Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“FILSAFAT PENDIDIKAN IPS DAN IDEOLOGI SOSIALIS KOMUNIS”

Diajukan sebagai salah satu salah satu tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan
IPS

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Suyahmo, M.,Si.

Disusun Oleh:
Dewi Mukti Sari (0301522018)
Alfiazulfatul Marha (0301522021)
Irfa Rosmulia Claricha (0301522024)
Aryani Sari Natalia (0301522030)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dipanjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta alam semesta
yang menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan
setiap apa yang ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Dan
sungguh berkat limpahan rahmat-Nya dapat terselesaikannya penyusunan makalah
ini demi memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan IPS. Oleh karena itu
penulis mengucapakan banyak terimakasih.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat


kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis mengharapakan saran
dan kritik yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan
tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3
A. Filsafat Pendidikan IPS ................................................................................. 3
B. Ideologi Sosialis Komunis ............................................................................. 7
C. Keterkaitan Ideologi Sosialis Komunis dengan Pendidikan IPS ............ 10
D. Peran Filsafat Pendidikan IPS dan Ideologi Sosialis Komunis ...............11
BAB III PENUTUP .............................................................................................15
A. Kesimpulan ................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................17

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam melahirkan
generasi penerus bangsa yang terdidik. Sebab bangsa yang maju salah satunya
ditentukan oleh masyarkat yang terdidik. Sumber daya manusia yang terdidik
sebagai hasil pendidikan akan besar pengaruhnya pada perkembangan
hidup bermasyarakat dan berbangsa. Pendidikan dalam pandangan luas adalah
proses pembentukan pribadi dalam semua aspeknya, yaitu pembentukan aspek
jasmani, akal, dan hati (Soeprapto. 2013). Tujuan pendidikan adalah kegiatan
memberikan pengetahuan agar kebudayaan dapat diteruskan dari generasi ke
generasi berikutnya (Djumberansyah, 1994:19).

Sistem pendidikan di Indonesia harus dapat bercirikan rasionalitas


dengan tetap mempertimbangkan landasan nilai-nilai hidup yang bersumber
dari budaya bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam
kehidupan dapat menghasilkan sumber daya terdidik yang mampu membawa
kemajuan sesuai dengan cita-cita bangsa. Permasalahan utama yang sedang
dihadapi dalam proses pendidikan ialah pengenalan nilai-nilai kepada setiap
individu, sehingga setiap individu dapat mengetahui mana nilai-nilai yang
sesuai untuk diterapkan di dalam kehidupannya dan sebaliknya. Hal ini
bertujuan agar setiap individu mampu menyesuaikan diri pada tata pergaulan
di dunia modern, serta dapat mendukung eksistensi bangsa Indonesia sekaligus
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Di dunia pendidikan manusia harus mampu berfilsafat, hal ini dilakukan


sebagai upaya untuk mencerdaskan manusia dari kebodohan. Filsafat
merupakan pengetahuan yang dipelajari dari seluruh fenomena kehidupan
nyata manusia secara kritis. Brameld mengelompokkan berbagai pandangan
untuk memenuhi fungsi-fungsi Filsafat Pendidikan berdasarkan teori-teori,
salah satunya adalah pada Teori esensialisme yang didasarkan pada konsep

1
pendidikan yang bersendikan atas nilai-nilai yang tinggi, yaitu yang hakiki
kedudukannya dalam kebudayaan. Nilai-nilai yang dijadikan dasar adalah
nilai-nilai yang telah teruji oleh waktu. Proses pendidikan merupakan perantara
atau pembawa nilai-nilai budaya untuk dibawa masuk ke jiwa anak didik
(Brameld, 1999).

Berdasarkan pemaparan diatas diketahui bahwa nilai atau ideologi dapat


mempengaruhi kehidupan, baik kehidupan individu maupun dalam
bermasyarakat. Pemahaman terhadap berbagai ideologi akan membantu
individu memahami sistem nilai yang dianut oleh individu lain, terutama dalam
suatu interaksi sosial di dalam kelompok maupun di luar kelompok. Oleh
karena itu dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai hakikat
filsafat pendidikan, dan akan dijelaskan juga terkait dengan ideologi sosialis
dan ideologi komunis serta perannya dalam pendiidkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat pendidikan IPS?
2. Apa yang dimaksud dengan ideologi sosialis komunis?
3. Bagaimana keterkaitan ideologi sosialis komunis dengan pendidikan IPS?
4. Bagaimana peran Pendidikan IPS dan ideologi sosial komunis di lingkungan
masyarakat?

C. Tujuan
1. Memahami definisi dari filsafat pendidikan IPS.
2. Memahami pengertian dari ideologi sosial komunis.
3. Mengetahui keterkaitan ideologi sosialis komunis dengan pendidikan IPS.
4. Mengetahui peran Pendidikan IPS dan ideologi sosial komunis di
lingkungan masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Filsafat Pendidikan IPS

1. Definisi Filsafat Pendidikan IPS


Filsafat pendidikan IPS pada dasarnya tidak berbeda dengan filsafat-
filsafat ilmu pendidikan lainnya, karena filsafat pendidikan IPS juga
merupakan filsafat pendidikan, yaitu praktik tentang pendidikan ilmu-ilmu
sosial agar peserta didik mampu memahami masalah-masalah sosial dan
dapat mengatasinya serta mengambil keputusan yang tepat terhadap
masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Contoh tentang pembelajaran
sosial pendidikan IPS, diantaranya:
a. Pendidikan IPS harus secara fungsional berhubungan dengan
kebutuhan dan minat dari yang ada sekarang, seperti masalah
demokrasi, HAM, keadilan, krisis, konflik, kesejahteraan kelangkaan
pengelolaan, wabah, bencana, globalisasi, dll.
b. Isi studi sosial (IPS) harus diatur mengenai topik dan permasalahan-
permasalahan yang disajikan, sebaiknya juga subjek yang disajikan
harus berhubungan dan dikombinasikan untuk penyelidikan
kontemporer, sehingga dapat tercapai yang efektif.
c. Metode pembelajaran IPS terkait dengan kehidupannya.
d. Masalah yang dipelajari harus merupakan seleksi dari beberapa sumber
dan pengetahuan, serta sesuai kebutuhan murid dan masyarakat
umumnya.

2. Tujuan filsafat pendidikan IPS

Filsafat Pendidikan IPS memiliki beberapa tujuan di dalamnya. Adapun


tujuan dari filsafat Pendidikan IPS diantaranya meliputi:

a. Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses


pelaksanaan pendidikan.

3
b. Membantu memperjelas tujuan-tujuan pendidikan.
c. Melaksanakan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan
tersebut.
d. Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan.

3. Unsur-unsur filsafat pendidikan IPS


Adapun unsur-unsur dalam filsafat Pendidikan IPS diantaranya sebagai
berikut:
a. Perkembangan sosial manusia dan masyarakat hidup, berubah dan
berkembang dari cara mereka membuat barang-barang material
untuk memenuhi kebutuhannya.
b. Kesadaran sosial, yaitu ide, gagasan, dan pikiran yang ada pada
manusia yang lahir dari keadaan sosial.
c. Ideologi sosial, adalah bangunan atas suatu masyarakat, yaitu sistem
keyakinan yang dianut oleh suatu masyarakat tertentu. Ideologi itu
berdasarkan pada basis.
d. Perjuangan sosial ialah tindakan masyarakat untuk mengubah sistem
sosial yang berlaku sesuai dengan perkembangan tenaga produktif
masyarakat
e. Perubahan sosial, bergantinya sistem politik dan sosial suatu
masyarakat, pada umumnya melalui revolusi.
f. Pimpinan sosial, dalam perkembangan sejarah masyarakat, setiap
kelompok manusia ada yang menjadi pemimpin dan ada yang
menjadi pengikut (massa). Pemimpin dan massa merupakan satu
kesatuan utuh yang tidak dapat terpisahkan.

4. Fungsi-fungsi filsafat pendidikan IPS

a. IPS sebagai Transmisi Kewarganegaraan


IPS sebagai program pendidikan pelestarian kebudayaan
suatu bangsa sudah sada sejak adanya manusia itu sendiri, model ini
berkembang tahun 1960an. Dalam berbagai literatur program

4
pendidikan citizenship transmission dilakukan dengan memberikan
contoh-contoh dan pemakaian cerita yang disusun untuk
mengajarkan kebijakan, cita-cita luhur suatu bangsa, dan nilai-nilai
kebudayaan. Program pendidikan yang seperti ini banyak dilakukan
dalam pembelajaran IPS yang membahas kompetensi sejarah, dan
pendidikan kewarganegaraan. Tujuan yang hendak dicapai dari
citizenship transmission adalah sebagai berikut:
• Pengembangan pengertian patriotism
• Pengembangan pengertian dasar dan apreasiasi terhadap nilai-
nilai bangsa, lembaga dan praktik-praktik.
• Memberi inspirasi pada integrasi pribadi dan bertanggung jawab
warga negara.
• Membentuk pengertian dan apresiasi terhadap nenek moyang
bangsa.
• Mendorong partisipasi demokrasi aktif.
• Membantu murid-murid mendapatkan kesadaran akan
problema-problema sosial.
• Pengembangan dan mempertontonkan cita-cita yang
diinginkan, sikap-sikap, dan keterampilan bertingkah laku yang
sangat diperlukan dalam hubungan baik pribadi-pribadi dengan
yang lain.
• Untuk mengerti dan memahami sistem ekonomi yang bebas.

b. IPS sebagai Pendidikan Reflektif


Pendidikan rekflektif bukan sekedar mengajarkan disiplin
ilmu pengetahuan dan pemidahan nilai secara akumulatif, tetapi
kurikulum sekolah harus berpegang kepada kebutuhan dan minat
murid sekolah, tidak perlu berusaha untuk memindahkan segudang
pengetahuan yang tidak perlu dan tidak relevan, mereka harus
menjadi pendorong murid untuk hidup lebih efektif dalam kemelut
zamannya. Pendidikan tidak hanya mempersiapkan kehidupan

5
dewasa, pengalaman-pengalaman edukatif sekarang ini sangatlah
penting. Cara terbaik untuk melatih dan mempersiapkan sikap
kewarganegaraan untuk masa mendatang adalah dengan membekali
kesempatan-kesempatan untuk mempraktikan citizenship pada
waktu ini. Oleh karena itu, pendidikan IPS harus mengajarkan
kejadian-kejadian mutakhir dan decision making serta pengalaman
masa lalu. Dengan demikian pendidikan IPS diharapkan dapat
mengembangkan konsep revolusioner tentang studi-studi sosial.
c. IPS sebagai Kritik Kehidupan Sosial
Pendidikan IPS sebagai media pengembangan kritisme murid agak
jarang dilakukan oleh guru, disamping karena takut salah dan kena
sangsi, juga relatif sulit. Pendidikan model ini lebih pada pendidikan
kontroversional issue dan pendidikan yang mengutamakan
pengembangan kemampuan pengetahuan dan memupuk keberanian
mengemukakan pendapat atau argumen. Untuk itu, pendidikan IPS
harus dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis dengan
berbagai metode pemecahan masalah.
d. IPS sebagai pengembangan pribadi seseorang
Pengembangan pribadi seseorang melalui pendidikan IPS tidak
langsung tampak hasilnya, tetapi setidaknya melalui pendidikan IPS
akan membekali kemampuan seseorang dalam pengembangan diri
melalui berbagai keterampilan sosial dalam kehidupannya.
Pendidikan IPS disini harus membekali siswa tentang pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai, sehingga semua itu dapat membentuk
citra diri siswa menjadi manusia yang memiliki jati diri yang mampu
hidup di tengah masyarakat dengan damai, dan dapat menjadikan
contoh teladan serta memberikan kelebihannya pada orang lain.

