Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH STUDI AL-QUR’AN DAN AL-HADIST

SPESIFIKASI SUBSTANSI Dan PENGKLASIFIKASIAN AL-


QUR’AN

DOSEN PENGAMPU:
Dr. MUHAMMAD,Lc.,M.Th.I

DISUSUN OLEH:
FADIL MAHDI AMMASH (220202110009)
M. ARYA FIRDAUS ALAMSAH (220202110026)
ROHMATIKA FITRI ISNAINI (220202110036)

PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas hadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan nikmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Dan sholawat serta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan keluarganya, serta para
sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Semoga kita mendapatkan
syafa’atnya di yaumul akhir Aamiin ya Robbal ‘Alamin. Kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada DOSEN Bapak Dr. MUHAMMAD,Lc.,M.Th.I yang
senantiasa beristiqomah dalam mengajarkan saya dan teman-teman semoga tugas
ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

Judul ...................................................................................................................... i

Kata pengantar...................................................................................................... ii

Daftar isi .............................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................... 2

A. Jumlah surat, ayat, kalimat, dan hurufnya

B. Surat-surat dalam al-Qur’an

C. Pembagian al-Qur’an

D. Pemisah antar ayat

BAB 3 PENUTUP .............................................................................................


3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Spesifikasi substansi Al-Qur’an ini merupakan sebuah penjelasan secara
rinci tentang pokok-pokok dari Al-Qur’an yang meliputi jumlah surat, ayat,
kalimat serta huruf didalam Al-Qur’an dan tentang pemisah antar ayat.
Substansi Al-Qur’an sangat penting untuk kita ketahui dan kita pahami karena
Al-Quran merupakan pedoman utama bagi umat Islam dalam menjalani
kehidupan di dunia ini. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an mempunyai
fungsi yang esensial yaitu sebagai petunjuk, obat, dan nasihat.
Pendapat para ulama yang menyatakan bahwa jumlah surat, ayat, kalimat
serta huruf dalam Al-Qur’an itu berbeda-beda sama halnya dengan pemisah
antar ayat. Pemisah antar ayat sendiri bisa disebut dengan Al-Fawashil yang
artinya kalam yang terpisah dari kalam yang setelahnya, yang terkadang
terletak di ujung ayat dan terkadang di tengah ayat. Dan Al-Fawashil ini
terletak di akhir pembicaraan yang berfungsi untuk mengakhiri sebuah
pembahasan akan dilanjutkan pada pembahasan yang selanjutnya.
Pengklasifikasian Al-Qur’an merupakan penggolongan kandungan isi Al-
Qur’an berdasarkan jumlah ayat, makna, dan golongan surat tersebut.
Pengolongan Al-Qur’an ini dapat memudahkan semua khalayak untuk
memahami isi dari Al-Qur’an. Pada dasarnya Al-Qur’an memang di turunkan
untuk memberi keterangan atas semua peristiwa yang terjadi. Dari semua
ulasan diatas kami dapat merumuskan sebuah rumusan masalah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis menemukan beberapa pokok
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Berapakah jumlah surat, ayat, kalimat dan huruf di dalam
Al-Qur’an?
2. Bagaimana pengklasifikasian surat dalam Al-Qur’an?
3. Apa yang dinamakan pemisah antar ayat di dalam Al-Qur’an?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis menemukan tujuan dari
pembahasan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui berapakah jumlah surat, ayat, kalimat dan huruf
di dalam Al-Qur’an.
2. Untuk memahami tentang pengklasifikasian surat dalam Al-
Qur’an.
3. Untuk mengenal dan memahami tentang pemsisah antar ayat di
dalam Al-Qur’an.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Jumlah surat, ayat, kalimat, dan huruf di dalam Al-Qur’an
a. Jumlah Surat

Mengenai jumlah surat dalam Al-Qur’an sudah tidak asing di telinga kita
karena banyak para ulama’ yang berfatwa bahwa surat dalam Al-Qur’an
berjumlah 114 surat tapi, tanpa sepengetahuan kita dulu para sahabat bayak yang
mengatakan bahwa Al-Qur’an itu terdiri dari 113 surat. Mengapa demikian? Hal
ini dikarenakan para sahabat mengatakan surat al-anfal dan surat at-taubah itu
digabung menjadi satu surat. Sebagaimana dalam riwayat Abu Asy-Syaikh dari
Abi Rauq beliau berkata: Al-Anfal dan At-Taubah ini adalah satu surat. Dari
riwayat Abi Rauq tersebut dinukilkan oleh Ibnu Asytah dari Ibnu Lahi’ah beliau
berkata: Bahwa surat At-Taubah itu dimulai dari ( ‫ك ع َِن ااۡل َ ۡنفَال‬
َ َ‫) ‌يَ ۡســـَٔالُ ۡون‬, dan
sesungguhya surat At-Taubah ini tidak di tulis tanpa basmalah karena masih
termasuk surat ‫ك ع َِن ااۡل َ ۡنفَال‬
َ َ‫( يَ ۡســـَٔالُ ۡون‬Al-Anfal). Dan diperkuat dengan kesamaan
yang ada di ujung kedua surat tersebut ditambah dengan ketiadaan basmalah pada
surat At-Taubah. Semua pendapat para sahabat ini dipatahkan ketika nabi
memberi nama kedua surat itu dengan nama yang berbeda.

Sedangkan dalam mushaf Abdullah bin Mas’ud ra hanya terdapat 112


surat, karena dalam mushaf ini tidak disebutkan surat Al-Falaq dan surat An-Nas.
Jika mushaf Ubay bin Ka’ab ra terdapat 116 surat. Karena Ubay bin Ka’ab
menambahi dua surat dalam mushafnya yaitu surat Al-Khulu’ dan surat Al-Hafad.
Namun dalam mushaf Ustman bin Affan tedapat 114 surat, sama seperti jumlah
yang sudah lazim kita ketahui.
Dengan berkembangnya zaman banyak para ulama’ menukilkan bahwa
mushaf Ubay bin Ka’ab itu terdiri dari 116 surat. Tapi yang benar adalah 115
surat, karena surat Al-Fiil dan surat Al-Quraisy tergabung dalam satu surat.
Pernyataan di atas langsung dibantah dengan hadist riwayat Al-Hakim dan Ath-
Thabrani dari hadist Ummu Hani’ ra, bahwa Rasullah bersabda: “Allah swt telah
mengutamakan orang-orang quraisy dengan tujuh perkara....” (al-hadist). Dan
disebutkan dalam suatu hadist : “Dan sesungguhnya Allah swt telah menurunkan
kepada mereka sebuah surat dalam Al-Qur’an di mana hanya menyebut nama
kabilah mereka, surat itu adalah surat Al-Quraisy.” Dari kedua hadist inilah surat
Al-Quraisy itu dipercaya bahwa sebagai surat tersendiri bukan tergabung dalam
surat Al-Fiil.

b. Jumlah Ayat

Sebelum membahas jumlah surat dalam Al-qur’an perlu kita ketahui apa
itu yang dinamakan dengan ayat? Ayat dalam segi bahasa adalah suatu tanda atau
alamat. Disebutkan dalam firman Allah swt dalam surat Al Baqoroh Ayat 248
yang berbunyi

ُ ْ‫َوقَا َل لَهُ ْم نَبِيُّهُ ْم اِ َّن ٰايَةَ ُم ْل ِك ٖ ٓه اَ ْن يَّْأتِيَ ُك ُم التَّابُو‬


ُ‫ت فِ ْي ِه َس ِك ْينَةٌ ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َوبَقِيَّةٌ ِّم َّما تَ َركَ ٰا ُل ُموْ ٰسى َو ٰا ُل ٰهرُوْ نَ تَحْ ِملُه‬
ۤ
٢٤٨ ࣖ َ‫ْال َم ٰل ِٕى َكةُ ۗ اِ َّن فِ ْي ٰذلِكَ اَل ٰ يَةً لَّ ُك ْم اِ ْن ُك ْنتُ ْم ُّمْؤ ِمنِ ْين‬

Artinya:Nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya tanda kerajaannya


ialah datangnya Tabut kepadamu yang di dalamnya terdapat ketenangan dari
Tuhanmu dan sisa dari apa yang ditinggalkan oleh keluarga Musa dan keluarga
Harun yang dibawa oleh para malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagimu jika kamu orang-orang
mukmin. ( Qs. Al-Baqarah : 248 ).

Lebih tepatnya pada lafadz ‫ اِ َّن ٰايَــةَ ُم ْل ِكه‬yang artinya “Sesungguhnya tanda
kekuasaanya”, karena ayat adalah sebuah tanda atau alamat untuk sebuah
keutaman dan kejujuran.

Sedangkan menurut istilah ayat adalah kumpulan huruf-huruf yang ada


dalam sebuah surat. Membahas pengertian ayat secaara istilah banyak para ulama’
yang mengutarakan pendapat yang berbeda-beda. Seperti pendapat dari sahabat
Al- Ja’bary beliau berpendapat ayat adalah Al-Qur’an yang tersusun dari kalimat-
kalimat meskipun itu hanya perkiraan saja.

Dari hadist yang dikeluarkan oleh Ibnu Adh-Dhuroisy melalui Ustman bin
Atha’,dari ayahnya dari Abdullah bin Abbas ra, ia berkata: Semua ayat dalam Al-
Qur’an itu berjumlah enam ribu enam ratus ayat. Sedangkan secara umum dapat
dinyatakan bahwa para ulama menghitungnya tidak kurang dari 6200 ayat. Tetapi,
secara rinci mereka berbeda pendapat. Orang-orang Madinah menyuguhkan dua
pendapat. Pendapat pertama mengatakan bahwa seluruh ayat al-Qur’an berjumlah
6217 ayat. Sedangkan pendapat yang kedua menyatakan bahwa seluruhnya
berjumlah 6214 ayat. Orang-orang Mekah menghitung ayat al-Qur’an secara
keseluruhan sebanyak 6220 ayat. Sedang orang-orang Kufah menyatakan 6226
ayat dan orang-orang Basrah menyatakan jumlah ayat al-Qur’an seluruhnya
adalah 6205 ayat. Sementara pendapat yang beredar di masyarakat awam bahwa
ayat al-Qur’an seluruhnya berjumlah 6666 ayat tampaknya kurang dapat diterima.
Angka ini barangkali lebih bernuansa mitos atau keramat dibanding dengan realita
konkrit.

Perbedaan penetapan basmalah sebagai ayat dari surat-surat al-Qur’an atau


tidak menyebabkan ulama berbeda pendapat dalam menentukan jumlah ayat al-
Qur’an. Seperti yang dinyatakan oleh Hamka, ada dua pendapat tentang basmalah
ini. Sebagian besar sahabat dan ulama salaf berpendapat bahwa basmalah adalah
ayat pertama dari setiap surat. Golongan sahabat yang berpendapat demikian
antara lain: Ibnu Abbas, Ali bin Abi Thalib, Abdullah ibn Umar dan Abu
Hurairah. Dan adapun golongan ulama salaf yang berpendapat demikian antara
lain: Ibnu Katsir, al-Kasa’i, al-Syafi’i, al-Tsauri dan Ahmad. Sedangkan Imam
Malik dan Al-Auza’i menyatakan bahwa basmalah bukan ayat pertama dari setiap
surat, tetapi hanya sebagai pemisah antara satu surat dengan surat lainnya.
(Hamka, 1982: 74).
Di samping itu, serta penentuan fashilah dan ra’sul ayat juga menjadi
sebab perbedaan pendapat ulama dalam menghitung jumlah ayat. Fashilah adalah
istilah yang diberikan pada kalimat yang mengakhiri ayat dan merupakan akhir
ayat. Sedangkan ra’sul ayat adalah akhir ayat yang diletakkan tanda fashal
(pemisah) antara ayat yang satu dengan ayat yang lain. Fashilah ini terkadang
berupa ra’sul ayat dan terkadang tidak. Dengan demikian, setiap ra’sul ayat adalah
fashilah dan tidak setiap fashilah adalah ra’sul ayat (Manna’ al-Qaththan, tt: 153).
Fashilah dan ra’sul ayat ini mungkin mirip dengan sajak, seperti yang dikenal
dalam ilmu Badi’. Tetapi ulama tidak menggunakan istilah sajak karena al-Qur’an
bukan karya sastrawan atau ungkapan para nabi, tetapi adalah wahyu Allah yang
tentu lebih tinggi kedudukannya dibanding sajak. Di samping itu, fashilah yang
dimaksud dalam al-Qur’an adalah meruntutkan makna dan bukan fashilah itu
sendiri yang dimaksud. Sementara sajak itu sendiri yang dimaksud dalam suatu
perkataan dan baru kemudian arti perkataan itu dialihkan kepadanya, sebab
hakikat sajak ialah menguntai kalimat dalam satu irama.

c. Jumlah Kalimat

Mengenai jumlah kalimat para ulama’ banyak yang berpendapat. Ada yang
berpendapat bahwa jumlah kalimat dalam Al-qur’an ada tujuh. puluh tujuh ribu
sembilan ratus tiga puluh empat kalimat.(77.953). Dan ada yang mengatakan
bahwa kalimat itu berjumlah 77.437 (tujuh puluh tujuh ribu empat ratus tiga puluh
tujuh.ayat. Ada pula yang mengatakan bahwa jumlahnya adalah (77.277) tujuh
puluh tujuh ribu dua ratus tujuh puluh tujuh kalimat. Dan ada pula yang
mengatakan selain jumlah di atas.

Sebagian ulama’ mengatakan sebab dari perbedaan mereka dalam jumlah bilangan
ayat Al-Our'an adalah karena sebuah kata mempunyai hakikat, majaz, lafadh dan
rosm secara bersamaan, Sedangkan menyamakan yang satu dengan sebagian
lainnya adalah boleh-boleh saja. Sehingga setiap ulama' mengatakan atas dasar
penyamaan satu dari keempat hal tadi, maka terjadilah perbedaan ini.(Al-Itqan fi
Ulumil Qur’an:345)
d. Jumlah Huruf

Imam Syafi’i dalam kitab Majmu al-Ulum wa Mathli’u an Nujum yang


dikutip oleh Imam Ibnu ‘Arabi dalam mukaddimah al-Futuhat al-
Ilahiyah menyatakan jumlah huruf-huruf dalam Al-Qur’an sebanyak 1.027.000
(satu juta dua puluh tujuh ribu)huruf. Jika lebih detailnya adalah sebagai berkut:

1. ‫ ( ا‬Alif ) = 48.740 Huruf

2. ‫ ( ب‬Ba’) = 11.420 Huruf

3. ‫( ت‬Ta’) = 1.404 Huruf

4. ‫( ث‬Tsa’) =10.480 Huruf

5. ‫( ج‬Jim) =3.322 Huruf

6. ‫( ح‬Ha) = 4.138 Huruf

7. ‫( خ‬Kha’) = 1.503 Huruf

8. ‫( د‬Dal) = 5.799 Huruf

9. ‫( ذ‬Dzal) = 4.934 Huruf

10. ‫( ر‬Ra’) =2.206 Huruf

11. ‫( ز‬Za’) =1.680 Huruf

12. ‫( س‬Sin) = 5.998 Huruf

13. ‫( ش‬Syin) = 2.115 Huruf


14. ‫( ص‬Shad) = 2.780 Huruf

15. ‫( ض‬Dhad) =1.822 Huruf

16. ‫( ط‬Tha’) = 1.204 Huruf

17. ‫( ظ‬dho’) = 842 Huruf

18. ‫‘(ع‬Ain) = 9.470 Huruf

19. ‫(غ‬Ghain) = 1.229 Huruf

20. ‫( ف‬Fa) = 9.813 Huruf

21. ‫( ق‬Qaf) =8.099 Huruf

22. ‫( ك‬Kaf) = 8.022 Huruf

23. ‫( ل‬Lam) =33.922 Huruf

24. ‫( م‬Mim) = 28.922 Huruf

25. ‫( ن‬Nun) = 17.000 Huruf

26. ‫( و‬Wawu) = 25.506 Huruf

27. ‫( ها‬Ha) = 26.925 Huruf

28. ‫( ي‬Ya) = 25.717 Huruf

29.) ‫ ال‬Lam Alif) = 14.707 Huruf


Dari rincian diatas jumlah semua huruf dalam Al-Qur’an sebanyak 1.027.000
(satu juta dua puluh tujuh ribu).

B. Pengklasifikasian Surat dalam Al-Qur’an

Pengklasifikasian surat dalam Al-qur’an itu didasari oleh beberapa faktor


yaitu sebab dimana dan kapan turunya surat, jumlah ayat dalam satu surat, dan
surat yang diperselisihkan. Pengklasifikasian surat dalam Al-qur’an yang
disebabkan dimana dan kapan turunnya surat itu diklasifikasikan menjadi dua
yaitu makkiyah dan madaniyah. Surah yang digolongkan sebagai makkiyah itu
jika kebanyakan atau seluruh ayatnya diturunkan
di Makkah sebelum hijrahnya Nabi Muhammad, sedangkan surat yang
digolongkan sebagai Madaniyah itu diturunkan di Madinah setelah peristiwa
hijrahnya nabi.

Dilihat dari sisi jumlah ayat, maka surat surat al-Qur’an dapat
diklasifikasikan menjadi empat kategori. Yaitu sebagai berikut:

a. Ath-Thiwal (yang panjang), yaitu surat-surat yang panjang. Seperti surat


Al- Baqarah
b. Al-Miun (seratusan), yaitu surat-surat sesudah ath-Thiwal yang jumlah
ayatnya seratus lebih atau lebih atau sekiranya surat. Seperti surat Hud
(123 ayat)
c. Al-Matsani (yang diulang), yaitu surat-surat sesudah Al-Miun yang
jumlahnya kurang seratus. Seperti surat Al-Fatihah.
d. Al-Mufashal (yang dipisahkan), yaitu surat-surat sesudah Al-Matsani
yang masuk kategori pendek-pendek. Kategori ini dibaagi lagi menjadi
yaitu:
1. Tiwal Al-Mufashal kategori ini terdapat 28 surat, salah satu
diantaranya adalah surat Al-Waqi’ah
2. Awsat Al-Mufashal kategori ini terdapat 15 surat, salah satu
diantaranya adalah surat An-Naba’
3. Qisar Al-Mufashal jika kategori ini adalah surat-surat pendek
yang dimulai dari surat Ad-Dhuha sampai An-Nas.

Menurut pendapat Al-Muashily pengklasifikasian surat yang


diperselisihkan itu ada tiga macam yaitu:

1. Surat yang tidak diperselisihkan sama sekali, baik secara ijmal (umum)
maupun tafshil (terperinci), seperti surat Yusuf yang terdiri dari 111 ayat.
2. Surat yang diperselisihkan secara tafshil (terperinci) tapi tidak dalam
masalah ijmal (umum). Pada bagian ini hanya ada empat surat yaitu surat
Al-Qashash, Al-Jin, Al-Ashr, dan surat Al-Ankabut.
3. Surat yang diperselihsihkan baik secara ijmal maupun tafshil. Jika pada
bagian ini terdiri dari tujuh puluh surat, salah satunya adalah surat Al-
Fatihah.

C. Pemisah Antar Ayat dalam Al-Qur’an

Pemisah antar ayat dalam Al-Qur’an juga bisa disebut juga dengan waqaf dan
ibtida’. Waqaf itu dibagi menjadi 3 macam:

a. Tamm (sempurna): waqaf yang baik untuk berhenti padanya dan baik
untuk memulai setelahnya dan kalimat setelahnya tidak tergantung
dengan kalimat sebelumnya. Seperti firman Allah ‫ واولئك هم ال يؤمنون‬dan
‫ام لم تنذرهم ال يؤمنون‬.
b. Khasan adalah waqaf yang baik untuk berhenti padanya tetapi tidak
baik untuk memulai dari kalimat sebelumnya, seperti waqaf pada ‫الحمد‬
‫هلل‬, karena memulai dengan ‫ رب العــالمىن‬adalah tidak baik, karena ini
adalah sifat dari kalimat sebelumnya.
c. Qabih adalah waqaf yang tidak sempurna dan tidak baik seperti waqaf
pada ‫بسم‬, karena waqaf pada mudhof itu tidak sempurna tanpa mudhof
ilahi
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai