KELAS XI MIPA 7
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
H. MISDI HANTONO S.Pd., M.Pd.
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum dan
menyusun makalah untuk melengkapi dan menyelesaikan tugas fisika.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak H. Misdi Hantono S.pd, M.pd
yang telah membimbing dan memberi dukungan sampai akhirnya saya dapat
menyelesaikan laporan ini. Saya menyadari laporan ini tidak lepas dari suatu
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan isi laporan ini.
Harapan saya, semoga ilmu yang saya dapatkan dan makalah laporan ini bisa
bermanfaat dan berguna untuk semuanya.
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Suhu dan kalor adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
sehari-hari. Banyak kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan dua hal tersebut seperti
hal yang paling sederhana saja perbedaan temperatur udara saat siang dan malam hari,
penurunan suhu teh panas jika ditambah dengan es batu, dan lain sebagainya.
Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
lain. Berdasarkan hukum kekkalan energi maka energi listrik dapat berubah menjadi
kalor energi kalor dan juga sebaliknya eergi kalor dapat berubah menjadi energi
listrik.Pada dasarnya kehidupan manusia selam ini tidak bisa terlepas dari yang
namanya suhu dan kalor. Dalam kehidupan manusia yang selalu menjadikan kalor
sebagai alat untuk menjaga kestabilan manusia dalam menjalankan kehidupannya di
muka bumi ini.
Maklah ini dispesifikasikan pada satu tinjauan permasalahan yang dilihat dari
berbagai topik yang muncul dari suhu dan kalor itu sendiri, dimana pokok
pembahasannya meliputi:
a. Pengertian suhu dan kalor
b. Komponen yang ada dalam suhu dan kalor
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Perbedaan suhu dan kalor?
2. Apa saja Keunggulan dan kelemahan berbagai alat ukur suhu?...................
3. Bagaimana cara mengkonversikanskala berbagai termometer?
4. Apa saja perbahan wujud dalam kehidupan?
5. Bagaimana cara menghitung Pemuaian serta koeifisen pengukurannya?
6. Apa bunyi Hukum kekekalan energi kalor melalui pemecahan masalah?
7. Bagaimana gafik hubungan suhu terhadap waktu pada proses perubahan wujud
benda?
8. Bagaimana cara perpindahan kalor pada benda?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Perbedaan suhu dan kalor
2. Untuk mengetahui Kenggulan dan kelemahan berbagai alat ukur suhu
3. Untuk mengetahui mengkonversikanskala berbagai termometer
4. Untuk mengetahui saja perbahan wujud dalam kehidupan
5. Untuk mengetahui cara menghitung Pemuaian serta koeifisen pengukurannya
6. Untuk mengetahuiHukum kekekalan energi kalor melalui pemecahan masalah
7. Untuk mengetahui gafik hubungan suhu terhadap waktu pada proses perubahan
wujud benda
BAB II
4
PEMBAHASAN
A. Perbedaan suhu dan kalor
Suhu adalah ukura energi kinetik rata-rata dari molekul suatu benda.suhu adalah
angka yang berubungan dngan energi tetapi bukan energi itu sendiri.suhu diukur
dengan sejumlah satun seperti kelvn, Fahrenheit, da Celsius. Jadi, suhu adalah tingkat
atau ukuran panas suatu benda.
Kalor dalah energi total yang terkandng oleh benda, baik yang berhubungan dengan
energi baik energi potesial maupun kinetik atau kalor adalah banyaknya energi panas
yang terkandung dalam zat. Energi poensial adalah energi yang tersimpan sementara
energi kinetikadalah energi gerak. Hal in diukur dalam joule (J).
