Anda di halaman 1dari 22

SUHU DAN KALOR

(Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi mata kuliah Kapita Selekta Fisika
jurusan Pendidikan Biologi semester VI )

Dosen Pengampu:
Devi Solehat, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 2

Sisi Hernada Pratama (11160161000023)


Luthfia Nur Qomariyah (11160161000048)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMUTARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan karunia, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah
ini sehingga selesai pada waktunya. Makalah yang berjudul “Suhu dan Kalor”
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Fisika,
pembuatan makalah ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca.

Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Ibu
Devi Solehat, M.Pd.selaku dosen pengampu mata kuliah Kapita Selekta Fisika
yang telah membimbing penulis.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena
itu, diharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.

Jakarta, Maret 2018

Penulis

ii
Table of Contents
Type chapter title (level 1) ............................................................................................ 1
Type chapter title (level 2) ......................................................................................... 2
Type chapter title (level 3) ..................................................................................... 3
Type chapter title (level 1) ............................................................................................ 4
Type chapter title (level 2) ......................................................................................... 5
Type chapter title (level 3) ..................................................................................... 6

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Baik pada siang hari yang panas maupun pada malam hari yang
dingin, tubuh anda perlu dijaga agar berada pada suhu yang hampir
konstan.Walaupun memiliki mekanisme kendali suhu, tubuh juga
terkadang butuh pertolongan.Pada hari yang panas anda memakai
pakaian yang lebih tipis untuk meningkatkan perpindahan panas dari
tubuh keudara dan untuk mendapatkan pendinginan yang lebih baik
melalui penguapan keringat.Mungkin anda mengkonsumsi minuman
yang dingin dengan es, dan duduk didekat kipas angina atau didalam
ruangan yang memiliki pendinginan.

Pada hari yang dingin, anda memakai pakaian yang tebal atau
tetap berada didalam ruangan yang hangat.Saat anda diluar, anda
menjaga tubuh tetap aktif dan mengkonsumsi minuman panas agar tetap
hangat.

Konsep pada bab ini akan membantu anda memahami dasar


fisika yang dibutuhkan untuk menjaga tubuh badan tetap hangat atau
dingin. Pada bab ini akan tertuju pada konsep mengenai panas, yang
menerangkan perpindahan energy yang disebabkan oleh perbedaan
suhu. Kita akan mempelajari bagaimana menghitung laju perpindahan
energy tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari suhu dan alat ukur suhu?


2. Apa saja jenis alat ukur yang digunakan dalam pengukuran suhu?
3. Bagaimana proses pemuaian dan macam-macam pemuaian pada zat?
4. Apa pengertian kalor dan perpindahan kalor?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian dari suhu dan alat ukur suhu.
2. Mengetahui jenis alat ukur yang digunakan dalam pengukuran
suhu.
3. Menjelaskan pengertian pemuaian dan jenis-jenis pemuaian zat.
4. Mengetahui pengertian kalor dan perpindahan kalor.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Suhu

Benda yang terasa panas akan memiliki suhu yang lebih tinggi
dibandingkan dengan benda yang dingin. Panas atau dinginnya suatu
benda akan dirasakan berbeda oleh setiap orang. Jika kalian tengah
berjalan di bawah terik matahari, tentu kalian akan merasa panas. Setiap
orang akan merasakan panas yang berbeda padahal sedang berada di
bawah terik matahari yang sama. Lain halnya dengan orang yang sedang
berteduh di bawah pohon. Tentu orang tersebut akan merasakan sejuk.
Namun, kita tidak dapat menentukan berapa derajat panas atau sejuk yang
kita rasakan. Dengan demikian, perlu adanya suatu besaran yang dapat
menyatakan derajat panas. Besaran yang mengukur derajat panas
dinamakan suhu.

Dengan adanya suhu, keadaan serta nilai panas suatu benda dapat
ditentuka dengan tepat dan sama oleh semua orang. Untuk menentukan
nilai suhu suatu benda diperlukan alat ukur suhu . Apakah alat ukur suhu
itu? Bagaimanakah alat itu dapat mengukur suhu suatu benda?1

Dalam kehidupan sehari-hari, suhu merupakan ukuran mengenai


panas atau dinginnya suatu zat atau benda. Oven yang panas dikatakan
bersuhu tinggi, sedangkan es yang membeku dikatakan memiliki suhu
rendah. Suhu dapat mengubah sifat zat, contohnya sebagian besar zat akan
memuai ketika dipanaskan. Sebatang besi lebih panjang ketika dipanaskan
daripada dalam keadaan dingin. Jalan dan trotoar beton memuai dan
menyusut terhadap perubahan suhu. Hambatan listrik dan materi zat juga
berubah terhadap suhu.Demikian juga warna yang dipancarkan benda,

