Anda di halaman 1dari 14

RAHMAT DAN KARUNIA ALLAH

Asma Latifah Wafi

02040522066

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

@asmalathifahwafiwafi@gmail.com

ABSTRAK
Kata rahmat dalam al-Qur’an memegang peranan penting dalam Islam.
Ayat-ayatnya menjelaskan ajaran tentang tuhan sebagai tema sentral dalam al-
Qur’an. Rahmah selalu menunjukkan kepada sesuatu hal kebaikan dan
kenikmatan. Maka rahmat Allah berupa nikmat tidak bisa dihitung jumlahnya,
RahmatNya begitu luas, Manusia tidak akan dapat hidup tanpa rahmat Allah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap makna Rahmat dalam Al-
Qur’an, Macam-Macam Rahmat dan Fadhilah mempelajari Al-Qur’an bagi umat
muslim. Dalam membahas permasalahan diatas, penulis menggunakan metode
Sampling yaitu dengan membuat riset dari beberapa sampel. dengan
mengumpulkan ayat-ayat tentang “Rahmat” kemudian mengklasifikasikan ayat-
ayat yang membahas tentang Rahmat Al-Quran. jenis penelitian penulis
menggunakan pendekatan library research, yaitu dengan mengumpulkan data
melalui buku-buku, jurnal, artikel ilmiah yang berkaitan dengan pembahasan.
Kemudian dari hasil penelitian tersebut penulis menyimpulkan bahwa Allah
memberikan rahmat kepada makhluk-Nya berupa diturunkan Alquran kepada
rasul-Nya yang mulia.

Keyword: Rahmat, Al-Qur’an, Surga

1
Pendahuluan
Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW.1 Yang memiliki kemukjizatan salah satunya yaitu memiliki gaya
bahasa yang mengandung banyak makna.2
Allah SWT menurunkan Alquran sebagai sebuah sumber rahmat dan petunjuk
bagi seluruh alam. Dia telah mengaruniakan rahmat dan petunjukNya kepada manusia
dengan menurunkan kitab suci Alquran.
Harta dunia yang berlimpah dan gelimang bukanlah parameter kedudukan
manusia di dunia, apalagi sebagai ukuran kedudukan mereka di akhirat. Berlimpahnya
harta bisa jadi justru menjadi sebab kesengsaraan manusia, bukan hanya kesengsaraan
di akhirat kelak, tetapi juga kesengsaraan hidup di dunia nyata ini, sebagaimana banyak
kita saksikan hari ini yang terjadi pada paham materialisme yang tertutup awan
kegelapan.3
Rahmat dan Karunia Allah akan turun bagi siapa yang percaya akan adanya
Allah SWT, Ia yang beriman, dan mampu mengaplikasikanNya pada kehidupan sehari-
hari, kemudian memelihara diri dari prilaku buruk. Begitupun Sebaliknya, azab akan
menaungi bagi mereka orang-orang yang kufur, tidak bersyukur, berbuat zalim dan
tidak memelihara diri dari kebusukan hati.4
Iman dan taqwa merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dipenuhi oleh
siapapun yang mengharapkan petunjuk dari Allah SWT.5
Sebagaimana dijelaskan dalam ayat suci Al-Qur’an QS. Al-Isra’ ayat 9:

َ‫ِي اَ ْق َو ُم َويُبَش ُِر ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ الَّ ِذيْنَ يَ ْع َملُ ْون‬ ْ ‫ا َِّن ٰهذَا ْالقُ ْر ٰانَ يَ ْهد‬
َ ‫ِي ِللَّتِ ْي ه‬
.ً‫جْرا َكبِيْرا‬
ً َ‫ت اَ َّن لَ ُه ْم ا‬
ِ ٰ‫ص ِلح‬ّٰ ‫ال‬

1
Manna Khalil Al-Qaṭan, Studi Ilmu-Ilmu Alquran, Terjemahan Mudzakir, (Bogor: Pustaka, 2007),
380.
2
Adam Cholil, Dahsyatnya Alquran, (Jakarta: AMP, 2014), 19.
3
Mahmud Ad-Dausary Keutamaan Keutamaan Al-Qur’an, (Mesir: Syabkatul Ulukah, 2000) 23
4
Yusuf Mansur, Membumikan Rahmat Allah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2007), 84
5
Kementrian Agama, Alquran dan Tafsirnya, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 416

2
“Sungguh, Alquran ini memberikan petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan,
bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar”6
Al-Imam Muhammad Abduh berkata yang dikutip oleh Muhammad Hasbi Al-
Shiddieqi bahwa tafsir mempunyai beberapa derajat, serendah-rendahnya ialah
menerangkan makna Alquran dengan ringkas yang dapat menimbulkan rasa keagungan
Allah dan kesucian-Nya, serta memalingkan nafsu dari kejahatan dan menariknya
kepada kebajikan. Martabat inilah yang dimudahkan untuk sekalian orang. Sedangkan
tafsir yang paling tinggi martabatnya ialah apabila memahami hakikat lafaẓ yang
tunggal yang terdapat di dalam Alquran dengan memperhatikan makna-makna yang
terkandung di dalamnya. 7
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa dalam al-Qur’an mencakup
berbagai aspek bahasan salah satunya yakni keindahan kata-kata dan maknanya. Dari
sekian banyak kata dalam al-Qur’an yang sarat akan maknanya adalah kata al-Rahmah.
Al-Rahmah, kata yang sering muncul pada pembicaraan kita dalam kehidupan sehari-
hari dan telah menjadi rahasia umum bahwa manusia kerapkali menggunakan kata-kata
walaupun sebenarnya mereka tidak mengetahui dengan baik apa yang telah
dikatakannya. 8

Pembahasan
A. Pengertian Rahmat dalam Al-Qur’an
Makna Rahmah berasal dari tiga huruf yaitu ‫ر ح م‬, Secara etimologi kata

(‫رحم‬-‫يرحم‬-‫)رحمة‬ Rahima, Yarhamu, Rahmah yang memiliki arti kemurahan hati

6
. Kementrian Agama, Alquran dan Tafsirnya, ..., p.442
7
. Muhammad Hasbi Al-Shiddieqi, Ilmu-Ilmu Alquran, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002), Cet.
1, 236.
8
Yusrati Windah, Munir, Kamaluddin Abunawas, “Makna Kata Al-Rahmah Dan Derivasinya
Dalam Al-Qur’an (Suatu Tinjauan Semantik”, Diwan :Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, P-ISSN: 2503-
0647 E-ISSN: 2598-6171, Volume 5, No 2, 2019

3
atau belas kasihan kepada seseorang.besar Bahasa Indonesia jika ditinjau dari kamus9
memiliki arti belas kasih, kerahiman, dan berkah Allah. 10 Berbeda jika ditinjau dalam
kamus konteporer karya Atabik Ali disebutkan bahwa Rahmah memilik arti kemurahan
dan belas kasih. 11 Dalam buku yang telah dikutip Oleh Dawan Rahardjo Ensiklopedia
Al-Qur’an , makna Rahmah berarti kelembutan, Ihsan atau kebajikan. 12 Dalam kamus
Al-Mufradat fi gharibi Al-Qur’an arti Rahmah mengandung dua makna yaitu
kelembutan, kasih sayang dan kebaikan. 13 Jika kita sandingkan makna Rahmah sebagai
sifat Allah artinya kebaikan, belas kasian dan kemurahan yang bersumber dari Allah
SWT.14
Kata rahmat dalam al-Qur’an memegang peranan penting dalam Islam. Ayat-
ayatnya menjelaskan ajaran tentang tuhan sebagai tema sentral dalam al-Qur’an. 15 Kata
rahmat terdapat 37 surat dengan pengulangan 114 kali dengan berbagai bentuk
variasinya. Menurut Buya Hamka dalam kitab Tafsirnya Al-Azhar, bahwasannya rahmat
adalah sebuah kelebihan yang dibberikan langsung oleh Allah kedalam setiap hati dan
sikap hidup yang memancar kepada amal dan perbuatan hingga kelak kita meninggal
dunia dengan khusnul khatimah. 16
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa makna Rahmah selalu menunjukkan kepada sesuatu hal kebaikan
dan kenikmatan. Maka rahmat Allah berupa nikmat tidak bisa dihitung jumlahnya,
RahmatNya begitu luas. Manusia tidak akan dapat hidup tanpa rahmat Allah.

