Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“ SUHU DAN KALOR “

Disusun Oleh :
Kelompok

Nama : Insan
Ardimar
Ryland

SMA NEGERI 1 KUTACANE


KUTACANE ACEH TENGGARA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kutacane, Agustus 2021

Penyusun,

                                                                           

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................i


DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan ................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. Pengertian Suhu dan Kalor.................................................................................2
B. Perbedaan Suhu dan Kalor..................................................................................2
C. Keunggulan dan Kelemahan Berbagai Alat Ukur Suhu.............................3
D. Mengkonversikan Skala berbagai Termometer........................................6
E. Perpindahan Kalor...............................................................................................8
F. Menghitung Pemuaian serta Koefisien Pengukurannya.....................................10
BAB III PENUTUP..........................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu makalah dibuat untuk mengevaluasi hasil kerja kita untuk dijadikan acuan di
muka umum agar bisa dipahami dan bisa disebar luaskan agar bisa berguna bagi orang lain.
Dengan makalah kita bisa memberikan gambaran tentang hasil kerja kita beserta contoh-
contohnya dan solusi dari masalah yang kita hadapi agar dapat menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan cepat dan tepat sasaran, jadi makalah akan bisa lebih berguna lagi kalau
dari hasil kajian-kajian kita selama ini ternyata bisa memberikan kepastian bagi orang lain
sehingga bisa menimbulkan gagasan baru atau semangat bekerja yang lebih tinggi bagi orang
lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian suhu dan kalor ?
2. Apa perbedaan suhu dan kalor ?
3. Menjelaskan keunggulan dan kelemahan berbagai alat ukur suhu?
4. Mengkonversikan skala berbagai termometer ?
5. Menjelaskan keterkaitan perubahan wujud dengan suhu dan kalor?
6. Menjelaskan cara perpindahan kalor ?
7. Menghitung pemuaian serta koefisien pengukurannya ?
8. Menjelaskan Asas Black ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian suhu dan kalor
2. Mengetahui perbedaan suhu dan kalor
3. Mengetahui keunggulan dan kelemahan alat ukur suhu
4. Dapat mengkonversikan skala berbagai termometer
5. Mengetahui keterkaitan perubahan wujud dengan suhu dan kalor
6. Mengetahui cara perpindahan kalor
7. Menghitung pemuaian seta koefisien pengukuranya
8. Mengetahui Asas Black

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Suhu dan Kalor


Suhu merupakan derajat panas sebuah benda yang ditunjukkan oleh besaran.
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Ada berbagai macam termometer untuk
mengukur suhu. Yang pertama dan paling sering dipakai adalah termometer air raksa. Kedua
adalah thermometer alkohol yang digunakan untuk mengukur suhu lebih rendah, yaitu sekitar
titik beku hingga 1300 C. Yang lainnya adalah termoelemen, pirometer optik (untuk
temperatur tinggi), termometer Six Bellani, termostat untuk mengukur suhu ruangan,
termometer diferensial.
Kalor  merupakan salah satu bentuk energi atau tenaga yang berhubungan dengan
panas atau suhu suatu benda. Benda yang diberi kalor suhunya akan naik. Sementara itu,
benda yang melepas kalor suhunya akan turun. Jika benda yang bersuhu lebih tinggi
dicampur dengan benda bersuhu rendah, maka setelah beberapa saat akan dicapai suhu yang
sama.
Hal-hal yang mempengaruhi kenaikan suhu suatu benda
 Kenaikan suhu sebanding dengan panas
 Kenaikan suhu berbanding terbalik dengan jumlah air
 Kenaikan suhu bergantung jenis zat

B. Perbedaan Suhu dan Kalor


1. Suhu hanya merupakan kadar kelembaban dan panas dingin yang terasa meski tanpa
bersentuhan, sementara kalor adalah suatu perpindahan energi dari suhu tinggi ke
yang lebih rendah ketika dua benda bersentuhan. Kalor hanya dapat berpindah ketika
ada dua benda yang bersentuhan.
2. Suhu adalah panas dinginnya suatu benda. Suhu biasa disebut temperatur. Sedangkan
kalor adalah energi panas yang dimiliki suatu benda. Kalor adalah energi yang
satuannya joule atau kalori.

2
C. Keunggulan dan Kelemahan Berbagai Alat Ukur Suhu
1. Termometer Raksa
Termometer air raksa adalah termometer yang dibuat dari air raksa yang ditempatkan
pada suatu tabung kaca. Tanda yang dikalibrasi pada tabung membuat temperatur dapat
dibaca sesuai panjang air raksa di dalam gelas, bervariasi sesuai suhu. Untuk meningkatkan
ketelitian, biasanya ada bohlam air raksa pada ujung termometer yang berisi sebagian besar
air raksa; pemuaian dan penyempitan volume air raksa kemudian dilanjutkan ke bagian
tabung yang lebih sempit. Ruangan di antara air raksa dapat diisi atau dibiarkan kosong.
Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai dengan pekerjaan di laboratorium (-40 derajat
celcius sampai dengan 350 derajat celcius).
 Keunggulan
a. Peka terhadap perubahan suhu. Suhu raksa segera sama dengan suhu  benda yang
ingin diukur.
b. Dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah (-40 C) sampai suhu tinggi (360 C).
Hal ini disebabkan titik beku raksa mencapai -40 C dan titik didihnya mencapai
360 C.
c. Tidak membasahi dinding kaca sehingga pengukuran bisa menjadi lebih teliti. 
d. Mengkilap seperti perak sehingga mudah terlihat.
e. Mengembang dan memuai secara teratur.
 Kelemahan 
a. Harga raksa mahal dan susah dicari.
b. Bila tabung pecah, raksa sangat berbahaya, gas beracun.
c. Raksa tidak dapat digunakan mengukur lebih rendah dari -39® C,padahal suhu di
kutub Utara dan Selatan lebih rendah daripada suhu tersebut.

2. Termometer alkohol
Termometer alkohol adalah termometer yang menggunkan alkohol sebagai media
pengukur, yang merupakan alternatif dari termometer air raksa dengan fungsi yang sama.
Tetapi tidak sama seperti air raksa dalam termometer kaca. Isi termometer alkohol tidak
beracun dan akan menguap dengan cukup cepat. Ruang di bagian atas cairan merupakan
campuran dari nitrogen dan uap dari cairan.
 Keunggulan
a. Pemuaian alkohol bersifat linear(teratur) terhadap kenaikan suhu.

3
b. Mempunyai jangkauan ukur besar, karena titik bekunya -112C.
c. Alkohol cepat mengambil suhu benda yang diukur.
d. Alkohol lebih murah.
e. Alkohol lebih cepat mengalami pemuaian meskipun kenaikan suhunya kecil
sehingga lebih akurat.
 Kelemahan
a. Titik didihnya rendah yaitu 78oC .
b. Alkohol membasahi dinding Tabung .
c. Alkohol tidak berwarna sehingga perlu diberi warna agar mudah dibaca

3. Termometer Klinis
Termometer klinis disebut juga termometer demam. Termometer ini digunakan oleh
dokter untuk mengukur suhu tubuh pasien. Pada keadaan sehat, suhu tubuh manusia sekitar
37 C. Tetapi pada saat demam, suhu tubuh dapat melebihi angka tersebut, bahkan bisa
mencapai angka 40. Skala pada termometer klinis hanya dari 35 C hingga 43 C. Hal ini sesuai
dengan suhu tubuh manusia, suhu tubuh tidak mungkin di bawah 35 C dan melebihi 43 C.
 Keunggulan
a. Saat ditempelkan pada tubuh akan membaca secara otomatis dan ditampilkan
dalam bentuk angka
b. Tidak mudah rusak
c. Cepat menangkap suhu/ menyamkan suhu dengan benda yang diukur
d. Bisa digunakan disemua site
 Kelemahan 
a. Termasuk termometer yang mahal
b. Kurang akurat
c. Gampang berubah posisi

4. Termometer Bimetal
Termometer bimetal memanfaatkan logam untuk menunjukkan adanya perubahan
suhu dengan prinsip logam akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan.
Kepala bimetal dibentuk spiral dan tipis, sedangkan ujung spiral bimetal ditahan sehingga
tidak bergerak dan ujung lainnya menempel pada pinggir penunjuk. Semakin besar suhu,

4
keping bimetal semakin melengkung dan meneyebabkan jarum penunjuk  bergerak ke kanan,
ke arah skala yang lebih besar. Termometer bimetal  biasanya terdapat di mobil.
 Keunggulan 
a. Tahan dari goncangan
b. Tidak mudah terbakar
c. Harganya relatif Murah
d. Tahan lama, awet dan mudah dikalibrasikan
e. Dapat digunakan untuk termograf
 Kelemahan
a. Memerlukan kalibrasi sering untuk menjaga akurasiRespon terhadap  perubahan
suhu lambat
b. Kurang akurat

5. Termometer Hambatan
Termometer hambatan merupakan termometer yang paling tepat digunakan dalam
industri untuk mengukur suhu di atas 1000 C. Termometer ini dibuat berdasarkan perubahan
hambatan logam, contohnya termometer hambatan platina. Dalam termometer hambatan
terdapat kawat penghambat yang disentuhkan ke benda yang akan diukur suhunya, misalnya
pada  pengolahan besi dan baja. Suatu tegangan atau potensial listrik yang  bernilai tetap
diberikan sepanjang termistor, yaitu sensor yang terbuat dari logam dengan hambatan yang
bertambah jika dipanaskan.
 Keunggulan
a. Dapat mengukur suhu yang sangat tinggi diatas 1000
b. Ramah lingkungan
c. Mudah menyesuaikan dengan suhu benda yang diukur
d. Efisien bila digunakan untuk keperluan industry
e. Tidak memerlukan keahlian kusus untuk mengoprasikannya
 Kelemahan
a. Instalasi sulit

5
D. Mengkonversikan Skala berbagai Termometer
1. Termometer skala Celcius
Merupakan termometer yang menggunakan skala Celcius (C).
Titik didih air: 100 derajat Celcius (100 C)
Titik beku: 0 derajat Celcius (0 C)
Dari 0 derajat Celcius sampai 100 derajar Celcius dibagi dalam 100 skala.
2. Termometer skala Reamur
Merupakan termometer yang menggunakan skala Reamur (R).
Titik didih air: 80 derajat Reamur (80 R)
Titik bekunya: 0 derajat Reamur (0 R)
Dari 0 derajat Reamur sampai 80 derajar Reamur dibagi dalam 80 skala.
3. Termometer skala Fahrenheit
Merupakan termometer yang menggunakan skala Fahrenheit (F).
Titik didih air: 212 derajat Fahrenheit (212 F)
Titik bekunya: 32 derajat Fahrenheit (32 F)
Dari 32 derajat Fahrenheit sampai 212 derajar Fahrenheit dibagi dalam 180 skala.
4. Termometer skala Kelvin
Merupakan termometer yang menggunakan skala Kelvin (K).
Titik didih air: 373 Kelvin (373 K)
Titik bekunya: 273 Kelvin (273 K)
Dari 273 Kelvin sampai 373 Kelvin dibagi dalam 100 skala.

Konversi suhu merupakan cara untuk menyatakan suhu suatu benda dari satu skala ke
dalam skala lainnya. Jadi, suhu suatu benda dalam Celcius dapat dikonversi (diubah) ke
dalam skala lainnya yaitu Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. Untuk mengonversi (mengubah)
suhu dari satu skala ke skala lain, dapat menggunakan rumus atau formula tertentu yang
sudah ditetapkan.
 Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Reamur (R)
Rumusnya adalah :
R = (4/5) C
R = suhu dalam skala Reamur
C = suhu dalam skala Celcius
Contoh:

6
Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C.
Bila dikonversi ke dalam skala Reamur (R) adalah
R = (4/5) C
R = (4/5) 100 = 80 R
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama dengan
80 dalam skala Reamur (R).
 Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Fahrenheit (F)
Rumusnya adalah:
F = (9/5) C + 32
F = suhu dalam skala Fahrenheit
C = suhu dalam skala Celcius
Contoh:
Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C. Bila dikonversi ke dalam
skala Fahrenheit (F) adalah
F = (9/5) C + 32
F = (9/5) 100 + 32 = 212 F
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama dengan
212 dalam skala Fahrenheit (F).
 Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Kelvin (K)
Rumusnya adalah:
K = C + 273
K = suhu dalam Kelvin
C = suhu dalam Celcius
Contoh:
Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C. Bila dikonversi ke dalam
Kelvin (K) adalah
K = C + 273
K = 100 + 273 = 373 K

Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama dengan
373 dalam skala Kelvin (K).
Tak hanya dari skala Celcius (C), konversi juga dapat dilakukan dari skala lainnya
yaitu Reamur (R), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K).

7
Secara ringkas, rumus untuk mengkonversi suhu dari skala satu ke skala lainnya
adalah:
 Konversi suhu dari Celcius (C) ke Reamur (R), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K) adalah:
R = (4/5) C
F = (9/5) C + 32
K = C + 273
 Konversi suhu dari Reamur (R) ke Celcius (C), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K) adalah:
C = (5/4) R
F = (9/4) R + 32
K = C + 273 = (5/4) R + 273
 Konversi suhu dari Fahrenheit (F) ke Celcius (C), Reamur (R), dan Kelvin (K) adalah:
C = 5/9 (F-32)
R = 4/9 (F-32)
K = 5/9 (F-32) + 273
 Konversi suhu dari Kelvin (K) ke Celcius (C), Reamur (R), Fahrenheit (F) adalah:
C = K – 273
R = 4/5 (K-273)
F = 9/5 (K-273) + 32

E. Perpindahan Kalor
Konduktor adalah zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik,
sedangkan isolator adalah kebalikannya, yaitu zat yang sukar menghantarkan kalor. Dari hasil
percobaan diperoleh bahwa perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada jenis logam,
luas penampang penghantar kalor, perbedaan suhu antar ujung-ujung logam, serta panjang
penghantar yang dilalui oleh kalor tersebut. Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara,
yaitu :
a. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara selama terjadi perpindahan
kalor, tetapi tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat perantaranya. Contoh:
 Memasak air menggunakan panci logam. Panas panci yang berasal dari kompor
yang digunakan saat memasak.
 Membuat kopi atau minuman panas.
 Membakar besi, logam, dan sejenisnya

8
 Saat menyetrika baju, panas yang berasal dari setrika berpindah ke baju karena
digosokkan secara langsung sehingga baju menjadi hangat.
 Ketika memegang gelas yang panas, maka telapak tangan kita akan menerima
panas dari gelas tersebut.
                   
b. Konveksi
Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai dengan
perpindahan pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan
konveksi paksa. Pada konveksi alamiah pergerakan fluida terjadi karena perbedaan massa
jenis, sedangkan pada konveksi paksa terjadinya pergerakan fluida karena ada paksaan dari
luar. Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan menimbulkan konveksi udara disekitarnya,
air yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin laut dan angin darat, dsb. Contoh konveksi
paksa : sistim pendingin mobil, pengering rambut, kipas angin, Besar laju kalor ketika sebuah
benda panas memindahkan kalor ke fluida di sekitarnya adalah berbanding lurus dengan luas
permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida dan perbedaan suhu antara benda dengan
fluida.

c. Radiasi
Adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada radiasi,
kalor atau energi merambat tanpa membutuhkan zat perantara, berbeda halnya dengan
konduksi atau konveksi yang selalu membutuhkan medium.
Sebenarnya setiap benda memancarkan dan menyerap energi radiasi. Benda panas ada
yang berpijar dan ada juga yang tidak berpijar. Kedua benda tersebut
memencarkan/meradiasikan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik dengan
berbagai panjang gelombang. Yosef Stefan menemukan bahwa laju rambat kalor secara
radiasi tiap satu satuan luas permukaan benda begantung pada sifat dan suhu permukaan
benda. Benda yang mengkilap lebih sukar memencarkan kalor daripada benda yang hitan dan
kusam. Keadaan tersebut juga berlaku untuk benda yang menyerap kalor. Benda yang
permukaannnya mengkilap lebih sukar menyerap kalor daripada benda yang permukaannnya
hitam dan kusam. Jadi dapat dikatakan bahwa benda hitam dan kusam merupakan pemancar
dan penyerap kalor yang baik. Contoh:

9
 Tubuh terasa hangat ketika dekat dengan api atau jenis panas lainnya. Misalkan saat
tangan kita didekatkan pada kompor gas yang sedang menyala, hangatnya tubuh
ketika dekat dengan api unggun dan lainnya
 Panas matahari sampai ke bumi meski melewati ruang hampa
 Menjemur pakaian memanfaatkan perpindahan panas secara radiasi
 Menetaskan telur ayam/bebek dengan lampu
 Menjemur pakaian saat siang hari

F. Menghitung Pemuaian serta Koefisien Pengukurannya


1. Pemuaian Panjang
Jika temperatur dari sebuah benda naik, kemungkinan besar benda tersebut akan
mengalami pemuaian. Misalnya, sebuah benda yang memiliki panjang L0 pada temperatur T
akan mengalami pemuaian panjang sebesar ΔL jika temperatur dinaikan sebesar ΔT. 
Secara matematis, perumusan pemuaian panjang dapat dituliskan sebagai berikut.

Dengan α adalah koefisien muai panjang.

Satuan dari α adalah kebalikan dari satuan temperatur


skala Celsius (1/C°)atau kelvin 1/K . Tabel berikut ini menunjukkan nilai dari koefisien muai
panjang untuk berbagai zat.

10
Contoh:
kabel pada tiang listrik di rancang panjangnya sehingga pas, ketika siang hari kabel
memuai tidak terlalu kendor, dan malam hari kabel tidak terlalu menyusut sehingga kabel
tidak putus
2. Pemuaian Luas
Sebuah benda yang padat, baik bentuk persegi maupun silinder, pasti memiliki luas
dan volume. Seperti halnya pada pemuaian panjang, ketika benda dipanaskan, selain terjadi
pemuaian panjang juga akan mengalami pemuaian luas. 
Perumusan pada pemuaian luas hampir sama seperti pada pemuaian panjang, yaitu
sebagai berikut:

dengan β adalah koefisien muai luas.

satuan dari β adalah /K sama seperti koefisien muai panjang (α ). Coba Anda
perhatikan sebuah tembaga berbentuk persegi sama sisi. Misalkan, panjang sisi tembaga
adalah L0maka luas tembaga adalah L02 (Pangkat dua). 
Jika tembaga tersebut dipanasi sampai terjadi perubahan temperatur sebesar ΔT maka
sisi-sisi tembaga akan memuai dan panjang sisi tembaga menjadi L0 + ΔT. Luas tembaga
setelah memuai akan berubah menjadi (L0 + ΔT)2 dan perubahan luas setelah pemuaian
adalah:

dari perumusan koefisien muai luas, yaitu:

Oleh karena perubahan panjang ΔL tembaga sangatlah kecil maka nilai ΔL2
dapat diabaikan. Jika ditulis ulang, persamaan tersebut menjadi

11
seperti yang telah Anda ketahui bahwa 

Contoh:
Saat kaca dijendela terus menerus terkena panas sinar matahari bisa pecah, maka dari
itu diberi sedikit cela pada jendela.

3. Pemuaian Volume
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, setiap benda yang padat pasti memiliki
volume. Jika panjang sebuah benda dapat memuai ketika dipanaskan maka volume benda
tersebut juga ikut memuai. 
Perumusan untuk pemuaian volume sama dengan perumusan panjang dan luas, yaitu: 

dengan γ adalah koefisien muai volume: 

Perlu Anda ketahui terdapat hubungan antara α dan β terhadap waktu γ , yaitu:

Contoh:
Balon yg dibiarkan lama terkena panas sinar matahari dapat meletus, karena panas
dari matahari membuat molekul udara di dalam balon bergerak semakin cepat yang akhirnya
membuat balon tersebut memuai.

12
Contoh soal
1. Sebuah kuningan memiliki panjang 1 m. Tentukanlah pertambahan panjang kuningan
tersebut jika temperaturnya naik dari 10°C sampai 40°C.
Jawaban:
Diketahui: L0 = 1 m,
               ΔT = 40°C – 10°C = 30°C = 303,15K, dan
       αkuningan = 19 × 10–6/K.

 ΔL = α L0 ΔT
      = (19 × 10–6/K)(1 m)(303,15 K)
      = 5,76 × 10–3 = 5,76 mm
Jadi, pertambahan panjang kuningan setelah temperaturnya naik menjadi 40°
adalah 5,76 mm.

2. Sebuah batang aluminium memiliki luas 100 cm2. Jika batang aluminium tersebut
dipanaskan mulai dari 0°C sampai 30°C, berapakah perubahan luasnya setelah terjadi
pemuaian? (Diketahui: α = 24 × 10–6/K)
Jawaban:
Diketahui: A0 = 100 cm2 = 1 m2,
               ΔT  = 30°C – 0°C = 30°C = 303,15 K, dan
                  β  = 2α = 48 × 10–6/K.
ΔA = β A0ΔT
ΔA = 48 × 10–6/K × 1 m2 × 303,15 K
ΔA = 0,0145 m2
Jadi, perubahan luas bidang aluminium setelah pemuaian adalah 0,0145 m2.

3. Sebuah bola yang memiliki volume 50 m 3 jika dipanaskan hingga mencapai


temperatur 50°C. Jika pada kondisi awal kondisi tersebut memiliki temperatur 0°C,
tentukanlah volume akhir bola tersebut setelah terjadi pemuaian (Diketahui α = 17 ×
10–6/K)
Jawaban:
Diketahui: V0 = 50 m3,
                ΔT = 50°C – 0°C = 50°C = 323,15 K, dan
                   γ = 3α = 51 × 10–6/K.

13
ΔV = γ Vo ΔT
ΔV = 51 × 10–6/K × 50 m3 × 323,15 K
ΔV = 0,82 m3
ΔV = V – Vo
  V = ΔV + Vo
  V = 0,82 m3 + 50 m3 = 50,82 m3
Jadi, volume akhir bola setelah pemuaian adalah 50,82 m3

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Suhu merupakan derajat panas sebuah benda yang ditunjukkan oleh
besaran. Kalor merupakan salah satu bentuk energi atau tenaga yang berhubungan dengan
panas atau suhu suatu benda. pemuaian  adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena
pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.

B. Saran
Dari makalah diatas telah dipaparkan bahwa suhu dan kalor memiliki banyak manfaat
dalam kehidupan sehari-hari, maka dari itu marilah kita lebih meningkatkan pola belajar kita
untuk menambah wawasan bagi kita semua, karena belajar dapat membawa kita menjadi
manusia yang berilmu.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abadi,Rinawan , dkk. 2017. Detik-detik Ujian Nasional Fisika. Klaten. Intan Pariwara


Berpendidikan. (Juni, 2015). Pengertian Suhu dan Kalor. Diambil
dari http://www.berpendidikan.com/2015/06/pengertian-suhu-dan-kalor-beserta-
rumus-dan-daftar-kalor-jenis.html .( Diakses pada tanggal 09 November 2017)
Rosalina, Rahma. (Januari, 2014). Jenis-jenis Termometer. Diambil dari http://rahma-
rosalina.blogspot.co.id/2014/01/jenis-jenis-termometer.html. (Diakses pada tanggal
09 November 2017)
2011. Siap UN Ilmu Pengetahuan Alam. Semarang. Kantor Wilayah Kementrian Agama
Provinsi Jawa Tengah.

16

Anda mungkin juga menyukai