6
B. Ideologi Sosialis Komunis
1. Pengertian Ideologi Secara Umum
Kata ideologi berasal dari bahasa Greek terdiri dari kata ‘idea’ dan
‘logia’. Idea berasal dari kata ‘idein’ yang berarti melihat atau suatu rencana
yang dibentuk/dirumuskan di dalam pemikiran. Jadi ideologi menurut arti
kata adalah pengucapan dari yang terlihat atau pengutaraan apa yang
terumus di dalam pikiran sebagai hasil dari pemikiran. Secara definitif,
ideologi banyak ragamnya. Ideologi menurut The Advence Learner’s
Dictionnary adalah suatu sistim dari pada idea-idea atau hasil pemikiran
yang telah dirumuskan untuk teori politik atau ekonomi.
Ideologi menurut The Wbster’s New Collegiate Dictionary adalah:
1. cara hidup (tingkah laku) atau hasil pemikiran yang menunjukkan sifat-
sifat tertentu dari pada seorang individu atau sesuatu kelas; 2. Pola pikiran
mengenai pengembangan pergerakan atau kebudayaan (Sukarna, 1981).
Selain itu, Soejono Soemargono (1986) dalam Slamet Sutrisno (1986)
secara umum mengartikan ideologi adalah sekumpulan keyakinan-
keyakinan, kepercayaan-kepercayaan, gagasan-gagasan yang menyangkut
serta mengatur tingkah laku sekelompok manusia tertentu dalam berbagai
bidang kehidupan. Bidang kehidupan itu secara garis besar ada lima hal
yaitu bidang politik (termasuk di dalamnya bidang pertahanan/keamanan),
sosial, ekonomi, kebudayaan, dan keagamaan. Namun berbagai hal variasi
definisi ideologi itu, yang jelas ideologi adalah hasil dari suatu kegiatan
pemikiran dan di dalam kegiatan pemikiran itu selalu menggunakan ratio.
Immanuel Kant (1724-1804) seorang filosof Jerman mengemukakan
bahwa ratio manusia itu di dalam kegiatan pemikirannya terbagi dua yaitu:
Reinen Vernunft atau pure reason atau pikiran murni, dan practische
Vernunft atau practical reason atau pikiran praktis. Pure reason dalam
kegiatannya bersifat metaphysis yaitu keluar jagat raya sehingga sampai
kepada Lex Devina yaitu Tuhan yang menciptakan alam semesta dan
manusia. Sedangkan practical reason dalam kegiatannya bertalian dengan
experience atau pengalaman di mana pengalaman itu tidak terlepas dari

7
panca indera manusia. Dengan menggunakan teori Immanuel Kant itu maka
dalam ideologi sebagai hasil pemikiran manusia dalam bidang
kehidupannnya, tidak akan dapat lepas terhadap kepercayaan adanya yang
Maha Ghaib, yaitu Tuhan yang Maha Esa dan terlepas dari pengalaman-
pengalaman yang telah dialami manusia pada masa silam dan masa
sekarang.
Sebenarnya sesuatu ideologi itu walaupun berasal dari pada hasil
pemikiran seseorang atau lebih, pada kenyataannya tidak terlepas dari pada
kenyataan yang hidup dalam masyarakat, bahkan pemikir itu tadi tidak akan
dapat hidup dalam masyarakat. Jadi sesuatu pemikiran itu menunjukkan
kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Tetapi masyarakat itu sendiri
dipengaruhi oleh hasil pemikiran itu sendiri. Jadi tidak benar seperti
dikemukakan oleh sesuatu ideologi (Marxisme-Leninisme) yang
menyatakan bahwa pemikiran manusia itu hanya ditentukan oleh keadaan
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari sesuatu kenyataan dimana ideologi
Marxisme-Leninisme berasal dari pengaruh masyarakat, yang pada
akhirnya mempengaruhi bahkan mengubah masyarakat itu sendiri. Yang
benar adalah pengaruh mempengaruhi antara masyarakat dengan pikiran
dan antara pikiran atau idea-idea dengan masyarakat. (Sukarna, 1981).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian ideologi adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan cita-cita yang
terdiri atas seperangkat gagasan-gagasan atau pemikiran manusia mengenai
cita- cita politik, doktrin atau ajaran, nilai-nilai yang berhubungan dengan
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Definisi Ideologi Sosialis Komunis


Penggunaan kata sosialisme muncul pada tahun 1830 di Prancis,
sedangkan kata. Komunisme merupakan suatu cabang dari sosialisme yang
lebih radikal, yang menuntut penghapusan semua hak milik pribadi dan
kesamaan konsumsi. Keadaan yang baik menurut para penggiat komunis
pada saat itu adalah kebaikan yang bukan berasal dari pemerintah tetapi

8
berasal dari perjuangan mereka sendiri. Komunisme dalam arti sempit atau
dalam ilmu sosial dapat diartikan sebagai kumpulan doktrin-doktrin yang
berasal dari Karl Marx atau sering disebut sebagai doktrin Marxis. Doktrin
Marxis berisikan tentang kritikan terhadap teori liberal serta teori
kapitalisme, dan berisikan tentang suatu perjuangan masyarakat kelas buruh
untuk melahirkan suatu masyarakat baru yang terbebas dari kemiskinan,
tanpa kelas, tanpa institusi yang menindas, serta tanpa pembagian kerja
yang tidak adil.
Selain itu, pengertian komunis secara terminologi dalam ilmu sosial
diartikan sebagai antologi doktrin-doktrin Marxis yang berupa kritik
terhadap kapitalisme dan teori liberal dengan mengupayakan revolusi dari
kaum proletariat yang nantinya akan menciptakan konsepsi masyarakat baru
atau yang biasa disebut dengan masyarakat komunis. Masyarakat komunis
merupakan masyarakat dengan kehidupan yang independen dari
kemelaratan, tanpa kelas sosial, minus akan kesenjangan pembagian kerja,
tanpa otoritas lembaga yang menjadi alat paksaan dan superioritas antar
kelas sosial (Rachmawati dalam Adam dan Jessica, 2004:137).
Dalam Buku Ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi) (2021) karangan Zulfikar Putra dan
H. Farid Wajdi, ideologi komunisme memiliki lima ciri, yakni:
a. Komunisme mengajarkan tentang teori perjuangan kelas
Artinya penganut komunisme akan memperjuangkan kelas atau
kelompoknya. Contoh kaum proletariat yang melawan kaum kapitalis
atau tuan tanah.
b. Kepemilikan barang menjadi milik bersama
Salah satu ciri yang paling dikenal dari komunisme adalah kepemilikan
barangnya secara komunal atau umum. Penganut komunisme tidak
membiarkan seseorang memiliki hak milik pribadi atau menguasai
barangnya.
c. Kepentingan kelompok lebih penting

9
Dalam paham komunisme, kepentingan individu tidaklah penting karena
mereka lebih mengutamakan kepentingan bersama, yakni negara atau
kelompoknya.
d. Revolusinya menjalar ke seluruh dunia
Salah satu doktrin komunis ialah the pemanent atau continuous
revolution (revolusi secara terus menerus). Revolusi dari paham ini
menjalar ke seluruh dunia, sehingga sering disebut go international.
e. Sistem ekonomi komunis
Artinya, kaum komunis menganut sistem ekonomi komunis dimana
sistem perekonomian yang menjadikan pemerintah sebagai pengatur
seluruh sumber aktivitas perekonomian. Paham komunisme tidak
memperbolehkan individu atau suatu kelompok memiliki kekayaan
pribadi, sehingga kehidupan ekonominya bergantung kepada pemerintah.
Seluruh industri perekonomian kecil hingga yang besar, dimiliki
sepenuhnya oleh pemerintah. Seluruh perintah perekonomian di negara
penganut komunisme dibuat oleh pemerintah pusat.
Sistem ekonomi ini bersifat totaliter dan pemerintah yang menentukan
segalanya, mulai dari lokasi penempatan kerja hingga apa yang harus
dikonsumsi. Selain itu, dalam sistem ekonomi komunis, tidak ada hak
milik pribadi, orang tidak diperbolehkan memilih pekerjaannya, seluruh
perusahaan merupakan milik negara atau tidak ada perusahaan swasta,
dan harganya juga dikendalikan langsung oleh pemerintah atau negara.
Contoh penerapan Ideologi komunisme diterapkan di beberapa negara
seperti Republik Rakyat Tiongkok, Korea Utara, Kuba, Laos dan
Vietnam. Contoh penerapan ideologi ini di antaranya segala sumber daya
alam, produksi dan manusia, dikuasai oleh negara.

C. Keterkaitan Ideologi Sosialis Komunis dengan Pendidikan IPS

Ideologi komunis sesungguhnya bukanlah hal asing bagi Indonesia


karena pada orde lama dan orde baru Indonesia menganut ideologi ini yang
kemudian tumbang. Sosialis komunis adalah ideologi yang berkembang dari

10
paham marxisme. kaitannya dengan pendidikan, ideologi tidak akan terlepas di
dalam dunia pendidikan. Pada negara-negara yang bercorak sosialis-komunis,
pendidikan diarahkan untuk memenuhi kepentingan-kepentingan masyarakat
yang bercorak sosialis-komunis. Di Indonesia sendiri, dengan sistem nilai
budaya yang dikembangkan saat ini, pendidikan dijadikan sebagai pengarah
pemahaman serta apresiasi terhadap sistem nilai dan budaya bangsa.

Kemudian, kaitannya dengan pendidikan IPS, disini pendidikan IPS


memiliki fungsi penting juga terhadap ideologi-ideologi yang berkembang pada
saat ini. Dalam hal ini, pendidikan IPS memiliki tiga macam fungsi, yaitu (1)
yang pertama fungsi konservatif yakni berfungsi untuk menjaga dan
melestarikan eksistensi sistem sosial-kultural, (2) fungsi progresif berfungsi
untuk menumbuhkan inisiatif dan tanggung jawab kepada peserta didik untuk
memajukan kehidupan sosial dan budaya masyarakat, dan (3) mengembangkan
kemampuan intelektual individu. Kaitannya dengan sistem sosialis-komunis,
berdasarkan sejarah indonesia juga pernah menganut paham tersebut, maka
pendidikan IPS disini memiliki fungsi penting dalam menjaga dan melestarikan
eksistensi sistem sosialis-komunis yang telah sedari dulu ada di Indonesia

D. Peran Filsafat Pendidikan IPS dan Ideologi Sosialis Komunis


1. Peran filsafat Pendidikan IPS
Setiap cabang ilmu pendidikan bertujuan menggambarkan secara
sistematis dan cermat konteks empiris aspek-aspek yang relevan dengan
pendidikan. Filsafat ilmu pendidikan dibedakan dalam 4 macam, yaitu
berdasarkan aspek ontologi, epistemologi, metodologi, dan aksiologi. Filsafat
pendidikan IPS pada dasarnya tidak berbeda dengan filsafat-filsafat ilmu
pendidikan lainnya karena filsafat pendidikan IPS ini juga merupakan filsafat
pendidikan, yaitu praktik tentang pendidikan ilmu-ilmu sosial agar seseorang
mampu memahami masalah-masalah sosial dan dapat mengatasinya serta
mengambil keputusan yang tepat terhadap masalah yang dihadapi dalam
kehidupannya. IPS sebagai cakupan dari studi sosial yang memiliki konsep
dasar untuk mengembangkan nilai-nilai sikap, pengetahuan, pemahaman,

11
serta keterampilan dan proses yang diperlukan bagi seseorang untuk menjadi
warga negara yang aktif dan bertanggung jawab, terlibat dalam proses
demokrasi dan menyadari kapasitas mereka untuk melakukan perubahan di
komunitas, masyarakat, dan dunia mereka. Peran filsafat pendidikan IPS,
berdasarkan :
a. Aspek ontologi yaitu memberikan landasan teoritis-filosofis bagi
pendidikan IPS dasar tentang apa saja bidang studi atau objek kajian
pendidikan IPS dalam rangka pembentukan dan pengembangan body of
knowledge: (1) Pendidikan IPS sebagai disiplin ilmu; dan (2) Pendidikan
IPS sebagai program pendidikan terpadu.
b. Aspek epistemologi, memberikan landasan teoritis-filosofis bagi
pendidikan IPS dasar tentang bagaimana proses atau metode berpikir
dalam pembentukan, penyampaian, dan penyiapan batang tubuh
pengetahuan tentang “kebenaran” pendidikan IPS sebagai disiplin dan
program pendidikan. “Kebenaran” yang dicari dalam pendidikan IPS
adalah kebenaran yang tidak dapat dipisahkan dari masalah praktis yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat, dan aktivitas dasar manusia
dalam “tiga lingkaran sentral” pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
c. Aspek aksiologi, memberikan landasan teoritis-filosofis bagi pendidikan
IPS dasar tentang manfaat, esensi penggunaan teoritis dan praktis
pendidikan IPS sebagai disiplin dan program pendidikan terpadu. Secara
aksiologis, struktur konseptual dan sintaksis Pendidikan IPS harus sesuai
dengan sasaran/tujuan yang dipilih dan disepakati (sebagai suatu disiplin
atau program pendidikan) yaitu yang relevan untuk setiap jenjang
pendidikan.
2. Peran Ideologi Sosialis Komunis
Adanya ideologi sosialis pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat dengan hak milik bersama pada setiap faktor produksi agar
produksi tidak lagi dikuasai oleh orang-orang atau suatu lembaga swasta
tertentu. Ideologi sosialis mengutamakan kepentingan bersama dalam

