Disusun oleh:
UNIVERISTAS MATARAM
MATARAM
2023
i
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK..................................................................................................... .viii
iv
3.6 Rancang Bangun Bahan ………………………………………….. 14
BAB V. PENUTUP……………………………………………………………. 21
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1, Grafik sumber daya minyak dan gas bumi tahun 2018, direktorat
jenderal minyak dan gas bumi ............................................................................1
Gambar 6, Bagan alir pada tabung 1 pada alat A shifter mover ..........................18
Gambar 7, Bagan alir pada tabung 2 pada alat A shifter mover ..........................18
vi
DAFTAR TABEL
vii
A SHIFTER MOVER: INOVASI PENGHASIL BIOGAS KE GAS
PROTABLE DARI LIMBAH FASES SAPI BERBASIS MANOMETER
TANK GUNA MENINGKATKAN PRODUKSI GAS DI LOMBOK
TENGAH
Abdul Rohim, Muhammad Jaelani, Lalu Sulthonul Azmi
UNIVERSITAS MATARAM
ABSTRAK
Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai potensi renewable energy kedua
tertinggi, adapun potensi kedua tertinggi di wilayah Nusa Tenggara Barat
khususnya pada kabupaten Lombok tengah terletak pada biogas. Secara umum
peternak sapi yang terdapat di kabupaten lombok tengah belum dapat
memanfaatkan limbah fases sapi secara optimal. Dapat dilihat saat ini pemanfaatan
limbah fases sapi masih sangat terbatas hanya pada pembuatan pupuk organik saja
dan bahkan tidak dimanfaatkan sama sekali. Padahal ketika limbah fases sapi dapat
dimanfaatkan secara optimal seperti halnya menjadi produk tepat guna salah
satunya biogas menjadi gas portable akan dapat memberikan manfaat yang lebih
besar mengingat akan kebutuhan migas untuk saat ini sangat terbatas. Industri
minyak dan gas bumi (migas) memiliki peran yang sangat penting terhadap
pendapatan pemerintah dan perekonomian lokal. Namun, seiring berjalannya waktu
penggunaan gas bumi semakin tinggi. Pada tahun 2018 mampu memproduksi 2,9
juta gas bumi, hal ini berdampak pada harga gas LPG (Portable) yang akan
semakin mahal sehingga perlu adanya energi terbarukan yang dapat menggantikan
gas bumi yaitu biogas. Maka dari itu untuk mengoptimalkan potensi biogas dari
limbah fases sapi tersebut maka dibangun A Shifter Mover dengan type gester
dengan 2 tabung inti dengan ukuran tabung 1 berukuran 6 m3 dengan daya gas yang
dihasilkan 2400 L dan tabung kedua dengan ukuran 3 m3 dengan daya hasil gas
1200 L.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 1, Grafik sumber daya minyak dan gas bumi tahun 2018, direktorat jenderal minyak dan
gas bumi
Dari hal tersebut dapat dilihat gas bumi merupakan energi yang paling banyak
digunakan di Indonesia setelah minyak bumi dan batu bara. Gas alam memiliki
peran utama dalam peraturan energi Indonesia. Pemerintah menggencarkan
penggunaan gas yang ada di dalam negeri, termasuk proses pembangunan
infrastruktur gas bumi (Pipa dan LPG/CNG/LNG) untuk membujuk industri yang
1
ada di dalam negeri dan bisa menjaga kebersihan lingkungan. (Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, 2018).
Produksi gas bumi yang pada tahun 2018 sebesar 2,9 juta MMSCF terutama
digunakan untuk memenuhi konsumsi domestik di sektor bahan baku dan/atau
energi, pembangkit listrik, gas perkotaan (rumah tangga) dan komersial) dan lift
gas, sedangkan sebesar 1,7 juta MMSCF. Selain itu, gas bumi juga digunakan
sebagai komoditas ekspor dengan nilai hingga 1,2 juta MMSCF dalam bentuk LNG
dan gas pipa. Pangsa ekspor (pipa dan LNG) dalam total produksi gas bumi, yang
50% pada 2009, turun menjadi 40% pada 2018. Gas alam primer juga mencakup
kebutuhan LPG, dari proses produksi kilang LPG dan impor LPG. Konsumsi LPG
yang mencapai 7,5 juta ton pada tahun 2018 dipenuhi oleh produksi LPG dalam
negeri sebesar 2 juta ton (26%) dan impor sebesar 5,5 juta ton (74%). Keberhasilan
program Minyak Tanah-LPG berarti konsumsi LPG terus meningkat dan pasokan
LPG dari kilang dan kilang LPG dalam negeri terbatas. (Tim Sekretaris Dewan
Energi Nasional, 2019).
