Anda di halaman 1dari 11

KONSEP PENDIDIKAN DAN PESERTA DIDIK PERSPEKTIF AL-

QUR’AN
Q.S AL-FATIHAH AYAT 2-3

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ayat Manajemen

Disusun Oleh:
(Kelompok 3)

Rahmat Syafii (2020203058)

Dosen Pengampu:
Hidayat, M. Pd. I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2023
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi generasi penerus bangsa.
Untuk itu seseorang tidak cukup diberi bekal pembelajaran yang difokuskan
pada intelektual semata, akan tetapi mereka harus diberikan bekal berupa
pendidikan spritual, pendidikan ahlak atau moral, sehingga mereka menjadi
pribadi-pribadi yang tangguh dalam manajemen kehidupannya. Dari kedua
bentuk pendidikan tersebut, kita sebagai umat islam seharusnya mengetahui
dan memahami isi kandungan Al-Qur’an surat Al-fatihah, karena didalamnya
terdapat beberapa manfaat bagi kita umat islam. Dimana surat Al-Fatihah ini
para ulama menyebutkan bahwa surat ini disebut juga dengan al-Hamdu dan
ash-Shalah, sebagaimana disebutkan dalam hadist Rasulullah Saw, dari
Rabbnya : “Aku membagi shalat antara diri-Ku dengan hamba-Ku menjadi dua
bagian. Disebut sebagai didalamnya terdapat kata al-Hamdulillah
Rabbilalamin. Maka Allah berfirman: “Aku telah dipuji oleh hamba-Ku.
Adapun disebut ash-Shalah, karena ia merupakan salah satu syarat sahnya
shalat. Selain itu, Al-Fatihah disebut juga asy-Syifa atau penyembuh. Hal ini
disebutkan dalam sebuah hadist nabi Muhamad saw yang diriwayatkan oleh
Imam ad-Darimi dari Abu Sa”id, bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda yang
artinya “Fatihatuk kitab merupaka syifa setiap racun”.
Ada kalimat tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang ialah surat Al-Faatihah
yang terdiri dari tujuh ayat.dan ia merupakan Fatihatul Kitab. Oleh karena itu,
Ulama sepakat bahwa surat al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat. Akan tetapi ada
perbedaan pendapat dalam masalah basmalah, karena apakah basmalah
merupakan ayat yang berdiri sendiri pada awal surat, sebagaimana pendapat
ahli Qurra‟ Kufah, segolongan sahabat dan tabi‟in, atau surat al-Fatihah
merupakan salah satu ayat dalam setiap surat dalam al-Qur‟an. Dalam sebauh
hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Sa‟id bin al-Mu‟alla ra,.
Dia berkata: „Aku pernah mengerjakan shalat, lalu Rasulullah Saw
memanggilku, tetapi aku tidak menjawabnya hingga aku menyelesaikan shalat.
Setelah itu aku mendatangi Rasulullah Saw. Beliau bertanya: „Apa yang
mengahalagimu datang kepadaku?‟ Aku menjawab, Ya Rasulullah,
sesungguhnya aku tadi sedang mengerjakan shalat.‟ Maka Nabi berkata:

1
Bukankah Allah Ta‟ala telah berfirman yang artinya “ Hai orang-orang yang
beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru
kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa
Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan Sesungguhnya
kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
Selain itu, Rasululah Saw memngajarkan kepada Abu Sa‟id bin al-
Mu‟alla ra., bahwa Rasulullah Saw berkata: „Akan aku ajarkan kepadamu satu
surat yang paling agung di dalam al-Qur‟an sebelum engkau keluar dari masjid
ini., Lalu beliau menggandeng tanganku. Ketika beliau hendak keluar dari
masjid, aku katakan: “Ya Rasulullah Saw, tadi engkau mengatakan akan
mengajarkan kepadaku satu surat yang paling agung di dalam al-Qur‟an.
„Benar, itu kalimat “Alhamdulillahi Rabbilalamin., ia adalah as-Shab-ul
Matsani dan al-Qur‟an al-azhmi yang telah diturunkan kepadaku. Hadis ini
diriwayatkan juga Imam al-Bukhari, Abu Dawud, an-Nas-i, dan Ibnu Majah,
melalui beberapa jalur sanad dari Syu‟bah.1

1
Adi, L. “Nilai Pendidikan Yang Terkandung Dalam Qur’an Surat Al-Fatihah Ayat 1-7” (Telaah
Tafsir Tahlili). JURNAL PENDIDIKAN AR-RASYID. 8(1). 2023 hal. 2-3.

