Anda di halaman 1dari 5

AYAT DAN SURAT DALAM AL-QUR’AN

I. Definisi Ayat Dan Surat Dalam Al-Qur’an

  A. Ayat

Ayat menurut bahasa adalah tanda, alamat, bukti/dalil, dan mukjizat.


Sedangkan menurut istilah ayat mempunyai beberapa pendapat, yaitu:

1. Ayat adalah sejumlah kalam Allah yang masuk kedalam surah al-
quran.
2. Ayat adalah bacaan yang tersusun dari beberapa kalimat sekalipun
secara taqdiri (perkiraan) yang memiliki permulaan atau bagian
yang masuk dalam surah.

Dari dua definisi di atas dapat dikompromikan bahwa ayat adalah kalam
Allah yang berupa bacaan, terdiri dari kalimat atau beberapa kalimat
sempurna, mempunyai permulaan dan akhiran, dan yang merupakan
bagian dari surah.

B. Surat

Dari segi bahasa kata surah jamaknya suwar yang berarti kedukan atau


tempat yang tinggi. Sesuai dengan kedudukan  Al-qur’an karena dia
diturunkan dari tempat yang tinggi yaitu Lauh Al-Mahfudz. Sedangkan
menurut istilah surat adalah sejumlah beberapa ayat Al-quran yang
mempunyai permulaan dan akhiran.

Dari definisi ini dapat dipahami bahwa surah adalah kumpulan dari
beberapa ayat, maka tidak ada satu surah yang terdiri hanya satu ayat, dia
harus memiliki sejumlah ayat minimal 3 ayat seperti dalam surat al-katsar.
Kumpulan beberapa ayat ini syaratnya mempunyai permulaan dan akhiran.
Jika terkumpul sejumlah ayat meskipun banyak akan tetepi tidak
mempunyai parmulaan dan akhiran maka belum dinamai surat.

II. Jumlah Ayat Dalam  Al-Qur’an

Para ulama berbeda pendapat tentang jumlat ayat dalam al-qur’an.


Menurut ibnu abbas  berjumlah sebanyak 6.616 ayat. Adapun menurut
keterangan yang masyhur berjumlah 6.666 ayat, jumlah ini pada umumnya
yang paling mudah diingat oleh orang islam. Para ulama’ sepakat angka
depan dari jumlah ayat yaitu 6000, tetapi angka berikutnya
diperselisihhkan. Diantara mereka ada yang menghitung  6.213 ayat yaitu
hitungan menurut  penduduk mekah, ada juga 6.214 ayat menurut
penduduk madinah, ada juga yang menghitung 6.216 menurut penduduk
basrah, dan ada juga 6.236 menurut penduduk kufah.
Alasan perbedaan jumlah ayat ini diantaranya adalah:

1. Karena Nabi Muhammad SAW pada suatu ketika mewaqofkan


pada akhir suatu ayat (Fashilah), ketika sudah dimaklumi oleh
para sahabat banyak dilain waktu beliau me-washal-kannya. Oleh
sebagian sahabat menduga bukan akhir ayat.
2. Para ulama juga berbeda pendapat dalam menghitung Fawatih as
suwar (permulaan surat) yang terdiri dari huruf hijaiyah (al ahruf
almuqaa tha’ah). Sebagian ulama menghitung Fawatih as
suwar tersebut sebagai satu ayat dan ulama lain tidak
menghitungnya satu ayat. Seperti contoh sebagian ulama
menghitung   ‫ المص‬ suatu ayat tetapi mereka tidak menghitung  ‫المر‬ 
suatu ayat.

III. Jumlah Kalimat Dan Huruf Dalam Al-Qur’an

A. Jumlah Kalimat

Para ulama juga berbeda pendapat mengenai jumlah kalimat dalam


Alquran. Diantara mereka ada yang menghitung sebanyak 77.934 kalimat,
ada yang menghitung sebanyak 77.437, dan ada juga yang menghitung
sebanyak 77.277 kalimat. Perbedaan ini timbul karena adanya perbedaan
cara menghitungnya, ada yang memandang bahwa ada suatu kata
mempunyai makna majaz (metafora) dan ada pula yang memandang
makna hakeket, ada yang menghitungnya didasarkan dari segi tulisan, ada
yang menghitung didasarkan pada suara (sound), ada pula yang didasarkan
pada keduanya.

1.      B.  Jumlah Huruf

Tentang jumlah huruf Alquran, para ulama berbeda pendapat. Menurut


ibnu abbas sebanyak 323.671 huruf, ada juga yang menghitung sebanyak
321.267 huruf, ada juga 325.345 huruf, dan ada juga yang menghitung
sebanyak 1.025.000 huruf, hitungan yang terakhir inilah yang mudah kita
hafal, perbedaan ini disebabkan diantaranya huruf yang bertasdid atau
syiddah dihitung satu huruf dan ada pula yang menghitung dua huruf.
Sebab lain adanya perbedaan bacaan panjang pendek, jika panjang
dihitung dua huruf jika pendek dihitung satu huruf. Perbedaan ini tidak
menjadi persoalan karena tidak mengurangi subtansi Alquran.

IV. Ayat Pertama Dan Terakhir  Turun Dalam Al-Qur’an

1. Ayat Pertama Turun

Banyak  perbedaan pendapat mengenai ayat pertama turun, peredaan


tersebut yaitu:
1. Ayat yang pertama turun adalah surah Al-Alaq: 1-5.

Pendapat ini berdasarkan hadits riwayat al-bukhori dan aisyah bahwa


surah yang pertama kali turun adalah “iqra’ bismi rabbika”, kemudian “al-
muddassir”.

2. Ayat yang pertama turun adalah surah Al-Muddassir.

Pendapat ini berdasarkan hadits riwayat bukhori muslim dari jabir bin
abdillah, yakni ketika jabir Ditanya Oleh Abdurrahman: Ayat apakah yang
mula-mula turun. Abir menjawab, “ya ayyuhal muddassir”. Aku
(Abdurrahman) berkata, “Bukankah iqra’ bismi rabbikal ladzi khalaq?”
Jabir manjawab “Aku menceritakan kepadamu apa yang diberitakan
Oleh Rasulullah SAW kepada kami.

As-suyuthi dalam Al-Itqan menjelaskan kedudukan hadits Al-Bukhari dan


Muslim itu. Menurut beliau yang ditanyakan Oleh Abdurrahman kepada
Jabir itu apakah surat yang pertama kali turun secara utuh? Dan
jawabannya memang Al-Muddassir, sebab surat Al-Alaq meskipun turun
pertama kali tetapi tidak utuh, melainkan lima ayat pertama saja yang
pertama turun pertama kali. Setelah itu disusul ayat yang lain.

3. Ayat yang pertama turun adalah surah Al-Fatihah.

Pendapat ini adalah pendapat Ibnu Abbas dan sebagian Mufassirin.


Sebagian        mufassirin tersebut ialah: Imam Muhammad Abduh
dalam Tafsir Al-Mannar.

1. Ayat Terakhir Turun

Para ulama juga berbeda pendapat mengenai ayat terkhir turun. Perbedaan
tersebut    ialah:

1. Ayat terakhir turun adalah An-Nisa’: 176

Ini berdasarkan riwayat Bukhari dan Muslim dari shahabat Al Barra’ Bin
Azib yang mengatakan ayat terakhir turut adalah “ Yataftunaka qulillaho
yuftikum fil kalalah” dan surah terakhir turu adalah surah at-taubah (at-
taubah).

2. Ayat terakhir turun adalah surah Al-Baqarah : 281 (tentang azab


ketika manusia dikembalikan kepada NYA dan perintah
memelihara diri dari pada NYA).

ini adalah pendapat Ibnu abbas, sebab jarak antara ayat itu dan wafatnya
Nabi hanya 81 hari saja.
3. Ayat terkhir turun adalah surah An-Nasr.

Ini adalah riwayat Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa: surat yang
terakhir turun adalah “idza ja’anasrullahi wal fathu”.

4. Ayat yang terakhir turun adalah surah Al-Maidah : 3

Pendapat inilah yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.

 V. Urutan Ayat Dan Surat Dalam al-Qur’an

A. Urutan Ayat Dalam Al-Qur’an

Penempatan secara tertib urutan ayat-ayat Al-Quran adalah


bersifat Tauqifi, berdasarkan ketentuan dari Rasulullah SAW. Pendapat ini
ini banyak di dukung oleh  beberapa  ulama, seperti: Imam Zarkasih,
Ahmad bin Ibrahim bin Zubair Al-Andalusi. Imam As-Suyuti memperkuat
ia berkata: baik kesepakatan ulama’ maupun nash-nash menunjukkan
bahwa sistimatika ayat taufiqi  mengikuti  penetapan Rasulullah SAW tidak
ada keraguan dalam perkara tersebut, Jibri telah menurunkan ayat kepada
Rasulullah, serta mengarahkan tempatnya dalam setiap surat atau ayat
yang turun sebelumnya, maka Rasulullah menyuruh sekretarisnya untuk
meletakkannya dan berkata pada mereka:

“letakkanlah ayat ini  disurat yang disebut anu dan anu”, atau :

“letakkanlah ayat ini ditempat ini” .

B. Urutan Surat Dalam Al-Quran

Para ulama berbeda pendapat tentang tertib surat dalam Al-Quran, yakni:

1. Tauqifi  dan ditangani langsung oleh Nabi sebagaimana


diberitahukan oleh Malaikat Jibril kepadanya atas perintah Allah.
Kelompok ini berdalil bahwa Rasulullah telah membaca beberapa
surat secara tertib dalam sholatnya. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan,
bahwa Nabi pernah  membaca beberapa surat mufassal (surat-
surat pendek) dalam satu rakaat.
2. Ijtihad para sahabat, sebab ternyata ada perbedaan tertib didalam
mushaf-mushaf mereka.Misalnya mushaf Ali disusun menurut
tertib nuzul,yakni dimulai dengan Iqra’ kemudian Almudassir,lalu
Nun dan seterusnya higga akhir surat makiah dan madaniyah.
Adapun dalam mushaf Ibn Masud yang pertama ditulis adalah
surat Al-Baqarah kemudian An-Nisa lalu Ali-Imran.sedangkan
dalam mushaf Ubay yang pertama ditulis adalah Al-fatihah, Al-
Baqarah, An-Nisaa’,lalu Ali Imran.
3. Sebagian surat tertibnya bersifat tauqifi dan sebagian lainnya
berdasarkan ijtihad para sahabat.Hal ini karena terdapat dalil yang
menunjukka tertib sebagian pada masa Nabi, misalnya keterangan
yang menunjukkan tertib as-sab’u ath-thiwal , al-
hawanim dan al-mufassal  pada masa hidup Rasulullah.

VI. Pembagian surat secara global.

Surat-surat dalam al qur’an itu ada empat bagian:

1. Ath Thiwal : ada 7 surat yaitu : Al Baqarah, Ali Imran, An Nisa’, Al


Maidah, Al An’am, Al A’raf, dan yang ke tujuh ada yang
mengatakan Al Anfal dan Al Bara’ah, juga termasuk karena tidak di
pisahkan oleh basmalah di antara keduanya. Ada pula yang
berpendapat bahwa yang ke tujuh adalah surat Yunus.
2. Al Mi’un , yaitu : surat-surat yang ayat-ayatnya lebih dari seratus
atau sekitar itu.
3. Al Matsani, yaitu : surat-surat yang jumlah ayatnya kurang dari
seratus. Di namakan Al Matsani karena surat-surat itu di ulang-
ulang bacaannya lebih banyak dari At Tiwal dan Al Mi’un.
4. Al Mufashshal, yaitu : surat-surat yang di mulai dari surat Qaf, ada
pula yang mengatakan di mulai dari surat Al Hujurat. Juga ada
yang mengatakan di mulai dari surat yang lain.

Al Mufashshal di bagi menjadi 3 :

1. Thiwal : di mulai dari surat Qaf atau Al Hujurat sampai dengan


‘Amma atau Al Buruj.
2. Ausath : di mulai dari surat Amma atau Al Buruj sampai dengan
Adh Dhuha atau Al Bayyinah.
3. Qishar : di mulai dari Adh Dhuha atau Al Bayyinah sampai dengan
An Nas.

DAFTAR PUSTAKA

Al Qaththan, Manna’. 2006. Pengantar Studi Ilmu Al Qur’an. Pustaka Al


Kautsar:Jakarta.

Majid Khon, Abdul . 2007. Praktikum Qira’at. Sinar grafika offset:Jakarta.

Depag, 2008. Muqaddimah Tafsir Al Qur’an Al Karim. Depag RI:Jakarta.

Athaillah, ahmad. 2010. Sejarah Al Qur’an. Pustaka pelajar:Jogjakarta

Anda mungkin juga menyukai