Anda di halaman 1dari 31

TUGAS 2

PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI

Oleh :

Attarsyah Algifari 03021381621093


Zinedine Zidane Akbar 03021381621105
Deby Anugrah Pramana 03021381722085
Giofan Abdi Albhara 03021381722087
Harry Sabarno 03021381722091

KELOMPOK 3
KELAS A / KAMPUS PALEMBANG

Dosen Pembimbing :
RR. Yunita Bayuningsih, S.T., M.T.
NIP. 197803232008122002

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN DAN GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Kuasa, karena atas limpahan rahmat serta
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan.
Makalah ini bertujuan untuk membina  dan mengembangkan potensi mahasiswa dibidang
akademik, yang mengacu pada tri darma perguruan tinggi yaitu pendidikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemanfaatan Sumberdaya
Mineral dan Energi. selama penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat beberapa referensi
dari internet maupun beberapa kutipan.
Untuk itu, ucapan terimakasih tidak lupa kami sampaikan kepada dosen pembimbing
mata kuliah Pemanfaatan Sumberdaya Mineral dan Energi Ibu RR. Yunita Bayuningsih, S.T.,
M.T., yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini dan semua pihak terutama para
anggota kelompok yang dalam hal ini telah memberi sumbangsih dalam bentuk materi maupun
pemikiran sehingga dalam penyusunan makalah ini berjalan dengan lancar. Semoga makalah ini
dapat bermafaat bagi semua pihak khusnya bagi para pembaca dan penyusunan makalah ini.

Palembang, 17 November 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ............................................................................................... i
Daftar Isi .......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar belakang ........................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah ...................................................................................... 2
1.3. Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
2.1. Pengertian Minyak Bumi …………………............................................... 3
2.2. Sejarah Minyak Bumi ................................................................................ 6
2.3. Proses Pembentukan Minyak Bumi ........................................................... 9
2.4. Proses Penambangan Minyak Bumi …………………………………….. 15
2.5. Proses Pengolahan Minyak Bumi ……………………….......................... 17
2.6. Produk dari Minyak Bumi ......................................................................... 20
2.7. Pemanfaatan Minyak Bumi ……………………………........................... 21
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 29
3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 29
3.2. Saran ......................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 30

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri
berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari
pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi berasal dari
jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati. Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi
kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena
pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu,
bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Bahan-bahan atau
produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut petrokimia. Baru-baru ini puluhan ribu
jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik,
pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat. Sifat dan karakteristik dasar minyak
bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada
pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan
minyak tersebut.
Minyak bumi sampai saat ini masih merupakan sumber energi yang menjadi pilihan
utama untuk digunakan pada industri, transportasi, dan rumah tangga. Selain itu, pemanfaatan
produk akhir atau produk – produk turunan minyak bumi juga semakin meningkat sehingga
peningkatan akan permintaan minyak bumi diseluruh dunia telah mengakibatkan pertumbuhan
dan ekspansi pada kegiatan eksplorasi dan pengolahan minyak mentah di berbagai negara,
termasuk Indonesia.
Minyak bumi memiliki peran penting dalam kehidupan kita. Minyak bumi digunakan
untuk bahan bakan dan bahan baku industri kimia. Kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalan
menggunakan bahan bakar hasil olahan minyak bumi. Minyak bumi dan turunannya digunakan
untuk membuat obat-obatan, pupuk, pelengkapan makan, plastik, bahan bangunan, cat, pakaian,
dan untuk pembangkit listrik.

4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana proses pembentukan minyak bumi?
2. Bagaimana proses pengolahan minyak bumi?
3. Bagaimana pemanfaatan dari minyak bumi?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat diambil tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui proses pembentukan minyak bumi.
2. Mengetahui proses pengolahan minyak bumi.
3. Mengetahui pemanfaatan dari minyak bumi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Minyak Bumi


Petroleum atau minyak bumi merupakan campuran kompleks dari hidrokarbon cair, suatu
senyawa kimia yang mengandung hidrogen dan karbon, yang terbentuk secara alamiah di
cadangan bawah tanah dalam batuan sedimen. Berasal dari bahasa latin petra, yang berarti batu,
dan oleum, yang berarti minyak, kata “petroleum” sering diartikan dengan kata “minyak”.
Didefinisikan secara luas, minyak mencakup produk primer (mentah) dan produk sekunder
(terolah/produk kilang).
Minyak mentah merupakan satu jenis minyak terpenting yang diolah menjadi berbagai
produk kilang, akan tetapi beberapa bahan baku minyak lainnya juga dipakai untuk
menghasilkan berbagai produk kilang minyak. Terdapat berbagai macam produk kilang yang
dihasilkan dari minyak mentah, banyak diantaranya untuk keperluan khusus, misalnya bensin
kendaraan bermotor atau pelumas yang lainnya dipakai untuk menghasilkan panas, seperti
solar/minyak diesel (gas oil) atau minyak bakar (fuel oil). Nama-nama produk kilang pada
umumnya adalah nama-nama yang dipakai di Eropa Barat dan Amerika Utara. Nama-nama
tersebut biasa dipakai di perdagangan internasional, akan tetapi tidak selalu sama dengan nama-
nama yang dipakai di pasar lokal. Selain produk minyak tersebut, terdapat juga minyak “belum
jadi” yang akan diproses lebih lanjut di kilang atau tempat lain.
Pasokan dan pemakaian minyak di negara-negara industri bersifat kompleks dan
mencakup baik pemakaian sebagai energi maupun non-energi. Sebagai akibatnya, penjabaran
pemakaian di bawah ini hanya sebagai panduan umum dan bukan merupakan suatu aturan kaku.
Minyak merupakan komoditas perdagangan terbesar, baik miyak mentah maupun produk kilang.
Sebagai konsekuensinya, sangat penting untuk mengumpulkan data selengkap, seteliti dan
setepat mungkin mengenai aliran minyak dan produknya. Meskipun pasokan minyak terus
meningkat secara tetap, pangsanya terhadap total pasokan energi global telah menurun, dari 45%
lebih di tahun 1973 menjadi sekitar 35% di tahun-tahun terkahir ini. Bahan bakar cair dapat

6
diukur dari massanya atau volumenya. Untuk kedua ukuran tersebut, beberapa satuan dipakai
pada industri minyak :

 Satuan massa yang paling banyak dipakai untuk mengukur minyak adalah metrik ton
(atau ton). Misalnya, tanker di industri minyak sering dinyatakan berdasarkan
kapasitasnya dalam ton, dimana sebuah ultra large crude carrier (ULCC) didefinisikan
memiliki kemampuan untuk mengangkut lebih dari 320 ribu ton.
 Satuan asli dari kebanyakan bahan bakar cair dan gas adalah volume. Cairan dapat diukur
dengan liter, barel, atau meter kubik. Contoh umum pemakaian volume sebagai satuan
ukuran adalah dalam harga minyak,dinyatakan dalam dolar perbarel.
Oleh karena cairan dapat diukur berdasarkan massa atau volumenya, maka penting untuk
dapat mengonversi minyak dari satu satuan ke satuan lainnya. Untuk dapat membuat konversi
ini, berat jenis (specific gravity) atau kerapatan (density) dari cairan perlu diketahui. Oleh karena
minyak mentah mengandung hidrokarbon dari yang teringan sampai terberat, karakteristiknya,
termasuk kerapatan, akan berbeda banyak antara satu minyak mentah dengan yang lain.
Demikian juga kerapatan berbagai produk minyak sangat berbeda antar satu produk dengan
lainnya. Kerapatan dapat dipakai untuk mengklasifikasikan produk kilang dari yang ringan
sampai yang berat, misalnya LPG dengan kerapatan 520 kg/m 3 dianggap produk ringan
sedangkan minyak bakar dengan kerapatan lebih dari 900 kg/m3 adalah produk berat.
Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul
yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang),
sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak
Bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan
ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus
atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus
umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per
molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin
ada di dalam campuran tersebut.
Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin,
sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi

7
diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling
menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax
mempunyai 25 atom karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan
jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji
(LPG). Di musim dingin, butana (C 4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada bensin,
karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala pada musim dingin.
Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa negara, propana
(C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan bakar
transportasi maupun memasak.
Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang
mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n.
Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik didih yang lebih
tinggi.
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin
planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom
karbon dengan rumus umum CnHn. Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan
asap hitam pekat dan beberapa bersifat karsinogenik.
Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di
tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan
hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai
campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia C 8H18 dan bereaksi dengan oksigen
secara eksotermik:
2  C8H18(l) + 25 O2(g) →  16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)
Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak bumi dapat diteliti di laboratorium.
Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di
kromatografi gas, dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok. Pembakaran yang
tidak sempurna dari minyak bumi atau produk hasil olahannya akan menyebabkan produk
sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur maka akan
menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin
kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul
nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.

8
2.2. Sejarah Minyak Bumi
Minyak bumi pertama kali ditemukan di timur tengah (Persia kuno/Iran) yang ditemukan
sebagai rembesan yang muncul ke permukaan. Pada abad pertama, bangsa Arab dan Persia
berhasil menemukan teknologi destilasi minyak bumi. Destilasi ini menghasilkan minyak yang
mudah terbakar. Semenjak itulah minyak digunakan sebagai bahan bakar. Minyak bumi sebagai
bahan bakar juga muncul pada zaman Harun Al Rasyid dengan nama naphta (minyak bumi yang
digunakan sebagai bahan bakar). Beberapa abad kemudian bangsa Spanyol melakukan eksplorasi
minyak bumi di wilayah yang sekarang bernama Kuba, Meksiko, Bolivia, dan Peru.
Industri minyak bumi yang modern muncul di AS pada abad ke 19 dan disusul oleh
beberapa negara Eropa dan lainnya. Sebelum minyak bumi diusahakan secara komersil, minyak
bumi juga telah lama dikenal di AS dan ditemukan sebagai rembesan. Pada tahun 1794 sebelum
minyak bumi digunakan di dunia industri Haquet mengemukan teorinya bahwa minyak bumi
berasal dari daging atau zat organik lainnya seperti kerang dan moluska, hal ini didasari bahwa
batuan yang mengandung minyak bumi biasanya mengandung fosil binatang laut.

 Perkembangan Minyak Bumi di dunia


Von Humbold da Gay Lussac (1805) memperkirakan bahwa minyak bumi berhubungan
dengan aktivitas gunung api dan ide ini juga dikemukan oleh ahli geologi Perancis Virlet
d’Aoust (1834), teori ini didasarkan sering kali minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan
lumpur gunung api. Sir William Logan (1842) menghubungkan rembesan minyak bumi dengan
struktur antiklin dan ini merupakan pengamatan pertama yang menghubungkan rembesan dengan
antiklin.
Tahun 1847 di Glasgow (Inggris) pertama kali ditemukan suatu cara mengolah minyak bumi
menjadi minyak lampu yang menggantikan lilin sebagai sumber penerangan utama waktu itu dan
dengan penemuan tersebut maka minyak bumi merupakan bahan yang dicari oleh pengusaha.

9
Tahun 1859 merupakan saat pertama munculnya industri minyak, pengeboran
dilaksanakan di Tutisville negara bagian Amerika Sarikat dan minyak bumi ditemukan pada
kedalaman 69 Ft oleh Drake. Pada tahun 1860, Henry D. Rogers dan B.B Andrew
mengemukakan bahwa akumulasi minyak bumi terdapat pada sumbu antiklin. Pada tahun
1861 Sterry Hunt menyatakan secara resmi Teori Antiklin. Pada tahun 1889, E. Orton
memberikan suatu karya lengkap mengenai geologi minyak dan gas bumi, ia berkesimpulan
bahwa minyak bumi berasal dari zat organik.
Pada Akhir abad ke 19 pencarian minyak bumi telah menyebar di luar AS terutama
Amerika Latin (Mexico) tahun 1890 dan Eropa Timur (Romania & Rusia) serta daerah Asia
(Burma dan Indonesia). Pada 1917 para ahli geologi Amerika mendirikan “The American
Association of Petroleum Geologist” yang terpusat pada pencarian minyak dan gas bumi.
Eksplorasi di Timur Tengah di mulai pada tahun 1919 dan tahun 1927 dilakukan
pengeboran sumur pertama dan ditemukannya lapangan minyak Kirkuk dengan produksi sumur
sebesar 100.000 bpd. Tahun 1939 beberapa lapangan minyak raksasa ditemukan di Saudi Arabia
dan Kuwait dan pada tahun 1960 dilakukan pencarian minyak bumi di lepas pantai (Off Shore).
Tahun 1987 dimulailah pencarian minyak bumi oleh perusahaan Southern Pacific Oil Company.
Pada awal abad ke-20, perusahaan minyak bumi Amerika Serikat telah mempunyai bagian
geologi “Exploration Departement”.