2
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Q.S Al-Fatihah Ayat 23
َ‫ب ْالعٰ َل ٰميْن‬ ٰ ‫َا ْل َح ْم ُد ٰ ه‬
ٰ ‫ّلِل َر‬
Alhamdulillah hirobbil alamin
Artinya:

“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” 2

‫الر ٰح ٰيم‬
َّ ‫الرحْ َم ٰن‬
َّ
Ar-raḥmānir-raḥīm

Artinya:

“Yang maha pengasih, lagi maha penyayang.”

2. Asbabun Nuzul Q.S Al-Fatihah Ayat 2-3


Asbabun Nuzul Q.S Al-Fatihah Ayat 2 Menurut Qira'ah Sab'ah, huruf dal
dalam firman-Nya, "alhamdu lillahi," dibaca dammah, terdiri atas mubtada dan
khabar. Diriwayatkan dari Sufyan ibnu Uyaynah dan Rubah ibnul Ajjaj,
keduanya membacanya menjadi alhamda lillahi (a) dengan huruf dal yang di-
fathah-kan karena menyimpan fi'l. Ibnu Abu Ablah membacanya alhamdulillah
dengan huruf dal dan lam yang di-dammah-kan kedua-duanya karena yang
kedua diikutkan kepada huruf pertama dalam harakat. Ia mempunyai syawahid
(bukti-bukti) yang menguatkan pendapatnya ini, tetapi dinilai syaz
(menyendiri). Diriwayatkan dari Al-Hasan dan Zaid ibnu Ali bahwa keduanya
membacanya alhamdi lillahi dengan membaca kasrah huruf dal karena
diseragamkan dengan harakat huruf sesudahnya.
Abu Ja'far ibnu Jarir mengatakan bahwa makna alhamdulillah ialah
"segala syukur hanyalah dipersembahkan kepada Allah semata, bukan kepada
apa yang disembah selain-Nya dan bukan kepada semua apa yang diciptakan-
Nya, sebagai imbalan dari apa yang telah Dia limpahkan kepada hamba-

2
Tafsirweb.com, surah 1 Al-Fatihah ayat 2-3, diakses dari https://tafsirweb.com/46-surat-al-
fatihah-ayat-2.html, pada tanggal 2 Mei 2023, pukul 20:48

3
hamba-Nya berupa segala nikmat yang tak terhitung jumlahnya". Tiada
seorang pun yang dapat menghitung semua bilangannya selain Dia semata.
Nikmat itu antara lain adalah tersedianya semua sarana untuk taat kepada-Nya,
kemampuan semua anggota tubuh yang ditugaskan untuk mengerjakan hal-hal
yang difardukan oleh-Nya. Selain itu Dia menggelarkan rezeki yang berlimpah
di dunia ini buat hamba-Nya dan memberi mereka makan dari rezeki tersebut
sebagai nikmat kehidupan buat mereka, padahal mereka tidak memilikinya.
Dia mengingatkan dan menyeru mereka agar semuanya itu dijadikan
sebagai sarana buat mencapai kehidupan yang abadi di dalam surga yang
penuh dengan kenikmatan yang kekal untuk selama-lamanya. Maka segala puji
hanyalah bagi Tuhan kita atas semua itu sejak permulaan hingga akhir. Ibnu
Jarir mengatakan bahwa alhamdulillah adalah pujian yang digunakan oleh
Allah untuk memuji diri- Nya sendiri. termasuk di dalam pengertiannya ialah
Dia memerintahkan hamba-Nya untuk memanjatkan puji dan sanjungan
kepada-Nya. Seakan-akan Allah Swt. bermaksud, "Katakanlah oleh kalian,
'Segala puji hanyalah bagi Allah'!" Ibnu Jarir mengatakan, adakalanya
dikatakan "sesungguhnya ucapan seseorang yang mengatakan alhamdulillah
merupakan pujian yang ditujukan kepada- Nya dengan menyebut asma-Nya
yang terbaik dan sifat- Nya Yang Maha Tinggi". Sedangkan ucapan seseorang
"segala syukur adalah milik Allah" merupakan pujian kepada-Nya atas nikmat
dan limpahan rahmat-Nya. Kemudian Ibnu Jarir mengemukakan bantahannya
yang kesimpulannya adalah "semua ulama bahasa Arab menyamakan makna
antara alhamdu dan asy-syukru (antara puji dan syukur)". Pendapat ini dinukil
pula oleh As-Sulami, yaitu pendapat yang mengatakan bahwa puji dan syukur
adalah sama pengertiannya, dari Ja'far As-Sadiq dan Ibnu Ata. dari kalangan
ahlu tasawwuf. Ibnu Abbas mengatakan bahwa ucapan "segala puji bagi Allah"
merupakan kalimat yang diucapkan oleh semua orang yang bersyukur.3

