Anda di halaman 1dari 15

TUGAS UTS

Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Ilmu Tafsir

DOSEN PENGAMPU : Dr.Hj.Sulastri,.M.A

Disusun oleh :

St.Musafaah

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

INSTITUT AGAMA ISLAM BANTEN (IAIB)

SERANG - BANTEN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat alllah SWT, atas segala limpahan dan rahmatnya.
Taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas uts
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga tugas uts ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.

Dalam penulisan tugas uts ini penulis masih banyak kekurangan-kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak dapat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini

Dalam penulisan tugas uts ini penulis menyampaikan banyak terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam penulisan tugas uts
ini.

Akhirnya penulis berharap semoga allah memberikan imbalan yang setimpal


pada mereka yang memberikan bantuan dan dapat  menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah. Aamiin ya’allah ya robal alamin.

Serang, 04 November 2021

Penuli
s

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................2

1. Sejarah Turunnya Surat Al-fatihah ............................................3

2.. Kedudukan surat al-fatihah dalam alquran ................................6

3. Pendapat para ulama tentang jumlah ayat surat al-fatihah .........7

4. Tafsir ayat-ayat surat al-fatihah..................................................10

5. Kesimpulan dan kandungan surat al-fatihah...............................13

2
1. SEJARAH TURUNNYA SURAT AL-FATIHAH

Adapun Asbabun Nuzul atau sebab turunnya surah Al Fatihah menjadi salah
satu penguat bukti surah ini diturunkan di kota Mekah. Ulama Al-Imam Al-
Wahidi menafsirkan riwayat dari Ali bin Abu Thalib RA dalam kitabnya yang
bertajuk Asbabun Nuzul dan Ats-Tsa'labim berkata, "Surat Al-Fatihah diturunkan
di Mekkah, dari dalam suatu perbendaharaan di bawah 'Arsy."

Terdapat juga riwayat dari Al-Hafizh Abu Syaibah dalam kitab al-
Mushannaf, Al-Imam Abu Nu'aim dan Al-Hafizh al-Baihaqi dalam kitab
Dalailun-Nubuwwah, serta as-Tsa'labi dan Al Imam al-Wahidi dari hadits Amr
bin Syurahil menceritakan bagian setelah Rasulullah SAW mengeluhkan
pengalamannya di dalam Gua Hiro.

Rasulullah menerima wahyu pertama dan mengabarkan pada istrinya,


Khadijah. Kemudian beliau pun diajak oleh Khadijah untuk menemui Waraqah.
DI sana, Rasulullah mulai menceritakan kewahyuannya kepada Waraqah.

Rasul bercerita bahwa ketika beliau tengah sendiri, beliau seringkali


mendengar suara dari belakang yang memanggilnya, Rasul bersabda,

"Ya Muhammad, ya Muhammad, ya Muhammad! Mendengar suara itu aku


pun lari,"

Kemudian Waraqah menjawab,

"Jangan engkau berbuat begitu. Jika engkau dengar suara itu tetap tenanglah
engkau. Sehingga dapat engkau dengar apa lanjutan perkataannya itu,"

Selanjutnya Rasulullah SAW kembali lagi menemuinya dan berkata,

"Maka datang lagi dia dan terdengar lagi suara itu: 'Ya Muhammad!'
Katakanlah: Bismillahir-Rahmanir-Rahim, Alhamdulillahi-Rabbil Alamin,
sehingga sampai kepada Waladh-Dhaalin,'"

3
Kemudian turunlah surah Al Fatihah ayat 1-7. Riwayat ini menjadi bukti
bahwa surah Al-Fatihah termasuk surat Makkiyah.1

Surat Al Fatihah bukanlah surat yang pertama kali turun, meskipun surat ini
letaknya berada di urutan paling pertama dalam Al Qur’an. Surat Al Fatihah
diturunkan di Mekkah.