12
persamaan serta kesamaan dalam menjalani kehidupan demi terwujudnya
kerukunan dan kemakmuran rakyat. Nilai-nilai utama yang dapat diambil
dalam ideologi sosialisme adalah kesamaan, kerjasama, gotong royong, dan
peduli.
Dalam lingkungan masyarakat, peranan ideologi sosialism ini dimana
dapat menyerukan persamaan hak bagi semua lapisan, golongan, dan kelas
masyarakat dalam menikmati kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran.
Sebelumnya, ideologi sosialisme lahir dari pemberontakan rakyat yang jenuh
dengan adanya suatu golongan yang menguasai kegiatan ekonomi, sehingga
menimbulkan adanya dua kelas yang berbeda di tengah-tengah masyarakat.
Dengan ketiadaan kelas sosial ini, diharapkan dapat menumbuhkan rasa
simpati dan empati diantara warga negara yang satu dengan warga negara
lainnya. Adanya rasa empati serta simpati merupakan suatu bukti dari
kepedulian di tengah masyarakat. Kepedulian ini juga diharapkan dapat
mewujudkan masyarakat yang tertib dan aman.
Selain itu ideologi sosialisme menghilangkan adanya segala bentuk
diskriminasi, sebab sosialisme ini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
berpegang prinsip pada kesederajatan atau pemerataan. Artinya, dalam suatu
penyelenggaraan negara, hal yang diutamakan adalah kesederajatan serta
pemerataan, sehingga segala bentuk diskriminasi ataupun pembedaan
perlakuan tidak diizinkan terjadi. Selain itu peran ideologi sosialisme juga
dapat menghapus suatu kemiskinan dan penghisapan orang/masyarakat kecil
sebab adanya pengorganisasian produksi oleh negara, serta dapat
mewujudkan keadilan dalam ekonomi. Tugas negara adalah dimana
mengamankan sebanyak mungkin faktor produksi untuk kesejahteraan
seluruh rakyat dan bukan terpusat pada kesejahteraan pribadi.
Sedangkan Ideologi Komunisme merupakan paham atau ideologi yang
mengacu pada sistem sosial ekonomi, didasarkan pada kepemilikan komunal
(bersama) serta produksi barang, baik di lingkup pemerintahan atau
kehidupan. Tujuan dari adanya ideologi komunis untuk menggantikan
kepemilikan pribadi dan ekonomi berbasis keuntungan dengan kepemilikan

13
publik dan kontrol komunal setidaknya atas alat produksi utama (misalnya
tambang dan pabrik) dan sumber daya alam.
Dalam ideologi komunisme ini telah mengajarkan tentang teori
perjuangan kelas, dimana pihak-pihak atau masyarakat akan selalu
memperjuangkan kelas atau kelompoknya. Ideologi komunisme telah
mengajarkan bahwa kepentingan kelompok lebih penting daripada
kepentingan individu (lebih mengutamakan kepentingan bersama). Selain itu
juga ideologi komunisme tidak membiarkan seseorang memiliki hak milik
pribadi atau menguasai barangnya, dimana suatu kepemilikan barang menjadi
milik bersama atau kepentingan barangnya secara komunal/umum.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat Pendidikan IPS yang merupakan filsafat praktik pendidikan,
yaitu praktik tentang pendidikan ilmu-ilmu sosial agar peserta didik mampu
memahami masalah-masalah sosial dan dapat mengatasinya serta mengambil
keputusan yang tepat terhadap masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.
Dalam ideologi sosialis komunis, dimana sebuah ideologi yang mengutamakan
kepentingan dan kepemilikan bersama dalam persamaan serta kesamaan dalam
menjalani kehidupan demi terwujudnya suatu kerukunan dan kemakmuran
rakyat atau masyarakat. Keterkaitan ideologi sosialis komunis dengan
Pendidikan IPS yaitu suatu ideologi tidak akan terlepas didalam dunia
pendidikan, pendidikan diarahkan untuk memenuhi kepentingan-kepentingan
masyarakat yang bercorak sosialis-komunis.

Pendidikan IPS disini juga memiliki fungsi penting dalam menjaga


dan melestarikan eksistensi sistem sosialis-komunis. Adapun peranan filsafat
pendidikan IPS yaitu yang didasarkan pada tiga aspek yaitu ontologi,
epistemologi, dan aksiologi yang masing-masing memiliki landasannya
tersendiri. Selain itu mengenai peranan ideologi sosialis komunis diantaranya
dapat menyerukan persamaan hak bagi semua lapisan, golongan, dan kelas
masyarakat; menumbuhkan rasa simpati dan empati diantara rakyat atau warga
masyarakat; menghilangkan segala bentuk diskriminasi; mengajarkan tentang
teori perjuangan kelas bahwa kepentingan kelompok lebih penting daripada
kepentingan individu; dan tidak membiarkan seseorang memiliki hak milik
pribadi atau menguasai barangnya, sebab kepemilikan barang menjadi milik
bersama atau kepentingan barangnya secara komunal/umum.

B. Saran
Dalam penulisan ini, hendaknya digunakan untuk memperdalam
pengetahuan mengenai keterkaitan filsafat serta ideologi pembelajaran IPS.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan dampak positif

15
terhadap pembaca khususnya mengenai wawasan yang terkait dengan filsafat
Pendidikan IPS dan ideologi sosialis komunis.

16
DAFTAR PUSTAKA

Brameld, Theodore. 1999. Philosophies of Education in Culture Perspective. 4th


edition. New York: The Oryden Press.

Djamal, M. (2018). Pendidikan dan Rekontruksi Budaya. Dalam Jurnal Pendidikan


Surya Edukasi. Vol 4. No 1: 48-61.

Djumberansyah, Indar. 1994. Filsafat Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama.

Herlina. (2022). “Pentingnya Peran Filsafat Ilmu Terhadap Pendidikan Ilmu


Pengetahuan Sosial”. Jurnal Filsafat Ilmu, 1 (1): 54-62.

Maulana Muhammad. (2022). “Peran Sebuah Filsafat Dalam Keterkaitannya Erat


Dengan Perkembangan Terhadap Pembelajaran Sebuah Ilmu Pendidikan
IPS”. Jurnal Filsafat Ilmu 1 (1): 130-138

Mudyahardjo, Redja. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

Muhdi, Ali, dkk. 2012. Merevitalisasi Pendidikan Pancasila Sebagai Pemandu


Reformasi. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press

Rachmawati, F. (2020). Kritik terhadap Konsep Ideologi Komunisme Karl Marx.


Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI), 1(1), 66-78.
https://doi.org/10.22373/jsai.v1i1.424

Salahudin, Anas. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Soeprapto, Sri. 2013. Landasan Aksiologis Sistem Pendidikan Nasional Indonesia


dalam Prespektif Filsafat Pendidikan. Dalam Cakrawala Pendidikan. No. 2:
266-276.

Wikandaru, R., & Cahyo, B. (2016). Landasan Ontologis Sosialisme. Jurnal


Filsafat, 26(1), 112. https://doi.org/10.22146/jf.12627

Yati, R. (2022). Filsafat Ilmu dan Peranannya Terhadap Pendidikan IPS. Tugas
Mata Kuliah Mahasiswa, 1(1), 242-250.

17

Anda mungkin juga menyukai