Anda di halaman 1dari 11

D

I
s
u
s
u
N

Oleh

Akbar Dwi Riyanto


Fadel Muhammad
Muhammad Rizky
Rivaldi
Putri Gita Cahyani
Windi Adelia Sari

Kelas XI. MIPA 4

SMA Bina warga 1 palembang

tahun ajaran 2018 - 2019


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang kalor
untuk memenuhi tugas fisika.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan kami ingin ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Guru Mapel fisika XI. MIPA 4 karena telah memberikan tugas ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk itu, kami
mengharapkan banyak bimbingan dari Guru Mapel fisika agar dilain waktu, tugas-tugas
yang diberikan dapat kami kerjakan lebih baik lagi. Kami dengan tangan terbuka menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang kalor memberikan manfaat terhadap
pembaca.

Palembang, November 2018

Penyusun

Latar Belakang

Pada dasarnya kehidupan manusia selama ini tidak bisa terlepas dari yang namanya kalor.
Dalam kehidupan manusia yang selalu menjidak kalor sebagai alat untuk menjaga
kestabilan manusia dalam menjalankan kehidupannya di muka bumi ini. Di dalam
modernisasi seperti ini, aplikasi kalor dibidang teknologi mungkin tidak sulit Anda
temukan bahkan juga mungkin terdapat dirumah Anda, seperti lemari es, suatu mesin yang
diantaranya mengubah air menjadi es. Aplikasi perpindahan kalor dialam, Anda jumpai
pada sirkulasi udara di pantai. Bagaimana air biasa menjadi es? Mengapa air laut bertiup
siang hari dan angin darat bertiup malam hari? Hal-hal tersebut merupakan bagian-bagian
daripada suhu dan kalor. Salah satu contoh IPA di kehidupan kita sehari-hari adalah
dengan adanya perubahan wujud benda. Seperti berubahnya air menjadi es, es yag
mencair, proses terjadinya hujan, dan masih banyak lagi kejadian lainnya. Agar kita
mendapatkan pengetahuan yang lebih lagi maka sebaiknya kita mempelajari tentang kalor
dan perubahan wujud benda.
A. Kalor

Kalor atau panas adalah perpindahan energi dari suatu zat ke zat lainnya yang
menyebabkan terjadinya perubahan suhu. Kalor berpindah dari zat yang suhunya lebih
tinggi menuju zat yang suhunya lebih rendah. Selain itu dikenal pula satuan kalor (panas)
yang lain, yaitu kalori. Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1° C. Di mana 1 kalori = 4,184 J = 4,2 J

1. Kalor dan Suhu


Besarnya kalor yang dilepas atau diserap oleh benda berbanding lurus dengan
massa benda, kalor jenis benda, dan perubahan suhu. Secara matesmatis dapat ditulis
seperti berikut.

Q = m c ∆T

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
suatu zat tertentu sebesar 1° C atau 1 K. Secara matematis dapat ditulis seperti berikut.

Suhu atau temperatur adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau
dingin suatu benda. Ketika kita memanaskan atau mendinginkan suatu benda sampai pada
suhu tertetu,beberapa sifat fisik benda berubah. Sebagai contoh, ketika memanaskan
sebatang besi, besi akan memuai, begitu pula ketika mendinginkan air sampai suhu
dibawah nol, air tersebut akan menjadi es. Alat untuk mengukur suhu adalah termometer.
Jenis-jenis termometer:

1. Termometer bimetal
Alat ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa logam akan memuai jika dipanaskan.

2. Termometer hambatan
Alat ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa bila seutas kawat logam dipanaskan,
hambatan listrik akan bertambah.

3. Termometer gas
Bila sejumlah gas yang dipanaskan volumenya dijaga tetap, tekanan akan
bertambah. Sifat termometrik inilah yang digunakan untuk mengukur suhu pada
termometer gas.

4. Termokopel
Perbedaan pemuaian antara 2 logam yang kedua ujungnya disentuh di manfaatkan
pada termokopel.
2. Kalor dan perubahan wujud
Kalor yang diserap benda digunakan untuk dua kemungkinan, yaitu untuk
menaikkan suhu atau untuk mengubah wujud benda. Terdapat tiga kemungkinan tingkat
wujud, fase, atau keadaan dari suatu benda, yaitu padat, cair, dan gas.
Perubahan dari fase ke fase lain dapat dilihat pada gambar berikut.

Peristiwa mencair, menguap, dan menyumblim selalu membutuhkan kalor, sedangkan


pada peristiwa membeku, mengembun, dan mengkristal selalu melepas kalor. Pada saat es
mencair, ketika itu benda berubah wujud, tetapi suhu benda tidak berubah meski ada
penambahan kalor. Kalor yang diberikan ke es tidak digunakan untuk mengubah suhu es,
tetapi untuk mengubah wujud benda. Kalor ini disebut kalor laten. Kalor laten merupakan
kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk berubah wujud. Kalor laten ada dua macam, yaitu
kalo lebur dan kalor didih.

3) Asas Black
Anda ketahui bahwa kalor berpindah dari satu benda yang bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu rendah. Perpindahan ini mengakibatkan terbentuknya suhu akhir yang sama
antara kedua benda tersebut. Pernahkah Anda membuat susu atau kopi? Sewaktu susu
diberi panas, kalor akan menyebar keseluruh cairan susu yang dingin sehingga susu terasa
hangat. Suhu akhir setelah percampuran susu dengan air panas disebut suhu termal
(keseimbangan).

Kalor yang dilepaskan air panas akan sama besarnya dengan kalor yang diterima
susu yang dingin. Kalor merupakan energi yang dapat berpindah, prinsip ini merupakan
prinsip hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi dirumuskan pertama kali oleh
Joseph Black (1728 - 1899). Oleh karena itu, pernyataan tersebut juga dikenal sebagai Asas
Black. Joseph Black merumuskan perpindahan kalor antara dua benda yang membentuk
suhu termal sebagai berikut.
B. Pemuaian Zat

1) Pemuaian Zat Padat


Pemuaian zat padat dapat dengan mudah diamati karena zat padat mempunyai
bentuk yang tetap. Dengan mengukur panjang, lebar, dan tinggi zat padat setelah
dipanaskan akan memuai.

a. Pemuaian Panjang
Bila suatu benda padat dipanaskan, maka benda tersebut akan memuai
kesegala arah, tetapi untuk zat padat yang panjang, dengan luas penampang yang
kecil, pemuaian dapat dianggap terjadi dalam arah panjang saja, sedangkan
pemuaian dalam arah melebar, dan tebalnya diabaikan. Besar muai panjang
bergantung pada jenis bahannya, panjang batang mula-mula, dan kenaikan suhu.
Koefesian muai panjang α didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan
panjang zat (∆l) untuk setiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu (∆T).

b. Pemuaian Luas
Apabila benda tipis berbentuk persegi panjang dipanaskan, maka akan
terjadi pemuaian dalam arah memanjang dan melebar atau dikatakan mengalami
pemuaian luas. Serupa dengan pertambahan panjang, pertambahan luas pada benda
dapat dirumuskan sebagai berikut.
c. Pemuaian Volume
Jika zat padat berbentuk kubus,bola, atau balok maka pemuaian yang harus
diperhitungkan adalah muai volumenya. Koefisien muai volume suatu zat (g) adalah
perbandingan antara pertambahan volume (∆V) dengan volume semula (Vo), untuk
tiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu ∆T

2) Pemuaian Pada Zat Cair


Pemuaian pada zat cair hanya terjadi pemuaian volume saja. Persamaannya
dituliskan:

3) Pemuaian Pada Zat Gas


C. Perpindahan Kalor

Pernahkah kalian menanak nasi? Menurut pendapatmu, peristiwa apa yang


menyebabkan beras yang bertekstur keras dapat berubah menjadi nasi yang lunak dan
lembut? Tentu hal ini terjadi karena adanya perpindahan kalor dari api kompor ke beras
dan air yang berada dalam wadah pemasak itu. Bagaimanakah cara kalor berpindah? Ada
tiga cara perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

1. Konduksi
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa diikuti perpindahan bagian-
bagian zat itu disebut konduksi atau hantaran. Misalnya, salah satu ujung batang besi kita
panaskan. Akibatnya, ujung besi yang lain akan terasa panas. Coba perhatikan gambar
berikut.