Salah satu dalil penguatnya adalah ayat 87 dari surat al-Hijr tersebut di atas.
Dalam ayat ini Allah mengingatkan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam atas
karunia diturunkannya surat al-Fatihah. Hal ini menunjukkan bahwa surat al-
Fatihah diturunkan sebelum surat al-Hijr.

Padahal surat al-Hijr adalah makkiyyah, dengan demikian, maka surat al-
Fatihah pun juga makkiyyah [Lihat: Tafsîr al-Baghawi (I/49) dan Tafsîr al-
Qurthubi (I/177)].

Selain itu, tempat turunnya hukum kewajiban shalat adalah di Mekkah, dan
tidak ada perbedaan pendapat antara para ulama dalam hal ini. Sebagaimana telah
kita ketahui bahwa salah satu rukun shalat adalah membaca surat al-Fatihah.
Maka jelas hal ini menunjukkan bahwa surat al-Fatihah telah diturunkan di Mekah
[Lihat: Tafsîr al-Qurthubi (I/177)].

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,

“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al
Fatihah).” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu).

Dalam sabda yang lain Rasulullah mengatakan yang artinya,

“Barangsiapa yang shalat tidak membaca Ummul Qur’an (surat Al Fatihah)


maka shalatnya pincang (khidaaj).” (HR. Muslim)

Surat Al Fatihah diturunkan sebagai inti dari seluruh ajaran dalam Islam.
Maka dari itu, surat ini pun diletakkan di awal urutan surat dalam Al Qur’an.

1
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5715561/surat-al-fatihah-tempat-diturunkan-dan-
asbabun-nuzul

4
Sebagaimana diriwatkan oleh Ali bin Abi Tholib mantu Rosulullah
Muhammad saw: “Surah al-Fatihah turun di Mekah dari perbendaharaan di
bawah.‘arsy’”

Riwayat lain menyatakan, Amr bin Shalih bertutur kepada kami: “Ayahku

bertutur kepadaku, dari al-Kalbi, dari Abu Salih, dari Ibnu Abbas, ia berkata:
“Nabi berdiri di Mekah, lalu beliau membaca, Dengan menyebut nama Allah yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Segala.puji bagi Allah Tuhan Semesta
Alam..Kemudian orang-orang Quraisy mengatakan,

“Semoga Allah menghancurkan mulutmu (atau kalimat senada).”

Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rosulullah saw. bersabda saat Ubai bin
Ka’ab membacakan Ummul Quran pada beliau, “Demi zat yang jiwaku ada di
tangan-Nya, Allah tidak menurunkan semisal surat ini di dalam Taurat, Injil,
Zabur dan al-Quran. Sesungguhnya surat ini adalah as-sab’ul matsani (tujuh
kalimat pujian) dan al-Quran al-’Azhim yang diberikan kepadaku.”

Surat Al-Fatihah yang merupakan surat pertama dalam Al Qur’an dan terdiri
dari 7 ayat adalah masuk kelompok surat Makkiyyah, yakni surat yang diturunkan
saat Nabi Muhammad di kota Mekah.

Dinamakan Al-Fatihah, lantaran letaknya berada pada urutan pertama dari


114 surah dalam Al Qur’an. Para ulama bersepakat bahwa surat yang diturunkan
lengkap ini merupakan intisari dari seluruh kandungan Al Qur’an yang kemudian
dirinci oleh surah-surah sesudahnya.

Surah Al-Fatihah adalah surah Makkiyyah, yaitu surah yang diturunkan di


Mekkah sebelum

Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Surah ini berada di urutan pertama dari
surah-surah dalam Al-Qur’an dan terdiri dari tujuh ayat. Tema-tema besar Al
Qur’an seperti masalah tauhid, keimanan, janji dan kabar gembira bagi orang
beriman, ancaman dan peringatan bagi orang-

5
orang kafir serta pelaku kejahatan, tentang ibadah, kisah orang-orang yang
beruntung karena taat kepada Allah dan sengsara karena mengingkari-Nya, semua
itu tercermin dalam ekstrak surah Al-fatihah.2

2. KEDUDUKAN SURAT ALFATIHAH DALAM ALQURAN

Surat Al Fatihah adalah surat pertama dalam urutan mushaf Al Quran. Surat
pembuka ini memiliki banyak keutamaan dan menjadi salah satu rukun sholat.

