Dosen Pengampu:
S. Psi, Wira Alvio, MM
Disusun Oleh:
Adam Nur Rahmat (2030203090)
Muhammad Afriansyah (2010203003)
Nurul Hidayahtun Nisa (2020203019)
Putri Febianti (2030203077)
Reza Efricha (2030203108)
Rika Ayu Sapitri (2020203048)
Ratri Fauziyah Nafisah (2020203041)
PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah memberikan
kami nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat islam dan nikmat sehat wal afiat
sehingga kami dapat menyelasaikan makalah yang membahas tentang
“KONSEPTUAL FRAME WORK DAN KAJIAN POLITIK PENDIDIKAN”.
Sholawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada baginda besar kita Nabi
Muhammad saw yang telah membawa pedoman hidup yakni, Al-Qur’an sehingga
dapat membawa manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Politik dan Kebijakan
Pendidikan di program studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada S.Psi, Wira Alvio, MM selaku dosen
pengampu mata kuliah Politik dan Kebijakan Pendidikan yang telah memberikan
bimbingan serta arahan dalam mengerjakan penulisan makalah ini.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Konseptual Frame Work?
2. Bagaimanakah Konsepsi Politik Pendidikan?
3. Bagaimanakah Perkembangan Dan Pengaruh Politik Terhadap
Pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian konseptual frame work
2. Untuk mengetahui konsepsi politik pendidikan
3. Untuk mengetahui perkembangan dan pengaruh politik terhadap
pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
AS, Horny AP, Cowic (ed) Oxford Advanced Leaner’s Dictionary of Current
English, (London: Oxford Uninersity Press, 1974), hlm. 645; John M Echols dan Hasan
Shandily, Kamus Ingris-Indonesia, (Jakarta,1981), hlm. 437. pada kamus yang terakhir
ini politic diterjemahkan dengan “Bijaksana” atau “dengan bijaksana”
2
Dalam Bahasa Indonesia kata Politik dapat menunjukkan beberapa makna.
Lihat WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa, (Jakarta : Balai Pustaka, 1983),
hlm.763; Hasan Shadily, Ensiklopoedi Indonesia, V, Jakarta : Ikhtiar baru van Hoeve
,1983:2739). Di sini politik mempunyai arti sebagai konsep yang berkenaan dengan soal
pemerintahan. Arti yang lain, politik mempunyai makna tipu muslihat atau kelicikan
sudah tidak dipakai lagi. Lihat: Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan bahasa, Kamus Besar bahasa Indonedia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988),
h.694
3
Menurut Deliar Noer, politik adalah segala aktifitas atau sikap yang
berhubungan dengan kekuasaan dan yang bermaksud untuk
mempengaruhi, dengan jalan mengubah atau mempertahankan, suatu
macam bentuk susunan masyarakat.3 Sedikit berbeda dengan Deliar Noer,
Miriam Budiardjo berpendapat bahwa, pada umumnya dikatakan bahwa
politik (politices) adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu system
politik (atau Negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan
dari system itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu.4 Dari keterangan-
keterangan yang diberikan Deliar Noer, dapat diketahui bahwa politik
menurut pendapatnya tidak terbatas pada kegiatan yang berhubungan
dengan pengambilan keputusan (decision making) dan kebijakan umum
(public policies) seperti pendapat Miriam Budiardjo, tetapi juga mencakup
pula kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan struktur
masyarakat seperti pergeseran kekuasaan politik dari satu rezim ke rezim
lain.
Dalam istilah, kata politik, pertama kali dikenal dari buku Plato
yang berjudul politeia, yang dikenal juga dengan Republik.5 Berikutnya
muncul karya Aristoteles yang berjudul Politeia.6 Kedua karya itu
dipandang sebagai pangkal pemikiran politik yang berkembang kemudian.
Dari sekian definisi yang ada paling tidak dapat ditemukan dua
kecenderungan pendefinisian politik. Pertama, pandangan yang
mengaitkan politik dengan Negara, yakni dengan urusan pemerintahan
pusat atau pemerintahan daerah. Kedua, pandangan yang mengaitkannya
dengan masalah kekuasaan, otoritas dan atau dengan konflik.7 Sedangkan
kata pendidikan berasal dari kata didik yang mendapat awalan pen- dan
akhiran –an, dan berarti perbuatan, hal, dan cara. Menurut Ki Hajar
Dewantara pendidikan merupakan tuntutan bagi pertumbuhan anak.
Artinya, pendidikan menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada diri
3
Deliar Noer. 1982. Pemikiran Politik di Negeri Barat (Jakarta: Rajawali) hlm.
11-12
4
Miriam Budiardjo. 1982. Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta : Gramedia), h. 8
5
Deliar Noer, op.cit, h.11-12
6
Ibid, h.26
7
Lihat Alan C Isaac, Scope and Methode of Political Science. 1981.
(Homewood Illios: The Donsey Press), h. 15-16
4
anak, agar mereka sebagai manusia sekaligus sebagai anggota masyarakat
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.8
Maka, politik pendidikan adalah segala kebijakan pemerintah suatu
Negara dalam bidang pendidikan yang berupa perturan perundangan atau
lainnya untuk menyelenggarakan pendidikan demi tercapainya tujuan
negara.9
Pendidikan merupakan bagian kebutuhan mendasar manusia (al-
hâjat al-asasiyyah) yang harus dipenuhi oleh setiap manusia seperti halnya
pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan perumahan. Pendidikan
adalah bagian dari masalah politik (siyâsah) yang diartikan sebagai ri‘âyah
asy-syu’ûn alummah (pengelolaan urusan rakyat) berdasarkan ideologi
yang diemban negara. Berdasarkan pemahaman mendasar ini, politik
pendidikan (siyâsah atta‘ lîm) suatu negara sangat ditentukan oleh ideologi
(pandangan hidup) yang diemban negara tersebut. Faktor inilah yang
menentukan karakter dan tipologi masyarakat yang dibentuknya. Dengan
demikian, politik pendidikan dapat dipahami sebagai strategi pendidikan
yang dirancang negara dalam upaya menciptakan kualitas human
resources (sumberdaya manusia) yang dicita-citakan.
8
Zurinal Z dan Wahdi Sayuti. 2006. Ilmu Pendidikan (Jakarta: UIN Jakarta
Press)
9
Husni Rahim. Madrasah dalam Politik Pendidikan di Indonesia (Ciputat:
Logos Wa cana Ilmu, ), hal.9
5
2. Kebijakan politik pemerintahan masa orde lama.
3. Kebijakan politik pemerintahan masa orde baru.
4. Kebijakan politik pemerintahan masa reformasi.
6
tujuan pendidikan maupun upaya-upaya yang ditempuh untuk
mencapainya, sewaktu-waktu mengalami perubahan akibat keduanya
memliki hubungan simbiosis/interkonektivitas dengan perubahan-
perubahan lingkungan strategis, misalnya politik, ekonomi, sosial, budaya,
ilmu, teknologi, pertumbuhan penduduk, dan globalisasi. Oleh sebab itu,
baik tujuan pendidikan maupun upaya-upaya untuk mencapainya harus
diperbaiki, dikembangkan dari waktu ke waktu sehingga harus
menyiapkan tenaga yang cukup dan memiliki keterampilan untuk
mendukung pencapaian tujuan.
Pendidikan dan politik adalah unsur penting dalam sistem politik
disetiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Keduanya
saling mendukung dalam proses pembentukan karakteristik masyarkat di
suatu negara karena saling melengkapi dan mengisi. Namun keduanya,
bisa berdampak positif maupun negatif tergantung dari siapa pengambil
kebijakan yang mengendalikan. Peranan pendidikan akan berusaha
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat. Namun dalam pengelolaan pendidikan sangat
erta terkait dengan politik kebijakan pemerintahan untuk memenuhi
kebutuhan pengembangan untuk kemajuan pendidikan. Namun politik
pendidikan di Indonesia masih belum sepenuhnya terlaksana dengan baik,
karena komitmen pemerintah yang masih rendah dalam mewujudkan akses
dan pemerataan pendidikan dasar yang bebas biaya, belum terpenuhinya
anggaran pendidikan, kurangnya penghargaan terhadap profesionalisme
dan kesejahteraan guru, rendahnya mutu dan daya saing pendidikan, upaya
otonomi pendidikan yang masih setengah hati, dan sebagainya.
Pernyataaan ini mengisyaratkan bahwa peran politik akan mempengaruhi
pelaksanaan serta pemerataan pendidikan yang berkualitas.
Sebagimana negara, seperti itulah sekolah. Artinya sebuah negara
layaknya sebuah proses pendidikan. Proses pendidikan dapat menetukan
arah sebuah politik atau kekuasaannya. Artinya, politik pendidikan hadir
dalam rangka membuat prioritas-prioritas keputusan dan kebijakan-
kebijakan pendidikan sesuai dengan yang dibutuhkan sebuah negara.
7
Politik pendidikan mengambil peran dalam mempersiapkan
keberlangsungan sebuah negara, sebab baik buruknya penyelenggaraan
negara bergantung pada kualitas pendidikan yang berlangsung di
dalamnya. Artinya hubungan antara politik dan pendidikan telah
membentuk sebuah hubungan yang cenderung bersifat resiprokal atau
hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi atau melengkapi satu
sama lain anatar politik dan pendidikan di wilayah sekitar. Dengan
demikian, kajian politik pendidikan dapat dikembangkan dengan beberapa
fokus yang berkaitan erat dengan perkembangan kehidupan sosial dan
politik dalam suatu negara seperti aktivitas dan kultur politik mahasiswa,
guru, otonomsasi dan desentralisasi pendidikan, anggaran pendidikan,
otonomi sekolah, manajemen perguruan tinggi, manajemen sekolah,
akreditasi, dan lain sebagainya.10
10
Sukarman Purba, Hani Subakti, dkk. 2023. Politik dan Pemasaran
Pendidikan. Yayasan Kita Menulis. Hal 7-12
8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
AS, Horny AP, Cowic (ed) Oxford Advanced Leaner’s Dictionary of Current
English, (London: Oxford Uninersity Press, 1974),
Dalam Bahasa Indonesia kata Politik dapat menunjukkan beberapa makna. Lihat
WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa, (Jakarta : Balai Pustaka,
1983),
Lihat Alan C Isaac, Scope and Methode of Political Science. 1981. (Homewood
Illios: The Donsey Press).
Sukarman Purba, Hani Subakti, dkk. 2023. Politik dan Pemasaran Pendidikan.
Yayasan Kita Menulis.
Zurinal Z dan Wahdi Sayuti. 2006. Ilmu Pendidikan (Jakarta: UIN Jakarta Press)
10