9
Tim Pustaka Phonix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. 5, (Jakarta Barat: PT. Media Pustaka
Phonix, 2012), 921
10
Tim Pustaka Phonix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 921.
11
Atabik Ali, dkk, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, Cet. 1, (Yogyakarta: Yayasan Ali
Maksum: 1996), 962.
12
Dikutip dari Dawan Rahardjo, Ensiklopedia Alquran Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep
Kunci, Cet. 2, (Jakarta: Paramadina, 2002), 220-222
13
Al-Raghib Al-Aṣfahāni, Al-Mufradāt fi Gharib Alquran, Terjemahan Ahmad Zaini Dahlan,
(Jakarta: Pustaka Khazanah Fawa‟id, 2017), 44
14
Umar Bakry, Kamus Bahasa Arab-Indonesia, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2017), 964.
15
W. Montgomery, Pengantar Studi al-Qur’an, (Jakarta: Raja Rafindo Persada, 1995), 113
16
Hamka, Tafsir Al-Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983) Juz 3, 112.

4
Kasih sayang Allah kepada makkluk-Nya di akhirat berdasarkan amalannya di
dunia. Manusia yang bertakwa kepada Allah akan disayangi Allah ketika dipanggil
pulang ke hadirat-Nya. Manusia seperti ini telah mendapat rahmat Allah di akhirat, yang
hikmahnya adalah terhindar dan terlindungi dari api neraka dan Allah akan
menempatkan mereka dalam surge yang penuh nikmat, sebagaimana firman Allah
dalam surat al-Jâsiyah ayat 30, sebagai berikut:

ُُ ‫ت فَيُ ْد ِخلُ ُه ْم َربُّ ُه ْم فِ ْي َرحْ َمتِ ۗه ٰذ ِل َك ه َُوو ْالفَ ْوو‬ ّٰ ‫فَا َ َّما الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ٰ‫ص ِلح‬
‫ْال ُمبِي ُْن‬
“Maka adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka Tuhan
memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Demikian itulah kemenangan
yang nyata”.
Ayat di atas menceritakan tentang hukum-Nya terhadap makhlukNya kelak di
hari kiamat.“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh”
yakni beriman hatinya dan semua anggota tubuhnya mengerjakan amal-amal yang
shaleh, yaitu amal perbuatan yang ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan
syariat.“Maka tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya” maksudnya,
ke surga.17
Perhatikan juga surat al-Taubah ayat 21 sebagai berikut:

‫ت لَّ ُه ْم فِ ْي َها نَ ِع ْي ٌم ُّم ِق ْي ٌم‬ ٍ ‫يُبَش ُِر ُه ْم َربُّ ُه ْم ِب َرحْ َم ٍة ِم ْنهُ َو ِرض َْو‬
ٍ ّٰ‫ان َّو َجن‬
“Tuhan menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat, keridhaan dan
surga, mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya”

Ayat ini mengisyaratkan setelah Allah menjelaskan keberuntungan mereka,


kemudian Allah menjelaskan keberuntungan itu, yakni Tuhan mereka menggembirakan
mereka di dunia ini melalui rasul-Nya dengan limpahan rahmat dari-Nya, demikian juga
melalui para malaikat saat kematian mereka dan mereka juga digembirakan dengan
keridhaan yang sempurna serta surge-surga yang dijanjikan Allah bagi hamba-
hambaNya yang taat, dan bagi mereka di dalamnya kesenangan yang agung lagi yang

17
Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azim, (al-Qahirah: Dar al-Hadits, 1424 H/2003),.367

5
terus-menerus tanpa henti-hentinya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.Dan
anugerah itu tidak ada habisnya karena sesungguhnya di sisi Allah pahala yang besar
lagi banyak.18
Dan perhatikan juga Q.S. al-Syu’ara ayat 8; al-Insan ayat 3; al Nisa ayat 175.
Ayat-ayat ini juga menjelaskan bahwa tanda-tanda orang yang mendapatkan rahmat
Allah di akhirat adalah orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Iman dan amal
shaleh dalam diri manusia dijadikan bekal bagi kepentingannya nanti di akhirat.
Manusia yang ketika hidup di dunia tidak beriman dan beramal shaleh, hidupnya
menjadi sia-sia dalam penilaian pandangan Allah sehingga mereka tergolong orang-
orang yang rugi di akhirat.19
B. Al- Qur’an adalah Rahmat bagi Kaum Muslim
1. Al-Quran Sebagai Petunjuk dan kabar gembira
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َ‫ُهدًى َّو َرحْ َمةً َّوبُ ْش ٰرى ِل ْل ُم ْس ِل ِميْن‬


“Dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri.” (Q.S. An-Nahl : 89).
Disebutkan sebagai petunjuk, rahmat dan kabar gembira secara khusus,
pertanda teramat pentingnya perkara tersebut. Adapun petunjuk adalah
penjelasan mengenai pelurusan akidah dan pemikiran serta penyelamatannya
dari kesesatan. Sedangkan rahmat adalah apa yang menentukan kebahagiaan
hidup, di dunia dan akhirat. Seperti kita ketahui dahulu bangsa Arab hidup
dalam kegelapan jahiliyah, dimana kerusakan merambah ke semua kehidupan
baik dalam segi ibadah, aqidah, hukum, akhlaq maupun tatanan hidup social.
Namun dengan perantaraan Al-Qur’an mereka mampu merubah jati diri mereka.
Al-Qur’an membawa mereka berpindah dari umat yang berada dilembah
kerusakan, kebodohan dan kejahatan menuju umat yang terangkat derajatnya
sampai ke puncak kemuliaan dan kesempurnaan. Mereka pun menjadi umat

18
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera
Hati, 2002), Vol 5, 556
19
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera
Hati, 2002), Vol 5, 556

6
terbaik yang dikeluarkan untuk manusia. Kemudian mereka meraih izzah
(kemuliaan) dan menjadi pemimpin bagi seluruh umat. Oleh karena itu, Al-
Qur’an adalah Karunia terbesar bagi bangsa Arab secara khusus. Kalau
sekiranya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memuliakan mereka dengan
menurunkan Al-Qur’an ini kepada mereka, niscaya mereka tetap menjadi umat
yang rusak, seperti yang terjadi pada umat-umat yang lain.
Kaum muslimin khususnya bangsa Arab pada zaman sekarang ini dituntut
untuk menyelamatkan dunia dengan Al-Qur‟an dari kebuasan paham
materialisme yang terus merongrong, merendahkan dan merampas kebaikan
umat. Sebagaimana dahulu mereka (umat Islam) telah membebaskan manusia
dari belenggu kekaisaran yang berkasta.20

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َ‫ّٰللاِ َو ِب َرحْ َمتِه فَ ِب ٰذ ِل َك فَ ْليَ ْف َر ُح ْو ۗا ُه َو َخي ٌْر ِم َّما يَجْ َمعُ ْون‬ ْ َ‫قُ ْل ِبف‬
ّٰ ‫ض ِل‬
Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah
dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka
kumpulkan. 21
Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan bahwa rahmah dalam ayat ini
bermakna Alquran dan menganjurkan untuk menyambutkan dengan gembira
karena keutamaan manfaat yang dapat diperoleh darinya. 22 Alquran disifati
sebagai rahmat untuk orang-orang mukmin, maka maknaya adalah limpahan
karunia, kebajikan dan keberkahan yang disediakan Allah Swt bagi mereka yang
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang diamanatkan Alquran.23

ْ ‫قُ ْل ه َُو ِللَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ُهدًى َّو ِشفَ ۤا ٌء َۗوالَّو ِذ ْينَ ََل يُؤْ ِمنُ ْوونَ ِف‬
‫وي ٰاذَا ِن ِهو ْم َو ْقو ٌر َّوه َُوو‬
‫َع َل ْي ِه ْم َع ًم ۗى‬

20
Lihat Min Asrar ‘Azhamah Al-Qur’an, Sulaiman bin Muhammad Al- Shaghir 11-12.
21
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, 215.
22
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jilid 6, 106.
23
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jilid 6, 104.

7
“Katakanlah: Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang
mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada
sumbatan, sedang Al-Qur‟an itu suatu kegelapan bagi mereka.” (Q.S. Fushshilat
: 44)
Sedang menurut Imam Jalalain dalam tafsirnya bahwa makna rahmah
disini yaitu Alquran.24 Imam ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya bahwa
Allah memberikan rahmat kepada makhluk-Nya berupa diturunkan Alquran
kepada rasul-Nya yang mulia.25 Alquran diturunkan kepada orang-orang
mukmin, dan orang-orang mukmin akan mendapatkan rahmat dengannya, dan
Al-Qur’anlah yang mengajarkan apa yang tidak manusia ketahui. 26
Sayyid Quṭub menjelaskan dalam tafsirnya makna rahmah pada ayat ini
ialah Alquran. Konteks pembicaraanya tertuju kepada seluruh manusia. Allah
mengabarkan kepada mereka bahwa sesungguhnya Allah telah menurunkan
karunia dan rahmat-Nya. Karunia berupa pelajaran dan rahmat berupa obat
penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam hati, serta petunjuk bagi mereka.
Rahmat yang Allah berikan kepada orang-orang beriman bukanlah berupa harta,
unta dan kekayaan. Namun, berupa Alquran, obat penyembuh segala penyakit
yang ada di dalam hati mereka, serta petunjuk. Alquran datang untuk
mencurahkan obat, kesembuhan, keyakinan, ketentraman, dan keselamatan
bersama iman inilah rahmah yang dimaksud pada ayat ini.27
ّٰ ُ‫َونُن َِز ُل ِمنَ ْالقُ ْور ٰا ِن َموا ه َُوو ِشوفَ ۤا ٌء َّو َرحْ َموةٌ ِل ْل ُموؤْ ِم ِنيْنَ َو ََل َي ِزيْود‬
‫الْ ِل ِمويْنَ ا ََِّل‬
‫ارا‬
ً ‫س‬َ ‫َخ‬
Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur'an itu)
hanya akan menambah kerugian. (Q.S Al-Isra’ 82)

24
Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin Al-Suyuṭi, Terjemahan Tafsir Jalālain, Jilid 1, 822.
25
Abdul Fida‟ Imaduddin Isma‟il bin Umar bin Kathīr Al-Quraysyi, Tafsir Ibnu Kathīr, 370.
26
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Al-Ṭabari, Jami’ Al-Bayān ‘an Ta’wil Alqurān Tafsir Al-Ṭabari,
Jilid 5, 4218
27
Sayyid Quṭub, Tafsir fī Ẓilalil Quran, Jilid 6, 138.

8
Al-Quran sebagai rahmat dan pedoman kehidupan, senantiasa berada dalam
perlindungan Allah, sehingga Al-Quran sangat layak digunakan dan diajarkan untuk
setiap golongan ataupun setiap masa. Sebagaimana Firman Allah, Dengan jaminan ayat
di atas, setiap umat Muslim percaya apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Quran
tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah saw. 28
Setiap umat Islam yang senantiasa mengharapkan rahmat-Nya, wajib untuk
senantiasa mempelajari dan mengkaji tentang apa saja hal-hal yang ada dan diajarkan
oleh Al-Quran, sehingga pada akhirnya bukan saja nikmat yang telah disebarkan oleh
Allah untuk setiap Maklhuk-Nya, akan tetapi juga bisa mendapat rahmat yang hanya di
Berikan oleh Allah kepada umat yang telah dipilih-Nya.
Di dalam Al-Quran seringkali ditemukan kata rahmat dan nikmat. Sebagai
gambaran, kata rahmat terdapat pada 37 surat dengan pengulangan 114 kali dengan
berbagai bentuk variasinya. Sedangkan kata nikmat yang berdiri sendiri di dalam suatu
redaksi terulang sebanyak 34 kali.29 Sedangkan tentang rahmat, M. Quraish Shihab juga
menyatakan bahwa rahmat itu mencakup segala jenis dan macamnya. Antara lain
berupa kemantapan iman, ketenangan batin kemudahan melaksanakan peritah dan
menjauhi larangan. Rahmat tersebut bersumber dan langsung dari sisi Allah.30
Ulama lain yang memberikan penafsiran tentang rahmat dan nikmat adalah Haji
Abdul Malik Karim Amrullah atau sering dipanggil Buya Hamka. Beliau menjelaskan
di dalam kitab Tafsir al-Azhar, bahwasanya rahmat adalah sebuah kelebihan yang
diberikan langsung oleh Allah ke dalam setiap hati dan sikap hidup yang memancar
kepada amal dan perbuatan sampai kelak kita meninggal dunia dengan khusnul
khatimah.31 Sedangkan nikmat adalah segala kepuasan yang diberikan oleh Allah di
dunia.32 Akan tetapi bentuk-bentuk rahmat dan nikmat itu beragam. Hamka menganalisa

28
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Quran. (Bandung : Mizan Pustaka, 2007), 21
29
M. Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Mufahraz li alfadzil-Quran, (Beirut : Dar al-FIkr, 1992), 305-306
30
M. Quraish Shihab, Tafsir l-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Quran (Jakarta: Lentera
Hati, 2012), vol. 2, 18
31
Hamka, Tafsir al-Azhar (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1983), Juzu’3 h112
32
Hamka, Tafsir al-Azhar ..., Juzu’30, 255

9
setiap rahmat dan nikmat yang Allah berikan kepada setiap makluk-Nya sehingga
manusia dapat mengambil pelajaran dan manfaat di dalamnya. Hamka juga
mengidentifikasi orang-orang yang mendapatkan rahmat dan nikmat Allah, lewat
penafsiran terhadap ayat-ayat yang berkaitan, yang di jelaskan di dalam Tafsir al-Azhar.
2. Al-Qur’an adalah kitab yang diberkahi

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ْ ‫صد ُق الَّ ِذ‬


‫ي بَ ْينَ يَدَ ْي ِه‬ ِ ‫اب أَ ْنزَ ْلنَاهُ ُمبَا َركٌ ُم‬
ٌ َ‫َو َهذَا ِكت‬
Dan ini (Al-Qur‟an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi;
membenarkan Kitab-Kitab yang (diturunkan) sebelumnya.” (Q.S; Al-An‟am :
92).
“Berkah” artinya konsisten dan stabil dalam kebaikan, berlimpah ruah dan
selalu selalu bertambah kebajikannya, dan itulah kondisi Al-Qur‟an Al-
Karim. 33 Al-Qur’an juga diberkahi pada bacaannya, diberkahi pada ilmu dan
pengetahuannya. Diberkahi pada makna dan petunjuknya serta diberkahi pada
pengaruhnya, dan selanjutnya diberkahi pada tujuannya yang realistis.34
Setiap hari Al-Qur’an membrikan berkahnya yang baru, tidak pernah
redup pesonanya. Jika hari ini dibaca dan kita memahami maknanya, dan di
lain waktu kita membaca lagi, maka ia akan memberikan nuansa yang baru.
Hal ini merupakan dalil bahwa Al-Qur’an adalah Kalam (perkataan) Dzat yang
Maha Bijaksana; di mana Dia menetapkan dalam sesuatu yang sedikit terdapat
manfaat yang sangat banyak. Dan inilah makna dari firman-Nya: “Ini adalah
sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah. Seluruh
kitab samawi yang diturunkan sebelumnya, berlaku untuk waktu, tempat dan
umat tertentu saja. Tetapi Al-Qur’an sejak diturunkan dari sisi Allah
Subhanahu wa Ta’ala, maka ia tetap berlaku sampai hari kiamat. Setiap ada
persoalan yang baru, maka kita akan temukan jawaban dan solusinya dalam
AlQur’an.

33
Lihat Al-Tabarruk, Anwa’uhu wa Ahkamuhu, Nashir bin ‘Abdurrahman Al-Judai’, 45-46.
34
Lihat Fi Zhilal Al-Qur’an (2/1147), Lathaif ur’aniyyah. Shalah ‘Abd Al-Fattah Al-Khalidi,
15-16

10
Al-Qur’an yang diberkahi, datang selaras dengan obsesi, peradaban dan
kemajuan manusia dalam bidang akal pemikiran. Oleh karena itu, Al-Qur
‘an selalu memberikan kepuasan tersendiri terhadap apa yang dibutuhkan oleh
manusia pada setiap tempat dan zaman. Yang demikian itu tak akan terjadi
kecuali jika ia adalah kitab yang diberkahi. 35
3. Al-Qur’an adalah cahaya
Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman:

ً ُ‫َان ِم ْن َربِ ُك ْم َوأَ ْنزَ ْلنَا إِلَ ْي ُك ْم ن‬


‫ورا ُمبِينًا‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
ٌ ‫اس قَ ْد َجا َء ُك ْم بُ ْره‬
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari
Tuhanmu (Muhammad dengan mukjizatnya), dan telah Kami turunkan kepadamu
cahaya yang terang benderang (Al-Qur‟an).” (Q.S. An-Nisaa‟ : 174).

‫ور بِإِ ْذ ِن َربِ ِه ْم‬ ُّ َ‫اس ِمن‬


ِ ‫ٱلْلُ َم ٰـ‬
ِ ُّ‫ت إِلَى ٱلن‬ َ َّ‫ب أَنزَ ْلنَ ٰـهُ إِلَيْكَ ِلت ُ ْخ ِر َج ٱلن‬
ٌ ‫الر ۚ ِكتَ ٰـ‬
‫يز ْٱل َح ِمي ِد‬
ِ ‫ص ٰ َر ِط ْٱلعَ ِز‬ ِ ‫إِلَ ٰى‬
“Alif laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya
kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang
benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang
Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (Q.S. Ibrahim : 1)

Al-Qur’an dinamakan dengan cahaya karena ia menerangi manusia


dengan kebenaran dan mengeluarkan mereka dari kegelapan jahiliyah,
keraguan, kesyirikan, kekufuran, akhlak yang tercela dan segala bentuk
maksiat, menuju cahaya ilmu, iman dan akhlak yang terpuji. Dengan
demikian maka tujuan diturunkannya Al-Qur’an Al-Karim adalah untuk
mengeluarkan manusia dari gelapnya keragu-raguan, khurafat, taklid,
kebodohan dan kesesatan, menuju kepada cahaya tauhid, kebenaran dan
istiqamah di jalan-Nya. Dan Anda jangan heran sekiranya terjadi dalam
kehidupan manusia kerusakan dan kehancuran, jika mereka
memperturutkan hawa nafsu dan tersesat jalannya. Dengan maksud
menyelamatkan manusia dan memberikan hidayah (petunjuk) kepada

35
Lihat Tafsir Al-Sya’rawi (7/4008-4009)

11
mereka, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mendatangkan kepada mereka
cahaya dan kitab yang terang demi kemaslahatan mereka di dunia dan di
akhirat. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala Mahakaya dari (memerlukan)
semesta alam.

12
Daftar Pustaka

Abduh, Muhammad Nur, Al-Rahmah dalam Alquran, dalam Jurnal Adabiyah. Nomor 1,
(2015).

Abi Bakr, Al-Imam Jalaluddin „Abdi Al-Rahman bin, Al-Itqān fī ‘Ulūmil Quran,
Beirut: Dār Al-Kutūb Al-Ilmiyyah, 2003.

Al-Qaṭan, Manna Khalil Studi Ilmu-Ilmu Alquran, Terjemahan Mudzakir, Bogor:


Pustaka, 2007. 380.

Cholil, Adam Dahsyatnya Alquran, Jakarta: AMP, 2014

Ad-Dausary, Mahmud Keutamaan Keutamaan Al-Qur’an, Mesir: Syabkatul Ulukah,


2000

Mansur,Yusuf Membumikan Rahmat Allah, Jakarta: Zikrul Hakim, 2007

Muhammad Hasbi Al-Shiddieqi, Ilmu-Ilmu Alquran, (Semarang: Pustaka Rizki Putra,


2002), Cet. 1, hlm. 236.

Yusrati Windah, Munir, Kamaluddin Abunawas, “Makna Kata Al-Rahmah Dan


Derivasinya Dalam Al-Qur’an (Suatu Tinjauan Semantik”, Diwan :Jurnal Bahasa
dan Sastra Arab, P-ISSN: 2503-0647 E-ISSN: 2598-6171, Volume 5, No 2, 2019

Atabik Ali, dkk, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, Cet. 1, Yogyakarta: Yayasan Ali
Maksum: 1996

Rahardjo, Dawan Ensiklopedia Alquran Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep


Kunci, Cet. 2, Jakarta: Paramadina, 2002

Al-Aṣfahāni, Al-Raghib Al-Mufradāt fi Gharib Alquran, Terjemahan Ahmad Zaini


Dahlan, Jakarta: Pustaka Khazanah Fawa‟id, 2017

Bakry, Umar Kamus Bahasa Arab-Indonesia, Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2017.

W. Montgomery, Pengantar Studi al-Qur’an, Jakarta: Raja Rafindo Persada, 1995

Katsir,Ibn Tafsir al-Qur’an al-‘Azim, al-Qahirah: Dar al-Hadits, 1424 H/2003

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,


Jakarta: Lentera Hati, 2002, Vol 5, h. 556

13
Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian alQur’ân,Jakarta:
Lentera Hati, 2002
Audah, Ali, Konkordansi Quran, Panduan dalam Mencari Ayat Alquran, Cet. 2, Jakarta:
Litera Antar Nusa, 1997.
Baiquni dkk, Indeks Alquran (Cara Mencari Ayat Alquran), Surabaya: Arkola, 1996.
Chrizin, Muhammad, Alquran dan ‘Ulūm Alquran, Jakarta: PT. Dhana Bakti Primayasa,
1998.
Charisma, Moh. Chadziq, Tiga Aspek Kemukjizatan Alquran, Surabaya: Bina Ilmu,
1991.

14

Anda mungkin juga menyukai