Asbabun Nuzul Q.S Al-Fatihah Ayat 3 Asbabun Nuzul atau sebab


turunnya surah Al Fatihah menjadi salah satu penguat bukti surah ini

3
Syaikh, imam Al-Hafiz,Imaduddin Abul Fida Ismail Ibnul Khatib Abu Hafs Umar Ibnu Kasir,
Jalaludin Al mahally, Jalaluddin al-Suyuthi. SAMUDERA AL-FATIHAH, AL-IKHLAS, AL-
FALAQ, & AN-NAAS TAFSIR IBNU KATSIR & JALALAIn.2015.hal.121

4
diturunkan di kota Makkah. Menurut Ulama Al-Imam Al-Wahidi dalam kitab
Asbabun Nuzul dan Ats-Tsa'labim, surat Al-Fatihah diturunkan di Mekkah
dalam suatu perbendaharaan di bawah 'Arsy. Asbabun Nuzul surat Al Fatihah
diceritakan oleh Al-Hafizh Abu Syaibah dalam kitab al-Mushannaf, Al-Imam
Abu Nu'aim dan Al-Hafizh al-Baihaqi dalam kitab Dalailun-Nubuwwah, serta
as-Tsa'labi dan Al Imam al-Wahidi dari hadits Amr bin Syurahil. Menurut
keterangan kitab-kitab tersebut, asbabun nuzulnya berkaitan dengan momen
Rasulullah SAW di Gua Hira. Dikisahkan, Rasulullah SAW menerima wahyu
pertama dan mengabarkan pada istrinya, Khadijah. Kemudian beliau pun
diajak oleh Khadijah untuk menemui Waraqah. Di sana, Rasulullah mulai
menceritakan kewahyuannya kepada Waraqah. Rasulullah bercerita bahwa
ketika beliau tengah sendiri, beliau seringkali mendengar suara dari belakang
yang memanggilnya, Rasul bersabda, "Ya Muhammad, ya Muhammad, ya
Muhammad! Mendengar suara itu aku pun lari," Kemudian Waraqah
menjawab, "Jangan engkau berbuat begitu. Jika engkau dengar suara itu tetap
tenanglah engkau. Sehingga dapat engkau dengar apa lanjutan perkataannya
itu," Rasulullah pun menuruti perkataan Waraqah hingga beliau kembali
menemuinya dan bercerita, "Datang lagi dia dan terdengar lagi suara itu: 'Ya
Muhammad!' Katakanlah: Bismillahir-Rahmanir-Rahim, Alhamdulillahi-
Rabbil Alamin, sehingga sampai kepada Waladh-Dhaalin,'" Ternyata, suara
yang sempat didengar Rasulullah SAW tersebut adalah wahyu surah Al Fatihah
ayat 1-7. Riwayat ini menjadi bukti bahwa surat Al-Fatihah termasuk dalam
surat Makkiyah. 4