 Perkembangan Minyak Bumi di Indonesia


Minyak bumi telah dikenal di Indonesia sejak abad pertengahan dan hal ini telah
digunakan oleh masyarakat Aceh dalam memerangi armada Portugis. Industri minyak bumi
modern dimulai pada tahun 1871 yaitu dengan dilakukan peengeboran minyak bumi di sumur di
Cibodas, sebuah desa dekat Majalengka dan Kadipaten, di kaki gunung Cireme, oleh seorang
pengusaha Belanda Jan Reerink (tetapi gagal). Seorang pedagang Belanda di Cirebon, Jan
Reerink merupakan orang pertama yang mencoba melakukan eksplorasi minyak di Indonesia.
Kemudian ia melakukan pengeboran di desa Panais, Majalengka, Cipinang, dan Palimanan,
dengan menggunakan tenaga uap yang didatangkan dari Canada, menghasilkan minyak yang
sangat kental disertai dengan air panas yang mancur setinggi 15 meter.
Penemuan sumber minyak pertama tahun 1883 yaitu lapangan minyak Telaga Tiga dan
Telaga Said di Pangkalan Berandan (Sumut) oleh A.G Zeijkler (Belanda), penemuan ini juga

10
disusul oleh penemuan lain yaitu lapangan minyak Ledok di Cepu (Jateng), Minyak Hitam di
Muara Enim (Sumsel) dan Riam Kiwa daerah Sanga-sanga (Kalimantan). Penemuan sumber
minyak Telaga Said oleh Zeijlker merupakan modal pertama bagi berdirinya perusahaan minyak
yaitu Shell. Tahun 1902 didirikan perusahaan dengan nama Koninklijke Petroleum Maatschappij
yang kemudian bergabung dengan Shell Transpor Trading Company dan menjadi perusahaan
yang diberi nama The Asiatic Petroleum Company atau Shell Petroleum Company.

Tahun 1912, anak perusahaan Standard Oil (New Jersey) dan Vacum Oil Company
masuk ke Indonesia membentuk perusahaan Standard vacum Oil Company (STANVAC), dan
mengerjakan lapangan-lapanagan minyak di talang Akar dan Pendopo Sumsel. Untuk
mengimbangi perusahaan AS maka pemerintah Belanda mendirikan perusahaan gabungan
dengan BPM yaitu Nederlansch Indische Aardolie Maatschappij dan setelah perang duni ke II
menjadi PT. Permindo yang kemudian menjadi PN. Pertamina. Tahun 1920 hadir dua
perusahaan AS yang baru yaitu Standard Oil of California dan Texaco dan tahun 1930
membentuk Nederlansche Pacific Petroleum Mij (NPPM) yang sekarang menjadi PT. Caltex
Pacific Indonesia. Perusahaan ini melakukan ekplorasi di Sumatera Tengah (1935) dan
menemukan lapangan minyak Sebanga (1940) serta lapangan minyak Duri (1941). Didaerah
konsesi ini tentara Jepang menemukan lapangan raksasa yaitu lapangan minyak Minas yang
kemudian di bor kembali oleh PT. CPI tahun 1950. Dan setelah itu, muncul perusahaan-
perusahaan asing yang lain seperti CALTEX.
Tahun 1945 -1950 semua instalasi minyak di ambil alih oleh pemerintah Indonesia dan
tahun 1945 didirikan PT. Minyak Nasional Rakyat yang tahun 1954 menjadi Perusahaan
Tambang Minyak Negara Republik Indonesia (P.T.M.N.R.I) yang merupakan perusahaan
minyak Indonesia yang pertama yang menguasai lapangan minyak sekitar pangkalan Brandan
dan daerah Aceh. Tahun 1957 didirikan PT. Permina (Perusahaan Tambang Minyak Nasional)
oleh Kol. Ibnu Suowo yang menjadi PN. Permina tahun 1960. Pada tahun 1959 N.V.N.I.A.M
yang dibentuk oleh pemerintahan belanda tahun 1930 diubah menjadi PT. Permindo dan tahun
1961 menjadi PN. Pertamin. Pada waktu yang sama di Jatim dan Jateng telah berdiri PT. MRI
(Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia) yang kemudian menjadi Permigan dan tahun
1965 di ambil alih oleh PN. Pertamina. Tahun 1961 sistem konsesi perusahaan asing dihapus dan
diganti dengan sistem kontrak karya. Tahun 1964 perusahaan SPCO diserahkan ke Permina dan

11
1965 seluruh kekayaan BPM – Shell Indonesia di beli oleh PN. Permina dan di tahun tersebut
dimulainya kontrak bagi hasil. Tahun 1968 tepatnya 20 agustus untuk mempertegas struktur dan
prosedur kerja demi memperlancar usaha peningkatan produksi minyak dan gas bumi maka
kedua perusahaan tersebut (PN. Permina dan PN. Pertamin) dilebur menjadi PN. PERTAMINA
(Perusahaan Negara Minyak dan Gas Bumi Nasional).

2.3. Proses Pembentukan Minyak Bumi


Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori pembentukan
minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak bumi menjadi spesifik
dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya. Pemahaman tentang
proses pembentukan minyak bumi akan diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk
menginterpretasikan hasil identifikasi. Ada banyak hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi
yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah :
 Teori Biogenesis (Organik)
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan pendapat
bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763)
juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana lainnya seperti,
New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan
bahwa: “minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun
yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”

 Teori Abiogenesis (Anorganik)


Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali,
yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO 2 membentuk
asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat
adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi
adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak
zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya

12
bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa
batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.
Dari sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan adalah Teori Biogenesis,
karena lebih bisa. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang seiring dengan
berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi, sampai kemudian pada tahun 1984
G. D. Hobson dalam tulisannya yang berjudul “The Occurrence and Origin of Oil and Gas”.
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil
yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan permukaan
bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, dimana karbon
diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir
berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada
arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup
(tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Dalam proses ini, terjadi kebocoran kecil yang
memungkinkan satu bagian kecil karbon yang tidak dibebaskan kembali ke atmosfir dalam
bentuk CO2, tetapi mengalami transformasi yang akhirnya menjadi fosil yang dapat terbakar.
Bahan bakar fosil ini jumlahnya hanya kecil sekali. Bahan organik yang mengalami oksidasi
selama pemendaman. Akibatnya, bagian utama dari karbon organik dalam bentuk karbonat
menjadi sangat kecil jumlahnya dalam batuan sedimen.
Pada mulanya senyawa tersebut (seperti karbohidrat, protein dan lemak) diproduksi oleh
makhluk hidup sesuai dengan kebutuhannya, seperti untuk mempertahankan diri, untuk
berkembang biak atau sebagai komponen fisik dan makhluk hidup itu. Komponen yang
dimaksud dapat berupa konstituen sel, membran, pigmen, lemak, gula atau protein dari tumbuh-
tumbuhan, cendawan, jamur, protozoa, bakteri, invertebrata ataupun binatang berdarah dingin
dan panas, sehingga dapat ditemukan di udara, pada permukaan, dalam air atau dalam tanah.
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad mikroorganisme
jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tersebut
tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan tahun dan mendapat
tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri pengurai
merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-senyawa
hidrokarbon. Proses penguraian ini berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk
minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi termasuk

13
sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam
eksplorasi dan pemakaiannya.
Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang berwujud gas
menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan pengeboran.
Beberapa bagian jasad renik mengandung minyak dan lilin. Minyak dan lilin ini dapat bertahan
lama di dalam perut bumi. Bagian-bagian tersebut akan membentuk bintik-bintik, warnanya pun
berubah menjadi cokelat tua. Bintink-bintik itu akan tersimpan di dalam lumpur dan mengeras
karena terkena tekanan bumi. Lumpur tersebut berubah menjadi batuan dan terkubur semakin
dalam di dalam perut bumi. Tekanan dan panas bumi secara alami akan mengenai batuan lumpur
sehingga mengakibatkan batuan lumpur menjadi panas dan bintin-bintik di dalam batuan mulai
mengeluarkan minyak kental yang pekat. Semakin dalam batuan terkabur di perut bumi, minyak
yang dihasilkan akan semakin banyak. Pada saat batuan lumpur mendidih, minyak yang
dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat encer, dan saat suhunya sangat tinggi akan
dihasilkan gas alam. Gas alam ini sebagian besar berupa metana.
Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak yang terbentuk di berbagai
tempat akan bergerak. Minyak bumi yang terbentuk akan terkumpul dalam pori-pori batu pasir
atau batu kapur. Oleh karena adanya gaya kapiler dan tekanan di perut bumi lebih besar
dibandingkan dengan tekanan di permukaan bumi, minyak bumi akan bergerak ke atas. Apabila
gerak ke atas minyak bumi ini terhalang oleh batuan yang kedap cairan atau batuan tidak berpori,
minyak akan terperangkap dalam batuan tersebut. Oleh karena itu, minyak bumi juga
disebut petroleum. Petroleum berasal dari bahasa Latin, petrus artinya batu dan oleum yang
artinya minyak.
Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat terkumpulnya minyak bumi disebut
cekungan atau antiklinal. Lapisan paling bawah dari cekungan ini berupa air tawar atau air asin,
sedangkan lapisan di atasnya berupa minyak bumi bercampur gas alam. Gas alam berada di
lapisan atas minyak bumi karena massa jenisnya lebih ringan daripada massa jenis minyak bumi.
Apabila akumulasi minyak bumi di suatu cekungan cukup banyak dan secara komersial
menguntungkan, minyak bumi tersebut diambil dengan cara pengeboran. Minyak bumi diambil
dari sumur minyak yang ada di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi-lokasi sumur-
sumur minyak diperoleh setelah melalui proses studi geologi analisis sedimen karakter dan
struktur sumber.

14
Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi:
 Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari matahari dengan
fotosintesis.
 Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan sedimen dan
membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan yang mengandung
karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di
delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi batuan induk
ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak
atau gas bumi. Jika karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai
karbon yang tidak mungkin dimasak.
 Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung selama jutaan
tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu batuan yang menimbun
batuan induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir,
batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori di
dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain di
atasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau
masuk amblas ke bumi, maka suhunya akan bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara
50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila
suhunya mencapat 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu
semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini
akan memasak karbon yang ada menjadi gas.
 Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon. Minyak yang
dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak mentah. Walaupun berupa
cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting
adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari air,
namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki berat
jenis lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah
bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap
ditambang.

2.4. Proses Penambangan Minyak Bumi

15
Proses cara mendapatkan minyak bumi ada beberapa tahapan yang harus dilalui, tentunya
ini akan memakan waktu yang cukup lama apabila ada daerah yang diindikasi memiliki
kandungan harta karun ini.tidak sedikit terjadi kalim atas wilayah perbatasan yang akan memicu
gesekan antar negara. Tahap pertama adalah yang dinamakan Seismic (pencarian lokasi) Setelah
ditemukan wilayah yang diindikasi ada minyak bumi maka harus dilakukan seismic. Proses ini
bertujuan untuk mancari tempat yang memiliki kandungan minyak Bumi. Dengan menggunakan
gelombang Akustik (acoustic waves) yang merambat ke lapisan tanah. Gelombang ini
direfleksikan dan ditangkap lagi oleh sensor. Dari proses perambatan gelombang ini akan diolah
dan terlihatlah lapisan-lapisan tanah untuk diolah manakah lapisan yang berpotensi mengandung
gas atau minyak.
Tahap kedua adalah Drilling and well construction. Pada tahap kedua ini adalah disebut juga
proses pengeboran minyak. Biasanya pake rig (tempat untuk mensupport proses pengeboran, dan
lain - lain). Simpel nya, kita membuat lubang di tempat yang diidentifikasi ada kemungkinan
sumber minyak/gas di tempat tersebut. Perlu di ketahui dalam proses ini ada kemungkinan blow
out (pressure yang tidak bisa di kontrol, langsung ke surface), jadi harus ada pengendalian
pressure dari dalam tanah. Pressure downhole / dalam tanah lebih besar dari pressure
atmosferik, untuk mengimbanginya biasanya pake mud a.k.a lumpur dengan spesific gravity
(berat jenis) tertentu. Mud ini akan menciptakan Hydrostatic pressure yang bisa menahan
pressure dari dalam.
Setelah lubang  siap, maka selanjutnya akan di cek apakah ada kandungan minyak nya.
Pada tahap ketiga Well Logging. Proses ini yang paling mahal. Tool nya mahal, karena harus
tahan pressure dan temperature yang tinggi. Di samping memetakan lapisan tanah, proses ini
juga mengambil sample untuk nantinya di cek kandungannya dilaboratorium  (minyak, gas, atau
cuma air). Dari sini ketahuan lapisan tanah dan batuan. Mana yang mengandung air, mana yang
ada gas, dan lapisan tanah mana yang "mungkin" ada kandungan minyaknya. Pada tahap
keempat  Well Testing. Pada tahap keempat ini proses dimana lapisan yang diperkirakan
mengandung minyak di "tembak", dengan explosif. Setelah itu minyak yang terkandung diantara
pori-pori batuan akan mengalir menuju tempat yang pressure nya lebih kecil (ke atmosferik a.k.a
ke permukaan tanah). Untuk mengontrol pergerakan ini, sumur diisi dengan liquid tertentu untuk
menjaga under balance (sumur masih bisa di "kendalikan" dan tidak blow out), contoh liquid
yaitu brine, diesel, atau air aja. Gas, minyak, air, ataupun berbagai macam zat yang keluar akan

16
dicari Rate nya. Untuk minyak berapa BOPD(barrell oil per day) yang bisa dihasilkan. Untuk
gas, berapa MMscfMM/d (Million metric standart cubic feet per day atau berapa juta cubic feet)
yang bisa dihasilkan sumur tersebut. Proses testing ini juga mengambil sample liquid maupun
gas, dan juga data-data tentang pressure, temperature, specific grafity, dan lain- lain untuk
selanjutnya diolah oleh reservoir engineer. Data ini akan menunjukan seberapa besar dan
seberapa lama kemampuan berproduksi dari reservoir sumur tersebut. Gas atau minyak dibakar
agar tidak mencemari lingkungan. Sistem pembakarannya sudah sangat maju, dengan mixture
gas, minyak, angin, dan air untuk menjadikan pembakaran yang optimal. Selanjutnya adalah
proses Well Completion . Proses ini adalah proses instalasi aksesoris sumur sebelum nantinya
sumur siap diproduksi. Fungsi utamanya adalah menyaring "pasir" yang dihasilkan setelah
proses penembakan dalam well testing. Pasir yang sampai ke surface dengan pressure
diibaratkan "peluru" yang nantinya akan membahayakan line produksi. Pipa produksi akan
terkikis oleh pasir dan akhirnya Burst (pecah). Dengan Completion ini (alatnya gravel pack),
akan menangkap pasir di dalam sumur dan menyaringnya sehingga tidak ikut ke permukaan. Dan
yang terakhir proses Production . Inilah proses yang membahagiakan, dimana sumur siap untuk
berproduksi dan nantinya akan diolah lagi ke tempat penyulingan untuk diolah dalam berbagai
bentuk. Contohnya Minyak tanah, bensin, solar,kerosin, LPG, dan lain - lain.

2.5. Proses Pengolahan Minyak Bumi


Suatu cara yang paling penting untuk memisahkan minyak mentah kedalam fraksi-
fraksinya ialah distilasi. Sifat-sifat fraksi tergantung kepada komposisi minyak mentah dan
tergantung kepada tipe produk jadi yang diinginkan. Minyak mentah mengandung senyawa-
senyawa hidrokarbon yang tidak semuanya cocok untuk semua produk yang diinginkan.
Misalnya adanya aroma didalam fraksi kerosin atau fraksi minyak gas menyebabkan mutu
kerosin atau bahan bakar diesel yang dihasilkan dari distilasi langsung minyak mentah tidak
baik. Sebaliknya, adanya aromat dalam fraksi bensin dalam minyak mentah, menyebabkan mutu
bensin langsung baik.
Pada umumnya, tidak ada fraksi-fraksi atau gabungan fraksi-fraksi yang diperoleh dari
pemisahan minyak mentah yang begitu saja digunakan sebagai produk minyak bumi. Masing-
masing biasanya masih harus mengalami perlakuan (treating) lebih lanjut yang berbeda-beda
tergantung kepada kotoran-kotoran yang ada dalam fraksi dan sifat-sifat yang diinginkan dalam

17
produk jadi. Perlakuan yang paling sederhana terhadap fraksi ialah pencucian soda untuk
menghilangkan senyawa belerang. Sedangkan serangkaian perlakuan yang kompleks adalah
perlakuan pelarut (solvent treating), pengawamalaman dengan pelarut (solvent dewaxing),
perlakuan lempung (clay treating) dan perlakuan hidro (hydrotreating) serta pencampuran
(blending) untuk menghasilkan misalnya minyak pelumas. (Hardjono,A.2001).
Proses pengolahan minyak mentah menjadi bahan siap pakai akan dijelaskan lebih lanjut
pada pembahasan dibawah ini.
1. Proses Destilasi
Tahap pertama adalah destilasi. Destilasi adalah proses pemisahan fraksi-fraksi yang ada
di minyak bumi, dimana pemisahan fraksi tersebut berdasarkan pada perbedaan titik didih. Pada
proses ini biasanya dilakukan pada sebuah wadah tabung tinggi yang kedap terhadap udara.
Awalnya minyak mentah akan dialirkan ke dalam tabung tersebut dan kemudian dipanaskan
dalam tekanan 1 atmosfer pada suhu 370 derajat Celcius. Selanjutnya hasil dari fraks-fraksi
tersebut nantinya dipisahkan, dimana fraksi yang memiliki titik didih terendah akan menempati
bagian atas tabung, sedangkan fraksi yang memiliki titik didih tinggi akan menempati bagian
dasar tabung. Hasil dari proses destilasi ini antara lain adalah gas, bensin, minyak tanah, diesel,
oli, lilin dan aspal. Dimana semua hasil tersebut belum menjadi bahan siap pakai karena belum
melewati tahap-tahapan selanjutnya.

Gambar 2.1. Proses Destilasi


2. Proses Cracking

18
Tahap kedua adalah cracking. Cracking adalah proses pengolahan minyak bumi yang
bertujuan untuk menguraikan molekul-molekul besar senyawa hidrokarbon menjadi molekul
hidrokarbon yang lebih kecil. Proses crakcing ini sering disebut sebagai proses refinery. Secara
umum proses cracking ini dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
 Thermal Cracking – Thermal cracking adalah proses pemecahan rantai senyawa
hidrokarbon yang memiliki rantai panjang menjadi senyawa hidrokarbon dengan
rantai yang lebih kecil melalui proses katalis / pemanasan. Adapun suhu yang dapat
digunakan yaitu 800 derajat Celcius dan dalam tekanan 700 kpa. Tujuan dari proses
ini adalah untuk mendapatkan fraksi minyak bumi dengan cara boiling range yang
lebih rendah dari umpannya.
 Catalytic Cracking – Catalytic cracking adalah proses cracking yang menggunakan
suhu tinggi dengan tekanan yang rendah. Proses ini menggunakan katalis sebagai
media untuk mempercepat laju reaksi fraksi. Pada umumnya reaksi proses
perengkahan katalis ini menggunakan mekanisme perengkahan ion karbonium,
dimana pada mulanya katalis yang bersifat asam akan menambahkan proton ke
dalam molekul olevin ataupun menarik ion hidrida dari senyawa alkana sehingga
hal ini menyebabkan terbentuknya ion karbonium.
 Hidrocracking – Hidrocracking adalah kombinasi dari proses thermal cracking dan
catalytic cracking yang menghasilkan senyawa jenuh. Proses hidrocracking ini
dilakukan dalam tekanan yang tinggi, beberapa hasil dari proses hidrocracking ini
antara lain bensin dan bahan bakar jet. Kelebihan dari proses ini adalah memiliki
kandungan sulfur yang terdapat pada fraksi, dimana sulfurnya akan diubah menjadi
senyawa hidrogen sulfida sehingga proses pelepasan sulfur akan menjadi lebih
mudah.
3. Proses Reforming
Setelah melalui proses cracking maka selanjutnya adalah proses reforming. Proses
reforming adalah proses merubah struktur pada molekul fraksi yang mutunya buruk menjadi
molekul fraksi yang mutunya lebih baik. Pada proses reforming ini dapat dilakukan dengan
menggunakan katalis atau proses pemanasan. Karena proses reforming ini bertujuan untuk
merubah struktur pada molekul fraksi maka proses reforming ini dapat disebut juga sebagai
proses isomerasi.

19
4. Proses Polimerasi dan Alkilasi
Proses selanjutnya setelah perbaikan / perubahan struktur molekul fraksi adalah proses
polimerasi dan alkilasi. Proses alkilasi adalah proses penambahan jumlah atom pada suatu fraksi
sehingga molekul sebuah fraksi tersebut menjadi lebih panjang dan bercabang. Pada proses
alkilasi ini menggunakan bahan tambahan katalis asam yang kuat seperti H 2SO4, HCL atau AlCl3
(asam Lewis). Sedangkan proses polimerasi adalah proses penggabungan antara molekul-
molekul kecil menjadi molekul yang lebih besar dalam sebuah fraksi sehingga mutu dari produk
akhir menjadi meningkat. Jadi pada tahap ini molekul fraksi akan melalui tahap alkilasi terlebih
dahulu lalu kemudian melalui tahap polimerasi sehingga membentuk sebuah molekul fraksi yang
panjang dimana molekul fraksi tersebut mutunya sudah meningkat.
5. Proses Treating
Proses kelima adalah treating. Treating adalah proses pemurnian fraksi minyak bumi
melalui tahap eliminasi bahan-bahan pengotor yang terlibat dalam proses pengolahan. Bahan-
bahan yang dihilangkan dalam proses treating ini antara lain bau tidak sedap yang dihilangkan
melalui proses copper sweetening and doctor treating, parafin yang dihilangkan melalui
proses solvent dewaxing, lumpur dan warna yang dihilangkan melalui proses acid treatment,
aspal yang dihilangkan melalui proses deasphalting dan terakhir belerang melalui
proses desulfurizing. Inti dari proses ini adalah mengeliminasi bahan-bahan yang tidak
memberikan mutu dalam proses pengolahan minyak mentah ini sehingga hasil akhirnya nanti
mutunya akan bertambah.
6. Proses Blending
Tahapan terakhir dalam proses pengolahan minyak bumi adalah blending. Blending
adalah proses yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk siap pakai dengan cara
menambahkan bahan-bahan aditif ke dalam fraksi minyak bumi. Salah satu bahan aktif yang
digunakan adalah TEL (tetra ethyl lead). TEL ini merupakan bahan aditif yang digunakan untuk
menaikkan bilangan oktan bensin. Setelah melalui proses ini maka hasil dari pengolahan minyak
bumi mutunya menjadi lebih baik dan menjadi bahan yang siap pakai.

2.6. Produk dari Minyak Bumi

20
Ada beberapa cara penggolongan produk jadi yang dihasilkan oleh kilang minyak.
Diantaranya produk jadi yang terbagi menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM), dan produk Bukan
Bahan Bakar Minyak (BBBM).
Yang termasuk produk BBM adalah :
·         Avtur
·         Bensin motor
·         Bahan bakar jet
·         Kerosin
·         Solar  
·         Minyak Diesel
·         Minyak Bakar
Sedangkan yang termasuk produk BBBM adalah :
·         Liquifed Petroleum Gases  (LPG)
·         Pelarut
·         Minyak pelumas
·         Gemuk
·         Aspal
·         Parafin
·         Karbon hitam
·         Kokas

2.7. Pemanfaatan Minyak Bumi


Minyak bumi adalah salah satu sumber yang sangat penting untuk kehidupan manusia.
Minyak bumi sangat penting untuk kehidupan manusia. Karena banyak sekali manfaat minyak
bumi yang bisa digunakan dalam sumber kehidupan. Fungsi minyak bumi adalah untuk
meningkatkan perekonomian negara.
Manfaat residu minyak bumi adalah sebagai bahan pembuat bensin, solar, minyak tanah
dan bensol. Minyak bumi yang sudah diolah dapat menghasilkan bahan bakar dan keperluan
pabrik. Manfaat minyak bumi untuk sehari hari yaitu untuk menjalankan motor, mobil, Kegiatan
industri pabrik, menerangi rumah dan jalan raya. Berikut manfaat minyak bumi bagi kehidupan
manusia.

21
Gambar 2.2. Pemanfaatan Minyak Bumi Secara Umum

1. Liquified Petroleum Gas (LPG atau Elpiji)


Gas yang sering kita gunakan untuk memasak ini merupakan salah satu olahan dari
minyak bumi Squad. LPG didominasi gas propana (C3H8) dan butana (C4H10) yang telah
dimampatkan sehingga menjadi cair dan ditempatkan ke dalam tabung logam bertekanan tinggi.
Selain itu, LPG juga mengandung sedikit hidrokarbon lain seperti etana (C2H6) dan pentana
(C5H12).
LPG (liquefied petroleum gas) terdiri dari campuran utama propan dan butan dengan
sedikit persentase hidrokarbon tidak jenuh (propilen dan butilen) dan beberapa fraksi C2 yang
lebih ringan dan C5 yang lebih berat. Senyawa yang terdapat dalam LPG adalah propan (C 3H8),
propilen (C3H6), normal dan iso-butan (C4H10) dan butilen (C4H8). LPG merupakan campuran
dari hidrokarbon tersebut yang terbentuk gas pada tekanan atmosfir, namun dapat diembunkan
menjadi bentuk cair pada suhu normal, dengan tekanan yang cukup besar. Walaupun digunakan
sebagai gas, namun untuk kemudahannya, disimpan dan ditransport dalam bentuk cair dengan
tertentu.

22
Di refinery, gas merupakan produk atas (top product) dari distilasi atmosferik crude oil
ataupun berasal dari unit lain yang menghasilkan produk atas nya berupa gas fraksi ringan,
seperti unit cracking, naftta stabilizer, unit coking. Yang selanjutnya biasanya disebut dengan
produk Light End.
Gas hasil distilasi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar di heater untuk memanaskan
umpan sebelum dimasukkan ke kolom distilasi, dan sisanya dibuang ke udara setelah dibakar di
flare. Fungsinya dapat sebagai untuk mengontrol tekanan operasi di kolom distilasi. Gas ini
umumnya terdiri dari C3 dan C4 yang dengan proses selanjutnya yaitu dengan di kompresikan
atau didinginkan akan menghasilkan LPG. Terdapat tiga macam prduk LPG, yaitu LPG Propana,
LPG Butana, LPG Mix (campuran).

Gambar 2.3. Liquified Petroleum Gas

2. Bensin
Bahan bakar kendaraan bermotor ini tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C5
sampai C11. Bensin atau yang biasa juga disebut sebagai Bahan Bakar Minyak (BBM) ini
berguna bagi kendaraan roda dua, tiga ataupun empat. Bensin teristimewa yang berisi alkana
berantai lurus ternyata kurang baik dipakai sebagai bahan bakar motor, karena bensin tersebut
berkompresi tinggi, sehingga menyebabkan knocking/ketukan pada mesin, ketukan tersebut
menyebabkan mesin sangat bergetar dan menjadi sangat panas, sehingga merusak motor. Tetapi
menggunakan bahan bensin alkana bercabang, misalnya isooktana, peristiwa knocking akan
berkurang, untuk menyatakan mutu bensin dipergunakan istilah bilangan oktana. sebagai contoh
bensin standar yang terdiri dari campuran angka oktan 100. bila kerja suatu bensin sama dengan
untuk kerja campuran 80% isooktana dan 20% normal heptana, maka angka oktannya bensin itu
adalah 80.

23
Bensin mobil yang diperdagangkan di Indonesia adalah premium yang memilki bilangan oktana
80, dan bensin super memiliki bilangan oktana 98, untuk meningkatkan mutu bensin dilakukan
dengan mencampurkan senyawa-senyawa tertentu pada bensin itu misalnya; tetra etil lead (TEL),
ketika terbakar senyawa TEL cenderung bersenyawa dengan radikal karbon bercabang, hal ini
memperlambat proses kerja letupan, agar lebih efisien. Untuk menghindari akumulasi Pb dalam
silinder piston, maka ditambah 1,2 dibroma etana (CH2BrCH2Br), zat ini dapat menyebabkan
terbentuknya senyawa PbBr2 yang mudah menguap. Senyawa timbal ini di udara sangat
berbahaya, karena jika masuk dan berkumpul di dalam tubuh dapat menyebabkan anemia, sakit
kepala, atau perusakan pada otak, yang dapat menyebabkan kebutaan/kematian. Agar kadar
PbBr2 tidak terlalu tinggi, harus diusahakan tidak menggunakan zat antiknock sebagai gantinya
digunakan senyawa hidrokarbon baik aromatik/alifatik. Dari berbagai Pengamatan diketahui
bahwa pemakaian hidrokarbon jenuh dengan katalis ALCL3 dan H2SO4 dapat menghasilkan
hidrokarbon bercabang yang tidak terlalu banyak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Gambar 2.4. Bensin


3. Nafta
Nafta merupakan bahan baku dan harus diolah pada tahap kedua, jadi nafta tidak dapat
langsung digunakan. Biasanya, nafta banyak digunakan sebagai bahan baku pembuat plastik,
pelarut, karet dan industri petrokimia lainnya. Nafta juga digunakan sebagai bahan baku produksi
komponen bensin oktan tinggi seperti pertamax. Nafta adalah produk liquid minyak bumi dengan
titik didih pada range 30oC sampai 200oC. Dalam proses pemisahannya, nafta sulit untuk
dipisahkan secara murni karena di dalamnya terkandung berbagai jenis jumlah konstituen
(parafin, napthalena, aromatik, dan oleofin) dalam berbagai proporsi, sebagai tambahan terdapat
potensi isomer dari parafin yang terdapat dalam rentang titik didih naftha. Nafta juga
mempresentasikan titik didih dan jumlah karbon yang sama dengan bensin. Selain itu nafta juga
merupakan nama umum yang diberikan pada hidrokarbon ringan yang mendidih pada rentang

24
gasoline. Nafta biasanya dikelompokkan menjadi naftha ringan (< 100oC), intermediet (100-
150oC), dan berat (> 150oC).

Gambar 2.5. Nafta

4. Kerosin
Kerosin merupakan salah satu komponen minyak mentah yang banyak dimanfaatkan dalam
kehidupan manusia. Pada zaman dahulu, kerosin digunakan sebagai bahan bakar kompor minyak
dan lampu minyak sebelum kompor gas dan lampu bohlam banyak digunakan seperti sekarang
ini Squad. Selain digunakan untuk kompor minyak dan lampu minyak, kerosin juga digunakan
sebagai bahan bakar mesin jet yang secara teknikal lebih dikenal dengan nama avtur (aviation
turbine). Dalam penggunaanya, kerosin harus memiliki persyaratan, seperti density rendah, flash
point yang lebih tinggi dari pada gasoline, warna yang stabil, bebas bau, bebas dari aromate yang
dapat terbakar yang menghasilkan nyala yang berjelaga, kandungan sulfur rendah, dan
mempunyai sifat-sifat lain yang dapat terbakar oleh lampu. Kerosin mempunyai titik didih 175 –
275 oC (350 – 525 0F) dengan density 15 0C sekitar 795 kg/m3 serta mempunyai flash point abel
39 0C -43 0C.

25
Gambar 2.6. Kerosin
5. Solar
Solar adalah bahan bakar diesel yang paling umum di Indonesia. Solar merupakan
campuran alkana dengan rantai C15H32–C16H34. Hasil olahan minyak bumi yang satu ini
digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel pada kendaraan bermotor Squad. Contohnya antara
lain ada bus, truk, kereta api diesel dan traktor. Selain itu, solar juga dapat menjadi bahan bakar
pada mesin industri. Sebagai bahan bakar, tentunya solar memiliki karakteristik tertentu sama
halnya dengan jenis bahan bakar lainnya. berikut karakteristik yang dimiliki fraksi solar :
 Tidak berwarna atau terkadang berwarna kekuning-kuningan dan berbau.
 Tidak akan menguap pada temperatur normal.
 Memiliki kandungan sulfur yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bensin dan
kerosen.
 Memiliki flash point (titik nyala) sekitar 40°C sampai 100°C.
 Terbakar spontan pada temperatur 300°C.
 Menimbulkan panas yang tinggi sekitar 10.500 kcal/kg.
Pada umumnya solar digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermesin diesel ataupun
peralatan-peralatan industri lainnya. Agar menghasilkan pembakaran yang baik, solar memiliki
syarat-syarat agar memenuhi standar yang telah ditentukan. Berikut persyaratan yang
menentukan kualitas solar:
 Mudah terbakar.
 Tidak mudah mengalami pembekuan pada suhu yang dingin.
 Memiliki sifat anti knocking dan membuat mesin bekerja dengan lembut.
 Solar harus memiliki kekentalan yang memadai agar dapat disemprotkan oleh ejector di
dalam mesin.
 Tetap stabil atau tidak mengalami perubahan struktur, bentuk dan warna dalam proses
penyimpanan.
 Memiliki kandungan sulfur sekecil mungkin, agar tidak berdampak buruk bagi mesin
kendaraan serta tidak menimbulkan polusi.

26
Bahan bakar diesel dapat digolongkan dalam berbagai macam jenis yang dibedakan oleh
kekentalan, jumlah cetane dan sebagainya. Tetapi walaupun memiliki perbedaan, struktur utama
pada diesel tersebut tidak memiliki perbedaan. berikut adalah jenis-jenisnya:
 High Speed Diesel (HSD)
HSD merupakan bahan bakar jenis solar yang digunakan untuk mesin diesel yang
memiliki performa untuk jumlah cetane  45. Umumnya mesin yang menggunakan bahan
bahar HSD merupaka mesin yang menggunakan sistem injeksi pompa dan elektronik
injeksi. Jadi pada dasarnya bahan bakar ini diperuntuhkan untuk kendaraan bermotor dan
bahan bakar peralatan industri.
 Marine Fuel Oil (MFO)
MFO dihasilkan dari proses pengolahan minyak berat (residu) sehingga memiliki
kekentalan yang lebih tinggi. Jenis ini  sering dugunakan sebagai bahan bakar langsung
pada sektor industri untuk mesin-mesin diesel yang memiliki kecepatan proses yang
rendah..
 Minyak Bakar
memiliki sifat dan bentuk yang tidak berbeda jauh dengan MFO, tetapi biasanaya
digunakan sebagai bahan bakar langsung untuk menghasilkan panas, contohnya saja
sebagai bahan bakar furnace pada proses pemanasan minyak mentah.
 Industrial Diesel Oil (IDO)
IDo dihasilkan dari proses penyulingan minyak mentah pada temperatur rendah, biasanya
jenis ini memiliki kandungan sulfur yang tergolong rendah sehingga dapat diterima oleh
Medium Speed Diesel Engine.
 Biodiesel
Bahan bakar biodiesel merupakan jenis bahan bakar yang cukup baik sebagai pengganti
solar yang berasal dari fraksi minyak bumi, hal ini disebabkan karena biodiesel
merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui karena berasal dari minyak nabati dan
hewani walaupun. Secara kimia, susunan biodiesel terdiri dari campuran mono-alkyl ester
dan rantai panjang asam lemak, Biodiesel merupakan bahan bakar yang tidak memiliki
kandungan berbahaya bila terlepas ke udara, karena sangat mudah untuk terurai secara
alami. Dalam proses pembakarannya, bahan bakar jenis ini hanya menghasilkan karbon

27
monoksida serta hidrokarbon yang relatif rendah sehingga cukup aman bagi lingkungan
sekitar, hal ini lah yang membuat biodiesel memenuhi persyaratan sebagai bahan bakar.
 Diesel Permorma Tinggi
Bahan bakar ini merupakan bahan bakar yang memiliki kualitas lebih tinggi jika
dibandingkan dengan jenis bahan bakar yang berasal dari petroleum lainnya. Jenis bahan
bakar telah mengalami proses peningkatan kualitas dari segi cetane number serta
pengurangan kandungan sulfur sehingga lebih di anjurkan bagi mesin diesel sistem
injeksi comonrail, untuk lebih jelasnya, sistem injeksi comonrail adalah sebuah tube
bercabang yang terdapat di dalam mesin dengan katup injektor yang dikendalikan oleh
komputer dimana masing-masing tube tersebut terdiri dari nozzle mekanis dan pulunger
yang dikedalikan oleh selenoid serta actuator piezoelectric. Pada solar jenis ini memiliki
jumlah bilangan cetane 53 serta kandungan sulfur dibawah 300 ppm sehingga
digolongkan sebagai diesel modern yang memiliki standar gas buang EURO 2.

Gambar 2.7. Solar

6. Pelumas
Pelumas merupakan zat kimia yang umumnya cairan dan diberikan di antara dua benda
yang bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Jadi, selain mengurangi gaya gesek, pelumas
juga dapat melindungi mesin dari karat. Contoh dari pelumas adalah oli mesin yang digunakan
pada mesin pembakaran dalam.

28
Gambar 2.8. Pelumas

7. Aspal
Pada dasarnya, aspal adalah bahan hidrokarbon yang bersifat melekat dan berwarna
hitam kecoklatan. Selain itu, aspal juga tahan terhadap air. Sebenarnya, aspal adalah hasil hasil
residu dari proses distilasi yang tidak menguap. Selain aspal, hasil residu yang lain juga ada
parafin yang digunakan sebagai bahan baku dari lilin. Aspal juga sering disebut dengan bitumen.

Gambar 2.9. Aspal


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Menurut beberapa ahli teori pembentukan minyak bumi terbagi menjadi dua yaitu Teori
Biogenesis (Organik) dan Teori Abiogenesis (Anorganik).

29
2. Ada 6 tahap di dalam proses pengolahan minyak bumi yaitu proses destilasi, proses
cracking, proses reforming, proses polimerasi dan alkilasi, proses treating, dan proses
blending.
3. Ada beberapa cara penggolongan produk jadi yang dihasilkan oleh kilang minyak.
Diantaranya produk jadi yang terbagi menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM), dan produk
Bukan Bahan Bakar Minyak (BBBM).
4. Pemanfaatan minyak bumi jika dilihat dari proses destilasi bertingkat terbagi menjadi
beberapa macam yaitu gas, bensin, nafta, kerosin, minyak diesel, minyak pelumas dan
residu.

3.2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas. 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. “6 Proses Pengolahan Minyak”. (Online). https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/


proses-pengolahan-minyak-mentah . (Diakses pada tanggal 17 November 2019).
Anonim. 2019. “Manfaat Minyak Bumi”. (Online). https://www.utakatikotak.com/kongkow/de
tail/14254/Manfaat-Minyak-Bumi-dalam-Kehidupan-Sehari-hari . (Diakses pada tanggal

30
17 November 2019).
Dini, Helmalia Hakma. 2016. “Minyak Bumi”. (Online). http://helmaliaakmadini.blogspot.com
/2016/11/makalah-kimia-minyak-bumi-dan-gas-alam.html . (Diakses pada tanggal 17
November 2019).
Khotimah, Husnul. 2015. “Sejarah Minyak Bumi” . (Online). https://www.academia.edu/158823
80/MAKALAH_SEJARAH_MINYAK_BUMI . (Diakses pada tanggal 17 November
2019).

31

Anda mungkin juga menyukai