Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KOMPOR LISTRIK INDUKSI

DISUSUN OLEH :

MUHAMAD RIZA ERFANI 18650022

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI

FAKULTAS TEKNIK

BANJARMASIN

2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesai makalah KOMPOR LISTRIK
INDUKSI.

Makalah KOMPOR LISTRIK INDUKSI ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai referensi sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang materinya
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya serta kelengkapan informasi yang disampaikan.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah KOMPOR LISTRIK INDUKSI ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah KOMPOR LISTRIK INDUKSI yang kami
susun dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Tanah Bumbu, 24 Maret 2019

2
DAFTAR ISI

SAMPUL MAKALAH .................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 3

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................. 4

BAB 2 TEORI INDUKSI LISTRIK .............................................................................................. 5

2.1 HUKUM JOULE .......................................................................................................... 5

BAB 3 METODE KOMPOR LISTRIK INDUKSI ....................................................................... 8

3.1 PENGERTIAN KOMPOR INDUKSI .......................................................................... 8

3.2 PRINSIP KERJA KOMPOR INDUKSI ....................................................................... 8

3.3 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN ........................................................................... 9

BAB 4 PEMBAHASAN KOMPOR INDUKSI ........................................................................... 11

BAB 5 PENUTUP ........................................................................................................................ 13

5.1 KESIMPULAN ........................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kompor merupakan salah satu alat utama yang digunakan dalam rumah tangga. Alat ini
digunakan untuk memasak makanan maupun minuman yang dibutuhkan untuk berlangsungnya
hidup, serta digunakan pula untuk mengahangatkan makanan-makanan yang telah matang,
contohnya seperti sayur sop ataupun pindang ikan.

Untuk memasak makanan maupun minuman,suhu standar yang dibutuhkan agar makanan
maupun minuman itu matang adalah 100oC. Karena umumnya pada titik didih air tersebut,
bakteri maupun kuman yang terdapat pada makanan maupun minuman tersebut akan mati,
contohnya ketika kita hendak memasak air yang membutuhkan suhu sebesar 1000C.Tetapi suhu
tersebut tidak berlaku pada semua jenis masakkan, karena ketika kita hanya akan menghangatkan
makanan yang sebelumnya telah dimasak dan diletakkan di kulkas kita hanya membutuhkan
suhu sekitar 700C-900C. Karena apabila suhu terlalu tinggi, maka makanan tersebut akan
menjadi terlalu matang sehingga tidak nikmat lagi untuk dikonsumsi, contoh dari makananyang
dihangatkan yaitu sayur sop. Selain itu, dalam kesehariannya ibu-ibu rumah tangga sering kali
meninggalkan masakan diatas kompor untuk melakukan kegiatan lainnya sembari menunggu
makanan maupun minuman tersebut matang.Hal ini akan membuat suatu pemborosan energi
yang digunakan, dan merusak kualitas masakan sehingga menjadi terlalu matang.

4
BAB 2

TEORI INDUKSI LISTRIK

2.1 HUKUM JOULE

Arus listrik adalah aliran partikel-partikel listrik bermuatan positif didalam suatu
pengantar atau arus listrik adalah gerakan atau aliran muatan listrik. Pergerakan muatan ini
terjadi pada bahan yang disebut konduktor. Konduktor bisa berupa logam , gas, atau
larutan, sedangkan pembawa muatan sendiri tergantung pada jenis konduktor yaitu pada:

Logam, pembawa muatannya adalah electron-elektron

gas, pembawa muatannya adalah ion positif dan electron

Larutan, pembawa muatannya adalah ion positif dan ion negatif

Untuk mengukur suatu benda secara tepat haruslah mempergunakan suatu alatyang
mempunyai sifat fisis yang dapat diukur, karena terjadi suatu perubahan yangdapat
diukur dengan berubahnya temparatur benda tersebut. Alat untuk mengukur temperature
disebut thermometer, yang bekerja atas perubahan fisis yang bersamaan dengan
perubahan temperatur, yaitu perubahan volume zat air,perybahan tahananlistrik dari
suatukawat penghantar, perubahan warna filament lampu pijar. Perubahan-perubahan ini
semua bersamaan dan berbanding dengan temperatur yang dapat diukur. Satu kalori
didefenisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan satu gram air
sehingga suhunya naik satu derajat celcius.Satu kalori didefenisikan sebagai banyaknya kalor
yang diperlukan untuk memanaskan satu gram air sehingga suhunya naik satu derajat celcius.