Dikutip dari buku Tadabur Al Quran oleh Syaikh Adil Muhammad Khalil,
dinamakan Al Fatihah ( ‫ )الفاتحة‬karena merupakan permulaan dari Al Quran. Surat
Al Fatihah memiliki tiga nama yang disepakati para ulama, antara lain Fatihatul
kitab, Ummul Quran, dan As-Sab'u Al-Matsani.

Fatihatul Kitab adalah pembuka kitab yang merujuk pada Al Quran.


Sedangkan nama As-Sab'u Al-Matsani untuk menyebut surat Al Fatihah
disebutkan dalam Al Quran surat Al Hijr ayat 87. As-Sab'u artinya tujuh ayat dan
Al-Matsari adalah dibaca berulang-ulang dalam setiap rakaat sholat. Allah SWT
berfirman:

٨٧ - ‫َولَقَ ْد ٰاتَ ْي ٰنكَ َس ْبعًا ِّمنَ ْال َمثَانِ ْي َو ْالقُرْ ٰانَ ْال َع ِظ ْي َم‬

Artinya: "Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh (ayat) yang
(dibaca) berulang-ulang dan Al-Qur'an yang agung." (QS. Al Hijr: 87)

Surat Al Fatihah termasuk dalam golongan surat yang diperselisihkan antara


Makkiyah atau Madaniyah. Ibnu Abbas, Qatadah, dan Abu Al-A'liyah
mengatakan bahwa Surat Al Fatihah diturunkan di Mekkah dan termasuk surat
Makkiyah. Sedangkan Abu Hurairah, Mujahid, Atha' bin Abi Rabah, dan lainnya
mengatakan bahwa surat Al Fatihah diturunkan di Madinah dan tergolong surat
Madaniyah, berdasarkan hadits riwayat At-Thabrani.

Dalam riwayat Imam Bukhari, Rasulullah SAW mengatakan bahwa surat Al


Fatihah merupakan surat paling agung dalam Al Quran. Kedudukan surat Al

2
https://id-khalifah.blogspot.com/2013/09/sejarah-wahyu-surat-al-fatihah.html

6
Fatihah sebagai surat paling agung ini juga telah disebutkan dalam surat Al Hijr
ayat 87.

Surat Al Fatihah juga menjadi surat terbaik dalam Al Quran dan obat dari
segala penyakit. Dikutip dari buku Meraih Makrifat dan Mukjizat Surah Al
Fatihah oleh Muhammad Alcaff, Rasulullah SAW pernah mengajarkan surat Al
Fatihah kepada Jabir bin Abdillah.

Rasulullah SAW berkata kepada Jabir bin Abdillah: "Wahai Jabir, maukah
aku ajarkan kepadamu surah terbaik yang Allah turunkan dalam Kitab-Nya? Jabir
menjawab: Mau ya Rasulullah. Demi ayah dan ibuku, ajarkan surah tersebut
padaku! Lalu Rasul SAW mengajarkan surah al Fatihah kepada Jabir."

Kemudian Rasul SAW melanjutkan sabdanya: "Wahai Jabir, maukah aku


beritahukan kepadamu tentang surah al Fatihah? Jabir menjawab: Mau ya
Rasulullah. Demi ayah dan ibuku, beritahukan kepadaku tentang surat tersebut!
Rasul SAW bersabda: Ia (surat al Fatihah) adalah obat segala penyakit kecuali
kematian."

Selain itu, surat Al Fatihah juga menjadi bacaan ruqyah, sebagaimana


dijelaskan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim.3

3. PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG JUMLAH AYAT SURAT AL-


FATIHAH

Para ulama berselisih pendapat dalam masalah apakah basmalah (bacaan:


bismillahirrahmanirrahim) merupakan bagian dari Al-Fatihah ataukah bukan, juga
apakah bagian dari surat lainnya.

Menurut pendapat yang masyhur dalam madzhab Hanafiyah, pendapat yang


paling shahih dalam madzhab Hambali, dan menjadi pendapat kebanyakan

3
ttps://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5786892/bacaan-surat-al-fatihah-sang-fatihatul-
kitab-dalam-al-quran.

7
fuqaha, basmalah bukanlah bagian dari Al-Fatihah dan bukan bagian dari awal
surat apa pun dalam Al-Qur’an. Namun basmalah adalah ayat yang ada dalam Al-
Qur’an. Fungsi basmalah adalah untuk memisah satu surat dan lainnya. Basmalah
disebut di awal surat Al-Fatihah.

Dalil bahwasanya basmalah bukan bagian dari Al-Fatihah. Dalam hadits


qudsi dari sahabat Abu Hurairah,

« ِّ‫ ُد هَّلِل ِ َرب‬t‫ ُد ( ْال َح ْم‬t‫ا َل ْال َع ْب‬ttَ‫إِ َذا ق‬tَ‫أ َ َل ف‬t‫ا َس‬tt‫ ِدى َم‬t‫فَي ِْن َولِ َع ْب‬t‫ص‬
ْ ِ‫ ِدى ن‬t‫الَةَ بَ ْينِى َوبَ ْينَ َع ْب‬t‫الص‬
َّ ‫ت‬tُ ‫ ْم‬t‫الَى قَ َس‬tt‫ال هَّللا ُ تَ َع‬t
َ tَ‫ق‬
‫ك يَوْ ِم‬ َّ َ‫ال هَّللا ُ تَ َعالَى أَ ْثنَى َعل‬
ِ ِ‫ َوإِ َذا قَا َل ( َمال‬.‫ى َع ْب ِدى‬ َ َ‫ ق‬.) ‫ قَا َل هَّللا ُ تَ َعالَى َح ِم َدنِى َع ْب ِدى َوإِ َذا قَا َل (الرَّحْ َم ِن ال َّر ِح ِيم‬.) َ‫ْال َعالَ ِمين‬
َ‫ َذا بَ ْينِى َوبَ ْين‬tَ‫ال ه‬t
َ َ‫ ق‬.) ُ‫تَ ِعين‬t‫ك ن َْس‬ َ ‫ا َل (إِيَّا‬tَ‫إِ َذا ق‬tَ‫ ِدى – ف‬tْ‫ى َعب‬
َ ‫ ُد َوإِيَّا‬tُ‫ك نَ ْعب‬ َّ َ‫َّض إِل‬
َ ‫و‬tَ‫ قَا َل َم َّج َدنِى َع ْب ِدى – َوقَا َل َم َّرةً ف‬.)‫الدِّي ِن‬
َ‫ب َعلَ ْي ِه ْم َوال‬ ُ ‫ر ْال َم ْغ‬t
ِ ‫و‬t ‫ض‬ ِ t‫ َراطَ الَّ ِذينَ أَ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم َغ ْي‬t‫ص‬
ِ ‫تَقِي َم‬t‫ َراطَ ْال ُم ْس‬t‫الص‬
ِّ ‫ ِدنَا‬t‫ا َل (ا ْه‬ttَ‫إِ َذا ق‬tَ‫ ف‬.‫أ َ َل‬t‫ا َس‬tt‫ ِدى َم‬t‫ ِدى َولِ َع ْب‬t‫َع ْب‬
‫ قَا َل هَ َذا لِ َع ْب ِدى َولِ َع ْب ِدى َما َسأ َ َل‬.) َ‫» الضَّالِّين‬.