Pada batang besi yang dipanaskan, kalor berpindah dari bagian yang panas ke bagian yang
dingin. Jadi, syarat terjadinya konduksi kalor pada suatu zat adalah adanya perbedaan
suhu. Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dapat dikelompokkan menjadi
dua golongan, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah zat yang mudah
menghantarkan kalor (penghantar yang baik). Isolator adalah zat yang sulit
menghantarkan kalor (penghantar yang buruk).
2. Konveksi
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan
bagian-bagian yang dilaluinya disebut konveksi atau aliran. Konveksi dapat terjadi
pada zat cair dan gas.

a. Konveksi pada Zat Cair


Syarat terjadinya konveksi padaz at cair adalah adanya pemanasan.
Hal ini disebabkan partikel-partikel zat cair ikut berpindah tempat.

b. Konveksi pada Gas


Konveksi terjadi pula pada gas, misalnya udara. Seperti halnya pada air, rambatan
(aliran) kalor dalam gas (udara) terjadi dengan cara konveksi. Beberapa
peristiwa yang terjadi akibat adanya konveksi udara adalah sebagai berikut.

 Adanya angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari. Pada siang hari,
daratan lebih cepat menjadi panas daripada lautan sehingga udara di
daratan naik dan digantikan oleh udara dari lautan.
 Adanya angin darat, Angin darat terjadi pada malam hari. Pada malam
hari, daratan lebih cepat menjadi dingin daripada lautan. Dengan
demikian, udara di atas lautan naik dan digantikan oleh udara dari
daratan.
3. Radiasi
Proses perpindahan kalor tanpa zat perantara disebut radiasi atau pancaran. Kalor
diradiasikan dalam bentuk gelombang elektromagnetik, gelombang radio, atau gelombang
cahaya. Misalnya, radiasi panas dari api Apabila kita berdiam di dekat api unggun, kita
merasa hangat. Kemudian, jika kita memasang selembar tirai di antara api dan kita, radiasi
kalor akan lerhalang oleh tirai itu.

Kesimpulan

Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang
suhunya lebih rendah ketika dua benda bersentuhan. Besar kalor yang diberikan pada
sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu tergantung pada, massa benda, kalor
jenis benda, dan perbedaan suhu kedua benda. Pemuaian adalah bertambahnya ukuran
suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda
karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada tiga zat yaitu pemuaian pada zat padat,
pada zat cair, pada zat gas. Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu
konduksi, konveksi, dan radiasi

Saran

Marilah kita lebih meningkatkan pola belajar kita untuk menambah wawasan bagi kita
semua, karena belajar dapat membawa kita menjadi manusia yang berilmu. Kurang dan
lebihnya dari makalah ini, kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Puji Dwiyantoro, fisika itu mudah dan menyenangkan. Cet.2.Jakarta: Cerdas Interaktif,2012.

Pantur,Silaban.fisika.jilid 1.Bandung:Erlangga.1985.

http://ramliyana-fisika.blogspot.co.id/2013/11/perubahan-wujud-pada-benda-.html

http://www.info-asik.com/2013/11/perubahan-wujud-zat.html

http://ifhudtchyarchy.blogspot.com/

https://sicantikunyuunyu.blogspot.com/2018/08/maklaha-suhu-dan-kalor.html

https://www.academia.edu/3512133/MAKALAH_TENTANG_KALOR_DAN_PERPINDAHAN

http://dunia-fisika-pendidikan.blogspot.com/2013/12/makalah-kalor.html

http://sakatayoga.blogspot.com/2015/12/fisika-bab-kalor.html

http://www.informasi-pendidikan.com/2015/02/contoh-soal-suhu-dan-kalor-beserta.html

Anda mungkin juga menyukai