3. Isi Kandungan Q.S Al-Fatihah Ayat 2-3


Isi Kandungan Q.S Al-Fatihah Ayat 2, Surah Al Fatihah sendiri
merupakan pembuka atau surah pertama yang tertuang dalam Alquran. Sebagai
umat muslim, mempelajari isi kandungan atau makna yang terdapat pada setiap
ayat dalam Alquran itu sangat dianjurkan. Dirangkum dari Quran Kemenag,

4
DetikHikmah, Surat Al Fatihah dan Artinya Lengkap dengan Asbabun Nuzul,diakses dari
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6203048/surat-al-fatihah-dan-artinya-lengkap-dengan-
asbabun-nuzul, pada tanggal 2 Mei 2023,pukul 22:50

5
berikut ini isi kandung surat Al fatihah ayat 1 tentang pemberian Allah SWT
kepada manusia, lengkap bacaan dan terjemahnya. Maksud dari terjemah ayat
tersebut adalah Allah Swt disebut rabb (Tuhan) seluruh alam karena Dialah
yang telah menciptakan, memelihara, mendidik, mengatur, mengurus, memberi
rezeki, dan sebagainya kepada semua makhluk-Nya. Berikut ini makna yang
terkandung dalam surat Al Fatihah ayat 2: Menurut penjelasan Tafsir Wajiz
mengenai ayat tersebut adalah: Segala puji kita persembahkan hanya untuk
Allah semata, Tuhan Pencipta dan Pemelihara seluruh alam, yaitu semua jenis
makhluk. Sedangkan menurut penjelasan Tafsir Tahlili adalah: Pada ayat
diatas, Allah memulai firmanNya dengan menyebut “Basmalah” untuk
mengajarkan kepada hamba-Nya agar memulai suatu perbuatan yang baik
dengan menyebut basmalah, sebagai pernyataan bahwa dia mengerjakan
perbuatan itu karena Allah dan kepada-Nyalah dia memohonkan pertolongan
dan berkah. Maka, pada ayat ini Allah mengajarkan kepada hamba-Nya agar
selalu memuji-Nya. Al-ḥamdu artinya pujian, karena kebaikan yang diberikan
oleh yang dipuji, atau karena suatu sifat keutamaan yang dimilikinya. Semua
nikmat yang telah dirasakan dan didapat di alam ini dari Allah, sebab Dialah
yang menjadi sumber bagi semua nikmat. Hanya Allah yang mempunyai sifat-
sifat kesempurnaan.5
Isi kandungan Q.S Al-fatihah Ayat 3, Allah kemudian menjelaskan
bahwasanya kami memuji karena sebab Allah maha pengasih dan penyayang,
yaitu yang memiliki kasih sayang yang luas lagu agung, dan telah berlalu
isyarat akan maknya dari Ar Rahman dan Ar Rahim. Tentang makna Ar
Rahmaan dan Ar Rahiim sudah diterangkan sebelumnya.6

5
Mantra suka bumi.com, Isi Kandungan Surah Al Fatihah Ayat 2: Keutamaan Memuji Dzat Allah
SWT, Lengkap Tulisan Arab dan Artinya, diakses dari https://mantrasukabumi.pikiran-
rakyat.com/khazanah/pr-205178449/isi-kandungan-surah-al-fatihah-ayat-2-keutamaan-memuji-
dzat-allah-swt-lengkap-tulisan-arab-dan-artinya?page=3,pada tanggal 2 Mei 2023,pukul 22:58
6
Tafsirweb, Pelajaran Menarik Tentang Surat Al-Fatihah Ayat 3,diakses dari
https://tafsirweb.com/51-surat-al-fatihah-ayat-3.html, pada tanggal 2 Mei 2023, pukul 23:01