B. Kenggulan dan kelemahan berbagai alat ukur suhu
1. Termometer Alkohol
Kelebihan termometer alkohol:
a. Pemuaian alkohol bersifat linear(teratur) terhaap kenaikan suhu
b. Mempunyai jangkauan ukur besar, karena titik bekunya -112C
c. Alkohol cepat mengambil suhu benda yang diukur
d. Alkohol lebih murah
e. Alkohol lebih cepat mengalami pemuaian meskipun kanaikan suhunya kecil
sehingga lebih akurat
Kekurangan termometer alkohol:
a. Titik didihnya rendah yaitu 78C
b. Alkohol membasahi dinding tabung
c. Alkohol tidak berwarna sehingga perlu diberi warna agar mudah dibaca
d. Alkohol pemuaiannya tidak teratur
2. Termometer raksa
Kelebihan termometer raksa
a. Raksa tidak membasahi dinding tabung, sehingga pengukuran lebih teliti
b. Termometer raksa mempunyai jangkauan pengukuran besar -39C-357C
c. Raksa dapat dengan cepat mengambil kalor dari benda yang diukur sehingga suhu
raksa dapat dengan mudah sama dengan suhu benda
d. Raksa mengilap sehingga mudah dilihat
e. Pemuaian raksa teratur terhadap kenaikan suhu
Kekurangan termometer raksa:
a. Harga raksa mahal dan susah dicari
b. Bila tabung pecah, raksa sangat berbahaya, gas beracun
c. Raksa tidak dapat digunakan mengukur lebih rendah dari -39C, padahal suhu
dikutub Utara dan Selatan lebih rendah daripada suhu tersebut.
C. Mengkonversikan skala berbagai termometer
Untuk mengukur suhu, termometer diberi skala. Untuk membuat skala, diperlukan
titik tetap bawah dan atas. Diantara dua titik tetap tersebut dibagi menjadi sejumlah
5
bagian-bagian yang sama panjang. Setiap bagian itu disebut satu derajat. Ada empat
skala termometer yang banyak digunakan. Keempat skala tersebut adalah skala
Celsius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin. Termometer skala Celcius
Merupakan termometer yang menggunakan skala Celcius (C).
Titik didih air: 100 derajat Celcius (100 C)
Titik beku: 0 derajat Celcius (0 C)
Dari 0 derajat Celcius sampai 100 derajat Celcius dibagi dalam 100 skala.
1. Termometer skala Reamur
Titik bekunya: 0 derajat Reamur (0 R)
Dari 0 derajat Reamur sampai 80 derajat Reamur dibagi dalam 80 skala.
2. Termometer skala Fahrenheit
Rumusnya adalah :
R = (4/5) C
R = suhu dalam skala Reamur
C = suhu dalam skala Celcius
Contoh:
Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C.
Bila dikonversi kedalam skala Reamur (R) adalah
R = (4/5) C
R = (4/5) 100 = 80 R
6
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama dengan
80 dalam skala Reamur (R).
Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Fahrenheit (F)
Rumusnya adalah:
F = (9/5) C + 32
F = suhu dalam skala Fahrenheit
C = suhu dalam skala Celcius
Contoh:
Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C.
Bila dikonversi kedalam skala Fahrenheit (F) adalah
F = (9/5) C + 32
F = (9/5) 100 + 32 = 212 F
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama dengan
212 dalam skala Fahrenheit (F).
Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Kelvin (K)
Rumusnya adalah:
K = C + 273
K = suhudalam Kelvin
C = suhudalamCelcius
Contoh:
Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C. Bila dikonversi kedalam
Kelvin (K) adalah
K = C + 273
K = 100 + 273 = 373 K
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama dengan
373 dalam skala Kelvin (K).
Tak hanya dari skala Celcius (C),
konversi juga dapat dilakukan dari skala lainnya yaitu Reamur (R), Fahrenheit (F),
dan Kelvin (K).
Secara ringkas,
rumus untuk mengkonversi suhu dari skala satu ke skala lainnya adalah:
Konversi suhu dari Celcius (C) ke Reamur (R), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K) adalah:
R = (4/5) C
F = (9/5) C + 32
K = C + 273
Konversi suhu dari Reamur (R) keCelcius (C), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K) adalah:
C = (5/4) R
F = (9/4) R + 32
7
K = C + 273 = (5/4) R + 273
Konversi suhu dari Fahrenheit (F) ke Celcius (C), Reamur (R), dan Kelvin (K) adalah:
C = 5/9 (F-32)
R = 4/9 (F-32)
K = 5/9 (F-32) + 273
Konversi suhu dari Kelvin (K) ke Celcius (C), Reamur (R), Fahrenheit (F) adalah:
C = K – 273
R = 4/5 (K-273)
F = 9/5 (K-273) + 32
Contohsoal
1. Sebuah kuningan memiliki panjang 1 m.
Tentukanlah pertambahan panjang kuningan tersebut jika temperaturenyanaik dari
10°C sampai 40°C.
Jawaban:
Diketahui: L0 = 1 m,
ΔT = 40°C – 10°C = 30°C = 303,15K, dan
αkuningan = 19 × 10–6/K.
ΔL = α L0 ΔT
= (19 × 10–6/K)(1 m)(303,15 K)
= 5,76 × 10–3 = 5,76 mm
Jadi, pertambahan panjang kuningan setelah temperaturnya naik menjadi 40° adalah
5,76 mm.
8
Contoh soal
Air 100 gram pada suhu 200C dicampur dengan air 50 gram pada suhu 800C.
Tentukan suhu campuran air tersebut.( c air = 1 kal/g)
Penyelesaian:
Diketahui m1=100 g, t1 = 200C
M2=50 g, t2 = 800C
Untuk mencari suhu air campuran, anda gunakan asas black , yaitu jumlah kalor yang
diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan.
Q terima= Qlepas
= mc
= m1c(tc-t1)
=100.1.(tc-20)
= 100 tc – 2.000
......... Q lepas=m2c(t2-tc)
=50. 1.(80-tc)
=4000-50 tc
Karena Qterima=Qlepas maka
100 tc-2000 = 4000-50tc
150 tc = 6000
tc=400C
Jadi suhu campuran adalah 400C
E. Gafik hubungan suhu terhadap waktu pada proses perubahan wujud benda
Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipananskan sampai menjadi uap.dalam
grafik ini dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan.
Keterangan :
Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu samapai
pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi
air barulah terjadi kenikkan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C
maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4),
kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikkan
suhu kembali (Q5).
F. Cara perpindahan kalor pada benda
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
a. Konduksi
Konduktor adalah zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik,
sedangkanisolator adalah kebalikannya, yaitu zat yang sukar menghantarkan kalor.
Dari hasil percobaan diperoleh bahwa perpindahan kalor secara konduksi bergantung
pada jenis logam, luas penampang penghantar kalor, perbedaan suhu antar ujung-
ujung logam, serta panjang penghantar yang dilalui oleh kalor tersebut.
b. Konveksi
9
Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang
disertai dengan perpindahan pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis konveksi, yaitu
konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah pergerakan fluida
terjadi karena perbedaan massa jenis, sedangkan pada konveksi paksa terjadinya
pergerakan fluida karena ada paksaan dari luar.
c. Radiasi
Adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik.Pada
radiasi, kalor atau energi merambat tanpa membutuhkan zat perantara, berbeda halnya
dengan konduksi
atau konveksi yang selalu membutuhkan medium.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan materi diatas suhu atau temperatur benda adalah besaran yang
menyatakan derajat panas suatu benda. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi,
sedangakan benda yang diinginkan memiliki suhu yang rendah.
Kalora dalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda
yang suhunya lebih rendah ketika dua benda bersentuhan. Besar kalor yang diberikan
pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu tergantung pada :
1. Massa benda
2. Kalor jenis benda
3. Perbedaan suhu kedua benda
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1. Konduksi
2. Konveksi
3. Radiasi
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu
atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada
3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, pada zat gas.
10
DAFTAR PUSTAKA
Geogle. Grafik hubungan suhu terhadap waktu. Diambil
dari http://www.geogle.co.id/searct?q=grafik+hubungan+suhu+terhadap+waktu
(diakses pada hari sabtu, 11 november 7017, jam 12:55)
Purwanto budi.2013 ” Fisika” PT Wangsa Jatra Lestari,Solo
11