Q = m.c.ΔT
Keterangan:
Q = jumlah kalor (Joule)
M= massa zat (gram)
ΔT= perubahan suhu (takhir-tawal)
C= kalor jenis
Kita telah membahas pengertian kalor jenis. Selanjutnya kita akan membahas Kapasitas
Kalor. Kapasitas Kalor adalah banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu
benda sebesar 1oC.
Q = C ΔT
Pengaruh kalor terhadap suhu zat, jika suatu zat menyerap kalor , maka suhu akan naik
dan jika suatu suhu zat melepas kalor, maka suhu akan turun.
Asas Black yang berbunyi “kalor yang diterima oleh suatu zat sama dengan kalor yang
dilepas oleh suatu zat”.
Qlepas = Qterima
Lf = mLf
Keterangan :
Lf = kalor lebur (J/kg atau J kg-1)
m = massa (kg)
Q = mLv
Keterangan :
Lv = kalor didih (J/kg)
Q = kalor
M = massa (kg)
Perubahan Fisika
Perubahan fisika adalah perubahan pada zat yang tidak menghasilkan zat jenis baru.
Peristiwa perubahan wujud zat, antara lain : menguap, mengembun, mencair, membeku,
menyublim, mengkristal merupakan perubahan fisika.
Terdapat beberapa ciri- ciri pada perubahan fisika, yaitu:
1. tidak terbentuk zat jenis baru,
2. zat yang berubah dapat kembali ke bentuk semula,
3. hanya diikuti perubahan sifat fisika saja.
Perubahan fisika yang lainnya adalah perubahan bentuk, perubahan ukuran, dan
perubahan warna.
Perubahan kimia
Perubahan kimia adalah perubahan pada zat yang menghasilkan zat jenis baru. Misalnya
pada saat membakar kertas. Setelah kertas tersebut habis terbakar akan terdapat abu yang
diperoleh akibat proses pembakaran. Kertas sebelum dibakar memiliki sifat yang berbeda
dengan kertas sesudah dibakar.
Terdapat beberapa ciri-ciri perubahan kimia suatu zat, yaitu: terbentuk zat jenis baru, zat
yang berubah tidak dapat kembali ke bentuk semula, diikuti oleh perubahan sifat kimia melalui
reaksi kimia.
Sifat kimia merupakan sifat yang dihasilkan dari perubahan kimia, antara lain mudah
terbakar, mudah busuk dan korosif (rusaknya logam karena pengaruh lingkungan)
Selama terjadi perubahan kimia, massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat
sesudah reaksi.
I. Alat dan Bahan :
1. Termometer
2. Pembakar bunsen/ pembakar spirtus
3. Kaki tiga
4. Statis
5. Stopwatch
6. Es batu
7. Lilin
8. Neraca digital
9. Tissue
Informasi :
a) Penggunaan pembakar bunsen atau spiritus dengan nyala api yang relatif stabil, bebrarti suplai
energi dianggap konstan. Dengan demikian, makin lama waktu pemanasan diartikan sebagai
makin banyak energi atau kalor yang diberikan pada es batu atau lilin.
b) Jika dalam waktu 1 menit jumlah kalor yang diberikan besarnya Q, maka dalam waktu 2 menit,
3 menit, dan seterusnya banyaknya kalor yang menjadi 2Q, 3Q, dan seterusnya.
V. Kesimpulan :
Dari percobaan dan hasil pengamatan yang kami lakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1) Kalor adalah suatu bentuk energi yang dipindahkan melalui perbedaan suhu. Suhu adalah
ukuran dari panas suatu zat. air jika rebus akan lebih cepat mendidih dipengaruhi oleh
ukuran, ruangan. Dalam merebus air ada perubahan wujud zat yaitu menguap.
2) Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda
Pengertian kalor berbeda dengan pengertian suhu. Suhu adalah derajat panas atau
dinginnya suatu benda, sedangkan kalor adalah energi yang dipindahkandari suatu benda ke
benda lainnya kerena perbedaan suhu/temperatur. Jika sebuah benda dipanaskan, maka
suhu/temperatur benda akan naik, sebaliknya jika benda didinginkan,maka suhu/temperaturnya
akan turun.
3) Pengaruh Kalor terhadap Wujud Zat
Kalor yang diserap suatu zat tidak selalu menyebabkan kenaikan suhu/temperatur zat tersebut.
Kadangkala kalor yang diserap oleh suatu zat dapat mengubah wujud zat tersebut tanpa
menaikkan suhunya, contoh es yang dipanaskan lama kelamaan akan menjadi air, sebaliknya
air yang didinginkan, lama kelamaan akan menjadi es. Zat dapat berada dalam tiga wujud, yaitu
padat, cair, dan gas. Pada saat terjadi perubahan wujud, misalnya dari padat menjadi cair atau
dari cair menjadi gas, selalu disertai dengan pelepasan atau penyerapan kalor. Akan tetapi
perubahan wujud tidak disertai dengan perubahan suhu. Suatu zat apabila diberi kalor terus-
menerus dan mencapai suhu maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa
ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu
minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga
dapat digunakan untuk mengubah wujud zat. Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor
dapat digambarkan dalam skema berikut.
a) Padat ke gas disebut menyublim. Perubahan wujud zat padat menjadi gas yang menyerap kalor
sedangkan perubahan gas menjadi padat melepas kalor.
b) Gas ke padat disebut mengkristal.
c) Gas ke cair disebut mengembun. Air yang berubah menjadi uap dapat dikembalikan menjadi
wujud air.
d) Cair ke gas disebut menguap, penguapan dapat dipercepat dengan Pemanasan, Memperluas
permukaan zat cair, Mengalirkan udara diatas permukaan zat cair, dan Memperkecil tekanan
udara diatas permukaan zat cair.
e) Cair ke padat disebut membeku. Es yang telah mencair membeku lagi.
f) Padat ke cair disebut mencair. Jika suatu zat padat diberikalor atau panas maka akan mencair
dengan suhu tertentu.
4) Kalor dapat menaikkan atau menurunkan suhu.Semakin besar kenaikan suhu maka kalor
yang diterima semakin banyak. Semakin kecil kenaikan suhu maka kalor yang
diterima semakin sedikit. Maka hubungan kalor (Q) berbanding lurus atau sebandingdengan
kenaikan suhu (∆ T) jika massa (m) dan kalor jenis zat (c) tetap. Semakin besar massa zat
(m) maka kalor (Q) yang diterima semakin banyak. Semakin kecil massa zat (m) maka kalor
(Q) yang diterima semakin sedikit. Maka hubungan kalor (Q) berbanding lurus atau
sebanding dengan massa zat (m) jika kenaikan suhu (∆ T) dan kalor jenis zat (c) tetap.
Semakin besar kalor jenis zat (c) maka kalor (Q) yang diterima semakin banyak. Semakin
kecil kalor jenis zat (c) maka kalor (Q) yang diterima semakin sedikit. Maka hubungan kalor
(Q) berbanding lurus atau sebanding dengan kalor jenis zat (c) jika kenaikan suhu (∆ T) dan
massa zat (m) tetap.
VI. Pertanyaan :
1. Berdasarkan hasil percobaan data ketiga tabel, kecenderungan atau pola apa yang dihasilkan?
2. Bagaimana pengaruh kalor pada saat tidak terjadi perubahan wujud?
3. Bagaimana pengaruh kalor pada saat terjadi perubahan wujud?
4. Selain perubahan suhu benda, adakah faktor lain yang mempengaruhi kalor yang diperlukan?
Sebutkan!
Jawaban Pertanyaan:
1. Pola yang dihasilkan adalah semakin lama es batu dipanaskan maka suhunya akan semakin
naik. Es batu akan berubah wujud mencadi cair (mencair).
2) Kalor yang diserap suatu zat tidak selalu menyebabkan kenaikan suhu/temperatur zat tersebut.
Kadangkala kalor yang diserap oleh suatu zat dapat mengubah wujud zat tersebut tanpa
menaikkan suhunya, contoh es yang dipanaskan lama kelamaan akan menjadi air, sebaliknya
air yang didinginkan, lama kelamaan akan menjadi es.
3) Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka zat akan
mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-
menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk
mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat.
4) 1) Massa.
Dua Zat yg memiliki kalor jenis sama, ketika dipanaskan, apabila massanya berbeda, maka zat
bermassa lebih ringan suhunya akan lebih cepat naik
2) Kalor jenis.
Inilah yang paling penting. Benda yang memiliki kalor jenis kecil memerlukan kalor yang lebih
sedikit untuk menaikkan suhunya dibandingkan benda dengan kalor jenis besar
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Syamsul. 1994. Buku Pintar Kamus IPA. Surabaya: Appolo.
Purwanti, Endang. 2008. Fisika Untuk SMA Kelas X Semester 2. Klaten: PT Intan Pariwara.
Zulfiani. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: DEPAG.
Kanginan, Marthen. 2013. Fisika Untuk SMA /MA Kelas X. Jakarta:Erlangga
Diposting oleh Charisma Bella Kisara di 1:08:00 AM
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest