Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KONSEP DASAR FISIKA

TENTANG
“Suhu Dan Kalor, Konversi Suhu, Azas Black Dalam
Penyelesaian Masalah Kalor”

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah

konsep dasar fisika

Dosen pengampu:
Atika Ulya Akmal S.PD., M.PD

Oleh:
1. Adinda Sonita (22120902)
2. Aisya amelliya (22129004)
3. Meiliza Aulia (22129175)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Suhu dan Kalor, Konversi Suhu, Azas
Black Dalam Penyelesaian Masalah Kalor” ini tepat waktu.
Kami mengucapkan terimah kasih sebesa-besarnya kepada ibuk Atika Ulya
Akmal, S.Pd, M.Pd, selaku dosen konsep dasar fisika. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membatu
proses penyusunan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal mungkin. Terlepas dari itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terubuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperabiki
makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Padang, 11 Oktober 2022

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
PETA KONSEP ............................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II .............................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
2.1 Pengertian Suhu Dan Kalor .................................................................. 3
2.2 Konversi Suhu ...................................................................................... 3
2.3 Perpindahan Kalor ................................................................................ 4
2.4 Perubahan Wujud Pada Benda ............................................................. 4
2.5 Azas Black ............................................................................................ 5
BAB III ............................................................................................................ 17
PENUTUP ........................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 17
3.2 Saran .................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 21

ii
PETA KONSEP

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada kehidupan sehari-hari, kita sering mendengarkan istilah ‘panas’ dan
‘dingin’. Disiang hari udara terasa panas dan dimalam hari udara terasa dingin.
Keadaan derajat panas dan dingin yang dialami suatu benda atau keadaan
dinamakan dengan suhu. Suhu yang dialami pada benda tergantung energi panas
yang masuk pada benda tersebut. Benda dikatakan panas jika bersuhu tinggi
sedangkan benda yang dikatakan dingin jika bersuhu rendah.
Pada umumnya benda yang bersuhu tinggi (panas), akan mengalirkan suhunya
ke benda yang memiliki suhu lebih rendah. Air panas yang dicampur dengan air
dingin akan menjadi air hangat. Hal ini ada sesuatu yang berpindah atau masuk
pada air dingin, yaitu panas atau kalor. Air hangat merupakan keseimbangan
antara suhu panas dan dingin.
Kalor sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa kabel listrik
terlihat kendor di siang hari, rel kereta api diberi rongga pada sambungannya,
demikian juga dengan pemasangan kaca pada jendela. Hal ini tidak terlepas dari
pengaruh kalor. Pada makalah ini, akan menjelaskan tentang pengaruh kalor
terhadap zat, cara perpindahan kalor, dan penerapan asas Black.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah diatas, kami mengambil beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan suhu dan kalor?


2. Bagaimanakah konversi suhu?
3. Apa saja bentuk perpindahan kalor?
4. Bagaimanakah perubahan wujud pada benda?
5. Apakah yang dimaksud dengan azas black?

1
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk menjelaskan pengertian suhu dan kalor
2. Untuk menjelaskan tentang konversi suhu
3. Untuk menjelaskan tentang perpindahan kalor
4. Untuk menjelaskan tentang perubahan wujud benda
5. Untuk menjelaskan tentang azaz black

2
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian suhu dan kalor
Suhu merupakan ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu benda atau
sistem. Suhu didefinisikan sebagai suatu besaran fisika yang dimiliki bersama
antara dua benda atau lebih yang berada dalam kesetimbangan termal. Suatu
benda yang dalam keadaan panas dikatakan memiliki suhu yang tinggi, dan
sebaliknya, suatu benda yang dalam keadaan dingin dikatakan memiliki suhu
yang rendah. Perubahan suhu benda, baik menjadi lebih panas atau menjadi lebih
dingin biasanya diikuti dengan perubahan bentuk atau wujudnya. Misalnya,
perubahan wujud air menjadi es batu atau uap air karena pengaruh panas atau
dingin
Ada empat macam skala thermometer yaitu sebagai berikut :
a. Skala celcius
Anders Celcius 1701-1744 menentukan titik tetap bawah berdasarkan titik
lebur es murni pada tekanan 1 atmosfer yang ditandai dengan 0o C. sementara itu
titik tetap atasnya ditentukan atas titik didih air murni pada tekanan 1 atmosfer
yang ditandai dengan angka 100o c. Rentang angka tersebut terbagi dalam 100
bagian skala dengan setiap bagian menunjukkan suhu sebesar 1o C.
b. Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit dibuat oleh Daniel Gabriel Fahrenheit (1686-1736). Titik
tetap bawah pada skala Fahrenheit ditentukan berdasarkan titik lebur es murni
pada tekanan 1 atmosfer yang ditandai dengan angka 32o F, sedangkan titik tetap
atasnya ditentukan berdasarkan titik didih air murni pada tekanan 1 atmosfer yang
ditandai dengan angka 212oF. selanjutnya, rentang angka tersebut dibagi kedalam
180 bagian (skala) dan setiap skala menunjukkan suhu sebesar 1oF.
c. Skala Reamur
Dibuat oleh Rene Antonie Ferchaule De Reamur dari Prancis pada tahun 1731.
Pada skala Reamur, titik beku air ditetapkan sebesar 0 °R dan titik didih air

3
ditetapkan sebesar 80 °R. Jarak antara kedua titik tetap ini dibagi ke dalam 80
skala. Skala Reamur jarang digunakan dalam kehidupan seharihari.
d. Skala Kelvin
Skala Kelvin merupakan satuan internasional untuk temperatur. Skala Kelvin
ditetapkan oleh fisikawan Inggris Lord Kelvin pada tahun 1848-1954. Pada skala
Kelvin, tidak ada skala negatif karena titik beku air ditetapkan sebesar 273 K dan
titik didih air ditetapkan sebesar 373 K. Hal ini berarti suhu 0 K sama dengan –
273 °C. Suhu ini dikenal sebagai suhu nol mutlak. Para ilmuwan yakin bahwa
pada suhu nol mutlak, molekulmolekul diam atau tidak bergerak. Dengan alasan
inilah skala Kelvin sering digunakan untuk keperluan ilmiah.
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untukmendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan
mengukur suhu bendatersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung
oleh benda sangat besar, begitu jugasebaliknya jika suhunya rendah maka kalor
yang dikandung sedikit.
Adapun hubungan kalor dengan ketiga factor tersebut yaitu:
a. Pengaruh kalor pada massa benda
Untuk jenis benda yang sama tetapi massanya berrbeda, kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu yang sama ternyata besarnya berbeda. Artinya makin besar
massa benda, semakin besar pula kalor yang diperrlukan untuk menaikkan suhu
benda tersebut. Dengan demikian, jumlah kalor yang diperlukan sebanding
dengan massa bendanya.
b. Pengaruh kalor pada jenis benda
Untuk jenis benda yang berbeda tetapi massanya sama, kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu yang sama ternyata besarnya berbeda. Dengan demikian,
jumlah kalor yang diperlukan bergantung pada jenis bendanya.
c. Pengaruh kalor pada suhu benda
Jumlah kalor yang diberikan akan sebanding dengan kenaikkan atau perubahan
suhu benda. Artinya, makin banyak kalor yang diberikan kepada benda, semakin
besar pula kenaikkan suhu benda tersebut. Jadi banyaknya kalor atau (q) yang
diperlukan untuk menaikkan suhu sutau benda bergantung pada massa benda atau

4
m, kalor jenis benda atau c dan perubahan suhu atau (ΔT). Secara sistematis
hubungan tersebut.
dirumuskan:
Q= m.c. ΔT
Dengan :
Q = kalor yang diperlukan (Joule/J)
m = massa benda (kg)
C = kalor jenis benda (J/Kg)
ΔT= perubahan suhu (0C atau K)
Apabila suhu dari kedua benda yang berbeda dinaikkan maka untuk setiap
kenaikkan suhu yang sama diperlukan jumlah kalor yang berbeda. Hal ini terjadi
karena kapasitas kalor antara benda yang satu dengan yg lain berbeda. Kapasitas
kalor didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
1oC atau 1K. Secara sistematis kapasitas kalor dirumuskan :
C = Q/T
Dengan:
Q = Jumlah kalor yg diserap atau dilepaskan (J)
C = kapasitas kalor (J/OC atau J/K)
T = kenaikan suhu (OC atau K)

2.2 Konversi Suhu


Berdasarkan Satuan Internasional (SI), satuan standar untuk suhu adalah
Kelvin (K). Di Indonesia satuan yang umum digunakan adalah Celcius (°C).
Terdapat 4 satuan suhu yang digunakan di Indonesia yaitu Celcius (ºC),
Fahrenheit (°F), Kelvin (K), dan Réaumure (°R). karena adanya perbedaan dalam
menggunakan satuan suhu, maka perlu dilakukan penyetaraan satuan suhu yang
satu dengan yang lainnya yaitu sebagai berikut :
1. Rumus Celcius ke Fahrenheit
Secara umum, rumus Celcius ke Fahrenheit adalah sebagai berikut:
°C = 5/9 x (°F – 32).
Atau bisa juga dengan rumus:

5
°F = (9/5 x °C) + 32.

Contoh Soal
Suhu air yang hampir mendidih adalah 90°C. Berapakah suhu zat tersebut pada
skala Fahrenheit?
Penyelesaian:
°F = (9/5 x °C) + 32
= (9/5 x 90) + 32
= (810/5) + 32
= 162 + 32
= 194 °F.
2. Rumus Celcius ke Reamur
Berikut rumus Celcius ke Reamur:
°C = 5/4 x °R atau °R = 4/5 x °C
Contoh Soal
Suhu suatu zat menunjukkan 60°R . Berapakah suhu tersebut jika diukur dengan
menggunakan termometer Celcius?
Penyelesaian:
°C = 5/4 x °R
= 5/4 x 60
= 75°C
3. Rumus Celcius ke Kelvin
Adapun rumus Celcius ke Kelvin, yaitu sebagai berikut:
°C = °K – 27 atau °K = °C + 273
Contoh Soal
Pengukuran suhu suatu zat cair dengan menggunakan termometer Celsius
menunjukkan suhu 37°C. Berapakah suhu yang diperoleh jika pengukurannya
menggunakan termometer Kelvin?
Penyelesaian:
°K = °C+ 273
= 37 + 273

6
=310°K

4. Rumus Reamur ke Fahrenheit


Jika ingin konversi rumus Reamur ke Fahrenheit, bisa gunakan rumus berikut:
°R = 4/9 (°F-32) atau °F = (9/4 x °R) +32
Contoh Soal
Suhu suatu benda adalah 212°F. Berapakah suhu benda tersebut jika diukur
dengan menggunakan termometer Reamur?
Penyelesaian:
°R = 4/9 (°F-32)
= 4/9 (212-32)
=4/9 x 180
= 80°R
(NDA)

2.3 Perpindahan Kalor


Perpindahan kalor memiliki 3 macam perpindahan antara lain: konduksi,
konveksi, dan radiasi. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan oleh
berbagai macam peristiwa perpindahan kalor ini. Untuk lebih lengkapnya berikut
penjelasan macam-macam perpidahan kalor beserta contohnya.
A. Konduksi (Aliran)
Konduksi merupakan perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut
mengalami perpindahan. Apabila ujung sebatang logam dipanaskan di atas api,
maka ujung yang lain akan menjadi panas. Hal ini menunjukkan kalor berpindah
ke bagian yang memiliki suhu yang lebih rendah.
Contoh:
• Tutup panci yang menjadi panas ketika digunakan untuk memasak.
• Benda yang terbuat dari logam akan terasa hangat atau panas jika ujung benda
dipanaskan, misalnya ketika memegang kembang api yang sedang dibakar.
• Knalpot motor menjadi panas saat mesin dihidupkan.
• Mentega yang dipanaskan di wajan menjadi meleleh karena panas.

7
Rumus perpindahan kalor secara konduksi:

B. Konveksi (Hantaran)
Konveksi merupakan perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut
berpindah. Jika partikelnya berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, maka
akan terjadi konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin).
Contoh terjadinya konveksi:
• Gerakan naik dan turun air ketika saat dipanaskan.
• Gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai, dan lainnya pada saat
dipanaskan.
• Terjadinya angin darat dan angin laut.
• Gerakan balon udara.
• Asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi.

Rumus perpindahan kalor secara konveksi:

8
C. Radiasi (Pancaran)
Radiasi yaitu merupakan perpindahan panas tanpa zat perantaranya. Radiasi juga
biasanya dapat disertai cahaya.
Contoh terjadinya radiasi:
• Panas matahari sampai ke bumi, walau hanya melalui ruang hampa.
• Tubuh terasa hangat pada saat berada di dekat sumber api.
• Menetaskan telur unggas dengan lampu.
• Pakaian menjadi kering ketika dijemur di bawah terik matahari.

Rumus perpindahan kalor secara radiasi:

2.4 Perubahan wujud benda

Perubahan wujud benda adalah salah satu bentuk terjadinya gejala


perubahan pada suatu benda menjadi berbeda wujud dari sebelumnya, baik
ukuran, bentuk, warna, dan aroma atau bau nya yang berubah. Proses perubahan
bentuk ini dapat terjadi dengan berbagai cara dan beberapa prosesnya dapat dilihat
dengan mata telanjang manusia. Wujud benda dapat berupa cair. Gas, atau padat
yang memiliki molekul gerak translasi atau gerak pindah tempat dan gerak vibrasi
atau bisa saja bergerak di tempat.

Pada kondisi tertentu suatu zat benda yakni padat, cair, dan gas tidak bisa
mempertahankan bentuknya. Itulah sebabnya bisa mengalami perubahan wujud
seperti berubah warnanya, berubah bentuknya, dan muncul bau atau aroma lain
dari wujud sebelumnya. Hal tersebut terjadi tentu bukan tanpa sebab, melainkan
karena zat benda tersebut dalam kondisi tertentu yang dipengaruhi oleh panas,
suhu, kelembapan, dan sebagainya.

Perubahan wujud tersebut dapat bersifat atau tidak sementara yang artinya
menghasilkan zat yang baru dan tidak bisa dikembalikan lagi pada wujud
awalnya. Itulah sebabnya perubahan wujud sebuah benda sangat berkaitan dengan
perubahan fisika, kimia, dan biologi yang menjadi penyebab mengapa suatu zat

9
benda dapat berubah menjadi wujud benda yang lain. Pada proses perubahan
wujud tersebut ada yang memerlukan kalor atau melepaskan kalor.

Sifat-sifat Benda

1. Benda padat

• Memiliki bentuk yang cenderung tetap meskipun diletakan pada tempat


tertentu, bahkan cenderung sama meskipun dipindahkan ke tempat yang
berbeda sekalipun
• Tidak mudah berubah wujud
• Untuk merubah wujud benda padat biasanya memerlukan proses yang
lumayan lama dengan berbagai macam effort, seperti memukul, menekan,
dan sebagainya.

2. Benda cair

• Bentuknya tidak tetap dan akan menyesuaikan dengan bentuk wadah yang
menampungnya
• Bersifat mengalir atau mudah berpindah tempat dari yang lebih tinggi
menuju tempat yang lebih rendah karena adanya hukum gravitasi
• Benda cair dapat meresap pada celah- celah kecil atau pori- pori suatu
permukaan, seperti tanah, kertas, tisu, kain, spons, dan sebagainya
• Memiliki tekanan untuk menuju ke segala arah
• Memiliki permukaan yang selalu datar dalam kondisi wadah berbentuk
apapun
• Memiliki gerak gelombang yang bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti angina dan gaya dorong

3. Benda gas

• Memiliki bentuk dan volume yang menyesuaikan dengan bentuk atau


kondisi wadah yang menampungnya. Itulah sebabnya bentuk gas akan
bergantung dengan bentuk dan kondisi wadahnya. Selain itu volume udara
juga akan sangat bergantung pada isi dan volume wadahnya.

• Memiliki tekanan yang bisa menekan ke segala arah. Contohnya saat kita
meniup balon maka karet balon akan mengembang. Hal itulah yang
membuktikan bahwa gas menekan ke segala arah dan menyesuaikan
dengan wadahnya, misalnya jika kita meniup balon berbentuk kelinci
makan gas akan mengisi balon sesuia bentuknya.

Macam- macam perubahan wujud benda

1. Mencair

10
Mencair adalah bentuk perubahan wujud yang terjadi pada benda padat
menjadi benda cair. Agar dapat terjadi perubahan wujud mencair maka
memerlukan panas atau kalor yang mempengaruhi zat benda tersebut. Perubahan
wujud ini juga biasa kita kenal dengan istilah meleleh. Contohnya melelehkan
coklat batangan menjadi lebih kental dengan memanaskannya di kompor.

2. Membeku

Membeku adalah bentuk perubahan wujud yang terjadi pada benda cair
menjadi benda padat. Perubahan wujud membeku bisa dibilang kebalikan dari
mencair. Itu artinya proses perubahan wujud dengan membeku akan melepaskan
panas pada suhu yang dingin, berkebalikan dari mencair. Contohnya membekukan
air di freezer menjadi es batu atau membekukan bahan cair lainnya.

3. Menguap

Menguap adalah bentuk perubahan wujud yang terjadi pada benda cair
menjadi zat gas. Menguap adalah perubahan wujud yang memerlukan kalor atau
pemanasan. Perubahan tersebut tidak hanya terjadi pada zat cair saja, namun juga
bisa terjadi di dalam tubuh manusia. Contohnya saat kita berkeringat, maka
keringat akan menguap dan mendingin dari tubuh kita. Yang paling sering kita
lihat adalah ketika merebus air maka saat mendidih akan mengeluarkan uap.

4. Mengembun

Mengembun adalah bentuk perubahan wujud yang terjadi pada benda gas
menjadi benda cair. Pengembunan terjadi pada gas di udara yang dingin atau suhu
rendah menjadi butiran-butiran air. Perubahan wujud ini termasuk dalam proses
yang melepaskan kalor karena membutuhkan suhu yang rendah. Contohnya
embun pada daun-daun rumput di pagi hari atau gelas kaca yang mengembun
karena berisi air dingin atau es batu.

5. Menyublim

Menyublim adalah bentuk perubahan wujud yang terjadi pada benda padat
menjadi material gas. Proses perubahan wujud dengan menyublim membutuhkan
kalor atau energi panas agar benda padat tersebut bisa berubah menjadi molekul
gas di udara. Misalnya jika Grameds meletakan kapur barus atau kamper di suatu
ruangan maka lama kelamaan akan habis benda padat itu karena menyublim ke
udara.

6. Mengkristal

Mengkristal adalah bentuk perubahan wujud yang terjadi pada material


gas menjadi material yang lebih padat. Proses perubahan wujud ini terjadi karena
adanya pelepasan energi panas atau kalor pada suhu yang lebih rendah dari benda.

11
Perubahan ini bisa diamati pada botol madu yang mulai muncul kristalisasi gula
lama- kelamaan.

Penyebab Perubahan Wujud Benda

1. Perubahan Fisika

Perubahan fisika adalah bentuk perubahan wujud pada zat suatu benda
yang dapat dilihat atau diamati dengan mata telanjang melalui tampilan fisiknya
saja atau dari penampilan luarnya. Jadi perubahan wujud secara fisika tidak
merubah komposisi kimianya dalam suatu zat benda . Perubahan ini tidak sama
sekali mengubah materi atau membentuk zat baru pada sebuah. Sifat khusus
perubahan ini dapat dilihat dan diamati perubahannya dari luar atau fisiknya dan
dapat kembali menjadi keadaan semula seperti sebelum zat tersebut berubah.

2. Perubahan Kimia

Perubahan kimia adalah bentuk perubahan wujud suatu benda yang terjadi
pada bentuk dan ukuran zat dan menghasilkan zat baru yang berbeda. Perubahan
wujud ini menghasilkan jenis dan sifat material zat yang berbeda atau baru dari
zat semula. Reaksi kimia akan menciptakan substansi atau komposisi penyusunan
zat yang berubah menjadi rumus kimia baru. Dalam praktiknya, perubahan wujud
kimia mengalami penyusutan material zat saat berubah. Perubahan kimia dapat di
terjadi dari faktor pembakaran, pendinginan, pemanasan, pembusukan, dan
perkaratan.

3. Perubahan Biologi

Perubahan biologi adalah salah satu perubahan yang terjadi karena adanya
pengaruh aktivitas dari makhluk hidup lain atau mikroorganisme pengurai. Sama
seperti perubahan kimia, perubahan biologi juga menyebabkan perubahan benda
yang tidak bisa kembali ke bentuk semula contoh perubahan biologi yang
mengubah bentuk kayu menjadi lapuk dan akhirnya mulai terurai.

Contoh-contoh Perubahan Wujud Benda

1. Membekukan air di dalam freezer agar menjadi es batu adalah contoh


perubahan wujud dengan proses pembekuan
2. Meletakan adonan es krim dalam freezer agar menjadi es krim beku
3. Merebus air hingga mendidih sehingga menyebabkan perubahan dari zat
cair menjadi gas yang kemudian kita kenal dengan istilah menguap. Saat
Grameds merebus air, maka akan ada komponen kimia air, yaitu H20 tetap
sama saat direbus yakni H20 menjadi H2 dan O2 saat menguap ke udara
4. Saat menyemprotkan pengharum ruangan terjadi perubahan dari zat cair
menjadi gas yang tersebar ke udara

12
5. Es batu yang Grameds biarkan di lingkungan terbuka dengan suhu ruangan
tertentu, maka es batu tersebut akan mencair lama- kelamaan dengan
sendirinya karena ada perubahan wujud pencairan

2.5 Azas black

Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh
Joseph Black. Asas ini menjabarkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut.

• Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda
yang panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya
sama.
• Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang
dilepas benda panas.
• Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor
yang diserap bila dipanaskan.

Bunyi Azas Black

“Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya
lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih
rendah”.

Rumus azas black

Q lepas = Q terima

m1c1(T1 - Ta) = m2c2(Ta - T2)

Keterangan:

m1 = massa benda 1 yang suhunya lebih tinggi

m2 = massa benda 2 yang suhunya lebih rendah

c1 = kalor jenis benda 1

c2 = kalor jenis benda 2

Ta = temperatur akhir pencampuran kedua benda

T1 = temperatur benda 1

T2 = temperatur benda 2

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

A. Pengertian suhu dan kalor


Suhu merupakan ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu benda atau
sistem. Sedangkan Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh
suatu zat.

B. Konversi Suhu
Berdasarkan Satuan Internasional (SI), satuan standar untuk suhu adalah
Kelvin (K). Di Indonesia satuan yang umum digunakan adalah Celcius (°C).
Terdapat 4 satuan suhu yang digunakan di Indonesia yaitu Celcius (ºC),
Fahrenheit (°F), Kelvin (K), dan Réaumure (°R). karena adanya perbedaan dalam
menggunakan satuan suhu, maka perlu dilakukan penyetaraan satuan suhu yang
satu dengan yang lainnya yaitu sebagai berikut :
1. Rumus Celcius ke Fahrenheit
Secara umum, rumus Celcius ke Fahrenheit adalah sebagai berikut:
°C = 5/9 x (°F – 32).
Atau bisa juga dengan rumus:
°F = (9/5 x °C) + 32.
2. Rumus Celcius ke Reamur
Berikut rumus Celcius ke Reamur:
°C = 5/4 x °R atau °R = 4/5 x °C
3. Rumus Celcius ke Kelvin
Adapun rumus Celcius ke Kelvin, yaitu sebagai berikut:
°C = °K – 27 atau °K = °C + 273
4. Rumus Reamur ke Fahrenheit

14
Jika ingin konversi rumus Reamur ke Fahrenheit, bisa gunakan rumus berikut:
°R = 4/9 (°F-32) atau °F = (9/4 x °R) +32

C. Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor memiliki 3 macam perpindahan antara lain: konduksi,
konveksi, dan radiasi.

D. Perubahan wujud benda

Perubahan wujud benda adalah salah satu bentuk terjadinya gejala


perubahan pada suatu benda menjadi berbeda wujud dari sebelumnya, baik
ukuran, bentuk, warna, dan aroma atau bau nya yang berubah. Proses perubahan
bentuk ini dapat terjadi dengan berbagai cara dan beberapa prosesnya dapat dilihat
dengan mata telanjang manusia. Wujud benda dapat berupa cair. Gas, atau padat
yang memiliki molekul gerak translasi atau gerak pindah tempat dan gerak vibrasi
atau bisa saja bergerak di tempat.

Perubahan wujud tersebut dapat bersifat atau tidak sementara yang artinya
menghasilkan zat yang baru dan tidak bisa dikembalikan lagi pada wujud
awalnya. Itulah sebabnya perubahan wujud sebuah benda sangat berkaitan dengan
perubahan fisika, kimia, dan biologi yang menjadi penyebab mengapa suatu zat
benda dapat berubah menjadi wujud benda yang lain. Pada proses perubahan
wujud tersebut ada yang memerlukan kalor atau melepaskan kalor.

Macam- macam perubahan wujud benda

1. Mencair

2. Membeku

3. Menguap

4. Mengembun

5. Menyublim

6. Mengkristal

E. Azas black

15
“Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya
lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih
rendah”.

3.2 Saran

Berdasarkan penulisan ini, maka penulis mengemukakan saran yakni


diharapkan untuk guru agar lebih memperhatikan siswa dan kondisi siswa, hal ini
mendorong meningkatkan pembelajaran yang inovatif. Dengan kata lain bahwa
guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk lebih meningkatkan
keaktifan siswa baik dalam kognitif (pengetahuan), keterampilan (psikomotor),
dan menyangkut nilai, sikap (afektif).

Dengan adanya keterampilan mengajar ini diharapkan membangun


pendidikan yang afektif dan inovatif terkhusus pada mata pelajaran Pendidikan
fisika yang banyak dianggap pelajaran yang membosankan dan tidak menarik
maka disinilah peran guru lebih memperhatikan pengelolaan kelas terutama
keterampilan mengajar yang perlu dipersiapkan atau dirancang sebelum memulai
proses belajar mengajar.

16
DAFTAR PUSTAKA
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/macam-macam-perpindahan-kalor-
konveksi-konduksi-dan-radiasi-
#:~:text=Perpindahan%20kalor%20memiliki%203%20macam,macam%20p
erpidahan%20kalor%20beserta%20contohnya
https://www.gramedia.com/literasi/perubahan-wujud-benda/
https://www.fisikabc.com/2018/06/asas-black.html

17

Anda mungkin juga menyukai