1 kalori = 4,2 Joule atau 1 Joule = 0,24 kalori

Karena kalor adalah bentuk energi, maka satuan SI untuk kalor sama seperti energi, yaitu
Joule.

1. Kalor berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah.

Pada sebuah benda yang mempunyai suhu yang tidak sama untuk seluruh bagian-
bagiannya akan terjadi perpindahan kalor daribagian yang bersuhu lebih tinggi ke bagian benda
yang bersuhu lebih rendah. Demikian juga bila sebuah bendabersuhu lebih tinggi dari

5
suhu lingkungannya. Benda tersebut akan memancarkan energi sampai suhu benda sama
dengan suhu lingkungannya. Bila suhusudah samaakan terjadi keseimbangan atau tidak ada lagi
perpindahan kalor atau energi.

2. Kalor jenis.

Suatu zat yang menerima kalor, selain mengalami pemuaian atau perubahanwujud, pada zat
tersebut juga terjadi kenaikan suhu.Ketika kita memanaskan air didalam ketel, makin besar
nyala api berarti makin besar kalor yang diberikan padaair, dan menghasilkan kenaikan
suhu air yang lebih besar daripada kenaikan suhu air sebelumnya. Jika kalor yang sama
diberikan pada ketel yang berisi lebih sedikit air,kenaikan suhu air lebih cepat kenaikan suhu air
sebelumnya. Akibatnya, untuk selangwaktu pemanasan yang sama akan dicapai suhu air
yang lebih tinggidaripadasebelumnya.Besarnya kenaikan suhu dari zat tersebut dapat dituliskan
dalam persamaan berikut: Q = m.c. ∆t

Dengan :
c = kalor jenis (kal/g) atau (J/Kg.K)
Q = kalor ( kalor atau Jou le)
m = massa benda ( gram atau Kg)
∆t = perubahan suhu

Jadi, ∆t adalah perubahan suhu dari suatu zat yang menerima kalor sebesar Q. Kalor jenis suatu
zat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan olehsuatu zat untuk menaikan
suhu 1 Kg zat itu sebesar 1.

3. Kapasitas kalor.

Kapasitas kalor adalah bilangan yang menunjukkan banyaknya kalor yangdiperlukan oleh suatu
benda untuk menaikkan suhu benda sebesar 1. Apabila kapasitas kalor (C) yang
dihubungkan dengan kalor jenis (c) maka akandidapat persamaan berikut: C = mc

4. Kalorimeter

Kalorimeter adalah suatu alat untuk memperlihatkan besarnya kalor jenis suatu zat.
Kalorimeter ini bekerja baerdasarkan Asas Black. Asas black berbunyi: “Basarnyakalor
yang dilepaskan oleh sebuah benda yang suhunya lebih tinggi akan samadengan kalor yang
diterima oleh benda yang bersuhulebih rendah”

6
Energi Dan Daya Listrik

Hambatan (R) yang dialiri arus listrik (I) akan menimbulkan beda tengangan V
antar ujung-ujung berarti daya listriknya: P = V.I Karena V = I . R maka daya listriknya dapat
dirumuskan menjadi : P = ( I.R ) I = I2. Dengan: P = Daya listrik ( watt )Bila arus listrik
mengalir selama t detik energi listrik yang terpakai ialah: W = I2 R.t Dengan: t = Waktu ( dt
). Sedangkan bunyi hukum joule: “ Pembentukan panas persatuan waktu
berbandinglangsung dengan kuadrat arus”.

Hukum joule menuliskan bagaimana tenaga diubah kedalam tenaga termal,yang


didalam suatu penghantar merupakan suatu proses yang tidak dapat dibalik ( hanya
berlangsung satu arah).Dalam percobaannya, Joule mengunakan air didalam sebuah selinder
yangdiaduk dengan suhu yang berputar. Beberapa lama kemudian suhu air akan naik,
inidisebabkan karena suhu bergesekan dengan air. Menurut Joule gerakan elktro dalam suatu
penghantar dapat digambarkan sebagai serangkai percepatan yang masing-masing terakhir
karena tumbukan dengan salah satu pastikel yangtetap dalam suatu pengahantar, elktero
itu akan mendapatkan tenaga kinetik pada setiap tumbukan dant enaga itu berubah
menjadi panas. Joule juga merumuskan juga perbandingan jumlah satuan usaha
denganjumlah satuan panas yang dihasilkan selalu sama, sehingga:

W=Q
V.I.t=Q
Dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q = V.I.t
dimana :
Q = panas yang ditimbulkan arus listrik (Joule atau kalori) Keterangan:
V = tegangan listrik (volt).
I = arus listrik (A).
T = waktu (sekon).