“Allah Ta’ala berfirman: Aku membagi shalat (maksudnya: Al Fatihah)


menjadi dua bagian, yaitu antara diri-Ku dan hamba-Ku dua bagian dan bagi
hamba-Ku apa yang ia minta. Jika hamba mengucapkan ’alhamdulillahi robbil
‘alamin (segala puji hanya milik Allah)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah
memuji-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘ar rahmanir rahiim (Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah
menyanjung-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘maaliki yaumiddiin (Yang
Menguasai hari pembalasan)’, Allah berfirman: Hamba-Ku telah mengagungkan-
Ku. Beliau berkata sesekali: Hamba-Ku telah memberi kuasa penuh pada-Ku. Jika
ia mengucapkan ‘iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (hanya kepada-Mu kami
menyebah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)’, Allah berfirman:
Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika ia
mengucapkan ‘ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina an’amta ‘alaihim,
ghoiril magdhuubi ‘alaihim wa laaddhoollin’ (tunjukkanlah pada kami jalan yang
lurus, yaitu jalan orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang

8
dimurkai dan bukan jalan orang yang sesat), Allah berfirman: Ini untuk hamba-
Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta.” (HR. Muslim no. 395).

Dalam hadits di atas surat Al-Fatihah dimulai dari “Alhamdulilah lillahi


rabbil ‘alamiin”. Ini menunjukkan bahwa bismillahirrahmanirrahim bhkan ayat
pertama dari Al-Fatihah. Seandainya merupakan bagian dari Al-Fatihah, tentu
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan sebutkan dalam hadits di atas. Alasan
lainnya, kalau basmalah bukan bagian dari Al-Fatihah, paslah di tengah surat itu
adalah iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in.

Sedangkan menurut pendapat yang masyhur dalam madzhab Malikiyyah,


basmalah bukan bagian dari ayat Al-Qur’an kecuali pada surat An-Naml.

Menurut Imam Ahmad sendiri, basmalah adalah bagian dari Al-Fatihah.


Karena alasannya, para sahabat menetapkan dalam mushaf. Abu Hurairah juga
pernah membaca Al-Fatihah dimulai dari bismillahirrahmanirrahim.

Ibnul Mubarak sampai-sampai mengatakan, “Siapa yang meninggalkan


bismillahirrahmanirrahim, maka ia meninggalkan 113 ayat (surat).”

Dalam pendapat lain dari Imam Ahmad, basmalah adalah ayat tersendiri.
Basmalah diturunkan di antara dua surat sebagai pemisah.

Adapun dalam madzhab Syafi’i,mereka menganggap bahwa basmalah adalah


ayat sempurna dari Al-Fatihah dan dari setiap surat.

Namun para ulama empat madzhab menyatakan bahwa siapa yang tidak
menyetujui kalau Al-Fatihah itu bagian dari awal-awal surat, maka ia tidak
dianggap kafir. Karena ada perbedaan di atas yang telah disebutkan. (Al-
Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 8: 83-85)

Catatan: Meskipun demikian, tetapi di mushaf Al-Qur’an yang tersebar di


negeri kita nampak bahwa basmalah tetap dianggap ayat pertama. Hal ini
menunjukkan bahwa para ulama yang menyusun mushaf Al-Qur’an tidak terlalu
mempermasalahkan besar perkara ini.4

4
Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah. Penerbit Kementrian Agama Kuwait.

9
4. TAFSIR AYAT-AYAT SURAT AL-FATIHAH

RINGKASAN TAFSIR IBNU KATSIR SURAT AL-FATIHAH

Ayat pertama

‫بِس ِْم هّٰللا ِ الرَّحْ مٰ ِن ال َّر ِحي ِْم‬

Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Ada perbedaan pendapat mengenai tafsir Surat Al Fatihah ayat pertama ini,
karena biasanya kalimat basmallah merupakan pemisah antar surat, sebagaimana
yang diriwayatkan Abu daud dari Ibnu Abbas r.a bahwa Rasulullah tidak
mengetahui pemisah surat sehingga diturunkanlah bismillahirrahmaniraahim.

Ibnu Abbas mengemukakan sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Abu


Daud. “Barangsiapa yang berpandangan bahwa ia termasuk Fatihah, berarti ia
berpendapat bahwa membacanya harus zahir dalam sholat, dan orang yang tidak
berpendapat demikian, berarti membacanya secara sir (tidak keras).

Ayat kedua

َ‫اَ ْل َح ْم ُد هّٰلِل ِ َربِّ ْال ٰعلَ ِم ْي ۙن‬

Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,

“Segala uji kepunyaan Allah” yaitu rasa syukur yang hanya diperuntukan
untuk Allah Subhanahu Wata’ala semata bukan kepada hal lain yang merupakan
ciptaan-Nya. Sebab Allah telah menganugerahkan nikmat kepada hamba-Nya.
Oleh karena itu, bagi Rabb kitalah segala puji, baik pada masa awal maupun
akhir.

Huruf alif dan lam pada kalimat al hamdulillah ditunjukan untuk mencakup
segala jenis pujian yang merupakan hak Allah Subhanahu Wata'ala. Sebagaimana
kata Rabb yang hanya boleh ditunjukan pada Allah, bukan yang lainnya.

Ayat ketiga

Sumber https://rumaysho.com/12463-hukum-al-fatihah-1-basmalah-bagian-al-fatihah-atau-bukan.html

10
: ‫الرَّحْ مٰ ِن ال َّر ِحي ۙ ِْم‬

Artinya: Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,

Ar-Rahman Ar-Rahim menunjukkan makna "sangat". berarti Allah


menegaskan bahwa Allah merupakan pemberi rahmat di dunia dan akhirat. Allah
menggunakan frase "Maha Penyayang" khusus bagi kaum mukmin, dan tidak
boleh ada hambaNya yang menggunakan nama tersebut.

Ayat keempat

‫ك يَوْ ِم ال ِّد ْي ۗ ِن‬


ِ ِ‫مٰ ل‬

Artinya: Pemilik hari pembalasan

Dia, Allah adalah pemilik hari dunia dan akhirat. Kata Dia kepada hari
akhirat disebabkan di sana tidak ada siapapun selain Allah Subhanahu Wata'ala
yang mengklaim akhirat sebagai miliknya dan tiada seorangpun yang dapat
berbicara melainkan atas izin Nya.

Ayat kelima

ُ‫ك نَ ْستَ ِعي ْۗن‬


َ ‫ك نَ ْعبُ ُد َواِيَّا‬
َ ‫اِيَّا‬

Artinya: Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada


Engkaulah kami mohon pertolongan.

Kata iyyaka merupakan objek yang didahulukan untuk tujuan pembatasan


supaya tujuan pembicara fokus pada apa yang akan diutarakan.

Kalimat "Hanya kepada Engkaulah kami beribadah" kalimat ini


menunjukkan penyucian diri dari kemusyrikan.

Kalimat "Hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan" merupakan


penyucian dari apa yang telah diusahakan dengan menyerahkan segala hanya
kepada Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung.

Ayat keenam

‫ۙ اِ ْه ِدنَا الصِّ َراطَ ْال ُم ْستَقِ ْي َم‬

11
Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus,

Ayat ini mengandung dalil yang menganjurkan ber-tawassul dengan sifat-


sifat yang tinggi dan amal saleh. Setelah seorang hamba mengagungkan sifat
Allah dan beramal saleh untuk Allah, kemudian ia memohon akan kebutuhannya.

Ayat ketujuh

َ‫ب َعلَ ْي ِه ْم َواَل الض َّۤالِّ ْين‬


ِ ْ‫ص َراطَ الَّ ِذ ْينَ اَ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم ەۙ َغي ِْر ْال َم ْغضُو‬
ِ

Artinya; (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Pada kalimat "Jalannya orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat


kepada mereka" menafsirkan "Jalan yang lurus". Jalan yang telah diberi nikmat
yaitu jalan orang-orang yang telah menaati Allah dan RasulNya.

Penggalan "Bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat" Hal ini merupakan orang-orang yang mengingkari perintah
Allah dan ajaran para RasulNya. Mereka yang tidak memiliki pengetahuan dan
mengikuti kesesatan, mereka itu adalah orang-orang yang tidak mendapatkan
petunjuk Allah Subhanahu Wata'ala.5

5. KESIMPULAN DAN KANDUNGAN SURAT AL-FATIHAH

Surat ini mengandung makna agung Al-Qur’an. Kandungan Surat Al-Fatihah


ini mencakup tujuan asasi Al-Qur’an secara umum, yaitu prinsip dan turunan
ajaran agama yang meliputi aqidah, ibadah, syariah, keyakinan atas hari akhir,
keimanan atas sifat mulia Allah, pengesaan dalam penyembahan, permohonan
pertolongan melalui doa, permohonan atas hidayah agama yang lurus kepada-Nya,
permohonan ketetapan iman di jalan orang-orang saleh terdahulu, dijauhkan dari

5
https://kumparan.com/berita-terkini/tafsir-surat-al-fatihah-ayat-1-7-1vHeeAELJ1u/full

12
jalan orang yang dimurka dan orang sesat. Surat ini juga mengandung kabar umat
terdahulu, penglihatan atas tangga kebahagiaan, dan jurang-jurang kesengsaraan,
penilaian ibadah atas perintah-Nya, penjauhan larangan-Nya, dan banyak tujuan
serta maksud lainnya.

Dalam kaitannya dengan surat-surat mulia lainnya dalam Al-Qur’an, Surat-


Al-Fatihah layaknya ibu karena ia mengandung prinsip-prinsip asasi semua surat
dalam Al-Qur’an sehingga tidak heran Surat Al-Fatihah dinamai juga Ummul
Kitab, (Syekh Muhammad Ali As-Shabuni, Shafwatut Tafasir, [Jakarta, Darul
Kutub Al-Islamiyah: 1999 M/1420 H], cetakan pertama, juz I, halaman 24). Abul
Fida Ibnu Katsir, ahli tafsir yang bermazhab Syafi’i dalam tafsirnya mengatakan
bahwa Surat Al-Fatihah terdiri atas 25 kata dan 113 huruf.

Ibnu Katsir menyebutkan belasan nama lain Surat Al-Fatihah, yaitu Al-
Fatihah (pembuka Al-Qur’an), Ummul Kitab (induk al-kitab), Ummul Qur’an
(induk Al-Qur’an), As-Sab‘ul Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang), Al-Hamdu
(pujian), As-Shalah (shalat), As-Syifa (obat), Ar-Ruqyah (jampi/mantra), Asasul
Qur’an (fondasi Al-Qur’an), Al-Waqiyah (pelindung), Al-Kafiyah (yang
mencukupi), Suratus Shalah (bacaan shalat), Al-Kanzu (perbendaharaan). Surat
Al-Fatihah terbilang Makkiyyah, atau turun di Mekkah. Surat ini turun setelah
surat Al-Muddatsir (Syekh Wahbah Az-Zuhayli, Tafsir Al-Munir fil Aqidah was
Syariah wal Manhaj, [Beirut, Darul Fikr Al-Mu‘ashir: 1418 H], cetakan kedua).
Ibnu Katsir menjelaskan perbedaan pendapat di kalangan sahabat perihal status
makkiyyah dan madaniyyah surat ini. Surat Al-Fatihah terbilang Makkiyyah. Ini
pendapat Ibnu Abbas RA, Qatadah dan Abul Aliyah. Ada juga yang mengatakan
bahwa Surat Al-Fatihah terbilang Madaniyah. Pendapat kedua ini dipegang oleh
Abu Hurairah RA, Mujahid, ‘Atha bin Yasar, dan Az-Zuhri. Ada lagi yang
berpendapat bahwa Surat Al-Fatihah turun dua kali, sekali di Makkah, dan sekali
di Madinah. Pendapat pertama lebih dekat pada firman Allah Surat Al-Hijr ayat
87, “Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca
berulang-ulang dan Al-Qur'an yang agung.” Wallahu a‘lam. Sementara Abul
Laits As-Samarqandi berpendapat bahwa setengah Surat Al-Fatihah turun di
Makkah. Setengahnya lagi turun di Madinah. Tetapi pendapat ini sangat jarang