6
4. Kaitan Q.S Al-Fatihah Ayat 2-3 dengan Konsep Pendidikan dan Peserta
Didik
Di atas telah disebutkan kandungan makna surat al-Fatihah secara
umum, maka berikut ini akan dikemukakan mengenai nilai-nilai pendidikan
Islam yang termuat dalam surat al-Fatihah. Nilai-nilai pendidikan Islam yang
termuat dalam surat al-Fatihah secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Nilai Pendidikan Keimanan
Maksudnya ajaran keimanan kepada secara menyeluruh. Pada surat ini
diperkenalkan tentang sifat-sifat Allah yang diwakili oleh lafadz al-Rahman
dan al-Rahim (Maha Pengasih dan Maha Penyayang) yang diulang masing-
masing dua kali; dan perbuatan Allah yang diwakili oleh lafadz rabb al-„alamin
(Yang menguasai, Memelihara, Membina, Mendidik Mengarahkan dan
membina seluruh alam), terutama alam yang memiliki unsur kehidupan,
makan-minum dan bergerak, serta adanya hari akhir yang diwakili oleh lafadz
malik yaum al- din (Yang menguasai Hari Pembalasan). Pokok-pokok ajaran
tentang keimanan yang terdapat dalam surat al-Fatihah di atas sama sekali
tidak menyinggung masalah zat Tuhan, karena hal ini termasuk masalah yang
tidak mungkin dijangkau oleh pancaindera dan akal manusia yang terbatas.
Ajaran keimanan dalam surat al-Fatihah menekankan tentang pentingnya
mengenal Allah melalui pengamatan secara seksama terhadap sifat dan
perbuatan Allah yang tampak di jagat raya ini. Keimanan yang dapat
menghasilkan keikhlasan, kejujuran, tanggung jawab, kreativitas dan motivasi
yang termuat dalam surat al- Fatihah harus mendasari seluruh perbuatan baik
yang akan dilakukan oleh manusia, sehingga perbuatan tersebut di samping
akan bernilai ibadah juga tidak akan disalahgunakan untuk tujuan-tujuan yang
dapat merusak dan merugikan umat manusia.

b. Nilai Pendidikan Ibadah


Pokok ajaran tentang ibadah diwakili oleh ayat iyyaka na‟budu wa
iyyaka nasta‟in (Kepada-Mu kamu mengabdi dan kepada-Mu kami memohon
pertolongan). Kata ibadah yang pada intinya ketundukkan untuk melaksanakan
segala perintah Allah mengandung arti yang luas, yaitu bukan hanya ibadah
dalam arti khusus seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, melainkan juga ibadah

7
dalam arti luas, yaitu seluruh aktivitas kebaikan yang dilakukan untuk
mengangkat harkat dan martabat manusia dengan tujuan ikhlas karena Allah
S.W.T. Menurut Rasyid Ridha bahwa kandungan ibadah dimaksud juga akan
menghidupkan tauhid dalam hati dan mematrikannya dalam jiwa. Ibadah dalam
arti yang demikian itulah yang harus dijadikan tujuan dalam pendidikan Islam
sebagaimana disebutkan di atas. Dengan cara ini, pendidikan akan memiliki
kontribusi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang mampu berkiprah di
tengah-tengah masyarakat. Manusia yang mampu beribadah itulah manusia
yang akan memberi manfaat pada dirinya danmanfaat bagi orang lain.
c. Nilai Pendidikan tentang Hukum Agama (Syari’ah)
Pokok ajaran tentang ajaran agama diwakili oleh ayat ihdina alshirat al-
mustaqim. Lafadz ini secara harfiah mengandung arti tentang kebutuhan
manusia terhadap jalan yang lurus. Jalan lurus ini adalah agama dengan
segenap hukum atau syari’ah yang terkandung di dalamnya. Agama yang
berasal dari Allah ini berfungsi sebagai rahmat yang diperlukan manusia untuk
mengatasi berbagai kekurangan dirinya. Melalui agama ini berbagai masalah
yang tidak dapat dipecahkan oleh akal dan segenap potensi yang dimiliki
manusia akan dapat diatasi, seperti masalah kehidupan di akhirat, baik dan
buruk dan lain sebagainya. Pokok-pokok ajaran tentang hukum agama atau
syari’ah ini erat kaitannya dengan materi atau kurikulum pendidikan, yaitu
selain kurikulum itu memuat materi pelajaran yang bertolak dari hasil
penelitian dan pemikiran manusia, juga harus memuat materi pelajaran yang
bertolak dari wahyu yang diturunkan Allah S.W.T. Keberadaan materi ajaran
yang bersumber dari wahyu ini penting dalam rangka menilai dan mengukur
kebenaran yang dihasilkan penelitian dan pemikiran manusia. Dengan cara
dmeikian diharapkan akan terjadi keseimbangan antara materi ajaran yang
berasal dari akal dan materi ajaran yang berasal dari naqli (wahyu Allah), yaitu
al-Qur’an. Ajaran-ajaran tersebut telah termuat dalam surat al-Fatihah.7

7
Fauzi Chaniago, NILAI NILAI PENDIDIKAN DI DALAM SURAT AL-FATIHAH, TEXTURA
JOURNAL, Vol 2 No.1, 2021 hal, 55-56

8
C. KESIMPULAN
Beberapa konsep mendidik dalam Q.S Al-Fatihah yaitu: Sifat pengasih
dan Penyayang Allah swt dalam Q.S Al-Fatihah tersebut jadi model dalam
mendidik, yang dapat menumbuhkan sifat tenggang rasa dan toleransi. Hakikatnya
adalah bahwa mendidik dengan pendekatan sifat penyayang bisa lebih bermakna
dan menunjukkan perilaku seorang pendidik sejati. Pendidikan aqidah yang
mempertegas bahwasanya hanya ada satu Tuhan untuk seluruh apa yang ada di
alam ini. Juga terdapat konsep sikap bergantung dan bertawakkal hanya kepad
Allah semata, ini merupakan kunci semua kebaikan dan kebahagian di dunia dan
akhirat. Seseorang yang mendapatkan taufiq dengan cahaya pengetahuan,
meyakini bahwa di tangan-Nya semua kebaikan, dan semua urusan dikembalian
kepadaNya. Pendidikan pada konsep ihdinas siratal mustaqim adalah usaha yang
harus dilakukan oleh hamba yang beriman agar mendapatkan hidayah atau
pengetahuan yang benar, dan dengan pengetahuan yang benar ini manusia tidak
akan tersesat. Pada konsep Shirotholladziina an’ amta ‘alaihim ghoiril
maghdhuubi ‘alaihim walodh dholliin Allah menjelaskan tentang pendidikan ilmu
pengetahun sejarah, dimana Allah menyeru hambaNya untuk merubah pola pikir
mereka ke jalan yang lurus, yang jauh dari kesesatan.8

8
Ahmad Mujahid, Qs. Al-Fatihah Dalam Perspektif Ilmu pendidikan (Kajian Tafsir Tematik),
Jurnal Ilmiah Tarbiyah Umat, 2022,hal 131.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adi, L. (2023). Nilai Pendidikan Yang Terkandung Dalam Qur’an Surat Al-
Fatihah Ayat 1-7 (Telaah Tafsir Tahlili). JURNAL PENDIDIKAN AR-
RASYID, 8(1).
Chaniago, F. (2021). NILAI NILAI PENDIDIKAN DI DALAM SURAT AL-
FATIHAH, TEXTURA JOURNAL. 2(1).
Detik Hikmah, diakses pada 2 Mei 2023
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6203048/surat-al-fatihah-dan-
artinya-lengkap-dengan-asbabun-nuzul
Mantra suka bumi.com. diakses pada 2 Mei 2023 dari
https://mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-205178449/isi-
kandungan-surah-al-fatihah-ayat-2-keutamaan-memuji-dzat-allah-swt-
lengkap-tulisan-arab-dan-artinya?page=3.
Mujahid, A. (2022). Qs. Al-Fatihah Dalam Perspektif Ilmu pendidikan (Kajian
Tafsir Tematik). Jurnal Ilmiah Tarbiyah Umat, 12(2), 123-132.
Syaikh Imam, A., Khatib Imaduddin., dkk. 2015. Samudera Al-Fatihah;Al-Ikhlas,
Al-Falaq, & An-Naas. Jakarta: Shahih.
Tafsirweb.com. diakses pada 2 Mei 2023 dari https://tafsirweb.com/46-surat-al-
fatihah-ayat-2.html

Tafsirweb. Com. diakses pada 2 Mei 2023 dari https://tafsirweb.com/51-surat-al-


fatihah-ayat-3.html

Anda mungkin juga menyukai