Menurut hukum termodinamikon I dikatakan bahwa : jika kalor diubahmenjadi


bentuk energi lain atau jika bentuk energi lain diubah menjadi kalori, makaenergi
sebelumnya selalu konstan. Karena kalor adalah suatu bentuk energi, makausaha selalu
dapat diubah menjadi panas atau sebaliknya.

7
BAB 3

METODE KOMPOR LISTRIK INDUKSI

3.1 Pengetian Kompor Induksi

Kompor Induksi adalah kompor yang memanfaatkan efek induksi akibat dari arus listrik yang
melewati kumparan pada bagian bawah kompor sehingga menghasilkan panas akibat dari alat
masak yang diletakkan pada bagian atas kompor ini.

3.2 Prinsip Kerja Kompor Induksi

Kompor Induksi memanfaatkan arus listrik yang di alirkan ke kumparan induksi yang terdapat
pada kompor sehingga menimbulkan arus bolak-balik pada kumparan tersebut (arus yang
dialirkan merupakan arus dengan frekuensi kecil, untuk menaikkan frekuensi ini dubuthkan
converter). Arus bolak-balik ini menghasilkan garis-garis medan magnet (garis kerja medan
magnet), medan magnet ini memotong/menabrak alat masak (logam) yang digunakan sehingga
terjadi tegangan induksi (GGL). Keadaan seperti ini mengakibatkan arah arus listrik berputar-
putar, arah arus yang berputar ini disebut juga dengan arus Eddy (Eddy Curent).

Perputaran arus yang diakibatkan oleh tegangan induksi pada logam akan menghasilkan panas
(karena didalam logam terdapat resistansi), panas inilah yang dimanfaatkan untuk memasak.

8
Panas yang dihasilkan oleh kompor tergantung dari seberapa besar arus listrik yang di alirkan
atau dengan kata lain bahwasannya daya kompor yang dihasilkan tergantung dari frekuensi
listrik yang dialirkan ke kumparan induksi. Semakin besar frkuensi listrik yang dialirkan ke
kumparan, maka semakin besar pula daya yang dihasilkan atau panas yang dihasilkan oleh oleh
kompor listrik.

3.3 Keuntungan dan Kerugian Kompor Induksi

Keuntungan dan kerugian dari kompor induksi adalah sebagai berikut :

# Keuntungan :
1. Dapat menghasilkan panas tinggi dan lebih efisien
Kompor Induksi merupakan kompor yang hampir tidak ada membuang energy yang di
konversi dari energy listrik menjadi panas. Dengan daya yang relative lebih kecil kompor
induksi ini mampu menghasikan panas lebih banyak dari pada menggunakan kompor gas.
Artinya dari segi ekonomi kompor induksi lebih ekonomis dibandingkan dengan kompor gas.
2. Tingkat keamanan yang tinggi
Sesuai dengan prinsip kerja kompor induksi yang memanfaatkan arus listrik yang dialirkan
pada kumparan, kompor ini lebih aman karenan tidak mengeluarkan api yang dapat
membahayakan seseorang terkena luka bakar. Dengan tidak adanya api yang dihasilkan,
maka tidak terjadi pengurangan oksigen dalam suatu ruangan.
3. Pengaturan temperature lebih mudah
Dengan adanya converter atau pengubah frekuensi listrik, tingkat kepanasan dari kompor
induksi ini dapat diatur sesuai dengan tingkat kepanasan yang dibutuhkan. Jika dibandingkan
dengan kompor lainnya, jelas kompor ini lebih mudah dikendalikan.
4. Tidak mengeluarkan api
Arus yang dialirkan ke kumparan meningkatkan garis medan magnet yang
memotong/menabrak alat masak (logam) sehingga terjadi panas. Dari sini dapat dikatakan
bahwasannya tidak ada api yang dihasilkan dari kompor induksi sehingga resiko terjadinya
kecelakaan saat memasakan sangatlah minim dan juga akibat dari tidak mengeluarkan api,
seseorang yang memasak menggunakan kompor induksi menjadi tidak kepanasan.
5. Lebih ekonomis

9
Dengan cost sama, kompor induksi dapat menghasilkan energy panas lebih banyak
dibandingkan dengan kompor gas.
6. Praktis dan mudah dibawa
Kompor induksi memiliki karakteristik dengan bentuk yang relative lebih kecil dan tidak
membutuhkan reservoir untuk penampungan bahan bakar kompor.
7. Hemat waktu
Karena kompor induksi dapat menghasilkan panas lebih cepat dibandingkan dengan kompor
lainnya.

# Kerugian Kompor Induksi :


1. Panas yang dihasilkan oleh kompor induksi hanya berada pada bagian alas dari alat yang
digunakan untuk memasak saja, sehingga ada sebagian jenis masakan yang tidak cocok
memasak menggunakan kompor induksi
2. Kompor induksi hanya memanfaatkan alat masak yang terbuat dari logam, karena semakin
besar hambatan yang dihasilkan oleh alat yang digunakan untuk memasak semakin besar
pula panas yang dihasilkan. Jadi, semua alat masak yang terbuat dari Aluminium (Al) tidak
dapat digunakan menggunakan kompor induksi.
3. Sesuai dengan kekurangan no. 1, maka secara otomatis alat masak yang terbuat dari logam
tersebut haruslah memiliki luas penampang alas yang luas agar proses hambatan yang
dihasilkan juga semakin besar, sehingga proses memasak menjadi lebih cepat.

10
BAB 4

PEMBAHASAN

Bila suatu tahanan R dihubungkan dengan sumber tegangan V, arus I akan mengalir
melalui tahanan tersebut. Sifat tahanan adalah apabila dialiri arus listrik maka tahanan tersebut
akan melepaskan panas. Panas yang dilepaskan oleh tahanan tersebut adalah energi listrik yang
bisa dituliskan sebagai:

U = I2. R. t [Wh, kWh atau joule]


di mana:
U = energi listrik [Wh, kWh atau joule]
I = arus listrik [A]
R = tahanan [Ohm]
t = waktu [detik, jam (Hour)]

Jadi energi listrik yang diubah menjadi panas tergantung pada arus listrik (I) yang
mengalir, besar tahanan (R) dan lama arus listrik mengalir (t). Dari ketiga besaran tersebut yang
paling dominan adalah arusnya, yaitu secara kuadrat. Dalam kompor listrik, R adalah tahanan
dari elemen pemanasnya.

Prinsip kerja pengaturan suhu kompor dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kompor dihidupkan dengan memutar Saklar pengatur. Pemutaran saklar ini membuat kontak
saklar tertutu (ON) dan dengan saklar ini pula diatur suhu yang dikehendaki .
2. Ketika kompor ON dengan suhu tertentu, maka arus listrik mengalir ke elemen-elemen
pemanas melalui kontak 1 dan 2.

11
3. Kompor semakin lama semakin tinggi suhunya. Peningkatan suhu ini akan dideteksi oleh
sensor suhu, dan panas disalurkan dari kepala kompor ke membran pemuaian Teknologi dan
Rekayasa
4. Dengan adanya peningkatan panas ini, membran memuai dan menggerakkan poros.
5. Bila suhu yang dikehendaki tercapai, maka gerakan pemuaian membran tersebut akan
memutuskan kontak 1 dan 2 sehingga kompor mati.
6. Ketika suhu menurun kembali, membran akan menyusut, dan pegas membawa poros sesuai
arah penyusutan membran sehingga kontak 1 dan 2 On kembali. Demikian proses ini terjadi
secara berulang.

12
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kompor Induksi adalah kompor yang memanfaatkan arus listrik untuk menghasilkan panas.
Kompor induksi mempunyai banyak kelebihan, diantaranya adalah kompor induksi mampu
menghasilkan panas lebih cepat dibandingkan dengan kompor listrik lain, lebih aman, praktis,
mudah dalam pengaturan temperature, lebih ekonomis dan lain-lain. Namun kompor induksi
juga memiliki kekurangan, diantaranya adalah kompor ini hasrus menggunakan logam sebagai
alat untuk memasak (panic/wajan), ada sebagian masakan yang tidak cocok dimasak
menggunakan komopor induksi, dan membutuhkan luas penampang yang luas

13
DAFTAR PUSAKA

1. http://eprints.polsri.ac.id/2145/2/BAB%20I.pdf
2. https://studylibid.com/doc/346313/teori-hukum-joule
3. https://slideplayer.info/slide/3072913/

14

Anda mungkin juga menyukai