Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KONSEP DASAR IPA

KALOR

Dosen Pengampuh :

Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Srisusanty

NIM : 151420050

Kelas : 3B

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
panulisan makalah ini yang berjudul “Suhu dan Kalor”.

Selawat beriringkan salam juga tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi kita
Muhammad SAW, karena dengan berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah kita dapat
menuntut ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan
maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat berkarya dengan lebih baik di masa
yang akan datang.

Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya. Amiin Yarabbal ‘alamin.

Gorontalo, November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................3

BAB I PENDAHULAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang...........................................................................................4

B. Rumusan Masalah.....................................................................................4

C. Tujuan........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................5

A. Kalor..........................................................................................................5

B. Satuan Kalor..............................................................................................5

C. Pengaruh Kalor Terhadap..........................................................................5

D. Perpindahan kalor......................................................................................7

BAB III PENUTUP.............................................................................................10

A. Simpulan....................................................................................................10

B. Saran..........................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kalor dapat didefinisikan sebagai energi yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor dalam suatu zat salah satunya dengan
melakukan pengujian kalorimeter. Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kalor. Prinsip kerja kalorimeter adalah jika suhu yang dihasilkan oleh suatu
zat tersebut tinggi maka nilai kalor yang terkandung oleh zat tersebut sangat besar,
begitu juga sebaliknya jika suhu yang dihasilkan oleh zat tersebut rendah maka nilai
kalor yang terkandung pada zat tersebut sangatlah sedikit. Jika kalor jenis sudah
diketahui maka kalor yang diserap dan dilepaskan dapat diketahui dengan mengukur
perubahan suhu.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kalor?
2. Apa satuan dari kalor?
3. Apa saja pengaruh terhadap kalor?
4. Bagaimana perpindahan kalor?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut, tujuan dari penulisan ini yaitu:
1. Dapat mengetahui tentang kalor
2. Dapat mengetahui satuan dari kalor.
3. Dapat mengetahui pengaruh terhadap kalor.
4. Dapat mengetahu cara perpindahan kalor.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalor
Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang mengalir dari suatu zat ke zat yang
lain akibat adanya perbedaan suhu, tentunya dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah. Karena suhu benda sebanding dengan kandungan kalor yang dimilikinya, yakni
energi gerak atom atau molekul yang dapat terdiri dari translasi, rotasi, maupun vibrasi
(Ishaq, 2007:236). Sebelum abad ke – 17, orang beranggapan bahwa kalor merupakan zat
yang pindah dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Jika kalor
merupakan zat, tentu mempunyai masa. Ternyata benda yang suhunya naik, massanya
tidak berubah, jadi kalor bukan zat.

B. Satuan Kalor
Satuan untuk menyatakan kalor adalah Joule (J) atau Kalori (kal). Joule menyatakan
satuan usaha atau energi. Satuan Joule merupakan satuan kalor yang umum digunakan
dalam fisika. Sedangkan Kalori menyatakan satuan kalor. Kalori (kal) merupakan satuan
kalor yang biasa digunakan untuk menyatakan kandungan energi dalam bahan makanan.
Contohnya: sepotong roti memiliki kandungan energi 200 kalori dan sepotong daging
memiliki kandungan energi 600 kalori. Nilai 1 kalori (1 kal) adalah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk memanaskan 1 kg air agar suhunya nai 1°C. Hubungan satuan kalori
dengan joule adalah:
1 Kal = 4,2 J atau 1 J = 0,24 Kal

C. Pengaruh Kalor Terhadap


1. Pengaruh kalor terhadap suhu benda
Kalor merupakan energy yang diterima atau dilepaskan suatu benda. Kalor
yang diterima suatu benda bisa berasal dari matahari, api, atau benda lain. Kalor yang
diterima oleh benda dapat mengubah suhu benda. Ketika kalor diberikan kepada air,
maka suhu air bertambah. Makin banyak kalor yang diberikan makin banyak pula
perubahan pada suhu air. Bila kalor terus diberikan, lama kelamaan air akan

