Assammualaikum warahmatullahiwabarakatuh,
Alhamdullilahirabbilalamin,puji syukur kami ucapkan kepada allah swt dengan izin dan
rahmatnya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang SUHU DAN KALOR” sebagai tugas
mata kuliah Konsep Dasar IPA 1.
Terima kasih kami ucapkan kepada ibuk Dra.Yanti Fitria,M.pd sebagai dosen pembimbing
dalam mata kuliah Konsep Dasar Ipa 1. Kemudian kepada orang tua, teman teman dan semua
pihak yang telah memberi support dan bantuan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan. Akan tetapi kami berharap,
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...............................................................
B. Rumusan masalah...................................................................
C. Tujuan penulisan.............................................................
II. PEMBAHASAN
III. PENUTUP
A. KESIMPULAN................................................................
B. SARAN............................................................................
DAFTAR RUJUKAN
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam keseharian, kita sering kali menemukan atau merasakan suatu keadaan “panas”
atau “dingin”. Es diketahui lebih dingin dibandingkan benda-benda yang ada di sekitarnya.
Sebaliknya, api lebih panas dibandingkan dengan benda-benda lainnya. Contoh lain, suatu
saat kita tentu pernah mengikuti kegiatan perkemahan di daerah pegunungan. Ketika tiba
waktunya malam hari, sangat terasa dinginnya udara pegunungan, bahkan terkadang kita sampai
menggigil. Kemudian teman kita berinisiatif mengumpulkan ranting-ranting pepohonan untuk
membuat api unggun. Seketika badan kita terasa hangat. Bahkan bila jarak kita terlalu dekat,
kita akan merasakan panas. Keadaan panas dan dinginnya suatu benda dinyatakan dalam suatu
besaran yang dinamakan suhu. Akan tetapi, keadaan panas atau dinginnya suatu benda ini
melahirkan pengertian yang relatif, artinya setiap orang memiliki standar yang berbeda-beda.
Oleh karena itu perlu dibuat standar dalam menentukan derajat panas atau dingin, sehingga
penting bagi kita untuk mengetahui besaran suhu melalui alat pengukur suhu atau termometer.
Ketika kita berada dekat benda panas, pada dasarnya terjadi perpidahan kalor dalam bentuk
radiasi dari benda panas tersebut ke tubuh kita, sehingga kita merasakan panas melalui kulit.
Perubahan keadaan dari panas menjadi dingin atau sebaliknya selalu berkaitan dengan adanya
perpindahan panas atau kalor. Pada kegiatan belajar ini akan kita pelajari bagaimana pengaruh
suhu terhadap perubahan wujud suatu benda, juga dibicarakan mengenai bagaimana proses
yang terjadi pada perpindahan kalor.
4
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas di dalam makalah ini adalah:
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Suhu
Suhu dapat didefinisikan sebagai derajat panas satu benda. Benda yang panas memiliki
suhu yang lebih tinggi dibandingkan benda yang dingin. Jadi, semakin tinggi suhu suatu benda,
makin tinggi derajat panas yang dimilikinya. Suhu suatu benda berkaitan dengan gerakan
partikel-partikel benda tersebut. Jika suhu suatu benda tinggi, partikel-partikel penyusun benda
tersebut bergerak dengan kecepatan tinggi. Demikian juga bila suhu rendah, partikel-partikel
penyusun benda bergerak dengan kecepatan rendah pula.
Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat macam
termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin.Termometer
memanfaatkan sifat termometrik suatu zat, yaitu perubahan sifat-sifat zat karena perubahan suhu
zat tersebut. Termometer pertama kali ditemukan oleh Galileo Galilei (1564-1642). Termometer
ini disebut termometer udara.
Termometer udara terdiri dari sebuah bola kaca yang dilengkapi dengan sebatang pipa kaca
panjang. Pipa tersebut dicelupkan ke dalam cairan berwarna. Ketika bola kaca dipanaskan, udara
di dalam pipa akan mengembang sehingga sebagian udara keluar dari pipa. Namun, ketika bola
didinginkan udara di dalam pipa menyusut sehingga sebagian air naik ke dalam pipa.
