DOSEN PENGAMPU:
Dr. MUHAMMAD,Lc.,M.Th.I
DISUSUN OLEH:
FADIL MAHDI AMMASH (220202110009)
M. ARYA FIRDAUS ALAMSAH (220202110026)
ROHMATIKA FITRI ISNAINI (220202110036)
Puji syukur kami panjatkan atas hadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan nikmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Dan sholawat serta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan keluarganya, serta para
sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Semoga kita mendapatkan
syafa’atnya di yaumul akhir Aamiin ya Robbal ‘Alamin. Kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada DOSEN Bapak Dr. MUHAMMAD,Lc.,M.Th.I yang
senantiasa beristiqomah dalam mengajarkan saya dan teman-teman semoga tugas
ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
Judul ...................................................................................................................... i
Kata pengantar...................................................................................................... ii
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
C. Pembagian al-Qur’an
Mengenai jumlah surat dalam Al-Qur’an sudah tidak asing di telinga kita
karena banyak para ulama’ yang berfatwa bahwa surat dalam Al-Qur’an
berjumlah 114 surat tapi, tanpa sepengetahuan kita dulu para sahabat bayak yang
mengatakan bahwa Al-Qur’an itu terdiri dari 113 surat. Mengapa demikian? Hal
ini dikarenakan para sahabat mengatakan surat al-anfal dan surat at-taubah itu
digabung menjadi satu surat. Sebagaimana dalam riwayat Abu Asy-Syaikh dari
Abi Rauq beliau berkata: Al-Anfal dan At-Taubah ini adalah satu surat. Dari
riwayat Abi Rauq tersebut dinukilkan oleh Ibnu Asytah dari Ibnu Lahi’ah beliau
berkata: Bahwa surat At-Taubah itu dimulai dari ( ك ع َِن ااۡل َ ۡنفَال
َ َ) يَ ۡســـَٔالُ ۡون, dan
sesungguhya surat At-Taubah ini tidak di tulis tanpa basmalah karena masih
termasuk surat ك ع َِن ااۡل َ ۡنفَال
َ َ( يَ ۡســـَٔالُ ۡونAl-Anfal). Dan diperkuat dengan kesamaan
yang ada di ujung kedua surat tersebut ditambah dengan ketiadaan basmalah pada
surat At-Taubah. Semua pendapat para sahabat ini dipatahkan ketika nabi
memberi nama kedua surat itu dengan nama yang berbeda.
b. Jumlah Ayat
Sebelum membahas jumlah surat dalam Al-qur’an perlu kita ketahui apa
itu yang dinamakan dengan ayat? Ayat dalam segi bahasa adalah suatu tanda atau
alamat. Disebutkan dalam firman Allah swt dalam surat Al Baqoroh Ayat 248
yang berbunyi
Lebih tepatnya pada lafadz اِ َّن ٰايَــةَ ُم ْل ِكهyang artinya “Sesungguhnya tanda
kekuasaanya”, karena ayat adalah sebuah tanda atau alamat untuk sebuah
keutaman dan kejujuran.
Dari hadist yang dikeluarkan oleh Ibnu Adh-Dhuroisy melalui Ustman bin
Atha’,dari ayahnya dari Abdullah bin Abbas ra, ia berkata: Semua ayat dalam Al-
Qur’an itu berjumlah enam ribu enam ratus ayat. Sedangkan secara umum dapat
dinyatakan bahwa para ulama menghitungnya tidak kurang dari 6200 ayat. Tetapi,
secara rinci mereka berbeda pendapat. Orang-orang Madinah menyuguhkan dua
pendapat. Pendapat pertama mengatakan bahwa seluruh ayat al-Qur’an berjumlah
6217 ayat. Sedangkan pendapat yang kedua menyatakan bahwa seluruhnya
berjumlah 6214 ayat. Orang-orang Mekah menghitung ayat al-Qur’an secara
keseluruhan sebanyak 6220 ayat. Sedang orang-orang Kufah menyatakan 6226
ayat dan orang-orang Basrah menyatakan jumlah ayat al-Qur’an seluruhnya
adalah 6205 ayat. Sementara pendapat yang beredar di masyarakat awam bahwa
ayat al-Qur’an seluruhnya berjumlah 6666 ayat tampaknya kurang dapat diterima.
Angka ini barangkali lebih bernuansa mitos atau keramat dibanding dengan realita
konkrit.
c. Jumlah Kalimat
Mengenai jumlah kalimat para ulama’ banyak yang berpendapat. Ada yang
berpendapat bahwa jumlah kalimat dalam Al-qur’an ada tujuh. puluh tujuh ribu
sembilan ratus tiga puluh empat kalimat.(77.953). Dan ada yang mengatakan
bahwa kalimat itu berjumlah 77.437 (tujuh puluh tujuh ribu empat ratus tiga puluh
tujuh.ayat. Ada pula yang mengatakan bahwa jumlahnya adalah (77.277) tujuh
puluh tujuh ribu dua ratus tujuh puluh tujuh kalimat. Dan ada pula yang
mengatakan selain jumlah di atas.
Sebagian ulama’ mengatakan sebab dari perbedaan mereka dalam jumlah bilangan
ayat Al-Our'an adalah karena sebuah kata mempunyai hakikat, majaz, lafadh dan
rosm secara bersamaan, Sedangkan menyamakan yang satu dengan sebagian
lainnya adalah boleh-boleh saja. Sehingga setiap ulama' mengatakan atas dasar
penyamaan satu dari keempat hal tadi, maka terjadilah perbedaan ini.(Al-Itqan fi
Ulumil Qur’an:345)
d. Jumlah Huruf
Dilihat dari sisi jumlah ayat, maka surat surat al-Qur’an dapat
diklasifikasikan menjadi empat kategori. Yaitu sebagai berikut:
1. Surat yang tidak diperselisihkan sama sekali, baik secara ijmal (umum)
maupun tafshil (terperinci), seperti surat Yusuf yang terdiri dari 111 ayat.
2. Surat yang diperselisihkan secara tafshil (terperinci) tapi tidak dalam
masalah ijmal (umum). Pada bagian ini hanya ada empat surat yaitu surat
Al-Qashash, Al-Jin, Al-Ashr, dan surat Al-Ankabut.
3. Surat yang diperselihsihkan baik secara ijmal maupun tafshil. Jika pada
bagian ini terdiri dari tujuh puluh surat, salah satunya adalah surat Al-
Fatihah.
Pemisah antar ayat dalam Al-Qur’an juga bisa disebut juga dengan waqaf dan
ibtida’. Waqaf itu dibagi menjadi 3 macam:
a. Tamm (sempurna): waqaf yang baik untuk berhenti padanya dan baik
untuk memulai setelahnya dan kalimat setelahnya tidak tergantung
dengan kalimat sebelumnya. Seperti firman Allah واولئك هم ال يؤمنونdan
ام لم تنذرهم ال يؤمنون.
b. Khasan adalah waqaf yang baik untuk berhenti padanya tetapi tidak
baik untuk memulai dari kalimat sebelumnya, seperti waqaf pada الحمد
هلل, karena memulai dengan رب العــالمىنadalah tidak baik, karena ini
adalah sifat dari kalimat sebelumnya.
c. Qabih adalah waqaf yang tidak sempurna dan tidak baik seperti waqaf
pada بسم, karena waqaf pada mudhof itu tidak sempurna tanpa mudhof
ilahi
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan