Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SUHU DAN KALOR

Disusun oleh Kelompok 7:


RIFQA ANNISA ZUSNITA (L011231169)
NAILA INSYIRA HUSNA (L011231158)
NAZIWA NURKHAIRIYAH MULIA (L011231149)
SYAMSUL MU’ARIEF (L011231174)
MUH AMRI (L011231175)

DOSEN PENGAMPU:
ASWAR SYAFNUR, S.Si.,M.Eng.

Departemen Ilmu Kelautan


Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan
Universitas Hasanuddin
2023
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur dan hormat, kami mengawali kata pengantar ini sebagai
ungkapan terima kasih kepada Allah SWT., yang telah memberikan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Suhu dan kalor” ini. Semoga segala usaha
yang telah kami lakukan dapat menjadi amal ibadah yang diridhai-Nya.

Makalah ini disusun dengan maksimal sebagai bagian dari tugas mata kuliah Dasar-
Dasar Fisika Laut. Melalui makalah ini kami mengucapkan terima kasih dosen pengampu
mata kuliah (nama) yang telah membimbing kami dan memberikan kami kepercayaan
untuk menyusun makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya, kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya ini
bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Makassar, 25 November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

Latar Belakang........................................................................................................................4

Rumusan Masalah..................................................................................................................4

Tujuan.....................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5

Pengertian suhu......................................................................................................................5

Suhu dan pengukurannya.......................................................................................................5

Kalor.....................................................................................................................................10

BAB III PENUTUP..................................................................................................................17

KESIMPULAN....................................................................................................................17

SARAN.................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suhu dan kalor adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
sehari-hari. Banyak kegiatan yang berkaitan dengan dua hal tersebut seperti hal yang
paling sederhana saja perbedaan temperatur udara saat siang dan malam hari,
penurunan suhu teh panas jika ditambah dengan es batu, dan lain sebagainya.

Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
lain. Berdasarkan hukum kekekalan energi maka energi listrik dapat berubah menjadi
energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik.
Pada dasarnya kehidupan manusia selama ini tidak bisa terlepas dari yang namanya
suhu dan kalor. Dalam kehidupan manusia yang selalu menjadikan kalor sebagai alat
untuk menjaga kestabilan manusia dalam menjalankan kehidupannya di muka bumi.

Makalah ini dispesifikasikan pada satu tinjauan permasalahan yang dilihat dari
berbagai topik yang muncul dari suhu dan kalor itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu Suhu?
b. Apa itu Kalor?
c. Apasaja contoh aplikasi/fenomena dalam bidang kelautan?

C. Tujuan
Untuk mengetahui perbedaan suhu dan kalor.
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian suhu
Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari molekul suatu benda. Suhu adalag
angka yang berhubungan dengan energi tetapi bukan energi itu sendiri. Suhu diukur
dengan sejumlah satuan seperti Kelvin, Fahrenheit, dan Celcius. Jadi, suhu adalah
tingkat atau ukuran panas suatu benda.

Suhu berfungsi untuk menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu zat. Dimensi
suhu adalah ɵ dengan satuan SI yang disebut kelvin (K). Suhu juga merupakan
besaran pokok.ar

2. Suhu dan pengukurannya


Perubahan suhu pada suatu benda dapat mengakibatkan perubahan besaran lain
pada benda itu. Misalnya, volume, tekanan dan daya hantar listriknya. Sifat-sifat suatu
besaran pada benda yang dipengaruhi suhu disebut sifat termometrik, sedangkan
besaran-besaran itu disebut besaran-besaran termometrik.

Sifat termometrik berupa perubahan volume zat digunakan dalam thermometer


raksa dan thermometer alcohol serta thermometer bimetal. Sifat termometrik berupa
perubahan daya hantar suatu listrik suatu zat digunakan dalam termometer sebagai
petunjuk suhu disebut zat termometrik.

Prinsip dasar pembuatan termometer disebut pirometer (pyrometer). Pirometer dapat


digunakan untuk mengukur suhu sangat tinggi dari kejauhan tanpa perlu menyentuh
benda yang diukur suhunya.

1. Cara kerja termometer

Termometer bekerja berdasarkan perubahan sifat pada zat termometrik yang


digunakan dalam termometer terhadap perubahan suhu.
 Cara kerja termometer fluida

Ada dua tipe termometer fluida yang biasa digunakan, yaitu termometer raksa dan
termometer alkohol, sesuai dengan zat termometrik yang digunakan dalam
termometer-termometer tersebut.

Termometer raksa maupun termometer alkohol bekerja berdasarkan sifat


termometrik yang sama yaitu perubahan volume akibat perubahan suhu. Jika suhu
naik, maka suhu tinggi kolom cairan raksa maupun alkohol akan naik sebagai
bertambahnya volume. Ujung atas kolom cairan akan sejajar dengan skala tertentu
sesuai dengan nilai suhunya.

Termometer klinis adalah termometer yang biasa digunakan untuk mengukur suhu
tubuh manusia. Zat termometrik yang digunakan biasanya berupa raksa.

 Cara kerja termometer Bimetal

Pada peralatan listrik tertentu yang menggunakan elemen pemanas, misalnya,


setrika, sistem bimetal ini digunakan sebagai pemutus dan penyambung arus listrik.
Jika suhu elemen oemanas listrik melebihi nilai tertentu, maka lengkungan bahan
bimetal akan memutus sakelar sehingga arus listrik terputus. Jika suhu elemen listrik
kurang dari nilai tertentu, maka bimetal akan kembali ke posisi semula sehingga arus
listrik kembali tersambung. Bimetal dengan prinsip ini disebut termostat.
 Cara Kerja Pirometer Optik

Pirometer optik mendeteksi sinar inframerah yang diradiasikan benda bersuhu


tinggi. Biasanya, alat ukur tersebut berbentuk pistol. Dengan Pirometer digital, nilai
suhu yang diukur akan langsung muncul di layar

a. Kalibrasi Termometer

Pada termometer alkohol dan termometer air raksa perubahan terjadi berdasarkan sifat
pemuaian bahannya ketika temperature berubah. Kalibrasi termometer adalah proses
membuat skala pada sebuah termometer. Berikut ini beberapa langkah melakukan
kalibrasi termometer:

1) Siapkan termometer, baik termometer air raksa dan juga termometer alkohol.

2) Siapkan es dan air secukupnya.

3) Siapkan sebuah pemanas air yang bisa digunakan untuk memanaskan air hingga

mendidih.

4) Didihkan air lalu masukkan termometer ke dalam wadah yang berisi air yang
sedang dipanaskan. Ketika air semakin panas atau suhu air meningkat, permukaan air
raksa atau alkohol bergerak keatas. Setelah air mendidih, permukaan atas alkohol atau
air raksa berhenti bergerak. Ini adalah temperatur titik didih air atau titik uap. Tandai
ujung kolom air raksa atau alkohol tersebut. Pastikan angka pada termometer
menunjukkan 100° C.
5) Masukkan es dan air ke dalam sebuah wadah (air dan es mempunyai massa yang
sama). Setelah itu, masukkan termometer ke dalam wadah yang berisi air dan es.

Pada mulanya termometer bersentuhan dengan udara sehingga termometer lebih


panas dari es. Setelah dimasukkan ke dalam wadah, panjang kolom alkohol atau air
raksa akan berkurang karena campuran air dan es lebih dingin. Biarkan hingga
panjang kolom alkohol atau air raksa tidak berubah (permukaan atas alkohol atau air
raksa tidak bergerak), ini berarti campuran es batu dan air telah berada dalam
kesetimbangan termal. Tandai posisi kolom alkohol atau air raksa tersebut (tandai
bagian ujung atas kolom air raksa). Ini adalah suhu titik lebur es atau titik beku air.
Pastikan angka pada termometer menunjukkan 0° С.

Termometer raksa atau termometer alkohol, biasanya bersifat terbatas. Termometer


tersebut tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah (lebih rendah
dari 0°C) atau suhu yang sangat tinggi (lebih tinggi dari 100°C).

 Beberapa Skala Termometer

ada beberapa skala termometer seperti celcius,reamur.fahrenheit, dan kelvin.

 Termometer Celcius

Adalah termometer yang menggunakan skla atausatuan derajat celcius(°C), Skala ini
ditemukan oleh ANDERS CELSIUS. Pada skala celcius, es mencair pada suhu 0°C
dan air mendidih pada suhu 100°C untuk tekana udara sebesar 1 atm. Jarak antara titik
lebur es dan tititk didih air adalah 100 skala Celsius
 Termometer Fahrenheit

Adalah termometer yang menggunakan skla fahrenheit. Skala ini ditemukan oleh
GABRIEL DANIEL FAHRENHEIT, sesorang ilmuan jerman. Pada skala fahrenheit,
es mencair pada suhu 32°F dan air mendidih pada suhu 212°F untuk tekanan udara
sebesar 1 atm. Jarak antara titik lebur es dan titik didih air adalah 180 skala
fahrenheit.

 Termometer Reamur

Adalah termometer yang menggunakan skala reamur. Pada skala reamur air
mendididh pada suhu 0° Rdan air mendidih pada suhu 80° R untuk tekana udara 1
atm. Jarak antara titik lebur es dan tititk didih air adalah 80 skala reamur.

 Termometer Kelvin

Adalah termometer yang menggunakan skala Kelvin. Skala ini ditemukan oleh
WILLIAM THOMSON KELVIN, seorang ilmuan Inggris. Pada skala Kelvin,es
mencair pada suhu 273 K dan air mendidih pada suhu 373K untuk tekanan udara
sebesar 1 atm.jarak antara titik lebur es dan titik didih air adalah 100 skala Kelvin.

d. Konversi Skala Termometer

Skala termometer yang dipakai negara Amerika Serikat dan beberapa negara lain
adalah skala Fahrenheit, sedangkan di Indonesia adalah skala Celcius.

 Konversi skala Celcius – Reamur

Te=5/4 TR atau TR== TC

 Konversi skala Celcius – Fahrenheit

TC=5/9 (TF-32) atau TF =9/5 TC +32

 Konversi skala Celcius – Kelvin

TC= K-273 atau TK=Tc+273

 Konversi skala Reamur – Fahrenheit

TR=4/5 (TF-32) atau TF=9/4 TR +32


 Konversi skala Reamur – Kelvin

TR =4/5 (TK - 273 ) atau TK= 5/4 TR +273

 Konversi skala Fahrenheit – Kelvin

TF =9/5 (TK-273) atau TK = 5/9 (TF-32)+273

3 Kalor
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang mengalir karna perbedaaan suhu.

Kalor memiliki dimensi sama dengan dimensi energi secara umum, yaitu [M][L][T] -1
dengan satuan SI yang disebut joule (J). Kalor merupakan besaran turunan.

Kalor dalah energi total yang terkandng oleh benda, baik yang berhubungan dengan
energi baik energi potesial maupun kinetik atau kalor adalah banyaknya energi panas
yang terkandung dalam zat. Energi poensial adalah energi yang tersimpan sementara
energi kinetikadalah energi gerak. Hal in diukur dalam joule (J).

Ketika dua benda yang memiliki perbedaan suhu bertemu maka kalor akan mengalir
(berpindah) dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.

Contoh dikehidupan sehari-hari adalah etika kita mencampurkan air dingin dengan
air panas, maka kita akan mendapatkan air hangat.

Suhu dan kalor merupakan sesuatu yanng berbeda. Suhu adalah nilai yang terukut
pada termometer, sedangkan kalor adalah energi yang mengalir dari sutau benda ke
benda lainnya.

Jika sejumlah Q kalor diberikan pada suatu benda bermassa M hingga menyebabkan
kenaikan suhu benda sebesar ΔT, maka besar kenaikan suhu tersebut sebanding
dengan besar kalor dan berbanding terbaik dengan massa benda itu, serta berbanding
terbalik pula dengan suatu besaran karakteristik benda yang disebut kalor jenis/kalor
spesifik.
Dalam bentuk persamaan, pernyataan diatas dapat dituliskan sebagai :

ΔT = 0/m.c atau Om.c.AT

A T = perubahan suhu benda

Q = kalor (J)

M = massa (kg)

C-kalor jenis (J/kg.°C atau J/kg.k)

kalor jenis benda adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan atau
menurunkan suhu 1 kilogram massa benda sebesar 1°C atau I K.

Kalor jenis merupakan besaran spesifik yang berbeda-beda nilainya untuk setiap jenis
zat. Makin besar kalor jenis suatu zat, makin banyak kalor yang diperlukan untuk
menaikan suhu zat itu. Kalor jenis benda dapat diukur dengan kalori meter

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau
menurunkan suhu benda sebesar 1°C/1 K.