Termometer udara peka terhadap perubahan suhu sehingga suhu udara saat itu dapat segera
diketahui. Meskipun peka terhadap perubahan suhu, namun termometer ini harus dikoreksi setiap
terjadi perubahan tekanan udara.
6
Disebut termometer raksa karena di dalam termometer ini terdapat air raksa. Fungsi raksa
adalah sebagai penunjuk suhu. Raksa akan mengembang bila termometer menyentuh benda yang
lebih hangat dari raksa.
Berikut ini beberapa keuntungan air raksa sebagai pengisi termometer, antara lain :
1) Air raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga pengukurannya menjadi teliti.
3) Air raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur.
4) Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu – 40 0C dan
mendidih pada suhu 360 0 C.
Selain beberapa keuntungan, ternyata air raksa juga memiliki beberapa kerugian, antara lain:
2) Air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah.
3) Air raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya pecah.
3. Termometer alkohol
2) Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikan suhu yang kecil ternyata alkohol mengalami
perubahan volume yang besar.
3) Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik beku alkohol –1300C.
2) Titik didihnya rendah (78 0C)3) Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu memberi pewarna
dahulu agar dapat dilihat.
Mengapa air tidak dipakai untuk mengisi tabung termometer? Alasannya karena air membasahi
dinding kaca, jangkauan suhunya terbatas, perubahan volumenya kecil, penghantar panas yang
7
jelek. Termometer air raksa banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk
mengukur panas badanmu digunakan thermometer demam. Sedangkan untuk mengukur
suhusuatu ruangan digunakan termometer dinding.
Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur suhu air dingin atau air yang sedang
dipanaskan. Termometer laboratorium menggunakan raksa atau alkohol sebagai penunjuk suhu.
Raksa dimasukkan ke dalam pipa yang sangat kecil (pipa kapiler), kemudian pipa dibungkus
dengan kaca yang tipis. Tujuannya agar panas dapat diserap dengan cepat oleh termometer.
Skala pada termometer laboratorium biasanya dimulai dari 0 C hingga 100 C. 0 C menyatakan
suhu es yang sedang mencair, sedangkan suhu 100 C menyatakan suhu air yang sedang
mendidih.
Termometer Ruang
Termometer ruang biasanya dipasang pada tembok rumah atau kantor. Termometer ruang
mengukur suhu udara pada suatu saat. Skala termometer ini adalah dari -50 C sampai 50 C. Skala
ini digunakan karena suhu udara di beberapa tempat bisa mencapai di bawah 0 C, misalnya
wilayah Eropa. Sementara di sisi lain, suhu udara tidak pernah melebihi 50 C.
8
Termometer Klinis
Termometer klinis disebut juga termometer demam. Termometer ini digunakan oleh dokter
untuk mengukur suhu tubuh pasien. Pada keadaan sehat, suhu tubuh manusia sekitar 37 C. Tetapi
pada saat demam, suhu tubuh dapat melebihi angka tersebut, bahkan bisa mencapai angka 40.
Skala pada termometer klinis hanya dari 35 C hingga 43 C. Hal ini sesuai dengan suhu tubuh
manusia, suhu tubuh tidak mungkin di bawah 35 C dan melebihi 43 C.
Termometer Six-Bellani
9
B. Termometer dengan bahan zat padat
Termometer Bimetal
10
Termometer Hambatan
Termometer hambatan merupakan termometer yang paling tepat digunakan dalam industri untuk
mengukur suhu di atas 1000 C. Termometer ini dibuat berdasarkan perubahan hambatan logam,
contohnya termometer hambatan platina.
Dalam termometer hambatan terdapat kawat penghambat yang disentuhkan ke benda yang
akan diukur suhunya, misalnya pada pengolahan besi dan baja. Suatu tegangan atau
potensial listrik yang bernilai tetap diberikan sepanjang termistor, yaitu sensor yang
terbuat dari logam dengan hambatan yang bertambah jika dipanaskan.
Termokopel
11
C. Termometer dengan bahan gas
Termometer gas adalah jenis termometer yang memanfaatkan sifat-sifat termal gas. Ada dua
macam termometer gas:
a. Termometer yang volume gasnya dijaga tetap dan tekanan gas tersebut dijadikan sifat
termometrik dari termometer.
b. Termometer yang tekanan gasnya dijaga tetap dan volume gas tersebut dijadikan sifat
termometrik dari termometer.
12
Termometer optis
1. Pirometer
Prinsip kerja pirometer adalah dengan mengukur intensitas radiasi yang dipancarkan oleh
benda-benda yang suhunya sangat tinggi. Spirometer dapat digunakan untuk mengukur suhu
antara 500 C – 3.000 C.
2. Termometer inframerah
13
Skala pada Beberapa Termometer
Ketika mengukur temperatur dengan menggunakan termometer, terdapat beberapa skala
yang digunakan, antaranya skala Celsius, skala Reamur, skala Fahrenheit, dan skala Kelvin.
Keempat skala tersebut memiliki perbedaan dalam pengukuran suhunya. Berikut rentang
temperatur yang dimiliki setiap skala.
perbandingan 5 4 9 5
Mengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius,
Fahrenheit, dan Reamur.Pada skala Celsius, 0 °C adalah titik dimana air membeku dan 100 °C
adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering digunakan di
dunia. Skala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup
ditambahkan 273 (atau 273.15 untuk lebih tepatnya).
Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku adalah
32 °F dan titik didih air adalah 212 °F.Sebagai satuan baku, Kelvin tidak memerlukan tanda
derajat dalam penulisannya. Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20° K.
Daftar Perhitungan Skala Suhu
Dari Ke
14
Celsius Reamur Fahrenheit Kelvin
Celsius
Reamur
Fahrenheit
Kelvin
3. Pengertian Kalor
Kalor adalah suatu bentuk energy yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan
benda itu berubah,suhu wujud bentuk. Kalor berasal dari kata calonc, ditemukan oleh ahli kimia
prancis bernama Anntonie Laurent Lavoiser (1743-1794). Kalor memiliki satuan kalori (kal) dan
kilokalori (kkal) . 1 kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram
air,sehingga naik 10C . Kalor juga merpukan energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur
suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar,
begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu
benda(zat) bergantung pada 3 faktor :
15
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :
Q = m.c.(t2 – t1)
Dimana:
Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan
dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap
(J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor
(H) dan kalor jenis (c)
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1
derajat celcius.
H = Q/(t2-t1)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1
derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.
c = Q/m.(t2-t1)
H = m.c
16
4. Perpindahan Kalor
Kalor dapat berpindah karena adanya perbedaan suhu. Kalor pada suatu benda dapat
berpindah dari suatu benda yang suhunya tinggi ke benda lain yang suhunya rendah.
Fenomena perpindahan kalor ini dapat dengan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya pada saat memasak, api yang mengenai bagian dasar panci akan menyebar ke
seluruh bagian permukaan panci dan bahan makanan yang ada di dalamnya. Contoh lainnya
yaitu kalor (panas) matahari yang sampai ke permukaan bumi.
Berbicara mengenai perpindahan kalor, maka kita mengenal setidaknya ada tiga cara
terjadinya perpindahan kalor, yaitu melalui cara konduksi, cara konveksi, dan cara radiasi.
1. Konduksi
Konduksi, atau disebut juga hantaran, merupakan salah satu cara perpindahan kalor
melalui suatu perantara zat tanpa disertai perpindahan bagian-bagian dari zat itu. Misalnya,
ketika kita memanaskan logam pada salah satu ujungnya, maka lambat laun ujung lainnya
akan menjadi panas karena adanya perpindahan kalor melalui logam tersebut.
Kemampuan zat atau benda dalam menghantarkan kalor juga berbeda-beda. Oleh
karena itu, kemampuan benda-benda di alam dalam menghantarkan kalor dibedakan
kedalam dua kelompok: konduktor dan isolator. Konduktor adalah kelompok benda-benda
yang mudah menghantarkan kalor. Contoh konduktor adalah tembaga, besi, aluminium, dan
sejenisnya. Sedangkan isolator adalah kelompok benda-benda yang sukar menghantarkan
kalor. Contoh isolator adalah kayu, karet, plastik, dan sejenisnya.
2. Konveksi
Konveksi merupakan salah satu cara perpindahan kalor melalui suatu zat disertai oleh
perpindahan zat tersebut. Perpindahan kalor secara konveksi hanya terjadi pada zat cair dan
gas (fluida). Perpindahan kalor secara konveksi dinamakan juga aliran panas, karena bagian-
bagian zat itu terus mengalir selama pemanasan. Misalnya, perpindahan kalor melalui air
yang dipanaskan. Ketika air dipanaskan, maka bagian air yang panas akan berkurang massa
17
jenisnya, sehingga akan naik ke permukaan. Tempat air panas tersebut akan digantikan oleh
air dingin yang juga akan mengalami hal serupa dengan air panas sebelumnya. Proses seperti
ini terus berulang hingga akhirnya seluruh bagian air menjadi panas.
Perpindahan panas secara konveksi juga terjadi pada udara, sehingga terjadi apa yang
dinamakan angin darat dan angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari. Air lebih lambat
menyerap panas dari tanah, sehingga pada siang hari udara di atas lautan lebih dingin
daripada udara di atas daratan. Akibatnya massa jenis udara di atas daratan lebih kecil. Oleh
karenanya, udara di atas daratan akan naik dan tempatnya digantikan oleh udara di atas
lautan, sehingga terjadi aliran angin dari laut ke darat yang dinamakan angin laut. Angin darat
terjadi pada malam hari. Udara di atas daratan lebih cepat dingin dibandingkan udara di atas
lautan, sehingga udara di atas lautan akan naik dan tempatnya diisi oleh udara di atas daratan,
dan terjadi aliran angin dari darat ke laut yang dinamakan angin darat.
3. Radiasi
Radiasi atau pancaran merupakan cara perpindahan kalor tanpa perpindahan zat
perantara. Misalnya pancaran sinar matahari. Panas dari matahari dapat sampai ke bumi,
walaupun jarak antara bumi dan matahari sangat jauh dan diantara bumi dan matahari
terdapat ruang hampa.
Sifat pancaran dari berbagai permukaan benda juga berbeda-beda. Beberapa jenis
benda tercatat ada yang mudah menyerap dan memancarkan radiasi kalor dan beberapa jenis
benda lainnya ada yang tidak mudah menyerap dan memancarkan radiasi kalor. Berdasarkan
sejumlah penyelidikan diketahui bahwa benda hitam lebih mudah menyerap dan
memancarkan kalor dibandingkan dengan benda selain hitam. Oleh karena itu, apabila pada
siang hari yang terik kita menggunakan pakaian berwarna hitam, maka kita akan merasakan
panas yang lebih dibandingkan apabila kita menggunakan pakaian yang berwarna selain
hitam.
Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Besarnya kalor suatu zat menunjukkan berapa
besar energi kinetik dari partikel-partikel penyusunnya. Kalor mempunyai satuan Joule (SI) atau
18
kalori. Pengaruh kalor terhadap suatu benda selain akan meningkatkan suhu suatu benda bisa
mengakibatkan terjadinya perubahan wujud zat.
Kalor dapat mengubah wujud benda dan dapat mengubah suhu benda.
Besarnya kalor (Q) yang diberikan pada sebuah benda sebanding dengan kenaikan suhu
benda itu (Δt).
Semakin lama pemanasan berarti kalor yang diterima air semakin besar dan suhu air semakin
tinggi.
Jumlah kalor (Q) yang diserap benda untuk menaikkan suhu yang sama adalah sebanding
dengan massa benda itu.
Untuk menaikkan suhu yang sama, jumlah massa zat sama, tetapi jenis zat berbeda
membutuhkan kalor yang berbeda pula. Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
bergantung pada jenis zat.
Kalor Jenis
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk menaikkan suhunya
sebesar 1°C
Kalor yang dilepas / diterima oleh zat ketika berubah suhunya, tergantung pada: massa zat, jenis
zat, dan perubahan suhu.
19
Pada dasarnya setiap benda atau zat dapat berubah dari satu wujud (padat, cair, dan gas) ke
wujud lain dan perubahan ini terjadi karena adanya peranan kalor. Proses perubahan wujud
pada suatu benda dapat digambarkan pada diagram berikut.
Kalor untuk mengubah wujud benda dari cair menjadi uap tergantung pada: massa zat
dan kalor uap zat.
Kalor didih atau kalor uap adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk
mengubah dari wujud cair menjadi wujud gas pada titik didihnya.
Kalor untuk mengubah wujud benda dari padat menjadi cair tergantung pada: massa zat dan
kalor lebur zat,
Kalor lebur adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk mengubah dari wujud
padat menjadi cair pada titik leburnya.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa energi kalor dapat mengubah wujud suatu benda,
dalam hal ini saya akan menggunakan air sebagai contohnya. Air dalam suhu yang amat rendah
(-40o Celcius ) akan berbentuk sebagai es yang berwujud padat, sedangkan pada suhu 0 o Celcius
air akan mengalami perubahan wujud dari padat ( es ) menjadi cair. Suhu air akan terus
20
mengalami kenaikan ketika dipanaskan, yang pada akhirnya hinga di titik 100o Celcius akan
mengalami perubahan wujud dari cair menjadi gas ( uap air ).
1. Ketika air mengalami perubahan wujud maka air TIDAK mengalami perubahan suhu.
2. Sedangkan, ketika air mengalami perubahan suhu maka air TIDAK mengalami perubahan
wujud.
AZAS BLACK
Jika benda bersuhu tinggi dicampur dengan benda bersuhu rendah maka benda yang
bersuhu tinggi akan melepas kalor dan benda yang bersuhu rendah menerima kalor. Jumlah kalor
yang dilepas oleh benda bersuhu tinggi sama dengan jumlah kalor yang diterima benda yang
bersuhu rendah.
Qlepas = Qterima
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah
benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh :
Qlepas = Qterima
Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan asasa Black adalah pada benda yang
bersuhu tinggi digunakan (t1 – ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta-t2). Dan
rumus kalor yang digunakan tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal yang dikerjakan.
21
BAB III
KESIMPULAN
1. Pengertian Suhu
Suhu dapat didefinisikan sebagai derajat panas satu benda Suhu juga disebut temperatur
yang diukur dengan alat termometer. Empat macam termometer yang paling dikenal adalah
Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin.Termometer memanfaatkan sifat termometrik suatu zat,
yaitu perubahan sifat-sifat zat karena perubahan suhu zat tersebut. Termometer pertama kali
ditemukan oleh Galileo Galilei (1564-1642). Termometer ini disebut termometer udara.
22
Termometer optis
1. Pirometer
2. Termometer inframerah
perbandingan 5 4 9 5
4. Pengertian Kalor
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan
benda itu berubah,suhu wujud bentuk. Kalor juga merpukan energi panas yang dimiliki oleh
suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh
benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung
sedikit.
5. Perpindahan Kalor
Berbicara mengenai perpindahan kalor, maka kita mengenal setidaknya ada tiga cara
terjadinya perpindahan kalor, yaitu melalui cara konduksi, cara konveksi, dan cara radiasi.
Semakin lama pemanasan berarti kalor yang diterima air semakin besar dan suhu air semakin
tinggi.
23
Jumlah kalor (Q) yang diserap benda untuk menaikkan suhu yang sama adalah sebanding
dengan massa benda itu.
Untuk menaikkan suhu yang sama, jumlah massa zat sama, tetapi jenis zat berbeda
membutuhkan kalor yang berbeda pula. Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
bergantung pada jenis zat.
Pada dasarnya setiap benda atau zat dapat berubah dari satu wujud (padat, cair, dan gas) ke
wujud lain dan perubahan ini terjadi karena adanya peranan kalor. Proses perubahan wujud
pada suatu benda dapat digambarkan pada diagram berikut.
24
BAB IV
DAFTAR RUJUKAN
Koes, H, S., Prabowo. 1999. Konsep Dasar IPA, Jakarta : DIKTI Depdikbud
Suryanti dkk. 2003. Konsep dasar IPA Fisika SD. Surbaya :Uneas University Press
25
Percobaan
1. Kaleng bekas
2. Lilin
3. Air
Langkah-langkah
1. Isi kaleng dengan sedikit air
2. Letakkan diatas lilin
3. Biarkan kaleng mendidih dan semua airnya menguap
4. Angkat kaleng
5. Amati perubahan yang terjadi
26