“ UNSUR NITROGEN “
Disusun Oleh :
Kelompok
Nama : NADIRA
DIRA FAZIRA
AYU RAMADHANI
HANIFA RAMADHANI
1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kutacane, September
2021
Penyusun,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.............................................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
.............................................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
.............................................................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah
.............................................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah
.............................................................................................................................
2
1.3 Tujuan
.............................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
.............................................................................................................................................
3
2.1 Struktur Nitrogen
.............................................................................................................................
3
2.2 Keberadaan Nitrogen di Alam
.............................................................................................................................
3
2.3 Sifat Fisik dan Kimia Nitrogen (N)
................................................................................................
6
2.4 Pembuatan Nitrogen
..................................................................................................
8
2.5 Senyawa dan Pembuatan Nitrogen
.............................................................................................................................
10
3
BAB II PEMBAHASAN
.............................................................................................................................................
15
3.1 Kesimpulan
.............................................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
.............................................................................................................................................
16
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur unsur Nitrogen?
2. Bagaimana keberadaan unsur Nitrogen ?
3. Apa sifat fisik dan kimia unsur Nitrogen di alam?
4. Bagaimana pembuatan unsur Nitrogen di laboratorium dan industry?
5. Apa dan bagaimana senyawa dan pembuatan unsur Nitrogen?
1.3 Tujuan
1. Struktur unsur Nitrogen
2. Keberadaan unsur Nitrogen di alam
3. Sifat fisik dan kimia unsur Nitrogen
4. Pembuatan unsur Nitrogen secara laboratorium dan industry
5. Senyawa dan pembuatan unsur Nitrogen
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Siklus Nitrogen di Alam
Aplikasi Nitrogen sebagai pupuk dalam bentuk NPK maupun Urea (kandungan N~46%)
Aplikasi senyawa nitrogen yakni amonium nitrat yang banyak digunakakan untuk bahan
peledak di pertambangan
4
Aplikasi penggunaan nitrogen yang bisa Anda temui dalam kehidupan sehari-hari
adalah penggunaannya untuk pengisian ban. Dibandingkan dengan diisi udara, gas
nitrogen lebih padat dari udara sehingga lebih stabil terutama ketika ban dipakai lama atau
jarak jauh, ban juga jarang kempes dan tidak adanya unsur uap air dalam ban, yang kalau
terkena logam menyebabkan korosi. Mulanya ban nitrogen ini hanya untuk aplikasi mobil
balap Formula 1 (F1).
Di alam nitrogen terdapat dalam bentuk gas N2 yang tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa dan tidak beracun. Pada suhu yang endah nitrogen dapat membentuk cairan
bahkan kristal padat yang tidak berwarna (bening). Selain itu nitrogen juga terdapat dalam
bentuk senyawa nitrat, amoniak. protein dan beberapa mineral penting seperti KNO3 dan
sendawa Chili, NaNO3.
5
Nitrogen cair digunakan untuk mendinginkan komponen-komponen elektronika pada suhu
mencapai -196 C
Nitrogen adalah zat komponen penyusun utama atmasfer bumi. Udara terdiri atas
78%volume nitrogen (N2). Nitrogen adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
berasa. Nitrogen dalam deret kimia termasuk kedalam nonmetals, termasuk golongan
VA, periode 2, dan blok p. Penampilanya berupa colorless.
2 2 3
Memiliki massa atom 14,0067 g/mol dengan massa atom 7( 1s 2s 3s ). Selain itu
adapun ciri fisik dari nitrogen seperti berfasa gas, bermassa jenis 1,251 g/L, titik leburnya
0 0
63,15. K, Nitrogen cair mendidih pada -195,8 c, dan membeku pada -210 C. Sruktur dari
gas nitrogen adalah berupa Kristal hexagonal. Kelektronegatifan gas nitrogen menduduki
6
peringkat ke-3 setelah flour dan oksigen. Gas nitrogen termasuk kedalam gas yang inert
(tidak reaktif ). Hal ini disebabkan oleh besarnya energi ikatan antara ikatan rangkap tiga N
N, nitrogen digunakan sebagai atmosfer inert untuk suatu proses / sistem yang terganggu
oleh oksigen, misalnya dalam industri elektronika dan juga Bilangan okdidasi nitrogen
bervariasi dari -3 sampai +5, sebagaimana dapat dilihat dari tabel berikut ini :
7
2.4 Pembuatan Nitrogen
2.4.1 Laboratorium
Di laboratorium nitrogen dibuat dengan memanaskan larutan yang mengandung
garam ammonia dan garam nitrit. Rekasinya adalah:
panas
+ -
NH4 (aq) + NO( 2 aq) → N2(g) + 2H2O(l)
2.4.2 Industri
1. Filtrasi
Pada saat udara dihisap oleh compressor, terlebih dahulu udara disaring dengan
menggunakan filter, agar kotoran atau gas-gas pengotor dari udara bebas dapat disaring dan
tidak terikut dalam proses – proses selanjutnya.
Contoh gas pengotor : uap air dan karbondioksida, debu juga bisa menjadi zat
pengotor pada udara bebas. Zat pengotor ini harus dihilangkan karena dapat menyebabkan
penyumbatan pada perlatan, tingkat bahaya yang dapat ditimbulkan, korosi, dan juga dalam
batas – batas tertentu dilarang terkandung dalam spesifikasi produk akhir.
2. Kompressi
Alat yang digunakan yaitu compressor, dimana fungsinya yaitu menaikkan tekanan
udara bebas yang diserap sampai 145 – 175 Psig.atau sekitar 6 bar.
3. Cooling Water
Air umumnya digunakan sebagai pendingin pada industry sebab air tersedia
jumlahya dan mudah ditangani. Air juga mampu menyerap sejumlah besar enegi per satuan
volume dan tidak mengalami ekspansi maupun pengerutan dalam rentang temperature yang
8
biasanya dialaminya. System penguapan terbuka merupakan tipe system pendingin yang
umumnya digunakan dalam plant pemisahan udara.
Sebagian industry menggunakan system direct cooler pada proses
pendinginannya, dimana terjadi kontak langsung antara udara dengan air pada sepanjang
tray direct cooler. Direct cooler mempunyai kelebihan dari pada proses pendinginan yang
menggunakan tube atau shell cooler, dimana temperature yang bisa dicapai yaitu 2ºC,
sedang pada tube atau shell cooler hanya sekitar 8ºC, efek pengguyuran (scrubbing) dari air
juga dapat membantu menurunkan kandungan partikel dan menyerap pengotor yang
terbawa udara. Namun jika direct cooler tidak terjaga,seperti ∆P tinggi (pada aliran
dan udara masuk) dan tinggi cairan (pada aliran air). Oleh karena tingginya perbedaan
temperature yang melalui tray bawah unit, maka pada tray ini sangat mungkin terjadi
pembentukan kerak. Untuk alasan itu, water treatment harus bekerja efektif dan tray harus
dibersihkan dan diperiksa jika memungkinkan.
4. Purrification (Pemurnian)
Pada proses ini terdapat proses penyerapan ( adsorpsi ) terhadap material / zat – zat
pengotor dari feed air , diantaranya : uap air, karbon monoksida, karbon dioksida, dan
beberapa kandungan hidrokarbon. Pada beberapa industry, menggunakan 2 layer pada
vessel pemurnian ini, layer bawah menggunakan alumina untuk menyerap /
mengadsorpsi kandungan uap air dalam udara dan bagian top / atas menggunakan
molecular sieve yang bertindak sebagai adsorben untuk menghilangkan karbondioksida.
5. Heat Exchanger (Pemindah Panas)
Melewati exchanger, udara didinginkan hingga mendekati titik pencairan. Karena
udara menjadi dingin, mula – mula uap air akan menjadi deposit, dimulai jadi cairan
kemudian berubah menjadi salju halus dengan arah yang berlawanan. Fungsi heat exchanger
untuk memudahkan pergerakan panas yang akan dipindahkan aliran panasnya, dari zat yang
memiliki panas lebih tinggi menuju daerah yang dingin hingga temperature keduanya sama.
6. Ekspansi
Udara yang dingin tersebut diekspansikan atau diturunkan pressurenya sampai
tekanan menjadi 70 – 80 psig hingga udara tersebut cair.
7. Distilasi
Pada proses ini final terjadi proses pemisahan antara gas – gas yang terkandung
pada udara bebas sebagai umpan melalui perbedaan titik didih (relative volatilitas). Dimana
nitrogen memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan gas – gas lain yang
terkandung dalam udara yaitu -195. Bila dipisahkan masing – masing gas pada proses
9
vaporisasi (destilasi), maka nitrogen akan cepat menguap dan menghasilkan produk gas
yang siap digunakan. Gas nitrogen yang dihasilkan dari proses vaporisasi bisa dirubah
bentuk menjadi liquid dengan cara dilewatkan pada kolom – kolom
10
( kekanan ), tekanan yang digunakan harus tinggi. Tekanan 200 atm akan memberikan
hasil NH3 15%, tekanan, 350 atm menghasilkan NH3 30 % dan tekanan 1000 atm akan
mendapatkan NH3 40%.
Selama proses berlangsung, untuk menghasilkan jumlah amonia sebanyak-banyaknyak gas
nitrogen dan hidrogen di tambahkan secara terus- menerus ke dalam sistem. Amonia yang
terbentuk harus segera dipisahkan ari campuran, dengan cara mengembunkanya. Ini karena
titik didih amonia jauh lebih tinggi dan titik didih nitrogen dan nitrogen.
2. Nitrida
Nitrida adalah senyawa biner nitrogen ( biloks 3 ) dengan unsur – unsur selain
hydrogen. Nitrida logam IA dan IIA merupakan senyawa dengan titik leleh yang tinggi,
3-
bersifat ionik dan nitrogen terdapat sebagai ion N . Nitrida logam dibuat melalui
pemanasan pada suhu tinggi logam dengan amonia atau nitrogen. Contohnya:
3Mg (s) + 2NH3 (g) Mg3N2 (s) + 3H2 (g)
3-
Ion nitrida N merupakan basa bronsted yang kuat, memberikan NH3 bereaksi
dengan air. Nitrida non logam merupakan senyawa yang berikatan kovalen. Sifat-sifat
0
senyawa itu berbeda-beda. Contohnya boron nitrida mempunyai titik leleh 3000 C dan
sangat inert. Rumus kimia boron menunjukan rumus empirisnya, bukan rumus molekulnya.
Sebaliknya, nitrida karbon yaitu sianogen mempunyai rumus molekul (CN)2. Senyawa ini
membentuk gas dan sangat beracun. Nitrida sukfur mempunyai rumus molekul S4N4
0
meleleh pada 178 C, tetapi dapat meledak bila dipanaskan terlalu cepat.
3. Hidrazin, hidrosiklamin dan azida
0 C
Hidrazin merupakan cairan tak berwarna yang beracun, mendidih pada 113,5
dan bersifat bassa yang lebih lemah dari pada amunia. Bilangan oksidasi N pada
hidrazin adalah -2 hidrazin dibuat secara komersial melalui proses rasching, yaitu oksidasi
amonia oleh natrium hipoklorit.
0
Hidroksilamin HONH2 berupa padatan putih meleleh pada 350 C bersifat
-9 o
bassa dengan Kb = 6,6 x 10 pada 25 C. Bilangan oksidasi N pada hidroksi lamin adalah
-Asam dirozoik mengandung N dengan biloks -1/3 dalam keadaan murni. Berupa
cairan tak berwarna yang sangat mudah meledak bersifat asam lemah. Ionazid berbentuk
linear dan simetris, berdasarkar teori ikatan palensi bentuk struktur resoninsasinya sebagai
11
berikut:
12
Dari penelitian ini pula didapatkan beberapa katalis yang sesuai. Reaksi ini sebenarnya
membutuhkan Sampai akhirnya Haber dan Nernst melakukan penelitian yang menyeluruh
tentang keseimbangan antara nitogen dan hidrogen di bawah tekanan sehingga membentuk
amonia. Dari penelitian ini pula didapatkan beberapa katalis yang sesuai. Reaksi ini
sebenarnya membutuhkan tekanan sistem yang tinggi, tetapi pada masa itu peralatan yang
memadai belum ada dan mereka merancang peralatan baru untuk reaksi tekanan tinggi
(salah satu sumbangan dari perkembangan industri baru ini).
Bukan peralatan tekanan tinggi saja yang akhirnya tercipta karena dipicu oleh
tuntutan industri nitrogen ini. Haber dan Bosch, ilmuwan lain yang bekerjasama dengan
Haber, juga mengembangkan proses yang lebih efisien dalam usahanya menghasilkan
hidrogen dan nitrogen murni. Proses sebelumnya adalah dengan elektrolisis air untuk
menghasilkan hidrogen murni, dan distilasi udara cair untuk mendapatkan nitrogen murni
yang kedua usaha ini masih terlalu mahal untuk diaplikasikan dalam mengkomersialkan
proses baru pembuatan amonia mereka. Maka mereka menciptakan proses lain yang lebih
murah.
Usaha bersama mereka mencapai kesuksesan pada tahun 1913 ketika
berhasil membentuk amonia pada tekanan tinggi. Proses baru ini masih memerlukan
banyak energi namun pengembangan lebih lanjut terus dilakukan. Dengan cepat proses
ini berkembang melebihi proses sintetis senyawa nitrogen lainnya, dan menjadi
dominan sampai sekarang dengan perbaikan-perbaikan besar masih berlanjut.
Nitrogen ditemukan pada semua asam amino, yang merupakan penyusun protein
organisme-organisme. Nitrogen tersedia bagi tumbuhan hanya dalam bentuk dua mineral,
13
-
yaitu NH4 (amonium) dan NO3 (nitrat). Meskipun atmosfer bumi hampir 80% terdiri
dario nitrogen, unsur ini sebagian besr terdapat dalam bentuk gas nitrogen (N2) yang
tidak tersdedia bagi tumbuhan.
Nitrogen memasuki ekosistem melalui dua jalur alamiah, yang keutamaan
relatifnya sangat nervariasi dari ekosistem ke ekosistem yang lain. Yang pertama, deposit
pada atmosfer, merupakan 5-10 % dari nitrogen yang dapat digunkan yang memasuki
+ -
sebagian besar ekosistem. Dalam proses ini, NH4 dan NO3 , kedua bentuk yang tersedia
bagi tumbuhan, ditambahkan ketanah melalui kelarutannya dalam air hujan atau melalui
pengendapan debu-debu halus atau butiran lainnya.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nitrogen yang berasal dari udara merupakan komponen utama dalam pembuatan
pupuk dan telah banyak membantu identifikasi produksi bahan makanan di seluruh dunia.
Pengembangan proses fiksasi nitrogen telah berasal memperjelas berbagai asas proses kimia
dan proses tekanan tinggi, serta ikut menyumbang dalam perkembangan dunia teknik.
Sebelum adanya proses fiksasi nitrogen secara sintetik, sumber utama nitrogen untuk
keperluan pertanian hanyalah bahan limbah dan kotoran hewan, hasil – hasil dekomposisi
bahan – bahan tersebut serta ammonium sulfat yang didapatkan dari hasil sampingan
pembuatan kokas dari batu bara.
15
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 1992. Kimia Unsur dan Radio Kimia. Bandung: Citra Aditya Bakti
Petrucci, Ralph. Kimia Dasar jilid 2. 1985. Jakarta: Erlangga
Saito, Taro. 1996. Buku Teks Kimia Anorganik Online. Tokyo : Kanagawa University
http://id.wikipedia.org/wiki/Nitorogen diakses pada 10 Januari 2012
http://mitra-pelajar-computer.blogspot.com/2008/12/kimia-karbon.html diakses 10 Januari
2012
16