Kapasitas kalor (C) dirumuskan sebagai :

C=m.c

M = massa

c = kalor jenis benda

Dengan demikian dapat dinyatakan juga dengan :

- Q = C delta T - Q = kalor (J)


- C = kalor jenis (J/kg.°C atau J/kg.k) - delta T = besar kenaikan suhu benda (°C/K)
Joseph Black, seorang ilmuwan inggris menemukan fakta bahwa :

"banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya
kalor yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah"

Pernyataan diatas disebut asas Black yang dalam bentuk persamaan sederhana dapat
ditulis :

Q dilepas = Q diterima

Q dilepas = kalor yang dilepas oleh benda bersuhu tinggi

Q diterima = kalor yang diserap oleh benda bersuhu rendah

Jika kalor mengalir dari benda bermassa ml yang kalor jenisnya cl dan suhunya T1
ke benda bermasa m2 yang kalor jenisnya c2 dan suhunya T2, maka suhu bermassa
m2 akan naik sebesar delta T, sedangkan suhu bermassa m l akan turun sebesar delta
T sehingga pada keadaan setimbang, suhu kedua benda sama yaitu T

Dapat ditulis dengan persamaan :

M1 c1 delta T1 = m2 c2 delta T2 atau m1 c1 (T1-T) = m2 c2 (T - T2)

Besar kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud benda sebanding dengan massa
benda dan nilai karakteristik benda itu yang diwakili suatu besaran yang disebut kalor
laten.

Kalor laten (L) dapat didefinisikan sebagai besar kalor yang diperlukan oleh 1
kilogram zat tersebut untuk berubah wujud.

Kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud benda dapat dirumuskan dengan :

Q=m.L

Q = kalor

m = massa

L = kalor laten
Ada dua macam kalor laten sehubungan dengan perubahan wujud zat, yaitu :

a) Kalor lebur (Lb)

Kalor lebur adalah besar kalor yang diperlukan oeh 1 kilogram zat tersebut untuk

berubah dari wujud padat ke cair.

Rumus umum :

Q=m. L

b) Kalor uap (Lu)

Kalor uap adalah besar kalor yang diperlukan oleh 1 kilogram zat tersebut untuk
berubah dari wujud padat ke wujud uap.

Rumus umum :

Q=m. L

Grafik tersebut menunjukan hubungan antara kalor dan perubahan wujud zat. Proses
perubahan wujud zat ditunjukkan pada saat grafik berupa garis horrizontal dan nilai
suhu bersesuaian dengan garis horizontal tersebut merupakan titik perubahan
wujudnya.
- Perpindahan Kalor Secara Konduksi

Konduksi adalah perpindahan kalor yang terjadi pada medium padat. Dalam
perpidahan ini yang berpindah hanyalah kalor dan mediumnya tidak ikut berpindah.
Contohnya ketika seorang pandai besi sedang membuat parang atau pisau bagian
ujung besi yang tidak dipanaskan akan ikut panas. Inilah sebabnya kenapa pandai besi
menggunakan sarung tangan sebagai isolator. Kalor dari perapian berpindah dari
ujung besi yang dipanaskan ke ujung lain yang tidak dipanaskan. Itulah contoh
sederhana bahwa kalor memang berpindah.

Secara sederhana laju perpindahan kalor bisa dirumuskan sebagai kalor yang mengalir
persatuan waktu. Laju perpidahan kalor secara koduksi dirumuskan sebagai perkalian
antara konduktivitas kalor (k) dengan luas penampang (A)dan selisih suhu kedua titik
(T2-T1) dibagi dengan jarak kedua titik (x). Rumus laju perpindahan kalor nya:

laju kalor = Q/t = KA (T2-T1)/x

Contoh Perpindahan Panas secara Konduksi :

Ujung logam akan terasa panas jika ujung yang lain dipanaskan, misalnya saat kita
mengaduk adonan gula, air panas, dan kopi dengan menggunakan sendok logam; saat
kita memegang kawat logam kembang api yang sedang menyala

- Knalpot akan panas ketika mesin motor dihidupkan


- Mentega akan meleleh ketika diletakkan di wajan yang tengah dipanaskan
- Tutup panci terasa panas saat panci digunakan untuk memasak
- Air akan mendidih ketika dipanaskan menggunakan panci logam dan sejenisnya

- Perpindahan Kalor Secara Konveksi

Konveksi merupakan perpindahan kalor yang terjadi pada medium cair dan gas.
Berbeda dengan konduksi, perpindahan kalor ini disertai dengan perpindahan
medium. Jadi yang bergerak tidak hanya kalor tetapi juga medium perambatannya.
rumushitung.com
Contoh perpindahan kalor secara konveksi misalnya ketika sobat hitung masak air,
ketika air mendidihterjadi perpindahan kalor dari api kompor ke panci kemudian ke
air. Perpindahan ini juga diiringi perpindahan atau bergeraknya medium berupa air.

