Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, Sehingga
Makalah Mata KuliahIPA2, dengan materi suhu,kalor dan perubahan wujud pada benda ini
dapat kami selesaikan guna sebagai salah satu tugas yang diberikan dosen mata kuliah.
Sebelumnya, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu
Mata kuliah IPA2yang telah memberi kesempatan kapada kami untuk mengumpulkan tugas
makalah ini.
Kami sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami terus
mengharapkan bimbingan dari dosen pengampu Mata Kuliah IPA2. Agar dilain waktu, tugas –
tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu dapat kami kerjakan lebih baik lagi. Harapan kami,
semoga makalah ini dapat berguna bagi para pendengar maupun pembacanya.

Penulis

                                                                                               

i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR
ISI.........................................................................................................................ii
BAB I   :
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1  Latar Belakang......................................................................................................1
1.2  Rumusan Masalah ................................................................................................1
1.3  Tujuan....................................................................................................................1
BAB II  :
PEMBAHASAN.......................................................................................................2
A.      Suhu .....................................................................................................................2
B.      Pemuaian Zat........................................................................................................3
C.      Pengaruh Kalor pada suhu benda ........................................................................5
D.     Perpindahan kalor.................................................................................................6
E.      Perubahan wujud benda.......................................................................................9
BAB III :
PENUTUP............................................................................................................13
-          Kesimpulan..........................................................................................................13
-          Saran....................................................................................................................13
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................14

ii

 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada dasarnya kehidupan manusia selama ini tidak bias terlepas dari yang namanya suhu
dan kalor. Dalam kehidupan manusia yang selalu menjidak kalor sebagai alat untuk menjaga
kestabilan manusia dalm menjalankan kehidupanya di muka bumio ini. Dialam modernisasi
seperti ini aplikasi kalor dibidang teknologi mungkin tidak sulit anda temukan bahkan juga
mungkin terdapat dirumah anda,yaitu lemari es, suatu mesin yang diantaranya mengubah suatu
air menjadi es.aplikasi perpindahan kalor dialamanda jumpai pada sirkuilasi udara di
pantai.Bagaimana air biasa menjadi es?, mengapa air laut bertiup Siang hari dan angin darat
bertiup malam hari?.Hal-hal tersebut merupakan bagian-bagian daripada suhu dan kalor.
Salah satu contoh IPA ada di kehidupan kita sehari-hari adalah dengan adanya perubahan
wujud benda. Seperti berubahnya air menjadi es, es yag mencair, proses terjadinya hujan, dan
masih banyak lagi kejadian lainnya. Agar kita mendapatkan pengetahuan yang lebih lagi maka
sebaiknya kita mempelajari tentang perubahan wujud benda.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian suhu.?
2.      Bagaimanakah bentuk pemuaian pada zat?
3.      Bagaimanakah pengaruh kalor pada suhu benda?
4.      Bagimanakah bentuk perpindahan kalor.?
C.    Tujuan
1.      Mendeskripsikan pengertian suhu.
2.      Mendeskripsikan bentuk pemuaian pada zat.
3.      Mendeskripsikan pengaruh kalor pada suhu benda.
4.      Mendeskripsikan bentuk perpindahan kalor.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Suhu
Suhu atau temperatur adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau dingin suatu
benda. Ketika kita memanaskan atau mendinginkan suatu benda sampai pada suhu
tertetu,beberapa sifat fisik benda berubah. Sebagai contoh: ketika memanaskan sebatang
besi,besi akan memuai,begitu pula ketika mendinginkan air sampai suhu dibawah nol,air tersebut
akan menjadi es.
1.      Sifat termometrik zat
Sifat termometrik zat adalah sifat-sifat zat yang berubah ketika suhunya berubah. Sifat-sifat
tersebut adalah: warna,volume,tekanan dan daya hantar listrik.
2.      Mengukur suhu dengan termometer
Untuk mengukur suhu suatu benda digunakan termometer. Zat cair yang paling banyak dipaki
untuk mengisi tabungan termometer adalah raksa. Kelebihan raksa dibanding zat cair lainnya
antara lain:
a.       Keseimbangan termal terhadap zat yang akan diukur lebih cepat.
b.      Memiliki titik beku yang rendah, yaitu -39oC dan titik didih tinggi, yaitu 357oC.
c.       Memiliki kenaikan volume yang terjadi pada saat terjadi perubahan suhu.
d.      Memiliki miniskus cembung sehingga pengukuran suhu lebih akurat.
e.       Mudah dilihat karena raksa mengkilat
3.      Jenis termometer
a.       Termometer bimetal
Alat ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa logam akan memuai jika dipanaskan.
b.      Termometer hambatan
Alat ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa bila seutas kawat logam dipanaskan, hambatan listrik
akan bertambah.
c.       Termometer gas
Bila sejumlah gas yang dipanaskan volumenya dijaga tetap, tekanan akan bertambah. Sifat
termometrik inilah yang digunakan untuk mengukur suhu pada termometer gas.

d.      Termokopel
Perbedaan pemuaian antara 2 logam yang kedua ujungnya disentuh di manfaatkan pada
termokopel.
B.     Pemuaian Zat
1.      Pemuaian Zat Padat
Pemuaian zat padat dapat dengan mudah diamati karena zat padat mempunyai bentuk yang tetap.
Dengan mengukur panjang, lebar, dan tinggi zat padat setelah dipanaskan akan memuai.
a.      Pemuaian panjang / linier
Bila suatu benda padat dipanaskan, maka benda tersebut akan memuai kesegala arah,
tetapi untuk zat padat yang panjang, dengan luas penampang yang kecil, pemuaian dapat
dianggap terjadi dalam arah panjang saja, sedangkan pemuaian dalam arah melebar, dan tebalnya
diabaikan.
            Besar muai panjang bergantung pada jenis bahannya, panjang batang mula-mula, dan
kenaikan suhu. Koefesian muai panjang ( ) didefinisikan sebagai perbandingan antara
pertambahan panjang zat (∆l) untuk setiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu (∆T).

                   atau                  ∆l =  .lo. ∆T


Dengan ∆l = pertambahan panjang (m)
            ∆l = lt -lo                              Lt = lo ( 1 +  .∆T)
                                                =  .lo. ∆T
Dengan :
lo = panjang mula-mula (m)
Lt  = panjang akhir (m)
∆T = suhu akhir-suhu awal (oC/K)
 = koefisien muai panjang  (oC-1/ K-1)
b.      Pemuaian Luas
Apabila benda tipis berbentuk persegi panjang  dipanaskan, maka akan terjadi pemuaian dalam
arah memanjang dan melebar atau dikatakan mengalami pemuaian luas. Sebuah plat segi empat
dengan panjang mula-mula (Po) dan lebar (lo) dipanaskan sampai suhunya bertambah ∆T, maka
ukurannya menjadi:
Pt = Po (1+ .∆T) dan lt =lo (1+ .∆T)
c.       Pemuaian Volume
Jika zat padat berbentuk kubus,bola, atau balok maka pemuaian yang harus diperhitungkan
adalah muai volumenya. Koefisien muai volume suatu zat (g) adalah perbandingan antara
pertambahan volume (∆V) dengan volume semula (Vo), untuk tiap kenaikan suhu sebesar satu
satuan suhu ∆T

                                       ∆V = Vt –Vo

Dengan ∆V = pertambahan voleme zat (m3)


Vo = volume mula-mula
Vt = volume setelah dipanaskan
∆T = kenaikan suhu (oC/K)
g = koefisien muai volume (oC-1/K-1)
2.      Pemuaian Pada Zat Cair
Pemuaian pada zat cair hanya terjadi pemuaian volume saja. Persamaannya dituliskannya :
                              ∆V = Vo .  . ∆T
                              Vt =  Vo + ∆V
3.      Pemuaian Pada Zat Gas
Ada 3 hukum tentang gas yang berkaitan dengan pemuaian gas,yaitu:
Hukum Proses Persamaan
Hukum Isotermis P1V1 =P2V2
Boyle ( T = tetap )
Hukum Isobaris
Gay Lussac (P = tetap)
Hukum Ishokhorik
Charles (V=tetap)
Hukum Boyle Pers. Umum
Gay Lussac Gas ideal

Keterangan :
P = tekanan (N/m2  atau Pascal )
V = volume (m3)
T = suhu (K).
C.    Pengaruh Kalor Pada Suhu Benda
Pengaruh kalor terhadap benda berbeda-beda sesuai dengan benda tersebut. Besarnya
kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sebuah benda bergantung pada beberapa factor. Antara
lain massa benda, jenis benda, dan perubahan suhu pada benda tersebut.
Hubungan kalor dengan ketiga factor tersebut adalah:
1.      Kalor yang diperlukan sebanding dengan massa benda. Semakin besar massa benda semakin
besar kalor yang diperlukan. 
2.      Kalor yang diperlukan sebanding dengan kalor jenis benda. Untuk jenis benda yang berbeda
tetapi massanya sama, kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama ternyata
besarnya berbeda bergantung pada jenis bendanya. 
3.      Kalor yang diberikan sebanding dengan kenaikan suhu benda. Untuk jenis dan massa benda
yang sama, jumlah kalor yang diberikan besarnya mempengaruhi kenaikan suhu benda.  Makin
banyak kalor yang diberikan kepada benda, semakin besar kenaikan suhu benda.
Jadi, banyaknya kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda bergantung pada
massa benda(m), kalor jenis benda ( c ), dan perubahan suhu (ΔT). dapat dirumuskan :
Q = m. c.      ΔT
Keterangan:
Q     =  kalor yang  diperlukan, satuannya Joule (J)
m     =  massa benda, satuannya Kg
C     = kalor jenis benda, satuannya J/Kg°C atau J/KgK   
Δt   = perubahan suhu, satuannya °C atau K     

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1Kg benda
sebesar 1°C atau 1K. Sedangkan kapasitas kalor suatu benda adalah kemampuan suatu benda
untuk menerima atau menurunkan suhu benda sebesar 1̊C dan dapat dirumuskan:
C/ ΔT =   Q atau C = m.c
Keterangan:
C = kapasitas kalor daam satuan J/K atau J/0C
c  = kalor jenis, dalam satuan J/kg K atau J/Kg 0C
m = massa benda, dalam satu kg.
D.    Perpindahan Kalor
1.     Konduksi  
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa diikuti perpindahan bagian-bagian zat itu
disebut konduksi  atau hantaran. Misalnya, salah satu ujung batang besi kita panaskan.
Akibatnya, ujung besi yang lain akan terasa panas. 
Coba perhatikan gambar berikut:

Pada batang besi yang dipanaskan, kalor berpindah dari bagian yang panas ke bagian yang
dingin. Jadi, syarat terjadinya konduksi kalor pada suatu zat adalah adanya perbedaan suhu.
Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dapat dikelompokkan menjadi dua golongan,
yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah zat yang mudah menghantarkan kalor
(penghantar yang baik). Isolator adalah zat yang sulit menghantarkan kalor (penghantar yang
buruk).
2.     Konveksi
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan  perpindahan bagian-bagian
yang dilaluinya disebut konveksi atau aliran.  Konveksi dapat terjadi pada zat cair dan gas.
a. Konveksi pada Zat Cair
Syarat terjadinya konveksi padaz at cair adalah adanya  pemanasan. Hal ini disebabkan partikel-
partikel zat cair ikut berpindah  tempat.
b. Konveksi pada Gas
Konveksi terjadi pula pada gas, misalnya udara.  Seperti halnya pada air, rambatan (aliran) kalor
dalam gas (udara)  terjadi dengan cara konveksi. Beberapa peristiwa yang terjadi akibat adanya
konveksi udara adalah sebagai berikut.
1)      Adanya angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari. Pada siang  hari, daratan
lebih cepat menjadi panas daripada lautan sehingga  udara di daratan naik dan digantikan oleh
udara dari lautan.
2). Adanya angin darat, Angin darat terjadi pada malam hari.  Pada malam hari,
daratan lebih cepat menjadi dingin daripada lautan.  Dengan demikian, udara di atas lautan naik
dan digantikan oleh udara dari daratan.

3) Adanya sirkulasi udara pada ruang kamar di rurnah


4) Adanya cerobong asap pabrik.
3.  Radiasi
Proses perpindahan kalor tanpa zat perantara disebut radiasi atau  pancaran. Kalor diradiasikan
dalam bentuk gelombang elektromagnetik,  gelombang radio, atau gelombang cahaya. Misalnya,
radiasi panas dari api  Apabila kita berdiam di dekat api unggun, kita merasa hangat.  Kemudian,
jika kita memasang selembar tirai di antara api dan kita, radiasi  kalor akan lerhalang oleh tirai
itu. Dengan demikian, kita dapat mengatakan  bahwa:
Kalor dari api unggun atau matahari dapat dihalangi oleh tabir sehingga kalor tidak dapat
merambat.  Ada beberapa benda yang dapat menyerap radiasi kalor atau menghalanginya. Alat
yang digunakan untuk mengetahui atau  menyelidiki adanya radiasi disebut termoskop, seperti
yang tampak  pada gambar berikut:
Dari hasil penyelidikan dengan menggunakan termoskop, kita  dapat mengetahui bahwa:
1) Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap atau  permancar radiasi     kalor yang baik.
2) Permukaan yang putih dan mengkilap adalah penyerap atau  pemancar radiasi yang buiruk.

3.     Mencegah
Perpindahan Energi Kalor 
Energi kalor dapat dicegah untuk berpindah dengan mengisolasi ruang  tersebut. Misalnya, pada
penerapan beberapa peralatan rumah tangga,  seperti termos dan setrika listrik.
a. Termos

Mengapa permukaan di dalam botol termos mengilap?  Dindinnya berlapis dua  ruang  di antara
kedua dinding itu dihampakan. Dengm demikian, zat  cair yang ada di dalamnya tetap  panas
untuk waktu yang relatif  lama. Termos dapat mencegah  perpindahan kalor, baik secara 
konduksi, konveksi, maupun  radiasi.

b. Setrika Listrik
Mengapa pakaian yang disetrika menjadi halus atau  tidak kusut? Di dalam setrika listrik terdapat
filamen dari bahan nikelin yang berbentuk kumparan. Kurnparan nikelin ini ditempatkan  pada
dudukan besi. Ketika listrik mengalir, filamen setrika listrik menjadi  panas. Panas ini
dikonduksikan pada dudukan besi dan akhirnya dikonduksikan pada pakaian yang disetrika.
Dengan demikian, setrika mengkonduksi kalor pada  pakaian yang disetrika.
E.     Perubahan Wujud Benda
1.      Membeku dan mencair
Membeku merupakan proses perubahan wujud dari cair ke padat. Peristiwa ini disebabkan oleh
proses pendinginan. Contoh membeku terjadi pada : air yang di masukan ke kulkas lama-lama
akan berubah menjadi es, gula merah yang terbuat dari nira kelapa yang dimasak, dan agar-agar
yang dibiarkan lama kelamaan akan mengeras. Sementara itu, mencair merupakan proses
perubahan wujud benda dari padat menjadi cair. Peristiwa ini disebabkan oleh proses pemanasan.
Contoh peristiwa mencair terjadi pada : mentega yang dipanaskan, es yang dibiarkan di udara
terbuka, dan gula pasir yang dipanaskan.
2.      Menguap dan mengembun
Menguap merupakan peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Pristiwa ini disebabkan
oleh pemanasan. Contoh peristiwa menguap: bensin dibiarkan di udara terbuka, minyak kayu
putih dibiarkan terbuka, dan baju basah dijemur lama-kelamaan akan mengering. Sementara itu,
mengembun merupakan peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair, peristiwa ini
disebabkan oleh pendinginan. Contoh pengembunan : titik air embun dipagi hari. Peristiwa
tersebut merupakan salah satu contoh peristiwa mengembun.
3.      Melenyap dan menyublin
Melenyap merupakan peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Peristiwa ini
disebabkan oleh pemanasan. Peristiwa melenyap dapat dibuktikan menggunakan kamper.
Kamper banyak digunakan sebagai pengharum ruangandan lemari pakaian. Kamper sering juga
dibutuhkan di kamar mandi /WC. Kamper ini untuk menghilangkan bau yang tidak sedap.
Bahkan dalam lemari es pun sering di pasang kamper khusus. Kamper merupakan benda padat
yang tergolong unik. Kamper yang berada di udara terbuka akan segera berubah menjadi gas.
Peristiwa ini disebut melenyap. Gas kamper inilah yang mengakibatkan ruangan sekitar berbau
harum contoh peristiwa melenyap yang lain adalah pembuatan es kering dari karbondioksida.
      Perubahan wujud dari benda gas menjadi benda padat disebut menyublin. Peristiwa ini
ditunjukkan dalam pembentukkan salju. Pada saat udara panas,air dari daratan akan menguap
keangkasa menjadi uap air. Ketika diangkasa telah dipenuhi dengan uap air dan suhu udara
dingin,maka uap air tersebut akhirnya berubah menjadi salju, salju kemudian turun kembali ke
daratan.
Menurut Haryanto (2007) perubahan wujud benda terdiri atas
a.       Perubahan Wujud Benda Padat Menjadi Benda Cair
Beberapa perubahan wujud benda terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Contoh setelah diaduk,
butiran gula tidak tampak lagi. Gula pasir tidak hilang. Akan tetapi, gula pasir mengalami
perubahan wujud. Gula pasir larut di dalam teh panas. Gula pasir berubah wujud dari padat
menjadi cair. Ini membutikan bahwa rasa teh yang semula tawar berubah menjadi manis  Rasa
manis menunjukkan adanya gula. Perubahan wujud dari benda padat menjadi benda cair disebut
meleleh atau mencair atau melebur.
Di dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai berbagai perubahan benda padat
menjadi cair. Pernahkah kamu melihat orang memasak dengan menggunakan margarine atau
mentega? Margarin berbentuk padat. Akan tetapi, saat terkena panas dari penggorengan,
margarin akan mencair (meleleh). Margarin berubah dari padat menjadi cair.
b.      Perubahan Wujud Benda Cair menjadi Benda Padat
Jika kita memasukkan  sekantong air ke dalam freezer, maka air akan berubah menjadi es.
Freezer adalah ruang pembekuan dalam lemari es. Air adalah benda cair, sedangkan es
merupakan benda padat. Jadi, benda cair dapat berubah menjadi benda padat. Perubahan wujud
ini disebut membeku.
c.       Perubahan Wujud Benda Cair Menjadi Benda Gas
Dalam kehidipan kita sehari-hari, sering kita melihat orang tua memasak air minum. Uap air
mudah kamu lihat pada saat memasak air. Uap air juga mudah dilihat pada saat air panas dituang.
Ini menandakan bahwa benda cair dapat berubah  menjadi benda gas jka dipanaskan. Perubahan
benda cair menjadi benda gas disebut menguap.
d.      Perubahan Wujud Benda Gas Menjadi Benda Cair
Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair dapat kita lihat jika tutup gelas digunakan untuk
menutup cangkir atau gelas berisi minuman panas, kita akan melihat ada butiran air di tutup
cangkir. Butiran air itu berasal dari minuman panas yang menguap. Uap minuman bergerak ke
atas mengenai tutup gelas. Saat bersentuhan dengan tutup gelas yang semula dingin, maka uap
minuman itu berubah menjadi butiran air. Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair
disebut mengembun atau kondensasi. 
e.   Perubahan Wujud Benda Padat Menjadi Benda Gas
Kamper merupakan benda padat. Jika diletakkan diudara terbuka, kamper lama-kelamahan akan
habis. Kamper berubah menjadi gas yang menyebar di udara. Perubahan wujud benda padat
menjadi benda gas ini disebut menyublin.
 
                                           4                                                         5
                                                     2                                    3                                                                                       

 
                                                                       1                                             
Gambar Perubahan benda
Penjelasan:
1.  Menyublin : Perubahan wujud padat menjadigas
Contoh      : Kapur barus yang diletakkan dalam lemari pakaian   
                                     akan habis dengan sendirinya.
2.  Mencair   : Perubahan wujud padat menjadi cair.
     Contoh     : Es batu ditaruh di gelas berubah menjadi 
                         air.
3. Menguap    :Perubahan wujud cair mejadi gas.
     Contoh       : Parfum disimpan di botol terbuka akan habis

4. Membeku   : Perubahan wujud cair menjadi padat.


    Contoh        : Air yang dimasukkan di freezer berubah    
                         menjadi es batu
5. Mengembun    : Perubahan wujud gas menjadi cair.
    Contoh             : Pembentukan awan
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Suhu atau temperatur adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau dingin suatu
benda. Ketika kita memanaskan atau mendinginkan suatu benda sampai pada suhu
tertetu,beberapa sifat fisik benda berubah. Sebagai contoh: ketika memanaskan sebatang
besi,besi akan memuai,begitu pula ketika mendinginkan air sampai suhu dibawah nol,air tersebut
akan menjadi es.
Pengaruh kalor terhadap benda berbeda-beda sesuai dengan benda tersebut. Besarnya
kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sebuah benda bergantung pada beberapa factor. Antara
lain massa benda, jenis benda, dan perubahan suhu pada benda tersebut.
Menurut Haryanto (2007) perubahan wujud benda terdiri atas :
1.      Perubahan wujud benda padat menjadi benda cair
2.      Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat
3.      Perubahan wujud benda cair menjadi benda gas
4.      Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair
5.      Perubahan wujud benda padatmenjadi benda gas.

B.     Saran
Marilah kita lebih meningkatkan pola belajar kita untuk menambah wawasan bagi kita
semua, karena belajar dapat membawa kita menjadi manusia yang berilmu. Kurang dan lebihnya
dari makalah ini, kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Puji Dwiyantoro, fisika itu mudah dan menyenangkan. Cet.2.Jakarta: Cerdas Interaktif,2012.

Pantur,Silaban.fisika.jilid 1.Bandung:Erlangga.1985.

http://ramliyana-fisika.blogspot.co.id/2013/11/perubahan-wujud-pada-benda-.html

http://www.info-asik.com/2013/11/perubahan-wujud-zat.html

Anda mungkin juga menyukai