Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

URUTAN AYAT DAN SURAH DALAM AL QUR’AN

Dosen Pengampu: Putri Lestari M.Pd.I

Disusun Oleh:
Suci Rahmawati

MA’HAD ALY FATIMAH AZ-ZAHRA


2022/2023
1. Urutan Ayat Ayat Al Qur’an
Urutan ayat-ayat di dalam al qur’an bersifat tauqifi (mengacu pada dalil) dari
Rasulullah saw. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Nabi Muhammad
memberi instruks ikepada para penulis tentang letak ayat pada setiap
surah. Sebagian ulama menukil ijmak terkait hal ini , di antaranya adalah
Az-Zarkasyi dalam Al-Burhan dan Abu Ja’far bin Zubair dalam Al-
Munasabat . Keduanya mengatakan “Urutan ayat-ayat di dalam surah-surah
di dasarkan pada petunjuk dan perintah Nabi saw , tanpa adanya perbedaan
pendapat terkaithal ini .” 1
Jibril menurunkan ayat-ayat Al Qur’an kepada Rasulullah saw dan
memberitahukan kepada beliau letaknya di surah yang mana , atau
letaknya di ayat-ayat yang sudah turun sebelumnya . 2

Diriwayatkan dari Utsman bin Abu Ash , ia berkata “Suatu ketika


aku duduk di dekat Rasulullah saw , tiba-tiba beliau membelalakkan
pandangan lalu menatap ke depan , lalu beliau berkata , ‘Jibril datang
kepadaku , lalu memerintahkan kepadaku agar meletakkan ayat ini di
tempat ini dari surah ini , yaitu ayat “Sesungguhnya , Allah menyuruh
(kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan , memberi bantuan kepada
kerabat…” (An-Nahl:90) hingga akhir ayat. 3
Selain itu terdapat hadits-hadits lain yang menunjukan bahwa ayat tertentu di
tempatnya. Diriwayatkan dari Umar bin Khatthab ra, ia berkata, “Aku tidak pernah
bertanyakepada Rasulullah saw terkait sesuatu pun yang lebih banyak dari
pertanyaanku seputar kalalah ,hingga beliau menusukkan jari beliau ke dadaku dan
berkata , Sudah cukup bagimu ayat musim panas yang ada di akhir surah An-Nisa?”.4
Jibril membacakan Al Qur’an kepada Rasulullah saw setahun sekali di bulan
Ramadhan , di tahun terakhir kehidupan beliau . Jibril membacakan Al Qur’an kepada
beliau sebanyak dua kali .5

1
Dasar dasar ilmu al qur’an hal.212
2
Dasar dasar ilmu al qur’an hal. 212
3
Dasar dasar ilmu al qur’an hal. 213
4
Dasar dasar ilmu al qur’an hal.213
5
Dasar dasar ilmu al qur’an hal.214
2. Urutan Surah-Surah Al-Qur’an
Para ulama berbeda pendapat terkait urutan surah surah Al-Qur’an .
Pertama : Menurut salah satu pendapat , urutan surah-surah Al-Qur’an bersifat
tauqifi , ditata langsung oleh Rasulullah saw seperti yang diberitahukan oleh Jibril
yang bersumber dari perintah Rabbnya . Pendapat ini diperkuat oleh fakta bahwa
Rasulullah saw membaca sejumlah surah-surah secara berurutan didalam shalat . Ibnu
Abi Syaibah meriwayatkan bahwa beliau membaca ayat-ayat mufashshal dalam satu
rakaat . Al Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud , bahwa ia berkata terkait surah
Bani Israil (Al-Isra’) , Al-Kahfi , Maryam , Thaha , dan Al-Anbiya’, “Mereka ini
adalah surah-surah utama , dan (urutan) mereka ini sudah ada sejak dulu .”
Kemudian , Ibnu Mas’ud menyebut surah-surah tersebut dengan urutan seperti yang
ada saat ini Diriwayatkan dari jalur Ibnu Wahab , dari Sulaiman bin Bilal , ia berkata ,
“ Aku mendengar Rabi’ah ditanya , ‘Kenapa Al-Baqarah dan Ali-Imran didahulukan ,
padahal ada delapan puluh sekian surah Makkiyah yang diturunkan sebelumnya , dan
keduanya baru diturunkan di Madinah?’ Rabi’ah menjawab , ‘Keduanya sudah
didahulukan ketika Al-Qur’an disusun (dikumpulkan) sesuai ilmu Zat yang
menyusunnya (mengumpulkannya)’ . Setelah itu ia berkata , ‘Ini sudah diputuskan
sebelumnya dan tidak boleh ditanyakan .6
Kedua : Menurut pendapat lain menyebutkan bahwa urutan surah-surah Al-Qur’an
didasarkan pada ijtihad para sahabat .
Buktinya , urutan surah berbeda beda dalam mushaf mereka . Mushaf Ali diurut
sesuai turunnya ayat-ayat dan surah-surah , dimulai dari bagian awal surah Al-Alaq ,
lalu Al-Muddatstsir , setelah itu Nun , Al-Qalam , Al-Muzzammil , dsb , hingga akhir
ayat dan surah Makkiyah dan Madaniyah. Mushaf Ibnu Mas’ud dimulai dari Al-
Baqarah , setelah itu An-Nissa’ , kemudian Ali-Imran . Bagian awal mushaf Ubay bin
Ka’bah adalah Al-Fatihah , selanjutnya Al-Baqarah , berikutnya An-Nisa’ , kemudian
Ali Imran . 7
Ketiga : Menurut pendapat lain , urutan sejumlah ayat bersifat tauqifi dan sebagian
lainnya berdasarkan ijtihad shahabat .
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda , “Bacalah zahrawain ; Al-
Baqarah dan Ali-Imran . Diriwayatkan bahwa ketika beliau hendak merebah ke
tempat tidur disetiap malam , beliau membaca “Qul huwallahu ahad….” dan

6
Dasar dasar ilmu al-qur’an hal. 214-215
7
Dasar dasar ilmu al-qur’an hal. 215
mu’awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas) . 8

3. Surah-Surah Al-Qur’an dan Ayat-Ayatnya


Surah-surah Al-Qur’an terbagi menjadi empat , yaitu : thiwal , mi’in ,
matsanidan mufashshal .
a. Surah-surah thiwal (panjang) ada tujuh , yaitu Al-Baqarah , Ali-Imran, An-Nisa ,
Al- Maidah , Al-An’am , Al-A’raf sekaligus Bara’ah (At-Taubah) karena keduannya
tidak dipisahkan basmalah . Menurut pendapat lain yang ketujuh adalah Yunus .
b. Mi’in yaitu surah-surah yang jumlah ayat-ayatnya seratus lebih atau mendekati
seratus .
c. Matsani yaitu surah-surah yang jumlah ayat-ayatnya berada di bawah tingkat
mi’in .
d. Mufashshal . Menurut salah satu pendapat , golongan surah-surah mufashshal
dimulai dari Qaf dan pendapat lain dimulai dari Al-Hujurat . 9

4. Rasm Utsmani (Tulisa Utsmani)


Pendapat Pertama : Sebagian ulama berpendapat bahwa tulisan Al-Qur’an model
Utsmani ini bersifat tauqifi yang wajib diterapkan dalam penulisan Al-Qur’an .
Pendapat Kedua : Sebagian pendapat ulama berpendapat bahwa tulisan Utsmani
bukan tauqifi dari Nabi saw , tapi bersumber dari kesepakatan para penulis terhadap
model tulisan tersebut atas perseujuan Utsman , dan selanjutnya diterima umat ,
sehingga wajib dijadikan pegangan dan acuan , sertaa tidak boleh menyalahinya .
Pendapat Ketiga : Sekelompok ulama berpendapat bahwa tulisan Utsman adalah
isthilahi (kesepakatan) . 10

5. Penyempurnaan Rasm Utsmani


Mushaf-mushaf Utsmani pada mulanya tidak menggunakan titik ataupun
8
Dasar dasar ilmu al-qur’an hal.216
9
Dasar dasar ilmu al-qur’an hal.219
10
Dasar dasar ilmu al-qur’an hal. 220-222
harakat , karena mengandalkan tabiat arab yang benar , yang tidak memerlukan
harakat ataupun titik . Para ulama berbeda pendapat terkait usaha pertama
penyempurnaan tulisan mushaf ini . Sebagian besar di antara mereka berpendapat
bahwa orang pertama yang menyempurnakan tulisan mushaf adalah Abu Aswad Ad-
Du’ali yang membuat kaidah kaidah bahasa arab atas perintah Ali bin Abi Thalib .
As-Suyuthi menuturkan dalam Al-Itqan bahwa Abu Aswad Ad-Du’ali adalah orang
pertama yang membuat tanda baca tersebut atas perintah Abdul Malik bin Marwan
bukan atas perintah Ziyad ketika orang-orang tetap membaca mushaf Utsmani dalam
rentang waktu selama empat puluh sekian tahun dengan bentuk tulisan seperti pada
saat ditulis di masa Utsman , hingga pada masa khilafah Abdul Malik ketika banyak
terjadi kesalahan dalam membaca dan muncul gagasan dari kalangan pemimpin untuk
membuat tanda baca berupa titik dan harakat . 11

6. Jeda dan Ujung Ayat


Al-Quran memiliki keistimewaan berupa metode tersendiri dalam jeda dan
ujung-ujung ayat . Jeda yang kami maksudkan adalah kalam yang terpisah dari kalam
setelahnya . Sedangkan ujung ayat maksudnya adalah bagian akhirnya yang setelah
itu diberi tanda jeda antara ayat dengan ayat .
Fawashil (jeda) di dalam Al-Qur’an terbagi menjadi beberapa macam yaitu :
a. Jeda mutamatsilah yaitu jeda yang memiliki kesamaan satu sama lain
b. Jeda mutaqaribah fil huruf yaitu jeda-jeda yang huruf-hurufnya hampir sama
c. Jeda mutawazy yaitu dua kata yang bersesuaian dalam pola dan huruf sajak
d. Jeda mutawazin yaitu hanya memperhatikan pola kata di bagian akhir kalam12

7. Turunnya Al-Qur’an dengan Tujuh Huruf (TUJUH Dialek Bahasa)

11
Dasar dasar ilmu al-qur’an hal.224-225
12
Dasar dasar ilmu al-qur’an hal. 227-230
Para ulama berbeda pendapat cukup panjang terkait penafsiran huruf yang
dimaksud , sampai sampai Ibnu Hayyan menyatakan , “Ahlul ilmi berbeda pendapat
terkait makna tujuh huruf dalam tiga puluh lima pendapat . Menurut salah satu
pendapat , dialek bahasa yang dimaksud adalah dialek bahasa : Quraisy , Hudzail ,
Tsaqif , Hawazan , Kinanah , Tamim dan Yaman .13
8. Hikmah Turunnya Al-Qur’an dengan Tujuh Huruf (Bahasa)
Hikmah turunnya Al-Qur’an dengan tujuh huruf (bahasa) terangkum dalam hal-
hal berikut :
a. Agar mudah dibaca dan dihafal oleh kaum ummi (buta huruf)
b. Kemukjizatan Al-Qur’an bagi fitrah bahasa bangsa arab
c. Kemukjizatan Al-Qur’an dari segi makna dan hukum-hukumnya14

KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah diatas yaitu urutan ayat-ayat di dalam al qur’an bersifat
tauqifi (mengacu pada dalil) dari Rasulullah saw. Beberapa riwayat menyebutkan
bahwa Nabi Muhammad memberi instruks ikepada para penulis tentang
letak ayat pada setiap surah. Sebagian ulama menukil ijmak terkait hal
ini , di antaranya adalah Az-Zarkasyi dalam Al-Burhan dan Abu Ja’far bin
Zubair dalam Al-Munasabat . Keduanya mengatakan “Urutan ayat-ayat di
dalam surah-surah di dasarkan pada petunjuk dan perintah Nabi saw ,
tanpa adanya perbedaan pendapat terkaithal ini .
urutan surah-surah Al-Qur’an bersifat tauqifi , ditata langsung oleh Rasulullah saw
seperti yang diberitahukan oleh Jibril yang bersumber dari perintah Rabbnya .
Pendapat ini diperkuat oleh fakta bahwa Rasulullah saw membaca sejumlah surah-
surah secara berurutan didalam shalat . Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan bahwa beliau
membaca ayat-ayat mufashshal dalam satu rakaat . Al Bukhari meriwayatkan dari
Ibnu Mas’ud , bahwa ia berkata terkait surah Bani Israil (Al-Isra’) , Al-Kahfi ,
Maryam , Thaha , dan Al-Anbiya’, “Mereka ini adalah surah-surah utama , dan
(urutan) mereka ini sudah ada sejak dulu .” Kemudian , Ibnu Mas’ud menyebut surah-
surah tersebut dengan urutan seperti yang ada saat ini Diriwayatkan dari jalur Ibnu
Wahab , dari Sulaiman bin Bilal , ia berkata , “ Aku mendengar Rabi’ah ditanya ,
‘Kenapa Al-Baqarah dan Ali-Imran didahulukan , padahal ada delapan puluh sekian

13

14
surah Makkiyah yang diturunkan sebelumnya , dan keduanya baru diturunkan di
Madinah?’ Rabi’ah menjawab , ‘Keduanya sudah didahulukan ketika Al-Qur’an
disusun (dikumpulkan) sesuai ilmu Zat yang menyusunnya (mengumpulkannya)’ .
Setelah itu ia berkata , ‘Ini sudah diputuskan sebelumnya dan tidak boleh ditanyakan .
Hikmah turunnya Al-Qur’an dengan tujuh huruf (bahasa) terangkum dalam hal-hal
berikut :
d. Agar mudah dibaca dan dihafal oleh kaum ummi (buta huruf)
e. Kemukjizatan Al-Qur’an bagi fitrah bahasa bangsa arab
f. Kemukjizatan Al-Qur’an dari segi makna dan hukum-hukumnya

Anda mungkin juga menyukai