan Al-Quran adalah
makhluk. Karena ahlu sunnah menyakini adalah kalamul kholiq.
 Barangsiapa yang mendengar Al-quran kemudian iya menyakini bahwasanya ini adalah ucapan
manusia, ucapan nabi Muhammad, jibril maka ia telah kufur.
 Demikian pula orang yang meyakini Al-quran adalah makhluk, ada pula mungkin tidak mengucapkan
Al-Quran adalah ucapan manusia (misal mutazilah) tapi adalah makhluk maka itu sama hukumnyamaka
ia telah keluar dari islam. Maka ini ada ucapan yang shorih dari para salaf yang mengatakan Al-Quran
adalah makhluk ini adalah takfir secara mutlak. Takfir secara muayyan maka ada bab lain ini harus ada
sebab, sempurnaya syarat dan hilangnya penghalang.

Meskipun imam hambal adalah di paksa mengatakan Al-quran ada mengatakan makhluk, maka beliau
tidak serta merta mengkafirkan pengusasa yang saat itu di liputi oleh syubhat dari orang-orang mutazilah.
belum tentu orang yang mengucapkan ucapan demikian maka ia benar-benar memahami. Mungkin dalam
keadaan bodoh, terpaksa, takut. Ini menunjukkan bahayanya ucapan.

Allah telah mencela orang yang mengatakan Al-Quran adalah Al kalmul al basyari kepada orang yang
mendengarnya dan kemudian mengatakan dan Allah mencelanya bahkan Allah mengancam dengan
azabnya, itu adalah ucapan yang di benci dan keliru bahkan fatal. Allah mengatakan

Aku akan memasukkan ia kedalam jahanam, ini termasuk orang quraisy, Al walid bin mughiroh (kisah
walib biin mughiroh al makhzumi). Keitka ia mendengarkan bacaan AL-Quran dan mengatakan itu bukan
syair, mantra, maka itu sebutkan adalah pujian kepada Allah yang dibawakan oleh Nabi. Ketika ia justru
malah memuji apa yang di bawakan oleh nabi maka itu di cela oleh kaumnya, sampai akhirnya dengan
lisannya ia mengatakan (dalam Surat Al-mudasir: 26)

‫ِإ ْن ٰ َهذَآ ِإ ﱠﻻ قَ ْو ُل ٱ ْل َبش َِر‬


“Ini tidak lain hanyalah perkataan manusia”

Sebelumnya Allah mengatakan:

Innahu lakafaru qodr

“sesungguhnya ia memikirkan”

maka terlaknat dia bagaimana memikirkan setelah di cela kaumnya itu, sampai mengatakan ini adalah
sihir mengatakan ini ucapan Muhammad saja, padahal berbeda dengan hatinya apa yang ia ucapkan.
Allah mengatakan setelah ketika ucapan ‫ إِ ْن ٰ َهذَآ إِ ﱠﻻ قَ ْو ُل ٱ ْلبَش َِر‬maka Allah mengatakan:
‫سقَ َر‬
َ ‫ص ِل ْي ِه‬ْ ُ ‫سا‬
َ
Aku akan memasukkan dia kedalam saqor

‫سقَ ۗ ُر‬
َ ‫َو َما ٓ اَد ْٰرىكَ َما‬
taukah kamu itu?

ARMT201-01030 Hafsah
KAJIAN HSI MULAZAMAH | PERTEMUAN 6 |
Kitab Al-Aqidah At-Thahawiyyah - Karya Al-Imam Abu Ja’far At-Thahawi |
Bersama: Ustadz Dr. Abdullah Roy M.A ‫ﺣﻔﻈﻪ ﷲ‬
Senin, 18 Rajab 1442 H / 3 Maret 2021 M, Pukul 15:45 – 17:23 WIB

Penjelasan ‫ وان القران ﻼم ﷲ تعا‬Dan Setelahnya

‫ِي َو َﻻ تَذَ ۚ ُر‬ ْ ‫َﻻ ت ُ ْبق‬


Neraka saqor ini adalah azab yang tidak akan menyisakan
‫لَ ﱠوا َحةٌ ِلّ ْلبَش ۚ َِر‬
dan akan di habisi dengan an-nar.

Ancaman itu mennjukkan bathil itu bukan ‫( َق ْو ُل ٱ ْلبَش َِر‬itu ucapan Muhammad) orang yang mengatakan itu
berhak mendapatkan azab tersebut. Ketika Allah mengancam orang yangmengucapkan tadi dengan
ancama saqor maka kita mengetahui, menyimpulkan bahwa Al-quran adalah ucapan yang menciptakan
manusia yaitu Allah dan bahwasanya ini tidak serupa dengan ucapan manusia. Orang yang memahami
ini bukan ucapan manusia, bahkan orang belum kenal Bahasa Arab ketika orang kufar mendengarkan Al-
quran mereka merasa itu bukan sembarang ucapan, mereka tau dan merasa bahwa ini bukan ucapan
biasa yakni bukan ucapan manusia.

Barangsiapa yang mensifati Allah dengan satu makna diantara makna-makna manusia dengan sifat
manusia yaitu dengan menyerupakan Allah dengan makhluk yaitu seperti kalamullah sama dengan basyar,
ini sungguh keluar dari agama islam. Tasybih termasuk kedalam kekufuran karena menyerupakan Allah
dengan makluk yang penuh dengan kekurangan maka ini adalah penghinaan kepada Allah. Dan
menghinakan Allah adalah kekufuran. maka dari imam bukhari barangsiapa yang menyerupakan Allah
maka keluar dari Islam. Guru imam al bukhari beliau mengatakan barangsiapa yang menyerupakan Allah
maka sungguh dia telah keluar dari agama islam. Maka barangsiapa yang memahami ini dengan
mentadaburi ini maka di ancam oleh Allah. Dan yang shohih Al-quran adalah kalamu al kholiq walaisaya
bikholik, dia adalah sifat-sifat diantara Allah. Maka orang yang memahami / ambil pelajaran maka Al-
quran adalah kalamullah bukan makhluk. Dan muwaffaq adalah orang yang di beri taufik oleh Allah. Dan
dia akan segera meninggalkan sesuatu yang semisal ucapan orang-orang kafir, ucapan orang kafir yaitu
semisal Al-quran adalah makhluk. Maka seorang islam harus meninggalkan perkataan ‫ِإ ْن ٰ َهذَآ ِإ ﱠﻻ قَ ْو ُل ٱ ْلبَش َِر‬
dan semisalnya. Dan ia mengetahui dengan sifat-sifatnya dan dzat Allah tidak sama dengan manusia
termasuk kalamullah bukan makhluk.

ARMT201-01030 Hafsah

Anda mungkin juga menyukai