Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGANTAR ILMU AL QUR’AN

TARTIB AL - SUWAR

Disusun oleh :
1. Risky hardiansyah : 11190340000158
2. Wahyu :11190340000165
3. Dhafi nurhidayat :11190340000147

FAKULTAS USHULUDDIN
PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
JAKARTA
2019

1
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN..................................................................................... 1

DAFTAR ISI.................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 3

A. Latar Belakang.................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 4

A. Pengertian Surat.................................................................................. 4

B. Teori Tentang Nama-nama Surat...................................................... 4

C. Hikmah nama-nama surah…………………………………………. 7

D. Macam-macam surah......................................................................... 8

E. Sistematika Penyusunan Surat Dan Argumennya........................... 9

BAB III PENUTUP....................................................................................... 14

A. Kesimpulan.......................................................................................... 14

B. Saran.................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mahasiswa/I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada awal semester 1 ini diberikan tugas karya
tulis yang berbentuk makalah, dalam diskusi kelompok yang membahas mengenai pendidikan pancasila

Makalah ini merupakan bentuk tanggung jawab kelompok diskusi yang telah ditentukan oleh
pengajar mata kuliah, setelah mendiskusikan dalam jangka waktu terhitung mulai tanggal 27 September –
15 Oktober 2019 dalam bahasan “ sistematika penyusunan ayat dan argumentasinya “ adapun isi dari
makalah ini adalah hasil dari diskusi kelompok, dan ini juga menjadi syarat penilaian dari mata kuliah
PENGANTAR ILMU AL-QUR’AN fakultas ushuluddin.

Makalah ini juga memberikan keuntungan ter khusus bagi penulis dan umumnya bagi pembaca,
yakni mampu meningkatkanb nilai nasionalisme dalam diri pribadi pun juga dapat membantu mencegah
faham radikal yang masuk ke fikiran diri pribadi masing-masi

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SURAH
Surah merupakan bagian-bagian dari Al-Qur’an. Kata surah kadang diterjemahkan “Chapter”
atau “Bab” namun ia bukan padanan kata yang tepat untuk sebuah kitab suci . Dalam pandangan
yang paling umum kata surah berasal dari bahasa Ibrani, Shurah “suatu daerah”. Menurut Al-Zarqani
kata surah secara Etimologi mengandung makna “Al-Manzilah” yaitu posisi. karna surah-surah dalam
Al-Quran mempunyai kedudukan/Tempat masing-masing 1. Kata surah jamaknya adalah “Suwar”
yang berarti kedudukan atau tempat yang tinggi karena Al-Qur’an itu di turunkan dari tempat yang
tinggi, Maka dinamakanlah “Chapter” atau “Bab” di dalam Al-Qur’an itu dengan surah 2. Surah
disebutnya dari bagian Al-Qur’an ini menunjukkan karena kemuliaannya. Maka jika diibaratkan Al-
Qur’an ini adalah sebuah bangunan, maka surat itu adalah tingkat-tingkatnya

Menurut beberapa ulama tafsir seperti Al-Zarkasyi, bahwa surah adalah Al-Qur’an yang
mencakup sejumlah ayat yang mempunyai permulaan dan penutup, Sedikitnya yang terkandung
dalam sebuah surah adalah 3 ayat.

Kesimpulan : Surah adalah sejumlah ayat Al-Qur’an yang mempunyai permulaan dan
kesudahan. Berbeda dengan ayat, Ayat adalah Kalam Allah yang terdapat dalam sebuah surah dalam
Al-Qur’an3

B. TEORI TENTANG NAMA NAMA SURAH


Pembagian al-qur’an menjadi surah-surah merupakan pembagian yang menurut jumhur ulama
dituliskan oleh al-qur’an sendiri. Ayat-ayat yang memuat kata “ surah “ diantaranya adalah :

ٍ ‫ت بِّين‬
1. ‫ٰت لَّ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكُر ْو َن‬ ۢ ِ
َ ٍ ‫ضن َٰها َواَْنَزلْنَا فْي َهٓا اٰ ٰي‬
ْ ‫ُس ْو َرةٌ اَْنَزلْن َٰها َو َفَر‬

Artinya : (Inilah) suatu surah yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan
hukum-hukum)nya, dan Kami turunkan di dalamnya tanda-tanda (kebesaran Allah)
yang jelas, agar kamu ingat. ( Q.S. An-nur ayat 1 )

1
Prof. al-azani : sejarah teks al-qur’an dari wahyu sampai kompilasi, 2005
2
Prof. al-azani : Sejarah teks al-qur’an dari wahyu sampai kompilasi, 2005
3
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004

4
ٍ ْ‫واِ ْن ُكْنتُم يِف ري‬
2. ‫ب مِّمَّا َنَّزلْنَ ا َع ٰلى َعْب ِدنَا فَ أُْت ْوا بِ ُس ْو َر ٍة ِّم ْن ِّمثْلِ ه ۖ َو ْادعُ ْوا ُش َه َداۤءَ ُك ْم ِّم ْن ُد ْو ِن‬ َْ ْ َ
ِِ ِ ِٰ
َ ‫اللّه ا ْن ُكْنتُ ْم ٰصدقنْي‬

Artinya : Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba
Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. ( Q.S. Al-
Baqoroh ayat 23 )

3. ‫ك اُولُوا الطَّْو ِل ِمْن ُه ْم َوقَ الُْوا‬ ِِ ِ ِٰ ِ ِ


ْ ‫ت ُس ْو َرةٌ اَ ْن اٰمُن ْوا بِاللّ ه َو َجاه ُد ْوا َم َع َر ُس ْوله‬
َ َ‫اس تَأْ َذن‬ ْ َ‫َوا َذٓا اُنْ ِزل‬
‫َذ ْرنَا نَ ُك ْن َّم َع الْ ٰقعِ ِديْ َن‬

Artinya : Dan apabila diturunkan suatu surah (yang memerintahkan kepada orang-
orang munafik), “Berimanlah kepada Allah dan berjihadlah bersama Rasul-Nya,”
niscaya orang-orang yang kaya dan berpengaruh di antara mereka meminta izin
kepadamu (untuk tidak berjihad) dan mereka berkata, “Biarkanlah kami berada
bersama orang-orang yang duduk (tinggal di rumah) ( Q.S. At-taubah ayat 86 )

Secara umum pemberian nama-nama surah dalam al-qur’an senantiasa disesuaikan


dengan tema yang dibicarakan / dikisahkan dalam surah tersebut / dengan nama yang kata nya
terletak pada ayat di dalam surah tersebut.

Adapun nama-nama dan sifat-sifat ini telah ada pada masa awal islam berdasarkan
beberapa kesaksian atsar atau pendapat-pendapat para ulama 4. Pun juga pula nama-nama surah ini
telah disebutkan dalam beberapa hadist nabi, dan diantara dalil-dalil tentang hal ini diantaranya
adalah :

1. Semua nama surah di sebutkan dari nabi :

a. Imam Ibnu Jabir At–Thabary : “Semua surah-surah dalam al-Quran memiliki nama
yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Jami’ al-Bayan fi Ta’wil
al-Quran, 1/100)5

4
Umar nasaruddin : mengungkap makna-makna tersembunyi al-qur,an, 2008
5
Umar nasaruddin : mengungkap makna-makna tersembunyi al-qur,an, 2008

5
b. Syaikh Sulaiman Al–Bajiramii : Nama-nama surah, berdasarkan petunjuk
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena nama-nama surah, urutan surah, dan urutan
ayat-ayat, tiga hal ini, semuanya berdasarkan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, atas bimbingan Jibril ’alaihis salam bahwa sistematika al-Quran di Lauhul
Mahfudz adalah seperti itu. (Tuhfah al-Habib ’ala Syarh al-Khatib, 4/222) 6
c. Imam As-Shuyuti : ”Terdapat hadis dan atsar yang shahih bahwa semua nama surah
dalam al-Quran berasal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Andaikan tidak khawatir
berpanjang lebar, saya bisa sebutkan semua hadis itu.” (al-Itqan fi Ulum al-Quran, 1/186) 7

2. Tidak semua surah dari nabi ada juga dari sahabat

a. Fatwa Lajnah Daimah : ”Kami tidak mengetahui adanya dalil dari


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan bahwa beliau memberi nama
seluruh surah. Hanya saja, terdapat beberapa hadis shahih yang menyebutkan nama
beberapa surat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti al-Baqarah, atau Ali Imran.
Sementara nama surat-surat lainnya, yang lebih dekat, itu dari para sahabat radhiyallahu
‘anhum.” (Fatawa Lajnah Daimah, 4/16)8

Nama-nama surah dalam al-qur,an tidak selalu menunjukkan makna kandungan atau
pembahasan dalam surah tersebut, penamaan suatu surah juga tidak perlu selalu diambil dari kata
awal dalam suatu surah9. Diantara contohnya adalah :

1. Surah ke 16 yang diberi nama “ An-Nahl “ yang berarti lebah, pada surah ini yang
membicarakan tentang lebah yang terletak hanya pada ayat 68 :

‫َّج ِر َومِم َّا َي ْع ِر ُش ْو ۙ َن‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ‫ِ خَّت‬


َ ‫َّح ِل اَن ا ذ ْي م َن اجْل بَال بُُي ْوتًا َّوم َن الش‬
ِ ُّ‫واَو ٰحى رب‬
ْ ‫ك اىَل الن‬
َ َ َْ

Artinya : Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-


gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia ( Q.S An-
Nahl : 68 )

6
Umar nasaruddin : mengungkap makna-makna tersembunyi al-qur,an,2008
7
Umar nasaruddin : mengungkap makna-makna tersembunyi al-qur,an,2008
8
Umar nasaruddin : mengungkap makna-makna tersembunyi al-qur,an,2008
9
Umar nasaruddin : mengungkap makna-makna tersembunyi al-qur,an,2008

6
2. Surah AS-Syu’ara ayat yang satu-satunya menyebutkan kata “ syu’ara “ hanya ada di ayat 224
:

‫ُّعَراۤءُ َيتَّبِعُ ُه ُم الْغَاو َن‬


َ ‫َوالش‬

Artinya : Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. ( Q.S. As-
syuara ayat 224 )

Dalam hal ini kata-kata yang dijadikan nama surah walaupun tidak terletak di permukaan
surah menurut para ulama ayat yang menyebut kata-kata yang dijadikan nama surah tersebut
adalah ayat pertama yang diturunkan dalam kelompok surah itu sendiri. Dengan demikian
dapat disimpulkan digunakannya kata-kata tertentu sebagai nama surah adalah untuk
menghormati ayat yang bersangkutan Karena ia lebih dahulu diturunkan dari ayat-ayat lain
nya dalam suatu surah.

C. HIKMAH DIBALIK NAMA-NAMA SURAH

Setiap surah yang ada didalam Al-Qur’an tentu Allah SWT tidak begitu saja memberikan
nama surah dengan tanpa alas an, tentu dibalik dari nama-nama surah pasti ada hikmah dan alasan
yang kemudian juga menjadikan Al-Qur’an sebagai mukjizat yang tak diragukan lagi sebagai
kalam Allah. Berikut diantara contoh-contohnya adalah :

1. Al- Baqoroh
Al- baqoroh ( seekor sapi ) adalah namanya yang paling popular, ini karena dalam
surah ini adalah uraian tentang sapi betina yang diperintahkan oleh Allah SWT
kepada Bani Israil ( penganut agama yahudi ) untuk menyembelihnya dalam rangka
menampik tuduh menuduh antara mereka menyangkut pembunuhan yang tidak
dikenal siapa pelakunya10.

2. An-Nisa
Namanya yang populer sejak masa nabi SAW adalah an-nisa yang secara harfiah
bermakna perempuan, ia dikenal juga dengan nama An-Nisa al Kubra ( surah annisa
yang besar ). Surah ini dinamai An-Nisa karena cukup banyak ayatnya yang berbicara
tentang tuntunan allah menyangkut perempuan dan hak-hak mereka serta kewajiban
melindungi mereka dan orang-orang lemah11.

3. Ali-Imran
Nama surah ini populer dengan keluarga Imran yakni seorang bani israil yang
merupakan suami dari wanita yang sangat sholihah yang sangat taat dalam beragama
yakni “ Sayyidah Hannah “ yakni ibunda dari wanita yang sangat sholihah juga yaitu

10
M.Quraisy Shihab : Al-qur’an dan maknanya
11
M.Quraisy Shihab : Al-qur,an dan maknanya

7
“ Sayyidah Maryam “ bahkan diperdebatkan oleh para ulama beliau termasuk nabi
atau bukan dan kemudian melahirkan anak yang sangat luar biasa dalam ketaatan
kepada tuhan nya dan juga menjadi seorang nabi dan juga rasul yakni nabi Isa.a.s, 12
Kisah tentang keluarga Imran ( ayah Musa ) mengantarkan kita dari syariat Musa
kepada Mukjizat- Mukjizat yang ada hubungannya dengan kelahiran serta
Tugasnya.13

4. Al- Maidah
Surah ini membahas orang-orang yahudi dan nasrani yang melakukan
penyimpangan dari kemurnian agama mereka, yang pola penyelesaian akhirnya telah
disempurnakan oleh islam. Surah ini terutama mengenai orang-orang nasrani, serta
sakramen mereka yang khidmat mengenai perjamuan terakhir, yang dalam pengertian
agama dianggap sudah tidak benar lagi. Sebagai akibat yang logis terhadap
dirusaknya ajaran agama-agama Allah yang terdahulu, maka ketentuan-ketentuan
islam yang praktis mengenai makanan, kebersihan, keadilan, dan ketaatan sudah
dirangkum kembali. Maka denga n itu surah ini hadir sebagai penyaji terakhir sebagai
penyempurnaan dari agama agama Allah yang nilainya sudah dirusak. 14

5. Ad-Dukhan
Diambil dari kata yang ditemukan pada ayat 10 dalam surah ini. Memang di surah
fushshilat (41):11 kata serupa ditemukan, tetapi ayat surah ini berbicara tentang suatu
kabut asap yang terjadi atau akan terjadi di masa nanti, yakni merupakan asap yang
berbeda dengan asap lain nya karena yang dimaksud adalah yang merupakan salah
satu bukti kebenaran Ke Rasul-an nya maka dengan alasan inilah surah ini dinamakan
Ad-Dukhan.15

D. MACAM MACAM SURAT

_Surat-surat dalam Al-Quran itu ada 4 bagian, yang di katagorikan menurut segi panjang
pendeknya suatu surah, atau melihat dari banyak sedikitnya ayat pada surah. Adapun hal ini para
sahabat membagi surah-surah menjadi 4 macam diantaranya 16:

1 ) Ath-Thiwal : ada 7 surat, yaitu Al-Baqoroh, Ali-imran, An-nisa, Al-Maidah, Al-an’am, Al-
A’raf dan yang ketujuh ada yang mengatakan Al-anfal dan Bara’ah, juga termasuk karena tidak
dipisahkan dengan bismillah diantara keduanya. Ada pula yang berpendapat bahwa yang ketujuh
adalah surat yunus17

12
M Quraisy shihab Al-qur’an dan makananya
13
Abdullah Yusuf Ali : Tafsir yusuf ali teks, terjemah, dan tafsir Qur’an 30 Juz
14
Abdullah Yusuf Ali : Tafsir yusuf ali teks, terjemah, dan tafsir Qur’an 30 Juz
15
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an, 2004
16
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an, 2004
17
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004

8
2 ) Al-Miun : yaitu surah yang terdiri dari seratus ayat atau lebih sedikit seperti Hud, Yusuf,
Mu’minun.18

3 ) Al-Matsani : ayatnya kurang dari seratus dinamakan Al-Matsin karena surah itu di ulang-
ulang bacaanya lebih dari Thiwal dan Al-Miun, seperti di Al-Anfal dan Al-Hijir 19.

4 ) Al-Mufashal : yaiyu surah-surah yang ayatnya prndek seperti umumnya surah-surah Ad-
Dhuha, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas.20

E. SISTEMATIKA PENYUSUNAN SURAH DAN ARGUMEN NYA

Adapun system penyusunan surah-surah di dalam al-qur’an, menjadi beberapa perbedaan


pendapat antar para ulama, diantar yang berpendapat adalah mengatakan bahwa urutan surah itu
berdasarkan wahyu semata21 yang langsung diterima oleh Nabi Muhammad shollallahu alaihi wa
sallam ( TAUQIFI ) sebagian lagi mengatakan ijma atau ijtihad para sahabat ( TAUFIQI ), dan
pendapat ke 3 merupakan perpaduan antara kedua pendapat sebelumnya 22.

1. Tertib surah tauqifi


Pendapat yang pertama ini mengatakan bahwa tertib surat itu tauqifi dan ditangani
langsung oleh nabi sebagaimana penyampaian malaikat jibril kepadanya atas perintah allah.
Dengan demikian al-qur’an pada masa nabi telah tersusun surat-suratnya secara tertib
sebagaimana tertib ayat-ayatnya, seperti yang ada pada al-qur’an pada masa kita sekarang ini,
yaitu tertib mushaf utsman yang taka da seorang sahabatpun menentang-nya. Ini menunjukkan
telah terjadi ijma atas susunan surat yang ada tanpa suatu perselisihan apapun 23.

Kelompok ini berdalil bahwa rasulullah telah membaca beberapa surat secara tertib dalam
shalat-nya disini mengartikan dan menunjukkan bahwa surah-surah sudah ter urut, diantara
dalilnya adalah :

A.) Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan : bahwa nabi pernah membaca surah-surah
mufashal berurutan dalam satu rokaat24.

18
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004
19
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004
20
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004
21
W. Montgomery watt, 1995, pengantar studi al-qur’an
22
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004
23
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004
24
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004

9
B.) H.R.Bukhori meriwayatkan : surah bani israil, al-kahfi, Maryam, thoha, dan Al-
anbiya,surah-surah itu termasuk yang diturunkan di mekkah dan yang pertama-tama
aku pelajari25.

C.) Ibnu Wahhab meriwayatkan : dari Sulaiman bin Bilal ia berkata : aku mendengar
rabbi’ah ditanya orang “ mengapa surah al baqoroh dan ali Imran didahulukan
didalam mushaf, padahal sebelum kedua surah itu telah diturunkan 80 sekian surah
makkiyah, sedangkan keduanya diturunkan di madinah?” dia menjawab : “ kedua
surah itu memang didahulukan dan alqur’an dikumpulkan menurut pengetahuan dari
orang yang mengumpulkan nya” kemudian katanya: “ ini adalah sesuatu yang mesti
dan tak perlu dipertanyakan26 “.

D.) Ibnu Hashar Mengatakan : tertib surat dan letak ayat-ayat pada tempatnya masing-
masing berdasarkan wahyu. Rasulullah SAW mengatakan :” letakkanlah ayat ini
ditempat ini/posisi sekian “. Hal tersebut telah diperkuat pula oleh riwayatyang
mutawatir dengan tertib seperti ini, Dari bacaan Rasulullah SAW dan ijma para
sahabat untuk meletakkan atau menyusun nya seperti demikian di dalam mushaf 27

2. Tertib surat berdasarkan ijtihad sahabat


Sebab ternyata ada perbedaan tertib di dalam mushaf – mushaf mereka, misalnya mushaf
Ali disusun menurut tertib nuzul yaknidimulai dengan iqra ( Al-alaq 1-5 ), kemudian Al-
Mudatsir, lalu Al-Qolam, kemudian Al-Muzammil, dan seterusnya hingga akhir surat
makkiyah dan madaniyah28.

Adapun mushaf Ibnu Mas’ud, yang pertama ditulis adalah surat Al-Baqoroh, kemudian
An-nisa, kemuduian Ali-Imran,. Sedangkan dalam mushaf ubay yang pertama ditulis adalah
Al-Fatihah, Al-Baqoroh, An-nisa, Lalu Ali-Imran29.

A.) Ibnu Abbas menceritakan : “aku bertanya kepada utsman; Apakah yang
mendorongmu mengambil Al-Anfal yang termasuk kategori surat al matsani dan
25
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004
26
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004
27
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004
28
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004
29
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004

10
Bara’ah yang termasuk mi’in untuk anda gabungkan menjadi satu tanpa anda tuliskan
BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM diantara keduanya,anda juga meletakannya
pada as-sab’u ath-thiwal ( tujuh surat panjang ) ? Utsman menjawab : telah turun
kepada rasulullah surat-surat yang mempunyai bilangan ayat , apabila ada ayat turun
kepadanya maka segera ia memanggil beberapa sahabat penulis wahyu, lalu
mengintruksikan “ letakkanlah ayat ini pada surat yang didalamnya terdapat ayat ini
dan ini ; surat al-anfal termasuk surat pertama yang turun di madinah sedangkan surah
Bara’ah termasuk yang terakhir diturunkan. Kisah dalam surat Al-anfal serupa seperti
kisah dalam surat Bara’ah , sehingga aku mengira surat bara’ah adalah bagian dari
surat Al-anfal, tetapi nyatanya sampai rasulullah shallallahu alaihi wa sallam wafat
tidak pernah menjelaskan kepada kami bahwa surat Bara’ah merupakan bagian dari
surat Al-anfal. Oleh karena itu kedua surat tersebut aku gabungkan dan diantar
keduanya tidak ku pisahkan dengan bismillah30.

3. Pendapat Sebagian surat tersusun secara tauqifi dan sebagian surat tersusun dengan
ijtihad
hal ini karena terdapat dalil yang menunjukkan tertib sebagian surat pada masa nabi.
Misalnya, keterangan yang menunjukkan tertib as-sab’u ath-thiwal,al-hawamim dan al-
mufashal pada masa hidup Rasulullah.

Diriwayatkan bahwa rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “ bacalah


olehmu dua surah yang bercahaya; Al-Baqoroh dan Ali-imran 31 “

Juga diriwayatkan : “ jika hendak pergi ke tempat tidur, rasulullah mengumpulkan kedua
tangan nya kemudian meniupnya lalu membaca ; “ qulhuallahu ahad dan
mu’awwidzatain32 “

Menurut Ibnu Hajar : “ tertib sebagian surat-surat atau bahkan sebagian besarnya tidak
dapat ditolak, bersifat tauqifi. Untuk mendukung pendapatnya ini ia mengemukakan
hadist Hudzaifah Ats-Tsaqafi yang mengatakan, “ Rasulullah berkata kepada kami ; “
telah datang kepadaku waktu untuk hizb ( bagian ) dari Al-qur,an, maka aku tidak ingin
keluar sebelum selesai”. Lalu kami tanyakan kepada sahabat-sahabat Rasulullah :
30
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004
31
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004
32
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004

11
Bagaimana kalian membuat pembagian Qur’an ? “ mereka menjawab ; kami membaginya
menjadi tiga surat, lima surat, tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat,
dan bagian al mufashal dari Qaf sampai kami khatam 33.

Kata Ibnu Hajar lebih lanjut : ,” hal ini menunjukkan, bahwa tertib surat-surat seperti
terdapat dalam mushaf sekrang adalah tertib surat pada masa rasulullah.” Dan katanya ,”
Namun mungkin juga yang telah tertib pada waktu itu hanyalah bagian mufashshal, bukan
yang lain34.”

Apabila membicarakan ketiga pendapat diatas ini, jelaslah bagi kita bahwa
pendapat kedua, yang menyatakan tertib surat-surat itu berdasarkan ijtihad para sahabat,
tidak bersandar dan berdasar pada suatu dalil. Sebab, ijtihad sebagian sahabat mengenai
tertib mushaf mereka yang khusus, merupakan ikhtiar mereka sebelum Al-Qur’an
dikumpulkan secara tertib. Ketika pada masa utsman Al-Qur’an dikumpulkan, ditertibkan
ayat-ayat dan surat-suratnya pada satu dialek, umat pun sepakat, maka mushaf-mushaf
yang ada pada mereka ditinggalkan. Seandainya tertib itu merupakan hasil ijtihad, tentu
mereka tetap berpegang pada mushafnya masing-masing35.

Mengenai hadits tenang surat Al-anfal dan At-taubah yang diriwayatkan dari Ibnu
Abbas diatas, isnadnya dalam setiap riwayat tidak terlepas dari jalur Yazid Al-Farisi yang
oleh Al-Bukhori dikategorikan dalam kelompok Dhu’afa’( perawi yang lemah ).
Disamping itu, di dalam hadits ini pun mengandung keraguan mengenai penempatan
basmalah pada permulaan surat, yang mengesankan seakan-akan utsman lah yang
menempatkan dan meniadakan nya menurut pendapat nya sendiri. Oleh Karena itu, dalam
komentarnya terhadap hadist tersebut pada musnad imam ahmad, syaikh ahmad suakir
menyebutkan,” hadits itu tak ada asal mulanya “ paling jauh hadits itu hanya
menunjukkan ketidaktertiban kedua surat tersebut 36.

Dari keterangan diatas adapun kecenderungan dari kami pemakalah lebih


cenderung pada pendapat pertama yakni tertib surah secara tauqifi redaksi ini kami
simpulkan berdasarkan beberapa pemaparan diatas pun juga dengan pertimbangan para

33
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004
34
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004
35
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004
36
Syaikh manna al-qathan : pengantar studi ilmu al-qur’an , 2004

12
ulama yang sepakat jumhur cenderung kepada bahwasan nya tertib surah dalam al-qur’an
adalah bersifat tauqifi

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan demikian, jelaslah bahwa tertib surat-surat itu bersifat tauqifi, seperti halnya tertib
ayat-ayat. Abu bakar bin Al-anbari menyebutkan,” Allah telah menurunkannya secara ber angsur-
angsur selama dua puluh sekian tahun. Sebuah aurat turun karena da suatu masalah yang terjadi,
ayat pun turun sebagai jawaban bagi orang yang bertaya. Jibril senantiasa memberitahukan kepada
nabi dimana surat dan ayat tersebut harus ditempatkan. Dengan demikian susunan surat-surat,

13
seperti hal susunan ayat-ayat dan huruf-huruf Al-Qur’an seluruhnya beraal dari nabi. Oleh karena
itu, barangsiapa mendahulukan sesuatu surat atau mengakhirkan nya, berarti ia telah merusak
tatanan Al-Qur’an.
Kata Al-Kirmani dalam Al-Burhan,” tertib surat seperti kita kenal sekaramg ini sudah
menjadi ketentuan allah dalam lauhul mahfudz. Menurut tertib ini pula nabi membacakan Al-
Qur’an dihadapan jibril, menurut tertib ini sebanyak dua kali. Dan ayat yang terakhir kali turun
adalah “ dan peliharalah dirimu pada hari dimana waktu itu kamu semua akan dikembalikan
kepada allah.” ( Al-Baqarah : 28 ) lalu jibril memerintahkan kepadanya untuk meletakkan ayat ini
diantara ayat riba dan ayat tentang utang piutang.
As-Shuyuti mendukung pendapat Al-Baihaqi yang mengatakan, “ surat-surat dan ayat-
ayat Al-Qur’an pada masa nabi, telah tersusun menurut tertib ini kecuali Al-anfal dan Bara’ah,
sesuai dengan hadits Utsman.

B. SARAN

Demikianlah pokok bahasan dalam makalah yang mampu kami paparkan lewat materi
diatas. Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi teman-teman
pembaca, karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik sangat kami butuhkan agar
makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

 Syaikh Manna Al-Qaththan, 2004, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur,an.


Jakarta, Pustaka Al-Kautsar
 Prof.dr.M.M. Al-azami, 2005, Sejarah Teks Al-qur’an Dari Wahyu
Sampai Kompilasi. Jakarta. Gema Insani Psress

14
 Dr.Amanah, 1993, pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Semarang .
CV Asy-syifa.
 Umar Nasaruddin, 2008, mengungkap makna-makna tersembunyi
al-qur’an. Jakarta : Al-Ghazali Center
 W. Montgomery watt, 1995, pengantar studi al-qur’an. Jakarta :
Rajawali Press.
 M. Quraisy Shihab,2010 , Al-qur’an dan maknanya. Jakarta
 Abdullah Yusuf Ali, 2009,Tafsir Yusuf Ali Teks,terjemah, dan tafsir.
Jakarta : PT. Pustak Firdaus

COVER REFERENSI

15
16
17
18
19

Anda mungkin juga menyukai