Kendati dari hal tersebut di pasar, untuk gas lpg 3 kg, pemerintah telah
menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp. 14.800/tabung. Harga ini
merupakan harga yang harus diterima oleh masyarakat sebagai konsumen akhir.
Namun kenyataannya harga di masyarakat lebih tinggi dari harga yang diatur,
sangat sedikit bahkan hampir tidak ada yang mampu membayar harga gas lpg 3kg
seharga Rp. 15.000 Jika dibulatkan menjadi 14.800 atau Rp. 15.000/tabung.
Bahkan, masyarakat cenderung mematok harga sekitar Rp.18.000. hingga
20.000/tabung. Selain itu, terjadi kelangkaan gas lpg 3 kg ini pada waktu-waktu
tertentu, sehingga harga yang diterima masyarakat umum sebagai konsumen akhir
bisa mencapai Rp. 20.000 hingga 22.000 per tabung (Effendi,2017).
Biogas adalah metana dan karbon dioksida, biogas yang berpotensi untuk
digunakan sebagai sumber energi terbarukan. Hal ini disebabkan kandungan
metana (CH4) yang tinggi dan nilai kalor yang tinggi, yaitu berkisar antara 4800
hingga 6700 kkal/m3 (Achinas et al., 2017). Sementara metana hanya memiliki satu
karbon di setiap rantai, itu membuat pembakaran lebih ramah lingkungan. Biogas
adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, sangat mudah terbakar. Biogas dapat
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, pembangkit listrik atau sebagai
2
alternatif pengganti LPG. Penggunaan biogas lebih aman daripada gas LPG.
Misalnya, jika terjadi kebocoran pada pipa atau tangki bensin, tidak akan terjadi
kebakaran atau ledakan karena gas yang dikeluarkan akan cepat menguap. Dengan
kata lain, biogas yang diperoleh dari kotoran sapi bisa disebut bahan bakar yang
aman. Biogas juga dapat digunakan sebagai sumber energi untuk menghasilkan
listrik. Sisa kotoran sapi yang digunakan untuk menghasilkan biogas juga dapat
digunakan sebagai pupuk organik untuk pertanian atau operasi pertanian (Wardana
et al., 2021).
Maka dari itu diperlukan sebuah inovasi baru yang dapat memberikan energi
terbarukan guna mendukung ketersediaan dan keterjangkauan biogas untuk
menjamin kesejahteraan masyarakat, maka penulis mempersembahkan “A shifter
mover: inovasi penghasil biogas ke gas protable dari limbah fases sapi berbasis
manometer tank guna meningkatkan produksi gas di lombok” sehingga dapat
menghasilkan gas portable yang aman dan harga yang cukup terjangkau untuk
memberdayakan Feses Sapi menjadi Biogas.
3
1.4 Manfaat kepenulisan
Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada beberapa
pihak terkait, antara lain:
1. Pemerintah
Diharapkan dengan dibuatnya karya tulis ini, pemerintah dapat lebih peduli
terhadap penanganan limbah fases sapi menjadi hal yang lebih bermanfaat. Selain
itu dengan dibuatnya alat shifter mover ini diharapkan dapat membantu pemerintah
dalam mewujudkan pengembangan potensi lokal yang berkelanjutan guna
mendukung SDGs 2030.
2. Masyarakat
Memberikan pemahaman mengenai cara pemanfaatan limbah fases sapi menjadi
produk yang lebih berguna dengan bantuan teknologi yang tepat sasaran, serta
masyarakat dapat mendapatkan produk biogas secara aman dan terjangkau.
3. Penulis
Dari karya ini diharapkan tentu penulis akan mendapatkan wawasan dan
kreatifitas yang lebih serta dapat memenuhi Tri Dharma Perguruan Tinggi
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
pada penelitian ini bertujuan untuk pembinaan masyarakat dalam
pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas dengan alat sederhana di sekitar
sehingga didapatkan hasil Instalasi biogas dengan kotoran sapi telah
berhasil dilakukan dengan terbentuknya gas dan kompor yang sudah dapat
digunakan.
