Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH FISIKA

SUHU DAN KALOR


DOSEN PENGAMPU:

Dra. IDA WAHYUNI, M.Pd.

IRFANDI, M.Si.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK THOMAS ALFA EDISON

FEBIOLA IHSANI HSB (4173341024)

NUR ANNISA MATONDANG (4173141048)

RAFIZAR AKBAR (4172141015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan

petunjuknya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah berjudul “SUHU DAN KALOR” ini.

Makalah ini saya susun berdasarkan data yang telah saya cari dan kumpulkan dan yang telah

saya pelajari sebelum membuat makalah ini.

Makalah ini bertujuan agar para pembaca dan juga saya dapat memahami, memantapkan dan

mengembangkan pelajaran yang akan saya bahas dalam makalah ini.

Saya sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun demi

memperbaiki kesalahan ini untuk menyempurnakan tugas-tugas berikutnya. Karena Makalah

yang saya buat ini tidak luput dari kesalahan.

Mudah-mudahan Makalah saya ini dapat berguna bagi kita semua dan dapat diridhoi oleh Tuhan

Yang Maha Esa. Amin

Medan, 22 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................i

Kata pengantar ..................................................................................................ii

Daftar Isi ...........................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................1

a. Latar belakang ..................................................................................................1

b. Perumusan masalah ..........................................................................................1

c. Tujuan penulisan ..............................................................................................1

d. Manfaat penulisan ............................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN. ................................................................................2

1. Pengertian Suhu................................................................................................2

2. Alat Pengukuran Suhu......................................................................................2

3. Macam-macam termometer..............................................................................2

4. Cara Membuat Termometer ..............................................................................3

5. Mengubah Skala Suhu…..................................................................................3

1. Pengertian Kalor...............................................................................................3

2. Satuan Kalor.....................................................................................................3

3. Pengaruh Kalor Terhadap Benda......................................................................3

4. Melebur Dan Membeku....................................................................................4

5. Persamaan Kalor...............................................................................................4

6. Perpindahan Kalor............................................................................................4

7. Peralatan Yang Memanfaatkan Sifat Kalor......................................................4


8. Asas Black........................................................................................................4

BAB III. PENUTUP ..........................................................................................4

a. Kesimpulan .......................................................................................................4

b. Saran ..................................................................................................................4

Daftar Pustaka ....................................................................................................5


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya kehidupan manusia selama ini tidak bias terlepas dari yang
namanya suhu dan kalor. Dalam kehidupan manusia yang selalu menjadikan kalor
sebagai alat untuk menjaga kestabilan manusia dalam menjalankan kehidupanya di
muka bumi ini. Dialam modernisasi seperti ini aplikasi kalor dibidang teknologi
mungkin tidak sulit anda temukan bahkan juga mungkin terdapat dirumah anda,
yaitu lemari es, suatu mesin yang diantaranya mengubah suatu air menjadi es.
Aplikasiperpindahankalor di alamandajumpaipadasirkuilasiudara di pantai. Pada
siang hari bertiup angin dari laut menuju darat, disebut angin laut. Begitu pula
sebaliknya pada malam hari bertiup angin dari darat menuju laut. Bagaimana air
biasa menjadi es? mengapa air laut bertiup siang hari dan angin darat bertiup
malam hari? Hal-hal tersebut merupakan bagian-bagian dari pada suhu dan kalor.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Suhu?
2. Alat apakah yang digunakan untuk mengukur Suhu?
3. Apa saja macam-macam thermometer?
4. Bagaimana cara membuat thermometer tersebut?
5. Bagaimana cara mengubah skala suhu dari satu satuan kesatuan yg lainnya?
6. Apa pengertian kalor dan adanya pengaruh kalor terhadap benda?
7. Apa yang dimaksud penguapan, Mendidih, Meleleh, dan Melebur?
8. Bagaimanakah bentuk persamaan Kalor?
9. Peralatan apa saja yang memanfaatkan sifat kalor?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan oleh penulis dengan penulisan makalah ini adalah
selain memenuhi TUGAS penunjang dalam mata kuliah Pendidikan IPA (Fisika)
Di SD, juga dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan mahasiswa dalam bidang fisika pada umumnya terutama materi
tentang suhu dan kalor pada khususnya.
.

D. Manfaat Penulisan

Agar mengetahui, memahami dalam penerapkan sifat- sifat fluida yang ada yang
sering kita tidak sadari pemanfaatannya dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

A. SUHU
1. PengertianSuhu
Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya
suatu benda. Untuk mengetahui dengan pasti dingin atau panasnya suatu benda,
kita memerlukian suatu besaran yang dapat diukur dengan alat ukur. Sebagai
contoh apa yang kamu rasakan ketika kita minum es, dingin bukan, ketika kita
merebus air, lama kelamaan air yang kamu rebus akan menjadi panas bukan
setelah itu bisakah kita mengukur suhu? Bisakah tangan kita digunakan untuk
mengukur panas atau dinginnya suatu benda dengan tepat? Kita tentu memerlukan
cara untuk membedakan derajat panas atau dingin benda tersebut untuk itu kita
perlu mengetahui cara untuk mengukur suhu secara akurat.
2. Alat Pengukuran Suhu
Alat untuk pengukur suhu disebut Termometer. Termometer pertama kali
dibuat oleh Galileo Galilei (1564-1642). Termemoter ini disebut termometer udara.
Termometer udara terdiriu dari sebuah bola kaca yang dilengkapi dengan sebatang
pipa kaca yang panjang , pipa tersebut dicelupkan kedalam cairan berwarna. Jika
bola kaca dipanaskan, udara didalam pipa akan mengembang sehingga udara
keluar dari pipa. Namun ketika bola didinginkan udara didalam pipa menyusut
sehingga sebagian air naik kedalam pipa. Termometer udara peka terhadap
perubahan suhu sehingga udara saat itu segera dapat diketahui.
Termometer dibuat berdasarkan prinsip perubahan volume. Thermometer
yang tabungnya diisi dengan raksa kita sebut thermometer raksa. Thermometer
raksa dengan skala Celcius adalah thermometer yang umum dijumpai dalam
keseharian. Selain raksa terdapat pula termometer alkohol. Adapun perbedaan atau
kelemahan dan kelebihan dari masing-masing thermometer yang dibuat dari Raksa
atau alkohol adalah sebagai berikut:
a. Keuntungandankerugianmenggunakantermometerraksa
Keuntungan:
1) Raksa mudah dilihat karna mengkilat.
2) Volume raksa berubah secara teratur ketika terjadi perubahan suhu.
3) Raksa tidak membasahi kaca ketika memuai atau menyusut.
4) Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan-pekerjaan
laboratorium (-40o C sampai dengan 350o C)
5) raksa dapat panas secara merata sehingga menunjukkan suhu dengan cepat
dan tepat.
Kerugian
1) raksa mahal.
2) Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah (
seperti dikutub utara dan selatan)
3) Raksa termasuk zat berbahaya sehingga ketika pecah akan membahayakan
kulit.
b. Keuntungan dan kerugian thermometer alkohol
Keuntungan:
1) Alcohol lebih murah disbanding Raksa
2) Alcohol lebih teliti karena untuk kenaikan suhu yang kecil, alcohol
mengalami perubahan volume yang lebih besar.
3) Alcohol dapat mengukur suhu yang sangat dingin (seperti didaerah kutub
yaitu – 112o C)
Kerugian:
1) Alcohol memiliki didih rendah yaitu 78oC, sehingga pemakainya terbatas.
2) Alcohol tidak berwarna sehingga harus diberi warna terlebih dahulu agar
terlihat.
3) Alcohol membasahi dinding kaca.
Mengapa kita menggunakan cairan yang jarang kita jumpai dikehidupan
kita sehari-hari seperti raksa dan alcohol? Mengapa kita tidak menggunakancairan
yang sering kita jumpai seperti air? Air tidak digunakan untuk mengisi pipa
thermometer karena 5 alasan berikut:
1) Air membasahi dinding kaca
2) Air tidak berwarna sehingga sulit dibaca batas ketinggiannya
3) Jangkauan suhu terbatas (0oC sampai 100oC)
4) Perubahan volume air sangat kecil ketika suhunya dinaikan.
5) Hasil bacaan yang didapat kurang teliti karna air termasuk penghantar panas
yang sangat jelek.

3. Macam-macamTermometer
Ada beberapa thermometer yang kita kenal, yaitu thermometer
laboratorium, thermometer ruang, thermometer klinis, dan thermometer Six-
Bellani.
a. Termometer Laboratorium
Thermometer laboratorium dapat dijumpai dilaboratorium. Alat ini biasanya
digunakan untuk mengukur suhu air dingin atau air yang sedang dipanaskan.
Thermometer laboratorium menggunakan raksa atau alcohol sebagai penunjuk
suhu. Raksa dimasukkan kedalam pipa yang sangat kecil (pipa kapiler). Kemudian
pipa dibungkus dengan kaca yang tipis. Tujuannya agar panas dapat diserap
dengan cepat oleh thermometer.
Suhu pada thermometer laboratorium biasanya 0 oC sampai 100oC. suhu 0oC
menyatakan suhu es yang sedang mencair, sedangkan suhu 100 oC menyatakan
suhu air sedang membeku.
b. Termometer Ruang

GambarTermometerRuang
Thermometer ruang dipasang pada tembok rumah atau kantor. Thermometer ini
mengukur suhu udara pada suatu saat. Skala thermometer ruang adalah -50oC
sampai 50oC. mengapa menggunakan skala seperti itu? Karena suhu udara
dibeberapa tempat bisa dibawah 0oC misalnya di Eropa. Sementara pada sisi lain
suhu udara tidak pernah melebihi 50oC.
c. Termometer Klinis

GambarTermometerKlinis
Thermometer klinis disebut juga thermometer demam. Thermometer ini biasanya
digunakan oleh dokter untuk mengukur suhu badan. Pada keadaan sehat suhu
tubuh kita sekitar 30oC namun pada keadaan demam suhu tubuh kita melebihi suhu
tersebut. Suhu tubuh kita pada saat demam dapat melebihi 40oC. skala suhu pada
thermometer klinis hanya 35oC sampai 43oC. hal ini sesuai dengan keadaan suhu
tubuh kita. Suhu tubuh kita tidak mungkin dibawah 35oC dan melebihi 45oC.
thermometer klinis biasanya dijepit pada ketiak, tapi ada pula yang nempel didahi,
dan ditempel dimulut. Ketika thermometer dijepit suhu tubuh kita membuat raksa
naik dipipa kapiler. Raksa akan berhenti bila suhu raksa sudah sama dengan suhu
tubuh kita dan kita tinggal membaca berapa suhu yang ditunjukkan oleh raksa.
d. Thermometer Six-Bellani
Thermometer Six-bellani disebut juga thermometer maxsimum minimum.
Thermometer ini dapat mencatat suhu tertinggi dan terendah pada jangka waktu
tertentu.

4. Cara Membuat Termometer

Dalam pembuatan thermometer, Mula-mula ditetapkan dua patokan suhu


yang selanjutnya disebut titik tetap. Titik tetap merupakan suhu ketika benda
mengalami perubahan wujud, misalnya saat benda mencair dan mendidih. Suhu
ketika benda mencair menyatakan titik tetap bawah, sedangkan suhu ketika kita
mendidih menyatakan titik tetap atas kemudian diantara titik tetap tersebut dibuat
skala-skala.
Bilangan yang menyatakan titik tetap berbeda antara satu ilmuan dengan
ilmuan lainnya.
Celcius (1701-1744) membuat titik tetap bawah ketika es mencair dan titik
tetap atas ketika air mendidih. Titik tetap bawah (suhu es mencair) ditetapkan
sebagai suhu 0o. Sementara titik tetap atas ( suhu air mendidih) ditetapkan sebagai
suhu 100o. Kemudian jarak antara titik tetap atas dan titik tetap bawah dibagi
menjadi 100ᵒ yang sama panjang. Dengan demikian skala Celcius memiliki rentang
suhu antara 0oC sampai 100oC. skala suhu seperti ini digunakan dibanyak Negara
termasuk di Indonesia.
Fahrenheit (1686-1736) memilih suhu campuran es dan garam ketika
membeku sebagai titik tetap bawah. Titik tetap ini menyatakan 0 o. Sementara titik
tetap atas dipasang bilangan 212o, yaitu titik didih campuran tersebut. Berarti skala
Fahrenheit memiliki rentang suhu antara 0oF sampai 212oF. kemudian jarak antara
titik tetap atas dan titik tetap bawah dibagi menjadi 180o yang sama panjang. Skala
yang dibuat oleh Fahrenheit digunakan dibeberapa Negara termasuk Inggris dan
Amerika Serikat.
Reamur memilih titik 0o untuk es yang mencair dan 80o untuk air
mendidih. Berarti skala reamur memiliki rentang suhu antara 0 oR sampai
80oR. kemudian jarak anatara dua titik tetap tersebut menjadi 80o yang sama.
Lord Kelvin (1824-1907) menyusun skala suhu dengan menggunakan
ukuran derajat yang sama besar dengan derajat Celcius. Namun Kelvin
menyatakan bahwa titik beku es adalah -273oK, sedangkan titik didih air adalah
373oC. dengan demikian 0oC sama dengan suhu -273oK sedangkan suhu 100oC
sama dengan suhu 373oK. Suhu -273oK disebut titik nol mutlak.
5. Mengubah Skala Suhu
Pada skala Celcius terdapat 100 skala, pada skala Farenheit terdapat 180 skala, dan
pada skala Reamur terdapat 80 skala. Perbandingan skala tersebut adalah
o
C : oF : oR = 5 : 9 : 4.
Untuk mengubah derajat satuskala menjadi derajat skala yang lain digunakan
rumus:

Rumus Yang
SuhuDiketahui DiubahKe
Digunakan
o o o o
C F F= C + 32
o
F o
C o
C = (oF – 32)
o o o
C R R = oC
o o o
R C C = oR
o o o
R F F = oR + 32
o
F o
R o
R = (oF – 32)
o
K o
C o
C = oK – 273
o o o
C K K = oC + 273

B. KALOR

1. Pengertian Kalor

Kalor merupakan bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu.
Secara alamiah, kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah. Sebelum abad ke – 17, orang beranggapan bahwa kalor merupakan zat
yang pindah dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Jika kalor
merupakan zat, tentu mempunyai masa. Ternyata benda yang suhunya naik,
massanya tidak berubah, jadi kalor bukan zat.

2. Satuan kalor :
Satuan untuk menyatakan kalor adalah Joule (J) atau Kalori (kal). Joule
menyatakan satuan usaha atau energi. Satuan Joule merupakan satuan kalor yang
umum digunakan dalam fisika. Sedangkan Kalori menyatakan satuan kalor. Kalori
(kal) merupakan satuan kalor yang biasa digunakan untuk menyatakan kandungan
energi dalam bahan makanan. Contohnya: sepotong roti memiliki kandungan
energi 200 kalori dan sepotong daging memiliki kandungan energi 600 kalori.
Nilai 1 kalori (1 kal) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan
1 kg air agar suhunya nai 1°C. Hubungan satuan kalori dengan joule adalah
1 kal = 4,2 J atau 1 J = 0,24 kal

3. Pengaruh Kalor Terhadap Benda


a. Pengaruh kalor terhadap suhu benda
Kalor merupakan energy yang diterima atau dilepaskan suatu benda. Kalor yang
diterima suatu benda bisa berasal dari matahari, api, atau benda lain. Kalor yang
diterima oleh benda dapat mengubah suhu benda. Ketika kalor diberikan kepada
air, maka suhu air bertambah. Makin banyak kalor yang diberikan makin banyak
pula perubahan pada suhu air. Bila kalor terus diberikan, lama kelamaan air akan
mendidih. Ketika air sudah mendidih suhu air tidak akan bertambah melainkan
tetap. Dapat disimpulkan bahwa kalor mengubah suhu benda.
Benda yang melepaskan kalor seperti air panas dalam gelas. Air panas yang kita
letakkan diatas meja akan melepaskan kalor keudara titik karena air panas
melepaskan kalor, maka suhu air panas makin lama makin turun. Air panas
berubah menjadi air dingin. Hal ini menunjukkan bahwa kalor merubah suhu
benda.
b. Pengaruh kalor terhadap wujud benda
Kalor menyebabkan perubahan wujud pada benda-benda, seperti cokelat dan es
batu. Cokelat yang kita genggam dengan tangan dapat meleleh. Hal ini terjadi
karena cokelat mendapat kalor dari tangan kita dan udara. Demikian juga dengan
es batu yang diletakkan dalam piring di atas meja. Lama-kelamaan es batu mencair
karena pengaruh kalor dari udara. Ketika es batu dipanaskan maka lama-kelamaan
es batu berubah menjadi air. Berarti es batu berubah wujud dari padat menjadi cair.
Logam seperti besi dan emas juga dapat berubah wujud bila mendapat panas. Hal
ini terjadi misalnya ditempat peleburan logam.
Pada fenomena lain bila pemanasan berlangsung terus maka suatu saat air
mendidih. Setelah mendidih cukup lama air seakan-akan lenyap. Disekitar panci
banyak terdapat uap air berarti air telah berubah wujud dari air menjadi gas. Dapat
disimpulkan bahwa kalor dapat merubah wujud gas. Perubahan wujud gas yang
disebabkan oleh kalor diantara :
1) Perubahan wujud dari padat menjkadi cair dan sebaliknya. Contoh fenomena
ini terjadi pada lilin yang sedang menyala.
2) Perubahan wujud dari cair menjadi gas dan sebaliknya. Fenomena ini terjadi
pada peristiwa memasak air dan terjadinya fenomena hujan.
3) Perubahan wujud dari padat menjadi gas dan sebaliknya. Peristiwa ini terjadi
pada kapur barus yang menyublin, yang mengubah kapur barus menjadi gas.
Sedangkan benda gas yang berubah menjadi benda padat dicontohkan pada asap
kenalpot. Asap nkenalpot berubah menjadi jelaga (benda padat) ketika menyentuh
permukaan dalam kenalpot.
4. Melebur dan Membeku
Melebur merupakan peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair.
Sedangkan membeku adalah kebalikannya, yaitu perubahan bentuk zat dari cair
menjadi padat.
Peristiwa melebur dan membeku sering kita jumpai dalam hidup kita, misalnya
saja peristiwa meleburnya keju yang dipanaskan di atas wajan, es krim yang
meleleh saat di tangan. Dan peristiwa membeku kita jumpai pada saat membuat es
batu.
Untuk melebur, zat memerlukan kalor, dan pada waktu melebur suhu zat tetap.
Sebaliknya untuk membeku, zat melepaskan kalor, dan pada waktu membeku,
suhu zat tetap.
Kalor yang diperlukan untuk meleburkan 1 Kg zat padat menjadi 1 Kg zat cair
pada titik leburnya dinamakan kalor lebur. Sebaliknya, kalor yang dilepaskan pada
waktu 1 Kg zat cair membeku menjadi 1 Kg zat padat pada titik bekunya
dinamakan kalor beku. Jika banyaknya kalor yang diperlukan oleh zat yang
massanya m Kg untuk melebur adalah Q Joule, maka kalor lebur (L) dapat kita
tulis:

Dimana:
L = KalorLebur (J/Kg)
Q = Banyaknyakalor (J)
m = Massa (Kg)
Nilai kalor lebur Berbeda untuk zat yang berbeda, seperti digambarkan pada table
berikut:
TitilLebur KalorLebur
Zat
(oC) (J/Kg)
Air 0 336.000
Alcohol -97 69.000
Raksa -39 120.000
Aluminium 660 403.000
Tembaga 1.083 206.000
Platina 1.769 113.000
Timbale 327 25.000

5. Persamaan Kalor
Kalor menyatakan banyaknya panas, sedangkan suhu menyatakan derajat
panas suatu benda. Misalnya kita memiliki dua panic yang identik. Panic pertama
berisi 100 g air, sedangkan panic kedua berisi 50 g air. Suhu air dalamkedua panic
tersebut sama. Bila kedua air ini dipanaskan, maka air 100 g memerlukan kalor
lebih banyak dibandingkan air 50 g. Itu berarti kalor sebanding dengan massa.
Pemberian kalor menyebabkan suhu benda berubah. Makin banyak kalor
yang diberikan pada suatu benda, maka suhu benda tersebut makin tinggi. Berarti
kalor sebanding dengan perubahan suhu. Selain bergantung pada massa dan
perubahan suhu, kalor yang diperlukan agar suhu benda naik juga bergantung pada
jenis zat. Bila kita merangkum semua factor tersebut, maka kalor yang diperlukan
agar suhu benda naik adalah:
Q = m c Δt
Dimana:
Q = BanyaknyaKalor (J)
m = Massa (Kg)
c = Kalorjenisbenda (J/Kg oC)
Δt = Perubahasuhu (oC)
Kalor jenis menyatakan banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu 1 Kg zat sebesar 1 oC. Beberapa contoh kalor jenis dari beberapa zat adalah
sebagai berikut:

KalorJenis/c
Zat
(J/Kg oC)
Timbel 128
Emas 129
Raksa 140
Tembaga 400
Besi 460
Baja 500
Kaca 700
KalorJenis
Zat
(J/Kg oC)
Aluminium 900
Es 2100
Eter 2190
Alcohol
2500
(Etil)
Air (15oC) 4200
Beton 800
6. Perpindahan Kalor
a. Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat perantara. Namun, zat
tersebut tidak ikut berpindah ataupun bergerak. COntoh sederhana dalam
kehidupan sehari-hari misalnya, ketika kita membuat kopi atau minuman panas,
lalu kita mencelupkan sendok untuk mengaduk gulanya. Biarkan beberapa menit,
maka sendok tersebut akan ikut panas. Panas dari air mengalir ke seluruh bagian
sendok. Atau contoh lain misalnya saat kita membakar besi logam dan sejenisnya.
Walau hanya salah satu ujung dari besi logam tersebut yang dipanaskan, namun
panasnya akan menyebar ke seluruh bagian logam sampai ke ujung logam yang
tidak ikut dipanasi. Hal ini menunjukkan panas berpindah dengan perantara besi
logam tersebut.
b. Perpindahan Kalor Secara Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat
perantaranya. Perpindahan panas secara Konveksi terjadi melalui aliran zat.
Contoh yang sederhana adalah proses mencairnya es batu yang dimasukkan ke
dalam air panas. Panas pada air berpindah bersamaan dengan mengalirnya air
panas ke es batu. Panas tersebut kemudian menyebabkan es batunya meleleh.
c. Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa melalui perantara. Untuk
memahami ini, dapat kita lihat kehidupan kita sehari-hari. Ketika matahari bersinar
terik pada siang hari, maka kita akan merasakan gerah atau kepanasan. Atau ketika
kita duduk dan mengelilingi api unggun, kita merasakan hangat walaupun kita
tidak bersentukan dengan apinya secara langsung. Dalam kedua peristiwa di atas,
terjadi perpindahan panas yang dipancarkan oleh asal panas tersebut sehingga
disebut dengan Radiasi.
7. Peralatan Yang Memanfaatkan Sifat Kalor
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai peralatan yang
memanfaatkan sifat kalor diantaranya:
a. Kulkas
Kulkas dimanfaatkan untuk mendinginkan atau mengawetkan makanan dan
minuman. Daging, ikan, buah-buahan, dan coklat sebaiknya disimpan dikulkas
agar lebih bertahan lama. Sementara air dan minuman disimpan dalam kulkas agar
terasa segar saat diminum. Didalam ruang pembeku kulkas terdapat rangkaian
pipa. Pipa ini bersambung dengan pipa diseluruh ruang pada kulkas. Dalam pipa
terdapat Freon (zat yang mudah menguap). Freon cair dialirkan kedalam ruang
pembeku dimana tekanan udara ditempat itu rendah. Karena tekana udara rendah
maka Freon akan mudah menguap. Ketika menguap, freon mengambil kalor dalam
makanan yang disimpan dalam ruang pembeku. Karna melepaskan kalor maka
ruang pembeku menjadi dingin. Hal ini mirip dengan menetesnya spiritus atau
alcohol pada kulit kita. Alcohol dengan cepat menguap sambil mengambil kalor
dari tangan kita, akibatnya tangan menjadi dingin.
b. Otoklaf
Beberapa jenis pekerjaan membutuhkan pemanasan hingga suhu melebihi 100ᵒC.
untuk mendapatkan suhu ini orang memanfaatkan uap yang berasal dari air
mendidih pada tekanan diatas 1 atm. Contohnya, pada proses vulkanisasi karet.
Untuk membunuh bakteri pada peralatan kedokteran digunakan otoklaf. Dengan
menggunakan alat ini maka dapat dicapai suhu diatas 100ᵒC sehingga bakteri pun
mati.
c. Alat penyulingan air
Benda lain yang memanfaatkan sifat kalor adalah alat penyuling air (destilasi).
Alat penyulingan air dilengkapi dengan alat pendingin yang disebut kondensor.
Didalam kondensor dialiri air dingin secara terus menerus menyelubungi pipa.
Sementara pipa sendiri mengaliri uap-uap panas dari labu didih kebotol
Erlenmeyer. Cara kerja alat penyulingan air dapat digambarkan sebagai berikut:
mula-mula air dalam labu dipanaskan hingga mendidih. Leher labu ditutup dengan
gabus yang dilengkapi dengan thermometer. Uap panas yang terbentuk kemudian
mengalir melalui pipa yang dilingkupi oleh alat pendingin (kondensor). Ketika
melewati alat pendingin uap panas berubah menjadi tetes-tetes embun. Tetes-tetes
embun ini kemudian mengalir kedalam botol Erlenmeyer. Dengan demikian kita
mendapat air suling yang dapat diminum.

8. Asas Black
Ketika kita memasukkan es batu kedalam air panas ternyata suhu air turun
karena air melepaskan kalor ke es batu. Sementara itu, es batu mencair atau
berubah wujud karena mendapat kalor dari air panas. Berarti pada peristiwa ini
salha satu benda melepaskan kalor, sedangkan benda yang lain menerima kalor.
besranya kalor yang dilepas dan kalor yang diterima oleh benda yang bercampur
pertama kali diketahui oleh Joseph Black (1720-1799), seorang ilmuan Inggris. Ia
melakukkan serangkaian eksperimen dan mendapatkan hasil berikut:
a. Bila dua benda bercampur maka benda yang panas akan memberikan kalor
kepada benda yang dingin hingga suhu keduanya sama.
b. Banyaknya kalor yang dilepas oleh benda yang panas sama dengan
banyaknya kalor yang diserap oleh benda yang dingin
Pernyataan diatas dapat diringkas sebagai berikut: Kalor yang dilepas oleh suatu
benda sama dengan kalor yang diterima benda lain. Pernyataan ini dikenal dengan
Asas Black. Yang ditulis dengan pernyataan
Kalor Lepas = kalor terima
Q lepas = Q terima
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehidupan manusia selama ini tidak bias terlepas dari yang namanya suhu
dan kalor. Dalam kehidupan manusia yang selalu menjadikan kalor sebagai alat
untuk menjaga kestabilan manusia dalam menjalankan kehidupanya di muka bumi
ini .
Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau
dinginnya suatu benda. Untuk mengetahui dengan pasti dingin atau panasnya suatu
benda, kita memerlukian suatu besaran yang dapat diukur dengan alat ukur.
Alat untuk pengukur suhu disebut Termometer. Termometer pertama kali
dibuat oleh Galileo Galilei (1564-1642). Termemoter ini disebut termometer udara.
Termometer udara terdiri dari sebuah bola kaca yang dilengkapi dengan sebatang
pipa kaca yang panjang , pipa tersebut dicelupkan kedalam cairan berwarna. Jika
bola kaca dipanaskan, udara didalam pipa akan mengembang sehingga udara
keluar dari pipa. Namun ketika bola didinginkan udara didalam pipa menyusut
sehingga sebagian air naik kedalam pipa. Termometer udara peka terhadap
perubahan suhu sehingga udara saat itu segera dapat diketahui.
Kalor merupakan bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu.
Secara alamiah, kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah. Sebelum abad ke – 17, orang beranggapan bahwa kalor merupakan zat
yang pindah dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Jika kalor
merupakan zat, tentu mempunyai masa. Ternyata benda yang suhunya naik,
massanya tidak berubah, jadi kalor bukan zat.
Satuan untuk menyatakan kalor adalah Joule (J) atau Kalori (kal). Joule
menyatakan satuan usaha atau energi. Satuan Joule merupakan satuan kalor yang
umum digunakan dalam fisika. Sedangkan Kalori menyatakan satuan kalor. Kalori
(kal) merupakan satuan kalor yang biasa digunakan untuk menyatakan kandungan
energi dalam bahan makanan.
Hubungan satuan kalori dengan joule adalah
1 kal = 4,2 J atau 1 J = 0,24 kal

DAFTAR PUSTAKA
Marthon Kanginan, Sains Fisika SMP, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2004
Widagdo Mangunwiyoto Harjono, Pokok-Pokok Fisika SMP Untuk Kelas VIII,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 2004.
http://juprimalino.blogspot.com/2012/05/perpindahan-panas-konveksi-radiasi.html

Anda mungkin juga menyukai