Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH FISIKA DASAR

TEMPERATUR DAN KALOR

DOSEN PENGAMPUH
RIA KOMALA, S.T., M.T.
DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
1. RACHMAT HAIKAL (23520016)
2. MEYRISKI LIALITA (23520003.P)

TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS TAMANSISWA PALEMBANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya dan

rahmat-Nya yang telah diberikan kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan

penulisan makalah tentang FISIKA DASAR (TEMPERATUR DAN KALOR) tepat pada

waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang

diberikan oleh Ibu Dosen Pengajar Ria Komala, ST., MT, selaku pengajar mata kuliah Fisika

Dasar, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang materi Temperatur Dan

Kalor.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu dosen Ria Komala, ST., MT,

selaku dosen mata kuliah FISIKA DASAR yang telah memberikan kami tugas ini sehingga

kami dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan kami sesuai dengan mata kuliah

yang saat ini sedang kami pelajari dan kami tekuni saat ini. Kami juga mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kata sempurna.

Oleh karena itu apabila mendapati kesalahan-kesalahan baik dari segi penulisan,

maupun isi, maka kami mohon maaf. Kritik dan saran dari dosen pengajar bahkan semua

pembaca sangat kami butuhkan agar kami bisa menyempurnakan makalah ini terlebih juga

untuk menambah pengetahuan kami bersama.

Palembang, Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................................
BAB I...............................................................................................................................................
PENDAHULUAN..........................................................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah...............................................................................................................
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................................
1.4 Manfaat................................................................................................................................
BAB II.............................................................................................................................................
PEMBAHASAN.............................................................................................................................
2.1 Temperatur..........................................................................................................................
2.1.1 Skala Temperatur..........................................................................................................
2.1.2 Alat Ukur Temperatur..................................................................................................
2.1.3 Rumus Konversi Temperatur....................................................................................
2.2 KALOR..............................................................................................................................
2.2.1 Jenis – jenis kalor........................................................................................................
2.2.2 Perpindahan Panas......................................................................................................
2.2.3 Asas Black....................................................................................................................
BAB III.....................................................................................................................................
PENUTUP................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Temperatur dan kalor merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran

fisika. Dengan mempelajari suhu dan kalor kita akan mengetahui apa itu suhu dan

kalor. Dalam kehidupan sehari-hari sendiri suhu dan kalor adalah dua hal yangg tidak

dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak kegiatan-

kegiatanyangberkaitan erat dengan suhu dan kalor seperti hal yang sederhana,

mengetahui berapa suhu yang sedang kita rasakan sekarang.

Temperatur adalah besaran termodinamika yang menunjuan besarnya energi

kinetik translasi rata-rata. Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu

bendaa tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu.

Karena suhu merupakan ukuran dalam suatuan derajat panas. Kalormerupakan suatu

kuantitas atau jumlah panas baik yag diserap maupun yang dilepaskan oleh suatu

benda.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Temperatur ?

2. Apa yang dimaksud dengan kalor ?

3. Ada berapa jenis kalor ?

1
1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa itu suhu

2. Untuk mengetahui apa itu kalor

3. Untuk mengetahui ada berapa jenis kalor

1.4 Manfaat

Manfaat dari mempelajari makalah tentang Temperatur dan Kalor adalah kita dapat

mengetahui apa itu Temperatur dan kalor.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Temperatur

Temperatur adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya

suatu benda. Sebagai gambaran tentang suhu adalah saat mandi menggunakan air hangat. Untuk

mendapatkan air hangat tersebut kita mencampur air dingin dengan air panas. Ketika tangan kita

menyentuh air yang dingin, maka kita mengatakan suhu air tersebut dingin. Ketika tangan kita

menyentuh air yang panas maka kita katakan suhu air tersebut panas. Ukuran derajat panas dan

dingin suatu benda tersebut dinyatakan dengan besaran suhu.

(a) Alat Ukur Suhu Adalah Termometer.

Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk mengukur besarnya suhu suatu benda adalah

termometer. Termometer yang umum digunakan adalah termometer zat cair dengan pengisi

pipa kapilernya adalah raksa atau alkohol. Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa

kapiler termometer adalah sebagai berikut:

1. raksa tidak membasahi dinding kaca,

2. raksa merupakan penghantar panas yang baik,

3
3. kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil cukup dapat

mengubah suhunya,

4. jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 ºC dan titik didihnya 357ºC.

Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan termometer alkohol. Alkohol

memiliki titik beku yang sangat rendah, yaitu -114ºC. Namun demikian, termometer alkohol

tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu benda yang tinggi sebab titik didihnya hanya 78ºC.

Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah.

Titik tetap termometer tersebut diukur pada tekanan 1 atmosfer. Di antara kedua titik tetap

tersebut dibuat skala suhu. Penetapan titik tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan

penetapan titik tetap atas adalah suhu saat air mendidih.

Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.

a. Termometer Celcius

Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 100. Diantara

titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.

b. Termometer Reaumur

Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80. Di antara

titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.

c. Termometer Fahrenheit

Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212. Suhu es

yang dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0ºF. Di antara titik tetap bawah dan titik

tetap atas dibagi 180 skala.

4
d. Termometer Kelvin

Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini disebut suhu

mutlak, yaitu suhu terkecil yang dimiliki benda ketika energi total partikel benda tersebut

nol. Kelvin menetapkan suhu es melebur dengan angka 273 dan suhu air mendidih

dengan angka 373. Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas termometer Kelvin

dibagi 100 skala.

(b) Perbandingan Skala Termometer

Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur, dan termometer

Fahrenheit adalah

C : R : F = 100 : 80 : 180

C:R:F= 5 : 4 : 9

Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0ºC = 0ºR = 32ºF, maka hubungan skala C, R, dan F

dapat ditulis sebagai berikut:

Hubungan skala Celcius dan Kelvin

tºK = tºC + 273 K

5
Kita dapat menentukan sendiri skala suatu termometer. Skala termometer yang kita buat

dapat dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila pada saat menentukan titik tetap

kedua termometer berada dalam keadaan yang sama.

Keterangan:

Xa = titik tetap atas termometer X

Xb = titik tetap bawah termometer X

Tx = suhu pada termometer X

Ya = titik tetap atas termometer Y

Yb = titik tetap bawah termometer Y

Ty = suhu pada termometer Y

Misalnya, kita akan menentukan skala termometer X dan Y. Termometer X dengan titik

tetap bawah Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y dengan titik tetap bawah Yb dan titik tetap

atas Ya. Titik tetap bawah dan titik tetap atas kedua termometer di atas adalah suhu saat es

melebur dan suhu saat air mendidih pada tekanan 1 atmosfer.Dengan membandingkan perubahan

suhu dan interval kedua titik tetap masing-masing termometer, diperoleh hubungan sebagai

berikut.
6
2.1.1 Skala Suhu

1. Satuan atau Skala Celsius (ºC)

Skala Celcius merupakan skala suhu yang didesain dengan titik beku air adalah 0ºC dan

titik didih air pada 100ºC pada tekanan atmosfer standari. Skala ini diperkenalkan oleh Anders

Celsius pada tahun 1742. Meski angka-angka yang ditunjukan oleh skala celsius sudah

lumayan tepat, namun secara lebih spesifik masih ada beberapa ketidaktepatan sehingga tidak

bisa dijadikan sebagai standar formal atau satuan internasional. Definisi baku dari 1 derajat

celsius adalah 1/273,16 dari perbedaan antara triple point air dan nol absolut, berdasarkan

pengertian tersebut dapat diketahui bahwa satu derajat celsius mempresentasikan perbedaan

suhu yang sama dengan satu kelvin.

2. Satuan atau Skala Fahrenheit (ºF)

Skala Fahrenheit ialah salah satu skala suhu yang didesain dengan titik beku air adalah

32ºF dan titik didih air adalah 212ºF. Dengan demikian perbedaan titik lebur dan titik didih

pada skala ini adalah 180 derajat. Skala ini diperkenalkan oleh ilmuwan Jerman yang bernama

Gabriel Fahrenheit pada tahun 1724.

3. Satuan atau Skala Reaumur (ºR)

Skala Reaumur yaitu sebuah skala suhu yang didesain dengan titik beku air adalah 0ºR

dan titik didihnya 80ºR, artinya terdapat perbedaan sebesar 80º antara titik beku dan titik didih.

Skala ini diperkenalkan oleh Rene Antoine Ferchault de Reaumur pada tahun 1731.

4. Satuan atau Skala Kelvin (ºR)

Skala Kelvin yakni suatu skala suhu yang didesain dengan titik beku air adalah 273ºK

dan titik didihnya adalah 373ºK. Jadi perbedaan antara titik beku dan titik didihnya adalah 100

derajat. Sampai saat ini Kelvin merupakan Satuan Internasional untuk suhu karena dinilai

7
paling akurat. Ilmuwan yang memperkenalkannya adalah William Thomson atau yang juga

disebut Lord Kelvin.

2.1.2 Alat Ukur Suhu

1. Termometer dengan Bahan Zat Cair

a. Termometer Laboratrium

Alat yang satu ini digunakan dalam mengukur suhu air dingin atau suhu air

yang berlangsung dipanaskan. Termometer laboraturium memakai air raksa atau alkohol

untuk petunjuk suhu.

b. Termometer Ruang

Termometer ruang terpasang pada dinding rumah atau kantor. Terometer ruang

dapat mengukur suhu dalam keadaan suatu saat. Skala pada termometer ini yaitu dari -

50 °C sampai 50 °C.

c. Termometer Klinis

Termometer klinis atau sering disebut juga termometer demam. Banyak para

dokter yang menggunakan jenis termometer ini dalam mengukur suhu badan pasien.

Pada keadaan sehat, suhu badan manusia 37 °C. Tetapi jika badan demam suhu akan

naik melewati angka tersebut, atau dapat mencapai angka 40 °C. Skala termometer klinis

ini hanya 35 °C sampai 43 °C. Karena disesuaikan pada suhu badan manusia, suhu

badan manusia tidak mungkin di bawah 35 °C dan tidak melebihi 43 °C.

d. Termometer Six-Bellani

Termometer Six-Bellani atau sering disebut juga termometer maksimum-

minimum. Termometer jenis ini bisa mencatat suhu tertinggi dan suhu terendah pada

8
jangka waktu tertentu. Termometer ini memiliki 2 cairan, yakni alkohol dan raksa pada

satu termometer.

2. Termometer dengan Bahan Zat Padat

a. Termometer Bimetal

Termometer Bimetal memakai logam dalam mengukur suhu dengan prinsip

logam yang akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika sedang didinginkan.

b. Termometer Hambatan

Terometer hambatan yaitu termometer yang tepat dipakai untuk industri dalam

mengukur suhu lebih dari 100°C. Termometer jenis ini diproduksi berdasarkan pada

perubahan hambatan logam.

c. Termometer Termokopel

Termometer temokopel ialah jenis sensor suhu yang dipakai dalam mengukur atau

mendeteksi suhu melewati dua jenis logam konduktor yang berbeda dengan digabungkan

pada ujungnya sehingga dapat menimbukan efek “Termo – electric”. Termokopel yaitu

salah satu jenis sensor suhu yang sangat populer dan sering dipakai untuk rangkaian dan

macam – macam elektronika yang berhubungan pada suhu.

3. Termometer dengan Bahan Gas

Termometer gas merupakan salah satu jenis termometer yang prosesnya pada pemuaian

gas apabila terjadi perubahan pada suhu. Gas Hidrogen dan gas Helium adalah gas yang

sering dipakai pada bahan termometer ini.

9
4. Termometer Optis

a. Pirometer

Intensitas radiasi yang dipancarkan pada benda yang sangat panas dalam termometer

pirometer berfungsi sebagai menunjukkan perubahan suhu. Sifat pada termometrik ini

dimanfaatkan dalam mengukur suhu yang ada pada pirometer.

b. Termometer Inframerah

Termometer Inframerah fungsinya dalam mengetahui suhu benda dengan menyinarkan

inframerah kepada benda tersebut.

2.1.3 Rumus Konversi Suhu

1. Rumus Konversi Suhu Skala Celsius

2. Rumus Konversi Suhu Skala Fahrenheit

10
3. Rumus konversi suhu skala Skala Reamur

4. Rumus Konversi Suhu Skala Kelvin

2.2. KALOR

Kalor merupakan panas yang bisa berpindah dari benda yang memiliki kelebihan

kalor menuju benda yang kekurangan kalor. Kalor biasanya dinyatakan dalam suhu.

Dalam satuan internasional, kalor dinyatakan dengan Joule. Satuan lainnya dinyatakan

dengan kalori. Nah, kamu juga perlu tahu pernyataan ini:

 1 kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan

sebanyak 1 kg air sebesar 1⁰C.

 1 kalori = 4.2 joule dan 1 joule = 0.24 kalori

2.3.1 Jenis – jenis kalor :

1. Kalor Jenis

RG Squad sudah pernah mendengar istilah kalor jenis, kan? Kalor jenis

adalah banyaknya kalor yang diserap atau diperlukan oleh 1 gram zat untuk

11
menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Kalor jenis juga diartikan sebagai kemampuan suatu

benda untuk melepas atau menerima kalor. Masing-masing benda mempunyai kalor

jenis yang berbeda-beda, lho. Satuan kalor jenis ialah J/kg⁰C.

c = Q / m.ΔT

Keterangan:

c = kalor jenis zat (J/kg⁰C)

Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)

m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)

ΔT = perubahan suhu (⁰C)

2. Kapasitas Kalor

Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diserap oleh benda bermassa tertentu

untuk menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Satuan kapasitas kalor dalam sistem international

ialah J/K. Perpindahan kalor juga bisa dihitung besarannya, lho. RG Squad bisa

menggunakan rumus di bawah ini.

Q = m.c.ΔT

Keterangan :

Q : banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu benda (J)

m : massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)

c : kalor jenis zat (J/kg⁰C)

ΔT : perubahan suhu (⁰C)

Selain itu, ada rumus lain untuk menentukan kapasitas kalor itu sendiri, yaitu :

C = m. c

12
Keterangan :

C = kapasitas kalor (J/K)

m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)

c = kalor jenis zat (J/kg.K)

Untuk lebih mempermudah lagi, kita akan berikan nilai tetapan dari kalor

jenis masing-masing zat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai dari kalor jenis beberapa zat adalah sebagai berikut:

2.3.2 Perpindahan Panas

Perpindahan panas dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan medium

perantaranya. Tiga jenis perpindahan panas tersebut adalah konduksi, konveksi, dan

radiasi.

a. Konduksi

Konduksi berarti energi panas bergerak tanpa disertai pergerakan permanen

medium yang menjadi penghantar panas. Contoh konduksi adalah rambatan panas

pada material logam seperti besi, kawat, dan alumunium. Pada level molekuler,

konduksi terjadi karena adanya tubrukan antara molekul berkecapatan lebih tinggi

dengan molekul berkecepatan lebih rendah. Hal ini menghasilkan peningkatan energi

kinetik molekular yang selanjutnya meningkatkan suhu.

13
b. Konveksi

Konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi seiring dengan perpindahan zat

perantara atau medum. Contoh dari konveksi adalah pendinginan ruangan dengan AC

dan pemanasan air. Pada level molekular, peningkatan suhu akan berpengaruh pada

peningkatan volume dan juga kerapatan medium. Medium yang lebih renggang akan

bergerak ke bawah, dan medium yang rapat bergerak ke atas. Medium yang lebih

renggang adalah medium yang bersuhu lebih rendah, sebaliknya medium lebih rapat

berarti suhu lebih tinggi. Pergerakan antar medium inilah yang mengakibatkan

perpindahan panas.

c. Radiasi

Radiasi adalah penghantaran energi panas tanpa dibutuhkan penghantar. Panas

ditransmisikan dengan emisi gelombang elektromagnetik. Pada level molekular,

radiasi panas terjadi karena pergerakan acak momentum dan atom akibat radiasi

elektromagnetik. Setiap benda akan mengeluarkan radiasi termal, bergantung dari

panas yang dimiliki. Semakin panas objek tersebut makan semakin besar radiasinya.

Salah satu contoh radiasi panas adalah perpindahan energi panas dari matahari ke

bumi dan benda-benda antariksa lainnya.

Ketiga jenis perpindahan panas tersebut dapat terjadi sekaligus pada suatu proses

pemanasan. Contohnya adalah proses memanaskan panci berisi air di atas kompor

seperti pada gambar berikut. Rambatan panas api dari kompor ke panci adalah proses

radiasi, kemudian air yang panas di bagian bawah panci akan bergerak ke atas

bertukar posisi dengan air di bagian atas menghasilkan transfer panas melalui

14
konveksi, dan panas yang terdapat di pemegang panci yang terbuat dari logam dapat

dihantarkan ke tangan melalui proses konduksi.

2.3.3 Asas Black

Asas Black adalah prinsip yang berada dalam ilmu termodimakia telah

dikemukakan oleh seorang ilmuan Fisika Joseph Black. Asas ini menjabarkan

beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

Jika dua buah benda yang berbeda yang dalam suhunya dicampurkan, benda yang

panas akan memberi sebuah kalor pada benda yang dingin sehingga suhu tersebut

akhirnya sama. Jumlah kalor yang diserap benda dingin akan sama pada jumlah kalor

yang dilepas dari benda panas. Benda yang didinginkan akan melepaskan kalor yang

sama besar dengan kalor yang diserap jika dipanaskan.

Bunyi Asas Black, yaitu:

“Pada pencampuran dua zat, banyaknya jumlah kalor yang dilepas zat yang suhunya

lebih tinggi sama dengan banyaknya jumlah kalor yang diterima oleh zat yang

suhunya ialah lebih rendah”

Secara matematis, Asas Black dinyatakan sebagai berikut.

15
Jika terdapat dua materi dengan suhu

berbeda dicampurkan menjadi satu, asas

black dapat digunakan untuk mengetahui

suhu akhir campuran. Penerapannya

secara matematis adalah sebagai berikut.

Keterangan :

m1 = Massa materi bersuhu lebih tinggi

c1 = Kalor jenis materi bersuhu lebih tinggi

T1 = Suhu materi bersuhu lebih tinggi

m2 = Massa materi bersuhu lebih rendah

c2 = Kalor jenis materi bersuhu lebih rendah

T2 = Suhu materi bersuhu lebih rendah

Tm = Suhu akhir campuran

Nama-nama kalor laten, antara lain adalah sebagai berikut:

 Pada saat melebur disebut kalor lebur

 Pada saat menguap disebut kalor uap

 Pada saat menyublim disebut kalor sublim

 Pada saat membeku disebut kalor beku

 Pada saat mengembun disebut kalor embun

16
Dari masing-masing nama kalor laten terdapat kesamaan dari masing-masing nama kalor

laten tersebut yang dilakukan oleh para ilmuwan sebagai berikut:

Kalor uap = Kalor embun

Kalor lebur = Kalor beku

Dari rumus menghitung kalor total yang telah dituliskan diatas untuk mencari nilai dari

kalor dalam wujud es sampai menjadi uap jenuh digambarkan sebagai berikut:

CONTOH SOAL :

1. Sebuah kalorimeter dengan kapasitas 80 J/ºC mula-mula diisi dengan 200 g air dengan

suhu 100ºC. Kemudian ke dalam kalorimeter di masukkan sebuah logam yang

bermassa100 g dengan suhu 40ºC. Setelah tercapai kesetimbangan termal diperoleh suhu

akhir campuran 60ºC. Berapakah kalor jenis logam tersebut? (kalor jenis air = 1 kal/g

ºC).

Diketahui: Ck = 80 J/ºC = 19,2 kal/ºC

m(a) = 200 g

T(a) = T(k) = 100ºC

m(l) = 100 g

17
T(l) = 400ºC

C(a) = 1 kal/g ºC

T = 60ºC

Ditanya: Cl = ...?

Jawab

Jadi, kalor jenis logam sebesar 4,384 kal/g ºC.

2. Jika teh sebanyak 200 cm3 didalam suhu 95oC lalu dituangkan ke dalam cangkir gelas

sebanyak 150 g pada suhu 25oC, berapakah suhu akhir (T) dari campuran ketika dicapai

kesetimbangan, dengan menganggap tidak ada sebuah kalor yang mengalir ke

sekelilingnya? (kalor jenis cangkir gelas yaitu 840 J/kgoC)

Penyelesaian:

Diketahui:

teh sebagian besar adalah air, maka kalor jenisnya yaitu kalor jenis air.

 cteh = cair = 4.200 J/kgoC

 Vteh = 200 cm3 = 200 × 10-6 m3

 mteh = ρteh × Vteh

 mteh = ρair × Vteh

18
 mteh = (1,0 × 103 kg/m3)(200 × 10-6 m3)

 mteh = 200 × 10-3 kg = 0,2 kg

 mgls = 150 g = 0,15 kg

 cgls = 840 J/kgoC

 Tteh = 95oC

 Tgls = 25oC

Ditanyakan: T akhir (Tc) = …?

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa suhu merupakan besaran yang

menyatakan derajad panas suatu benda. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan

suhu yang dingin memiliki suhu yang rendah. dalam SI suhu memiliki satuan celcius, kelvin,

reamur, farenheit. Kalor adalah energi panas yang berpindah dari benda yang bersuhu lebih

tinggi ke benda yang beruhu lebih rendah. Sebagai bentuk energi, dalam SI kalor memiliki

satuan joule (J).

3.2 Saran

Kami sebagai penyusun makalah, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan

dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, kami sebagai penyusun makalah ini akan terus

memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan

nantinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan

makalah diatas.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://ekaajimustari.blogspot.com/2016/04/materi-makalah-suhu-pemuaian-kalor.html

http://www.sainsseru.com/2018/01/materi-suhu-dan-kalor-fisika-sma.html

https://www.studiobelajar.com/suhu-dan-kalor/

https://blog.ruangguru.com/pengertian-kalor-dan-rumusnya

https://rumus.co.id/asas-black/

http://fisikazone.com/suhu-dan-pengukurannya/

21

Anda mungkin juga menyukai