1
Sunyo Adji Purnomo, Ilmu Pengetahuan Alam, (Bandung : Yrama Widya,
2017), 91.

3
paling tidak pada suhu tinggi. Kalau kita perhatikan, elemen pemanas
kompor listrik memancarkan warna merah ketika panas. Pada suhu yang
lebih tinggi, zat padat seperti besi bersinar jingga atau bahkan putih.
Cahaya putih dari bola lampu pijar berasal dari kawat tungsten yang sangat
panas.2

B. Alat Ukur Suhu

Seorang ilmuwan asal Italia yang bernama Galileo Galilei (1564-


1642) adalah orang pertama yang membuat alat ukur suhu. Alat ukur suhu
disebut termometer. Pada saat itu Galileo membuat sebuah termometer
udara atau termoskop. Termometer udara adalah suatu alat yang terdiri dari
bola kaca yang dilengkapi dengan sebuah pipa panjag. Pipa ini tercelup ke
dalam suatu cairan yang berwarna. Jika bola dipanaskan, udara dalam pipa
ini akan memuai dan bergerak keluar dari pipa sehingga menghasilkan
gelembung pada cairan berwarna. Sebaliknya jika bola itu didinginkan,
cairan berwarna itu akan masuk bergerak ke dalam pipa.

Para ilmuwan terus melakukan percobaan untuk dapat


mengembangkan termometer yang lebih baik. Saat ini, termometer yang
paling umum digunakan adalah termometer raksa. Termometer raksa
merupakan alat ukur suhu yang menggunakan raksa sebagai pengukurnya.
Logam cair raksa dimasukkan ke dalam suatu pipa kaca. Bila suhu
dinaikkan, maka raksa itu akan memuai dan bergerak ke atas. Gerakan
raksa ini akan berhenti bila suhu raksa sama dengan suhu benda yang
diukur.

Para ilmuwan memilih raksa sebagai zat pengukur karena raksa


mempunyai kelebihan dibandingkan dengan zat lain. Kelebihan raksa
tersebut adalah :

a. Raksa tidak membasahi dinding kaca sehingga pengukuran dapat


dilakukan dengan tepat.

2
Widodo Wahono, dkk, Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), hal

4
b. Raksa dapat digunakan untuk mengukur suhu yang rendah sehingga
suhu yang sangat tinggi (antara -40 oC sampai dengan 360 oC).
c. Raksa memiliki sifat pemuaian yang teratur.
d. Raksa mempunyai warna yang mengilap seperti perak sehingga mudah
diamati.3

C. Jenis-Jenis Termometer
1. Termometer zat cair
Secara umum, benda-benda di alam akan memuai (ukurannya
bertambah besar) jika suhunya naik. Kenyataan ini dimanfaatkan untuk
membuat termometer dari zat cair. Zat cair yang digunakan umumnya
raksa atau alkohol jenis tertentu. Raksa memiliki keistimewaan, yaitu
warnanya mengkilat dan cepat bereaksi terhadap perubahan suhu.
Selain itu, raksa membeku pada suhu rendah (-38oC) dan mendidih
pada suhu yang tinggi (lebih dari 350oC) sehingga dapat mengukur
suhu pada rentang suhu yang lebar. Namun, raksa sangat beracun,
sehingga berbahaya jika termometer pecah. Alkohol untuk pengisi
termometer biasanya diberi pewarna biru atau merah. Rentang suhu
yang dapat diukur bergantung jenis alkohol yang digunakan.
2. Termometer laboratorium.
Bentuknya panjang dengan skala dari -10°C sampai 110°C
menggunakan raksa, atau alcohol.
3. Termometer suhu badan
Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu badan manusia. Skala
yang ditulis antara 35oC dan 42oC. Pipa dibagian bawah dekat labu
dibuat sempit sehingga pengukuran lebih teliti akibat raksa tidak segera
turun ke labu/reservoir.
4. Termometer Kristal Cair
Terdapat kristal cair yang warnanya dapat berubah jika suhu
berubah. Kristal ini dikemas dalam plastik tipis, untuk mengukur suhu
tubuh, suhu akuarium, dan sebagainya. Setiap suhu pada skala Celsius
berhubungan dengan suatu suhu tertentu pada skala Fahrenheit.

3
Purnomo, Loc.Cit

5
Tentunya sangat mudah untuk mengonversikannya, mengingat bahwa
0 oC sama dengan 32oF, dan jangkauan 100℃ pada skala Celsius sama
dengan jangkauan 180o pada skala Fahrenheit. 1 oF = 180/100 oC =
9/5 oC. Perbandingan beberapa skala termometer adalah sebagai
berikut: TC : (TF – 32) : TR = 5 : 9 : 4 Konversi antara skala Celsius
dan skala Fahrenheit dapat dituliskan: TC = 9/5 (TF – 32) atau TF =
5/9 TC + 32 Konversi antara skala Celsius dan skala Reamur dapat
dituliskan : TC = 4/5 TR atau TR = 5/4 TC Konversi antara skala
Fahrenheit dan skala Reamur dapat dituliskan : TR = 9/4 (TF – 32)
atau TF = 4/9 TR + 32.4

D. Pemuaian
Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda
karena kenaikan suhu yang terjadi pada benda tersebut. Kenaikan suhu
yang terjadi menyebabkan benda itu mendapat tambahan energi berupa
kalor yang menyebabkan molekul-molekul pada benda tersebut
bergerak lebih cepat.

Pemuaian merupakan gerakan atom penyusun benda karena


mengalami pemanasan.Makin panas suhu suatu benda, makin cepat
getaran antaratom yang menyebar ke segala arah.Karena adanya getaran
atom inilah yang menjadikan benda tersebut memuai ke segala
arah.Pemuaian dapat dialami zat padat, cair, dan gas.5

1. Pemuaian Zat Padat


Alat yang dapat menyelidiki pemuaian disebut dengan alat
Musschenbroek. Pemuaian benda padat dapat dipengaruhi oleh jenis
benda tersebut.

4
Saripudin Aip, Praktis Belajar Fisika 1. (Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan, 2009), hlm.124.

5
Nurachmadani Setya, Fisika 1, (Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan, 2009), hlm.153.

6
a. Pemuaian Panjang
Tabel 1 Koefisien Muai Panjang

No Jenis Bahan Koefisien Muai Panjang/°C

1. Aluminium 0,000026

2. Baja 0,000011

3. Besi 0,000012

4. Emas 0,000014

5. Kaca 0,000009

6. Kuningan 0,000018

7. Tembaga 0,000017

8. Platina 0,000009

9. Timah 0,00003

10. Seng 0,000029

11. Pyrex 0,000003

12. Perak 0,00002

Pada zat padat yang berukuran panjang dengan luas


penampang kecil, seperti pada kabel dan rel kereta api, Anda
bisa mengabaikan pemuaian pada luas penampangnya.
Pemuaian yang Anda perhatikan hanya pemuaian pada
pertambahan panjangnya.Pertambahan panjang pada zat padat
yang dipanaskan relatif kecil sehingga butuh ketelitian untuk
mengetahuinya.

7
Jika sebuah batang mempunyai panjang mula-mula l1,
koefisien muai panjang (α), suhu mula-mula T1, lalu dipanaskan
sehingga panjangnya menjadi l2 dan suhunya menjadi T2, maka
akan berlaku persamaan, sebagai:
l2= l1+Δl

Karena Δl =l1α x ΔT , maka persamaannya menjadi seperti


berikut.

l2= l1 (1 + α x ΔT)

Keterangan:

l1 : Panjang batang mula-mula.

l2 : Panjang batang setelah dipanaskan.

Δl : Selisih panjang batang = l1- l2

α : Koefisien muai panjang (l°C)

T1 : suhu batang mula-mula (°C)

T2 : suhu batang setelah dipanaskan (°C)

ΔT : selisih suhu (°C) = T2- T1. 6

b. Pemuaian Luas
Untuk benda-benda yang berbentuk lempengan plat (dua
dimensi), akan terjadi pemuaian dalam arah panjang dan lebar.
Hal ini berarti lempengan tersebut mengalami pertambahan luas
atau pemuaian luas.Serupa dengan pertambahan panjang pada
kawat, pertambahan luas pada benda dapat dirumuskan sebagai
berikut.

A2 = A1(1+ β x ΔT)

Diketahui β = 2α, maka persamaannya menjadi seperti berikut.

6
Ibid.,hlm:154

8
A2=A1(1+ 2α x ΔT)

Keterangan:

A1 : luas bidang mula-mula (m2)

A2 : luas bidang setelah dipanaskan (m2)

β : koefisien muai luas (0C)

ΔT : selisih suhu (0C)

c. Pemuaian Volume

Zat padat yang mempunyai tiga dimensi (panjang, lebar,


dan tinggi), seperti bola dan balok, jika dipanaskan akan
mengalami muai volume, yakni bertambahnya panjang, lebar,
dan tinggi zat padat tersebut. Karena muai volume merupakan
penurunan dari muai panjang, maka muai ruang juga
tergantung dari jenis zat.

Jika volume benda mula-mula V1, suhu mula-mula T1,


koefisien muai ruang γ, maka setelah dipanaskan volumenya
menjadi V2, dan suhunya menjadi T2 sehingga akan berlaku
persamaan, sebagai berikut.7

V2 = V1 (1+ γ x ΔT)

Karena γ = 3α, maka persamaannya menjadi seperti berikut.

V2= V1 (1+ 3α x ΔT)

Keterangan :
V1 : volume benda mula-mula (m2)
V2 : volume benda setelah dipanaskan (m2)

7
Ibid.,hlm.156

9
γ : koefisien muai ruang (0C)
ΔT : selisih suhu (0C).

10
E. Pengertian Kalor
Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang berpindah dari benda yang
suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda bersentuhan.
Pengertian kalor berbeda dengan suhu. Suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya
suatu benda, sedangka kalor adalah ukuran banyaknya panas yag mengalir.
Istilah kalor berasal dari caloric, yang pertama kali diperkenalkan oleh Antoine
Laurent Lavoiser (1743-1794), seorang ahli kimia dari prancis. Oleh para ahli kimia dan
fisika saat itu, kalor dianggap sebagai zat alir yang tidak terlihat oleh mata. Oleh karena
itu, satuan kalor ditetapkan dengan nama kalori (kal). Energi kalor dapat berubah menjadi
energi mekanik atau sebaliknya. Oleh karena itu, terdapat hubunga antara satuan energi
kalor (kalori) dengan satuan energi mekanik (joule). Hubunga ini ditemukan oleh James
Prescott Joul (1818-1889), seorang ilmuwan berkebangsaan inggris. Hubungan tersebut
adalah 1 kilokalori = 4,186 x 103 Joule.
Jadi, dengan pembulatan koma desimal dapat ditulis sebagai berikut.
1 kkal = 4,2 x 103 J
1kal = 4,2 J
Satu kalori (kal) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air
murni sehingga suhunya naik 1oC (1 kilokalori = 1 kkal = 1.000 kal).8

1. Hubungan Kalor dengan Suhu Benda

Sewaktu Anda memasak air, Anda membutuhkan kalor untuk menaikkan suhu
air hingga mendidihkan air.Nasi yang dingin dapat dihangatkan dengan penghangat
nasi.Nasi butuh kalor untuk menaikkan suhunya.Berapa banyak kalor yang
diperlukan air dan nasi untuk menaikkan suhu hingga mencapai suhu yang
diinginkan?Secara induktif, makin besar kenaikan suhu suatu benda, makin besar pula

8
Eka Purjiyanta, dkk, IPA Fisika, (Jakarta : Erlangga, 2013), hlm. 131-132.

11
kalor yang diserapnya. Selain itu, kalor yang diserap benda juga bergantung massa
benda dan bahan penyusun benda. Secara matematis dapat di tulis seperti berikut.9

Q = m × c ×ΔT
Keterangan:
Q : kalor yang diserap/dilepas benda (J)
m : massa benda (kg)
c : kalor jenis benda (J/kg°C)
ΔT: perubahan suhu (°C)
Kalor jenis benda (zat) menunjukkan banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1
kg zat untuk menaikkan suhunya sebesar satu satuan suhu (°C). Hal ini berarti tiap
benda (zat) memerlukan kalor yang berbeda-beda meskipun untuk menaikkan suhu
yang sama dan massa yang sama. Kalor jenis beberapa zat dapat Anda lihat pada
tabel berikut.

Tabel 2 : Kalor Jenis Beberapa Zat

No Nama zat Kalor Jenis

J/kg0C Kkal/kg0C

1. Alkohol 2.400 550

2. Es 2.100 500

3. Air 4.200 1.000

4. Uap air 2.010 480

5. Alumunium 900 210

6. Besi/Baja 450 110

7. Emas 130 30

9
Setya.Op Cit.,hlm 157
12
8. Gliserin 2.400 580

9. Kaca 670 160

10. Kayu 1.700 400

11. Kuningan 380 90

12. Marmer 860 210

13. Minyak tanah 2.200 580

14. Perak 230 60

15. Raksa 140 30

16. Seng 390 90

17. Tembaga 390 90

18. Timbal 130 30

19. Badan manusia 3.470 830

2. Kapasitas Kalor
Air satu panci ketika dimasak hingga mendidih memerlukan kalor
tertentu.Kalor yang dibutuhkan 1 panci air agar suhunya naik 1° C disebut kapasitas
kalor.Kapasitas kalor sebenarnya banyaknya energi yang diberikan dalam bentuk kalor
untuk menaikkan suhu benda sebesar satu derajat.Pada sistem SI, satuan kapasitas
kalor adalah JK-1.Namun, karena di Indonesia suhu biasa dinyatakan dalam skala
Celsius, maka satuan kapasitas kalor yang dipakai dalam buku ini adalah J/°C.
Kapasitas kalor dapat dirumuskan sebagai berikut.

Q = C × ΔT

Keterangan:

Q : kalor yang diserap/dilepas (J)

13
C : kapasitas kalor benda (J/°C)

ΔT: perubahan suhu benda (°C)

Jika persamaan kapasitas kalor dibandingkan dengan persamaan kalor jenis,


maka Anda dapatkan persamaan sebagai berikut.

C=m×c

Keterangan:

Q : kapasitas kalor benda (J/°C)

m : massa benda (kg)

c : kalor jenis benda (J/kg °C).10

F. Perpindahan Kalor

1. Konduksi (Hantaran)
Konduksi merupakan perpindahan panas melalui bahan tanpa disertai
perpindahan partikel-partikel bahan tersebut. "Ketika sebuah batang logam dipanaskan
pada salah satu ujungnya, atau sebuah sendok logam diletakkan di dalam secangkir
kopi yang panas, beberapa saat kemudian, ujung yang kita pegang akan segera
menjadi panas walaupun tidak bersentuhan langsung dengan sumber panas”. Dalam
hal ini kita katakan bahwa kalor dihantarkan dari ujung yang panas ke ujung lain yang
lebih dingin.

Konduksi atau hantaran kalor pada banyak materi dapat digambarkan sebagai
hasil tumbukan molekul-molekul. Sementara satu ujung benda dipanaskan, molekul-
molekul di tempat itu bergerak lebih cepat. Sementara itu, tumbukan dengan molekul-
molekul yang langsung berdekatan lebih lambat, mereka mentransfer sebagian energi
ke molekulmolekul lain, yang lajunya kemudian bertambah.Molekul-molekul ini
kemudian juga mentransfer sebagian energi mereka dengan molekul-molekul lain

10
Ibid.,hlm:158-159.
14
sepanjang benda tersebut. Dengan demikian, energi gerak termal ditransfer oleh
tumbukan molekul sepanjang benda. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya
konduksi. Konduksi atau hantaran kalor hanya terjadi bila ada perbedaan suhu.
Berdasarkan eksperimen, menunjukkan bahwa kecepatan hantaran kalor melalui benda
yang sebanding dengan perbedaan suhu antara ujung-ujungnya.

Benda yang jenisnya berbeda memiliki kemampuan menghantarkan panas


secara konduksi (konduktivitas) yang berbeda pula. Bahan yang mampu
menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor. Bahan yang menghantarkan
panas dengan buruk disebut isolator.

2. Konveksi (Aliran)
Konveksi adalah perpindahan kalor dari satu tempat ke tempat lain bersama
dengan gerak partikel-partikel bendanya. Zat cair dan gas umumnya bukan penghantar
kalor yang sangat baik. Meskipun demikian keduanya dapat mentransfer kalor cukup
cepat dengan konveksi. Konveksi atau aliran kalor adalah proses di mana kalor
ditransfer dengan pergerakan molekul dari satu tempat ke tempat yang lain. Bila pada
konduksi melibatkan molekul (atau elektron) yang hanya bergerak dalam jarak yang
kecil dan bertumbukan, konveksi melibatkan pergerakan molekul dalam jarak yang
besar. Tungku dengan udara yang dipanaskan dan kemudian ditiup oleh kipas angin ke
dalam ruangan termasuk contoh konveksi yang dipaksakan. Konveksi alami juga
terjadi, misalnya udara panas akan naik, arus samudra yang hangat atau dingin, angin,
dan sebagainya.

Air merupakan konduktor yang buruk. Namun, ketika air bagian bawah
dipanaskan ternyata air bagian atas juga ikut panas. Berarti, ada cara perpindahan
panas yang lain pada air tersebut, yaitu konveksi. Saat air bagian bawah mendapatkan
kalor dari pemanas, partikel air memuai sehingga menjadi lebih ringan dan bergerak
naik dan digantikan dengan partikel air dingin dari bagian atas. Dengan cara ini, panas
dari air bagian bawah berpindah bersama aliran air menuju bagian atas. Proses ini
disebut konveksi. Pola aliran air membentuk arus konveksi.

15
Air di bagian bawah naik karena massa jenisnya berkurang dan digantikan oleh
air yang lebih dingin di atasnya. Air yang dipanaskan di tungku hingga suhunya naik,
akan memuai dan naik. Hal ini menyebabkan air berputar pada sistem. Air panas
kemudian memasuki radiator, kalor ditransfer dengan konduksi ke udara, dan air yang
didinginkan kembali ke tungku.Dengan demikian, air berputar karena konveksi.

Konveksi dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat pada peristiwa terjadinya
angin darat dan angin laut. Pada siang hari, daratan lebih cepat panas daripada laut,
sehingga udara di atas daratan naik dan udara sejuk di atas laut bergerak ke
daratan.Hal ini karena tekanan udara di atas permukaan laut lebih besar, sehingga
angin laut bertiup dari permukaan laut ke daratan.Sebaliknya, pada malam hari daratan
lebih cepat dingin daripada laut, sehingga udara bergerak dari daratan ke laut, disebut
angin darat.

Konveksi dimanfaatkan pada berbagai peralatan. Contohnya adalah sebagai


berikut : Elemen pemanas oven, pemanggang roti, magic jar, dan lain-lain biasanya
terletak di bagian bawah. Saat difungsikan, udara bagian bawah akan menjadi lebih
panas dan bergerak naik, sedangkan udara bagian atas yang lebih dingin akan bergerak
turun. Pada peralatan tertentu seperti pengering rambut (hair dryer), aliran konveksi
dibantu (atau dipaksa) dengan menggunakan kipas.

3. Radiasi
Perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi memerlukan adanya materi
sebagai medium untuk membawa kalor dari daerah yang lebih panas ke daerah yang
lebih dingin. Akan tetapi, perpindahan kalor secara radiasi (pancaran) terjadi tanpa
medium apapun. Jadi Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium.
Semua kehidupan di dunia ini bergantung pada transfer energi dari Matahari, dan
energi ini ditransfer ke Bumi melalui ruang hampa (hampa udara). Bentuk transfer
energi ini dalam bentuk kalor yang dinamakan radiasi, karena suhu Matahari jauh
lebih besar (6.000 K) daripada suhu permukaan bumi. Radiasi pada dasarnya terdiri
dari gelombang elektromagnetik.Radiasi dari Matahari terdiri dari cahaya tampak

16
ditambah panjang gelombang lainnya yang tidak bisa dilihat oleh mata, termasuk
radiasi inframerah (IR) yang berperan dalam menghangatkan Bumi.11

11
Ibid., hlm : 173-174.
17
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Suhu merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau benda. Alat
pengukuran suhu menggunakan thermometer.

2. Jenis-jenis termometer yaitu termometer zat cair, termometer laboratorium, termometer


suhu badan dan termometer Kristal Cair.

3. Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang
terjadi pada benda tersebut. Pemuaian dapat dialami zat padat, cair, dan gas. Pemuaian
zat padat terbagi menjadi tiga ,yaitu pemuaian volume, pemuaian luas dan pemuaian
panjang.

4. Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih
tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda bersentuhan. Perpindahan
kalor juga dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.

B. Saran
Semoga dibuatnya makalah ini dapat memudahkan pemateri maupun pembaca dalam
memahami tentang suhu dan kalor

18
DAFTAR PUSTAKA

Aip, Saripudin. 2009. Praktis Belajar Fisika 1. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan.

Setya, Nurachmadani. 2009.Fisika. Jakarta : Pusat Perbukuan Perbukuan Departemen


Pendidikan.

Purjiyanta, Eka, dkk. 2013. IPA Fisika. Jakarta : Erlangga.

Purnomo, Sunyo Adji. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung : Yrama Widya.

Wahono Widodo, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

iv

Anda mungkin juga menyukai