13
dikemukakan orang. Demikian dinukil oleh Al-Qurthubi. (Ibnu Katsir, Tafsirul
Qur’anil Azhim, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], juz I, halaman 8). Surat
Al-Fatihah mengandung banyak keutamaan antara lain digambarkan dalam hadits
berikut ini:

‫ عن عمار بن‬،‫ من حديث أبي األحوص سالم بن سليم‬،‫ والنسائي في سننه‬،‫ روى مسلم في صحيحه‬:‫حديث آخر‬
‫ول هللا‬tt‫ا رس‬tt‫ بين‬:‫ال‬tt‫ ق‬،‫اس‬tt‫ عن ابن عب‬،‫ عن سعيد بن جبير‬،‫ عن عبد هللا بن عيسى بن عبد الرحمن بن أبي ليلى‬،‫رُزَ يق‬
‫د فتح من‬tt‫اب ق‬tt‫ذا ب‬tt‫ ه‬:‫ال‬tt‫ فق‬،‫ماء‬tt‫ره إلى الس‬tt‫ فرفع جبريل بص‬،‫ إذ سمع نقيضًا فوقه‬،‫صلى هللا عليه وسلم وعنده جبريل‬
‫بي‬tt‫ا ن‬tt‫ أبشر بنورين قد أوتيتهما لم يؤتهم‬:‫ فأتى النبي صلى هللا عليه وسلم فقال‬،‫ فنزل منه ملك‬:‫ قال‬.‫ ما فتح قط‬،‫السماء‬
‫ وهذا لفظ النسائي‬.‫ ولن تقرأ حرفًا منهما إال أوتيته‬،‫ وخواتيم سورة البقرة‬،‫ فاتحة الكتاب‬:‫ قبلك‬Artinya, “Hadits
lain riwayat Imam Muslim dalam Shahih-nya dan An-Nasa’i dalam Sunan-nya
dari hadits Abul Ahwash Salam bin Salim, dari Ammar bin Ruzaiq, dari Abdullah
bin Isa bin Abdurrahman bin Abu Layla, dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia
bercerita, ‘Ketika kami bersama Rasulullah SAW dan di dekatnya ada Jibril AS,
tiba-tiba ia mendengar suara dari atas. Jibril memandang ke langit dan berkata,
‘Pintu langit ini dibuka, pintu yang belum pernah dibuka sama sekali.’ Satu
malaikat turun melalui pintu langit tersebut dan mendekati Rasulullah SAW lalu
berkata, ‘Selamat. Berbahagialah atas dua cahaya yang diberikan kepada Anda,
anugerah yang tidak pernah diberikan kepada nabi sebelum Anda, yaitu Fatihatul
Kitab dan akhir Surat Al-Baqarah. Tiada satu huruf pun yang Anda baca dari
keduanya, melainkan ia akan diberikan kepada Anda.’’ Ini lafal redaksi An-
Nasai,” 6

Surat Al-Fatihah memiliki banyak keutamaan. Banyak hadits menunjukkan


keutamaan Surat Al-Fatihah, antara lain sebagai obat, jampi, pembacaan hadiah
untuk orang yang wafat, bacaan mulia yang diulang-ulang pada setiap rakaat
shalat. Wallahu a’lam.

6
(Ibnu Katsir, Tafsirul Qur’anil Azhim, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], juz I,
halaman 11).Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/112242/kandungan-surat-al-fatihah

14

Anda mungkin juga menyukai