6
tersebut juga mengubah senyawa berantai pendek menjadi alcohol, asam organic,
asam amino, dan karbon dioksida, hydrogen sulfida, dan sedikit gas metana. Tahap
ini 𝐶6 𝐻12 𝑂6 2𝐶2 𝐻5 𝑂𝐻 + 2𝐶𝑂2 + 2ATP (-118 kJ per mol) termasuk reaksi
eksotermis yang menghasilkan energi.
c. Tahap Pembentukan Gas Metana (Methanogenesis)
Pada tahap ini, bakteri Methanobacterium omelianski mengubah senyawa hasil
proses asidifikasi menjadi metana dan 𝐶𝑂2 dalam kondisi anaerob. Proses
pembentukan gas metana ini termasuk reaksi eksotermis.
𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂− + 𝐻 + 𝐶𝐻4 + 𝐶𝑂2 (-36 kJ per mol)
Tahap-tahap reaksi pembentukan secara biologis dan kimia pada fermentasi
anaerob dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
7
rendah, nitrogen akan bebas dan berakumulasi dalam bentuk amoniak (NH4). NH4
akan meningkatkan derajat PH bahan dalam digester.
b. Pengadukan
Pengadukan dilakukan guna menjaga agar tidak terjadi pengendapan pada dasar
digester yang berupa partikel padat. Apabila bahan terlalu pekat, maka aliran gas
yang ada pada dasar digester akan terhambat oleh adanya partikel padat yang
terdapat pada dasar digester. Sehingga mengakibatkan produksi gas yang dihasilkan
akan berkurang.
c. Proses Fermentasi
Proses fermentasi atau proses pencernaan mengacu berbagai reaksi dan interaksi
yang terjadi di antara bakteri methanogen dan bakteri non-methanogen dan bahan
yang diumpamakan ke dalam pencerna sebagai input.
d. Nilai pH
Produksi biogas dapat dikatakan apabila nilai PH yang terdapat pada campuran
input digester mencapai kisaran 6 dan 7. Waktu di dalam digester merupakan fungsi
dari derajat keasaman pH dalam digester. Ketika awal fermentasi, bakteri
pembentuk asam akan memproduksi jumlah asam organik yang besar, nilai pH
yang terdapat pada digester mampu mencapai di bawah 5. Dengan nilai asam yang
rendah dapat menghentikan proses pencernaan atau proses fermentasi. Karena
bakteri methanogenetic tidak mampu hidup dengan nilai pH dibawah 6,
dikarenakan bakteri tersebut sangat peka terhadap pH.
e. Suhu
Saat bakteri metanogenetik pada kondisi tidak aktif dengan kondisi suhu tinggi
ataupun rendah. Suhu optimum yaitu 35o C. Ketika terjadi penurunan suhu udara
mencapai 10o C maka produksi biogas akan terhenti.
f. Waktu didalam Digester
Waktu didalam digester rata-rata periode waktu pada saat bahan baku masih
berada didalam digester dan pada saat bakteri metanogen melakukan proses
fermentasi. Waktu tinggal dihitung dengan pembagian volume total dari digester
oleh volume input yang ditambah setiap hari serta suhu minimal 35o C.
g. Laju Pengisian
8
Laju pengisian adalah jumlah bahan baku yang diberikan kedalam digester per
unit dengan kapasitas per hari. Pada umumnya, 6 kg kotoran sapi per m3 volume
digester direkomendasikan pada suatu jaringan pengolahan kotoran sapi. Apabila
pemasukan bahan baku yang terlalu banyak, akan mengakibatkan terganggu nya
akumulasi asam dan produksi metana yang dihasilkan. Sebaliknya apabila
pengisian bahan baku yang diberikan pada digester terlalu sedikit, akan berakibat
produksi menjadi rendah.
4. Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Anaerobik Digestion
Semua proses-proses biologi dan kondisi lingkungan optimum adalah penting
untuk suksesnya operasi anaerobic digestion. Proses metabolisme mikroba
bergantung pada banyak parameter; sehingga parameter-parameter ini harus
dipertimbangkan dan dikendalikan dengan hati-hati dalam praktiknya. Selanjutnya,
keperluan lingkungan dari bakteri acidogenic berbeda dengan bakteri
methanogenic archaea seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 1, Kebutuhan Lingkungan Proses (Hari, et al., 2017)
Parameter Hidrolisis/Asidogenesis Methanogenesis
Suhu 25-350 C Mesofilik: 30 – 400 C
Thermofilik: 50 – 600 C
Ph 5.2 – 6.3 6.7 – 7.5
Rasio C:N 10 – 45 20 – 30
Redox Potential +400 – -300 Mv <-250 Mv
Rasio C:N:P:S 500:15:5:3 600:15:5:3
Trace Elemen Tidak special diperlukan Esensial: Ni, Co, Mo, Se
9
BAB III
METODE PENELITIAN
10
dan dideskripsikan secara rinci sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang telah
diuraikan pada rumusan masalah sebelumnya.
Mulai
Analisis Kelayakan
Evaluasi
Selesai
11
3.4 Variabel yang Digunakan
Pada tahap penentuan variabel penelitian, faktor-faktor peubah dijelaskan secara
singkat guna mempermudah pelaksanaan proses pengujian dari penelitian yang
dilakukan. Variabel yang digunakan dalam pengujian yaitu:
1. Variabel kontrol merupakan jenis variabel penelitian yang dibuat konstan.
Adapun variabel kontrol yang digunakan yakni dimensi tabung 1 dan 2,
diameter pipa, serta dimensi manometer tank.
2. Variabel bebas merupakan jenis variabel yang nilainya dibuat berubah-ubah
dan dapat mempengaruhi nilai variabel terikat. Adapun penggunaan
variabel bebas dijelaskan sebagai berikut:
a. Pada pengujian pertama, variabel bebas yang digunakan yaitu
volume kotoran sapi yang dimasukkan ke tabung 1 berubah-ubah,
sedangkan variabel temperatur penyimpanan alat dibuat tetap.
b. Pada pengujian kedua, variabel bebas yang digunakan yaitu
temperatur penyimpanan alat yang berubah ubah, sedangkan
variabel volume kotoran sapi dibuat tetap.
3. Variabel terikat merupakan jenis variabel penelitian yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Adapun variabel terikat yang digunakan pada pengujian
yakni tekanan biogas yang dihasilkan.
12
pencernaan hewan dari subfamili Bovinae lainnya yang banyak mengandung gas
metan. Gas metana (CH4) dari kotora sapi diperoleh dengan menyimpan kotoran
sapi pada sebuah wadah kedap udara selama satu minggu. Dengan bantuan
manometer tank kita dapat mengetahui gas metana yang sudah terbentuk. Gas ini
efeknya 25 kali lipat jika dibandingkan dengan karbondioksida (CO 2) sebagai
penyeab pemanasan global sehingga dengan pengolahan kotoran sapi menjadi
biogas ini dapat megurangi emisi tersebut. Biogas yang dihasilkan lalu di transfer
masuk ke tabung 2 untuk disimpan. Dengan bantuan manometer tank kita dapat
mengontrol tekana gas yang sudah terkumpul pada tabung 2 sehingga tidak
mengalami over capacity. Biogas ini bisa menadi bahan bakar digunakan pada
kompor dan bahkan bisa menjadi energi listrik dengan bantuan biodisel. Adapun
desain alat A Shifter Mover ditunjukkan pada gambar 3. 2.
Keterangan:
1. Rancangan A Shifter Mover
2. Evaluasi dan perbaikan alat lanjutan
13
3. Biogas yang dihasilkan besar
4. Komponen alat yang tepat guna dan murah
5. Diterapkan pada desa percontohan
6. Produksi Massal
7. Goals : Diaplikasikan untuk seluruh desa di Kabupaten Lombok Tegah bahkan
di Indonesiayang memiliki potensi kotoran sapi yang besar
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
kemasan yang portable agar mampu menggantikan gas elpiji dan harga yang cukup
terjangkau.
16
Terkumpulnya biogas pada
tabung 2
17
Gambar 8, Visualisasi 3D Shifter Mover
Pada tabung berwarna hijau adalah tabung 1 tempat pengolahan awal dari limbah
kotoran sapi dan tabung yang berwarna biru adalah tabung 2 tempat penyimpanan
biogas. Selain itu perlunya dijaga suhu pada tata letak bangunan instalasi berkisar
25-28o C (Simamora, 2006).
18
30kg = 0,46kg biogas
5.220kg = 2.401,2kg biogas
Jadi, rumus yang diatas menunjukkan bahwa dengan menggunakan alat ini
mampu menghasilkan gas sebanyak 2.401,2kg.
4.6 Analisis SWOT A Shifter Mover
1. Strength (Kekuatan/Kelebihan)
a. Mutu yang baik
b. Kontinuitas sebagai sumber energi alternatif
c. Harga yang lebih murah dibandingkan Gas LPJ
d. Dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
e. Adanya kelompok peternak sapi
2. Weakness (Kelemahan)
a. Biogas belum terlalu di kenal di lingkungan masyarakat.
b. Pendidikan peternak sapi relatif masih rendah.
c. SDM yang terampil masih kurang
3. Opportunity (Peluang)
a. Dapat mengganti energi.
b. Mengurangi ketergantungan terhadap pupuk anorganik.
c. Dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
d. Dapat mendorong berkembangnya sektor peternakan.
4. Threat (Ancaman)
a. Menjaga suhu pada alat agar tetap stabil.
b. Sikap masyarakat yang kurang peduli.
c. Adanya produk pengganti.
d. Harga elpiji subsidi relatif murah dan mudah di dapatkan.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
A Shifter Mover adalah alat digester yang dapat memudahkan mentransfer
biogas ke gas portable yang bertujuan untuk memeperbaiki perekonomian
masyarakat untuk membeli gas elpiji. A Shifter Mover mampu menghasilkan
biogas sebanyak 2.401,2kg dalam per hari. A Shifter Mover harus di taruh pada
suhu yang berkisar pada 25-30O C. Dengan daya hasil dari alat ini mampu menjadi
solusi untuk persiapan menghadapi resesi pada tahun 2023.
5.2 Saran
Saran dalam terwujudnya alat A Shifter Mover ialah mengoptimalkan sumber
daya agar penggunaan pada gas bumi berkurang guna mendukung SDGs point ke-
7. Adanya inovasi alat A Shifter Mover ini mampu menjadi referensi bagi akademisi
untuk penelitiannya.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Wahyuni, S., & MP, S. E. (2013). Biogas: Energi Alternatif Pengganti BBM, Gas
dan Listrik. AgroMedia.
Wardana, L. A., Lukman, N., Mukmin, M., Sahbandi, M., Bakti, M. S., Amalia, D.
W., ... & Nababan, C. S. 2021. Pemanfaatan Limbah Organik (Kotoran Sapi)
Menjadi Biogas dan Pupuk Kompos. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan
IPA, 4(1)
Widarsono, I. B. (2013). Cadangan dan produksi gas bumi nasional: sebuah analisis
atas potensi dan tantangannya. Lembaran Publikasi Minyak Dan Gas Bumi,
47(3), 115–126.
Yanawati, Y., Daut, I., Shafiqin, S. N., Pungut, I., Syatirah, M. N., Gomesh, N.,
Rafidah, A. R. S., & Haidar, N. (2012). Efficiency increment on 0.35 mm and
0.50 mm thicknesses of non-oriented steel sheets for 0.5 hp induction motor.
International Journal of Materials Engineering, 2(2), 1–5.
22
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Abdul Rohim
2 Program Studi/NIM S1-Perternakan/B1D021055
3 E-mail abdulrohman22042002@gmail.com
4 Nomor telepon/HP 087863991106
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 1 MASBAGIK SMPN 5
SMKN 2 SELONG
UTARA MASBAGIK
Jurusan Administrasi
- -
Perkantoran
Tahun masuk-
2008-2014 2014-2017 2017-2020
lulus
23
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Lalu Sulthonul Azmi
2 Instansi/Universitas Universitas Mataram
3 Program Studi/NIM Teknik Sipil/F1A019096
4 E-mail lalusulthonulazmi@gmail.com
5 Nomer Telepon/HP 087724025182
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 2 Rarang SMPN 1 Terara SMAN 1 Terara
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2008-2013 2014-2016 2017-2019
24
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muhammad Jaelani
2 Instansi/Universitas Universitas Mataram
3 Program Studi/NIM Kehutanan/C1L019068
4 E-mail Jheyjey1@gmail.com
5 Nomer Telepon/HP 087865561695
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 3 Lebah MTS Al-Ma’arif SMK Kehutanan
Sempaga NU Qamrul Huda Qamrul Huda
Jurusan - - -
Tahun Masuk-Lulus 2008-2013 2014-2016 2016-2019
25