5
mendidih. Ketika air sudah mendidih suhu air tidak akan bertambah melainkan tetap.
Dapat disimpulkan bahwa kalor mengubah suhu benda. Benda yang melepaskan kalor
seperti air panas dalam gelas. Air panas yang kita letakkan diatas meja akan
melepaskan kalor keudara titik karena air panas melepaskan kalor, maka suhu air
panas makin lama makin turun. Air panas berubah menjadi air dingin. Hal ini
menunjukkan bahwa kalor merubah suhu benda.
2. Pengaruh kalor terhadap wujud benda
Kalor menyebabkan perubahan wujud pada benda-benda, seperti cokelat dan
es batu. Cokelat yang kita genggam dengan tangan dapat meleleh. Hal ini terjadi
karena cokelat mendapat kalor dari tangan kita dan udara. Demikian juga dengan es
batu yang diletakkan dalam piring di atas meja. Lama-kelamaan es batu mencair
karena pengaruh kalor dari udara. Ketika es batu dipanaskan maka lama-kelamaan es
batu berubah menjadi air. Berarti es batu berubah wujud dari padat menjadi cair.
Logam seperti besi dan emas juga dapat berubah wujud bila mendapat panas.
Hal ini terjadi misalnya ditempat peleburan logam. Pada fenomena lain bila
pemanasan berlangsung terus maka suatu saat air mendidih. Setelah mendidih cukup
lama air seakan-akan lenyap. Disekitar panci banyak terdapat uap air berarti air telah
berubah wujud dari air menjadi gas. Dapat disimpulkan bahwa kalor dapat merubah
wujud gas. Perubahan wujud gas yang disebabkan oleh kalor diantara:
a. Perubahan wujud dari padat menjadi cair dan sebaliknya. Contoh fenomena ini
terjadi pada lilin yang sedang menyala.
b. Perubahan wujud dari cair menjadi gas dan sebaliknya. Fenomena ini terjadi pada
peristiwa memasak air dan terjadinya fenomena hujan.
c. Perubahan wujud dari padat menjadi gas dan sebaliknya. Peristiwa ini terjadi pada
kapur barus yang menyublin, yang mengubah kapur barus menjadi gas.
Sedangkan benda gas yang berubah menjadi benda padat dicontohkan pada asap
kenalpot. Asap kenalpot berubah menjadi jelaga (benda padat) ketika menyentuh
permukaan dalam kenalpot.
d. Menguap, Mengembun dan Mendidih.
e. Melebur dan Membeku
Melebur merupakan peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair.
Sedangkan membeku adalah kebalikannya, yaitu perubahan bentuk zat dari cair
menjadi padat. Peristiwa melebur dan membeku sering kita jumpai dalam hidup kita,
misalnya saja peristiwa meleburnya keju yang dipanaskan di atas wajan, es krim yang

6
meleleh saat di tangan. Dan peristiwa membeku kita jumpai pada saat membuat es
batu. Untuk melebur, zat memerlukan kalor, dan pada waktu melebur suhu zat tetap.
Sebaliknya untuk membeku, zat melepaskan kalor, dan pada waktu membeku, suhu
zat tetap.
Kalor yang diperlukan untuk meleburkan 1 Kg zat padat menjadi 1 Kg zat
cair pada titik leburnya dinamakan kalor lebur. Sebaliknya, kalor yang dilepaskan
pada waktu 1 Kg zat cair membeku menjadi 1 Kg zat padat pada titik bekunya
dinamakan kalor beku. Jika banyaknya kalor yang diperlukan oleh zat yang massanya
m Kg untuk melebur adalah Q Joule. Nilai kalor lebur Berbeda untuk zat yang
berbeda, seperti digambarkan pada table beriku:

Zat Titik Lebur Kalor Lebur


(℃) (J/Kg)
Air 0 336.000
Alcohol -97 69.000
Raksa -39 120.000
Alumunium 660 403.000
Tembaga 1.083 206.000
Platina 1.769 113.000
Timbale 372 25.000

D. Perpindahan Kalor
Perpindahan Kalor dapat dibedakan menjadi 3, yaitu
1. Konduksi
Konduksi Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa disertai dengan
perpindahan, partikel-partikel dalam zat itu, contoh: zat padat (logam) yang dipanaskan.
Berdasarkan kemampuan kemudahannya menghantarkan kalor, zat dapat dibagi menjadi :
konduktor yang mudah dalam menghantarkan kalor dan isolator yang lebih sulit dalam
menghan tarkan kalor. Contoh konduktor adalah aluminium, logam besi, dsb, sedangkan
contoh isolator adalah plastik, kayu, kain, dan lain-lain. Besar kalor yang mengalir
persatuan waktu pada proses konduksi ini tergantung pada:
a. Berbanding lurus dengan luas penampang batang.
b. Berbanding lurus dengan selisih suhu kedua ujung batang, dan

7
c. Berbanding terbalik dengan panjang batang

2. Konveksi
Konveksi Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai dengan
perpindahan pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah
dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah pergerakan fluida terjadi karena perbedaan
massa jenis, sedangkan pada konveksi paksa terjadinya pergerakan fluida karena ada
paksaan dari luar. Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan menimbulkan konveksi
udara disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin laut dan angin
darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim pendingin mobil, pengering rambut, kipas
angin, dsb.

3. Radiasi
Radiasi Adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik, contoh :
cahaya matahari, gelombang radio, gelombang TV, dsb.
Berdasarkan hasil eksperimen besarnya laju kalor radiasi tergantung pada : luas
permukaan benda dan suhu mutlak benda seperti dinyatakan dalam hukum Stefan-
Boltzman berikut ini: Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda hitam dalam
bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu sebanding dengan luas permukaan benda (A) dan
sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan benda itu.

4. Azas Black
Teori kalorik menyatakan bahwa setiap benda mengandung sejenis zat alir (kalorik)
yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Teori ini diperkenalkan oleh Antoine
Lavoiser. Teori ini juga menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi mengandung lebih
banyak kalor dari pada benda yang suhunya rendah. Ketika kedua benda disentuhkan,
benda yang suhunya tinggi akan kehilangan sebagian kalor yang diberikan kepada benda
bersuhu rendah. Akhirnya para ilmuwan mengetahui bahwa kalor sebenarnya merupakan
salah satu bentuk energi.
Karena merupakan energi maka berlaku prinsip kekekalan energi yaitu bahwa semua
bentuk energi adalah ekivalen (setara) dan ketika sejumlah energi hilang, proses selalu
disertai dengan munculnya sejumlah energi yang sama dalam bentuk lainnya. Kekekalan
energi pada pertukaran kalor pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Inggris
Joseph Black dengan pernyataan: kalor yang dilepaskan oleh air panas (Q lepas) sama

8
dengan kalor yang diterima air dingin (Q terima). Secara matematis pernyataan tersebut
dapat ditulis dengan : Q lepas = Q terima.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat.
Kalorimeter yang paling banyak digunakan adalah kalorimeter aluminium. Alat ini
dirancang sehingga pertukaran kalor tidak terjadi diluar bejana. Untuk mengurangi radiasi
kalor dan kehilangan kalor karena penyerapan dinding bejana, maka kedua dinding bejana
bagian dalam dan luar dibuat mengkilap.
Cincin serat fiber yang memisahkan kedua bejana Suhu (ºC) tutup kayu adalah
penghantar panas yang jelek. Ruang antara kedua dinding bejana berisi udara yang
berfungsi sebagai isolator kalor sebab udara adalah penghantar kalor yang jelek. Sebuah
bahan contoh panas yang kalor jenisnya diketahui dicelupkan ke dalam air dingin yang
terdapat dalam bejana bagian dalam. Kalor jenis zat dapat dihitung dengan mengukur
massa air dingin, massa bahan contoh, massa kalorimeter (bejana dalam) dan mengukur
suhu air dan bahan contoh sebelum dan sesudah pencampuran.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang mengalir dari suatu zat ke zat
yang lain akibat adanya perbedaan suhu, tentunya dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah. Karena suhu benda sebanding dengan kandungan kalor yang
dimilikinya, yakni energi gerak atom atau molekul yang dapat terdiri dari translasi,
rotasi, maupun vibrasi (Ishaq, 2007: 236). Satuan untuk menyatakan kalor adalah
Joule (J) atau Kalori (kal). Joule menyatakan satuan usaha atau energi. Satuan Joule
merupakan satuan kalor yang umum digunakan dalam fisika. Sedangkan Kalori
menyatakan satuan kalor. Kalori (kal) merupakan satuan kalor yang biasa digunakan
untuk menyatakan kandungan energi dalam bahan makanan. Perpindahan kalor dapat
dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1) Konduksi Konduksi Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa disertai
dengan perpindahan, partikel-partikel dalam zat itu.
2) Konveksi Konveksi Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai
dengan perpindahan pergerakan fluida itu sendiri.
3) Radiasi Radiasi Adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini saya sadar bahwasanya makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari
segi materi pembahasan maupun ejaan kata, maka dari itu saya mengharapkan adanya
saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar di kemudian hari saya dapat
menyusun makalah lebih baik lagi. Harapan kami semoga dengan adanya makalah ini
dapat menambah wawasan anda mengenai Kalor.
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari
segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang
bersifat membangun.

10
DAFTAR PUSTAKA
Pujianto Udik, (2018), Suhu, Kalor, dan Energi. Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keaksaran dan Kesetaraan. Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat-
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. Dikases https://docplayer.info/92810463-Modul-3-
suhu-kalor-dan-energi-di-sekitarku.html pada 01 November 2021 jam 02.54

11

Anda mungkin juga menyukai