Laju perpindahan kalor secara konveksi dapa dirumuskan


laju kalor = Q/t = hA (T2-T1)

h = adalah tetapan konveksi. Setiap benda memiliki tetapan konveksi yang


berbeda. Semakin mudah benda itu menyerap atau melepas kalor dan
memindahkannya maka semakin besar nilai tetapan ini. A adalah luas penampang
melintang dan T2-T1 adalah selisih suhu.

Contoh Perpindahan Panas secara Konveksi:

- Gerakan naik turunnya air yang sedang mendidih saat direbus


- Gerakan naik turunnya kacang hijau, beras, kedelai saat direbus
- Terjadinya angin darat dan laut
- Gerakan balon udara
- Asap pada cerobong asap bergerak naik
- Perpindahan Kalor Secara Radiasi

Berbeda dengan 2 jenis perpindahan kalor sebelumnya yang menggunakan medium,


perpindahan kalor ini tdak membutuhkan medium atau perantara. Apa contohnya? Panas
matahari yang sampai kebumi melewati ruang angkasa yang hampa udara (tanpa ada
medium). Setiap benda bisa menyerap kalor dipancarkan secar radiasi. Akan tetapi yang
menentukan daya serap dan daya bukannlah jenis bahan benda tersebut melainkan warnanya.

Semakin hitam sebuah benda maka benda tersebut akan cenderung semakin menyerap
panas yang dipancarkan melalui radiasi. Kehitaman sebuah inilah yang disebut sebagai
emisivitas bahan disimbolkan dengan e. Laju penyerapan kalor yang dipancarkan secara
radiasi dirumuskan

 Laju kalor: Q/t = kA (T2 – T1)/x 2

Dengan e adalah emisivitas benda, dimana jika benda hitam mempunyai nilai e = 1 jka benda
berwarna hitam dan e bernilai 0 (nol) jika benda berwarna putih. σ adalah konstanta Setfan-
Boltzman σ = 5,67 x10°C. A adalah luas permukaan benda dan T adalah suhu dalam kelvin.

Contoh Perpindahan Kalor secara Radiasi :

- Tubuh terasa hangat ketika dekat dengan api atau jenis panas lainnya. Misalkan saat
tangan kita didekatkan pada kompor gas yang sedang menyala, hangatnya tubuh
ketika dekat dengan api unggun
- Panas matahari sampai ke bumi meski melewati ruang hampa
- Menjemur pakaian memanfaatkan perpindahan panas secara radiasi
- Menetaskan telur ayam/bebek dengan lampu
- Menjemur pakaian saat siang hari

Perpindahan Kalor Secara Radiasi Mencegah Perpindahan Kalor

Energi kalor dapat dicegah untuk berpindah dengan mengisolasi ruang tersebut. Misalnya,
pada penerapan beberapa peralatan rumah tangga, seperti termos dan setrika listrik.
- Contoh aplikasi/fenomena suhu dan kalor pada ilmu kelautan
Salah satu contoh aplikasi/fenomena suhu dan kalor pada ilmu kelautan adalah
dalam studi variabilitas suhu dan klorofil-a di daerah upwelling pada variasi kejadian
ENSO dan IOD di perairan selatan Jawa sampai Timor. Studi ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh fenomena El Nino Southern Oscillation (ENSO) dan Indian
Ocean Dipole (IOD) terhadap suhu dan klorofil-a di daerah upwelling. Hasil studi
menunjukkan bahwa terdapat variasi suhu dan klorofil-a yang signifikan pada daerah
upwelling, terutama pada lokasi-lokasi tertentu di perairan selatan Provinsi Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa
Tenggara Timur (NTT). Studi ini memberikan informasi penting bagi para ilmuwan
kelautan dalam memahami dinamika perairan dan ekosistem laut di daerah upwelling.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan materi diatas Suhu atau temperatur benda adalah besaran yang
menyatakan derajat panas suatu benda. Benda yang panas eememiliki suhu yang tinggi,
sedangkan benda yang dinginkan memiliki suhu yang rendah.
Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda
yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan.
Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu
tergantung pada :
- massa benda
- kalor jenis benda
- perbedaan suhu kedua benda
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
- Konduksi
- Konveksi
- Radiasi

B. SARAN
Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita bisa menambah wawasan pengetahuan kita, kita
tahu apa itu materi dan bagaimana perubahannya, sehingga materi tersebut bisa bermanfaat di
dunia ini.dan semoga kita lebih kritis lagi dalam membedakan suhu dan kalor.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai