Anda di halaman 1dari 8

Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No.

1, April 2019 32

PENGETAHUAN SANITASI HYGIENE KARYAWAN


F&B PRODUCT DAN F&B SERVICE DI ISOLA RESORT
BANDUNG
Indira Prameswardani¹, Elly Lasmanawati1, Ade Juwaedah1

Program Studi Pendidikan Tata Boga, Departemen Pendidikan Kesejahteraan


Keluarga, Fakultas Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia

indirapwardani@gmail.com

Abstrak: Sanitasi Hygiene merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan yang
aman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi penyakit. Penelitian
ini dilatar belakangi berdasarkan kesadaran sanitasi hygiene pada karyawan pada saat bekerja.
Penjamah makanan disarankan memiliki pengetahuan praktis sanitasi hygiene termasuk pekerja F&B
di hotel. Pengetahuan sanitasi hygiene di dapat dari SOP yang ada pada perusahaan, sebagai acuan
dalam melaksanakan kerja karyawan sesuai standar. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
informasi dan gambaran tentang Pengetahuan Sanitasi dan Hygiene karyawan F&B Product dan F&B
Service di Isola Resort. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif, dengan populasi seluruh
karyawan F&B Product dan F&B Service, teknik yang digunakan adalah sensus sejumlah 9
responden, dan instrumen yang digunakan menggunakan tes. Temuan penelitian menunjukan bahwa
tingkat pengetahuan sanitasi hygiene berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 76%.
Rekomendasi untuk responden diharapkan dapat mengaplikasikan sanitasi hygiene pada saat bekerja
agar dapat menciptakan lingkungan bersih dan sehat. Penelitian selanjutya diharapkan dapat meneliti
lebih dari satu sampel hotel yang ada di Kota Bandung.

Kata kunci : Pengetahuan, Sanitasi Hygiene, Food and Beverage Product dan Food and Beverage
Service

PENDAHULUAN tersebut kurang dalam melaksanakan


Penyelenggaraan makanan SOP pada prosedur Personal Hygiene,
sangat penting untuk memenuhi dibuktikan dengan karyawan yang
kebutuhan dasar manusia, dalam hal melakukan test food tidak
ini Sanitasi Hygiene berperan penting menggunakan personal spoon
untuk menjaga agar makanan layak di melainkan menggunakan tangan, tidak
konsumsi. Sanitasi Hygiene mencuci tangan sebelum melakukan
merupakan salah satu bentuk upaya aktivitas kerja dan merokok di area
untuk menciptakan lingkungan yang dapur, menggunakan sendal pada saat
aman, sehat, dan bebas dari bekerja, dan tidak mengenakan baju
pencemaran lingkungan, sehingga double breast pada saat bekerja.
dapat mengurangi penyakit. Sanitasi Rumusan masalah penelitian ini
Hygiene penting diterapkan dalam yaitu bagaimana pengetahuan
semua aspek kehidupan termasuk karyawan mengenai Sanitasi Hygiene
dalam pengelolaan industri Jasa Boga. di Isola Resort khususnya pada
Selama penulis melaksanakan Praktik departemen F&B Product dan F&B
Industri di Isola Resort karyawan F&B Service?
Product dan F&B Service di hotel Tujuan dalam penelitian ini
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No. 1, April 2019 33

adalah untuk memperoleh gambaran perhatian saja d) pengamatan dapat


mengenai pengetahuan karyawan F&B dicek dan dikontrol validitas dan
Product dan F&B Service mengenai reliabilitas (Nazir, 2003, hlm. 175).
Sanitasi lingkungan dan Hygiene Sebelum digunakan dalam penelitian,
personal. tes terlebih dahulu diuji kelayakannya
dengan menyebarkan 30 butir soal tes
METODE PENELITIAN kepada non responden sebanyak 12
Metode penelitian yang orang untuk dianalisis mengenai
digunakan penulis adalah metode validitas. Setelah dilakukan uji
penelitian deskriptif yang dilakukan validitas yang layak untuk penelitian
untuk mengetahui nilai variabel secara berjumlah 25 soal.
mandiri, baik satu variabel maupun Sebanyak 25 butir soal
lebih tanpa mempuat perbandingan kemudian disebarkan kepada 9 orang
atau menghubungkannya dengan responden. Responden dikumpulkan
variabel lain (Sugiyono, 2012, hlm. pada satu ruangan dan diberikan
13). Subjek penelitian seluruh waktu 45 menit untuk menjawab tes
karyawan F&B Product dan F&B yang diberikan. Selanjutnya
Service di Isola Resort Bandung instrument diperiksa dan
dengan jumlah populasi 9 orang. Pada diberikanskor, untuk setiap jawaban
penelitian ini yang dilakukan oleh yang benar diberi skor 1 dan jawaban
peneliti yaitu sensus. Sensus dilakukan yhang salah diberi skor 0. Jawaban
dikarenakan peneliti tidak melakukan responden kemudian ditabulasi
teknik sampling, hal ini karena seluruh menggunakan bantuan Microsoft
anggota populasi yaitu karyawan yang Excel 2013. Instrumen yang telah
bekerja di Isola Resort dijadikan diberikan skor dipersentasekan dan
responden dalam penelitian ini. dikategorikan menurut pendapat
Instrument penelitian yang digunakan Riduwan (2010, hlm.15) mengenai
berupa tes objektif yaitu tes yang batasan, yang disesuaikan dengan
dalam pemeriksaannya dapat studi kesiapan yaitu sebagai berikut:
dilakukan secara objektif (Arikunto, 81 % - 100 % = Baik Sekali
2009, hlm. 164). Jenis tes objektif 61 % - 80 % = Baik
yang digunakan dalam penelitian ini 41% - 60% = Cukup
adalah pilihan ganda (multiple choice) 21% - 40% = Kurang
karena dalam tes objektif, tipe pilihan 0% - 20% = Jelek
ganda banyak mengungkapkan aspek
pengetahuan (Sudjana, 2011, hlm. 25). TEMUAN PENELITIAN
Teknik pengumpulan data yang akan Hasil olah data uji validitas soal
penulis pakai adalah observasi, dengan diperoleh 21 soal yang valid dan 4
kriteria sebagai berikut: a) pengamatan soal tidak valid pada nomor soal 3, 11,
digunakan untuk penelitian dan 22, dan 25, soal yang tidak valid di
direncanakan secara sistematik b) perbaiki dan di uji coba kan kembali
pengamatan harus berkaitan dengan kepada karyawan hingga valid.
tujuan penelitian yang direncanakan c) Berdasarkan hasil perhitungan
pengamatan tersebut dicatat secara
reliabilitas menggunakan Microsoft
sistematis dan dihubungkan dengan
proposisi umum dan bukan dipaparkan Excel 2013 di dapatkan = 0,81 maka
sebagai suatu set yang menarik hasil tersebut berada pada indeks
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No. 1, April 2019 34

0,800 – 1,000 termasuk ke dalam dan 2 orang berpengetahuan cukup,


kategori sangat reliabel. Hasil olah dari keseluruhan 9 responden tersebut
data uji tingkat kesukaran soal dengan memiliki total skor sebanyak 172 dan
menggunakan program Microsoft diambil rata-rata menunjukan bahwa
Excel 2013 di peroleh 17 butir soal karyawan F&B Kitchen
tergolong sedang, 7 butir soal berpengetahuan baik sebesar 76%.
tergolong sukar, dan 1 butir soal Walaupun karyawan sudah memiliki
tergolong mudah. Hasil olah data uji pengetahuan yang baik, namun pada
daya pembeda soal dengan kenyataannya pengetahuan tersebut
menggunakan Microsoft Excel 2013 tidak di implementasikan pada saat
diperoleh 12 soal baik, 5 soal sangat bekerja. Sanitasi hygiene merupakan
baik, 4 soal cukup, dan 3 soal jelek. salah satu bagian penting yang harus
Hasil uji validitas, uji reliabilitas, diperhatikan oleh karyawan F&B
tingkat kesukaran, dan daya beda Kitchen dan F&B Service terutama
instrumen berupa tes tersebut yang bertanggung jawab dalam
digunakan sebanyak 25 soal. Soal ini mengolah makanan secara langsung.
digunakan untuk mengukur Karyawan harus benar-benar dalam
pengetahuan responden tentang SOP, keadaan bersih dan selalu
sanitasi lingkungan kerja, peralatan, memperhatikan kebersihan pribadi
dan hygiene personal. Soal yang baik dalam perilaku maupun yang ada
digunakan adalah soal yang sudah di dalam diri penjamah makanan, serta
uji validitasnya, memiliki tingakat karyawan harus memperhatikan
kesukaran 68% tergolong sedang dan kebersihan lingkungan terutama
32% tergolong sukar. Soal yang lingkungan tempat karyawan bekerja.
digunakan merupakan soal mengenai
pengetahuan responden seputar PEMBAHASAN
kebersihan lingkungan dan pribadi. Pengetahuan adalah informasi
hasil uji kualitas soal ini kemudian yang telah diproses dan
dijadikan sebagai alat ukur yang diorganisasikan untuk memperoleh
dijadikan untuk mengetahui tingkat pemahaman, pembelajaran, dan
pengetahuan responden tentang pengalaman yang terakumulasi
sanitasi hygiene. sehingga dapat diaplikasikan ke dalam
Berdasarkan hasil analisis, proses tertentu. Pengetahuan
pengetahuan karyawan mengenai merupakan hasil “tahu” dan terjadi
sanitasi hygiene berada pada kategori setelah orang melakukan pengindraan
baik yakni dengan jumlah skor secara terhadap suatu objek tertentu.
keseluruhan 172 dengan persentase pengindraan terjadi melalui panca
berada pada 76%, ditinjau dari indra manusia, yaitu indra penglihatan,
rekapitulasi butir soal, 77% karyawan pendengaran, penciuman, rasa dan
menjawab benar dan 23% menjawab raba (Notoatmodjo, 2010, hlm 26).
salah. Pengetahuan atau kognitif merupakan
Karyawan yang memiliki domain yang sangat penting dalam
pengetahuan sangat baik berjumlah 5 membentuk tindakan seseorang.
orang, 1 orang berpengetahuan baik, Pengetahuan merupakan suatu proses
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No. 1, April 2019 35

yang tingkatannya paling rendah, makanan. Sanitasi pangan bertujuan


segala sesuatunya memerlukan untuk mencapai kebersihan yang
pengetahuan terlebih dahulu sehingga prima mulai dari tempat produksi,
terjadi proses yang saling berkaitan persiapan penyimpanan bahan pangan,
dalam melaksanakan suatu pekerjaan. penyajian makanan, dan sanitasi
Penulis menyimpulkan dari beberapa lingkungan kerja.
pendapat para ahli bahwa seseorang Hygiene adalah suatu usaha
dikatakan mengetahui di tandai pencegahan penyakit yang
dengan kemampuan mendefinisikan, menitikberatkan pada usaha kesehatan
mengidentifikasi, menyusun daftar, perseorangan atau manusia beserta
mencocokan, menyatakan kembali, lingkungan tempat orang tersebut
memilih, menyebutkan suatu konsep berada (Murniyati, dkk, 2014, hlm.
yang diperoleh. 42). Hygiene menurut Depkes RI
Sanitasi menurut World Health Tahun 2004 adalah upaya kesehatan
Organization (WHO) adalah suatu dengan cara memelihara dan
usaha yang mengawasi beberapa melindungi kebersihan individu,
faktor lingkungan fisik yang seperti mencuci tangan untuk
berpengaruh kepada manusia terutama kebersihan tangan, mencuci piring
terhadap hal-hal yang mempengaruhi untuk melindungi kebersihan piring,
efek, merusak perkembangan fisik, membuang bagian makanan yang
kesehatan, dan kelangsungan hidup. rusak untuk melindungi keutuhan
Sanitasi dalam industri makanan makanan secara keseluruhan. Hygiene
berarti membersihkan seluruh berkaitan erat dengan keamanan
permukaan (lantai, meja kerja, mesin pangan, di dalam prinsip hygiene
dan peralatan, serta pekerja) yang makanan tidak hanya mencakup bakan
bersentuhan dengan produk makanan makanan yang dapat membahayakan
melalui perlakuan yang efektif dalam kesehatan fisik dan kimia namun
memusnahkan mikroba yang mencakup bahan kotoran lain
membahayakan kesehatan masyarakat, meskipun tidak secara langsung
dan secara substansial mengurangi membahayakan kesehatan seperti,
jumlah mikroba yang tidak diinginkan bahan membusuk dan debu.
tanpa mengganggu keamanan Sanitasi dan hygiene merupakan
makanan bagi konsumen (Surono, salah satu unsur penting untuk dapat
2016, hlm. 89). menghasilkan produk makanan yang
Penulis menyimpulkan bahwa aman sehingga pelaksanaan
sanitasi adalah tindakan mengawasi penyelenggara sanitasi dan hygiene
yang berkaitan dengan lingkungan diwajibkan untuk seluruh industri
yang dapat mempengaruhi pangan, restoran, bahkan hingga
kelangsungan hidup agar terhindar penyelenggara makanan jajanan.
dari ancaman kuman penyebab Makanan merupakan kebutuhan
penyakit. Sanitasi industri pangan baik sehari-hari manusia yang harus
secara langsung maupun tidak dipenuhi. Makanan menjadi salah satu
langsung berhubungan dengan penyebab terjadinya keracunan
persiapan, pengolahan, dan penyajian makanan dan dapat menjadi perantara
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No. 1, April 2019 36

dalam penularan penyakit atau dikenal terkontaminasi oleh bakteri, jamur,


sebagai Food Borne Disease. Salah racun, dan benda berbahaya lain yang
satu upaya untuk menghindari berbahaya jika dikonsumsi.
terjadinya keracunan dan penularan Sanitasi Hygiene perorangan
penyakit adalah dengan menerapkan yaitu sikap bersih perilaku penjaja/
sanitasi dan hygiene makanan. penyelenggara makanan agar makanan
Sanitasi memiliki arti yang mirip tidak tercemar. Beberapa hal yang
dengan hygiene. Hygiene lebih harus diperhatikan antara pencucian
terfokus pada aktifitas manusia, tangan, kebersihan hidung, rambut,
sedangkan sanitasi terfokus pada kuku, mulut, gigi dan telinga,
lingkungan manusia. Menurut WHO, kebersihan pakaian, kebersihan hidup
sanitasi merupakan salah satu upaya yang baik, dan pemeriksaan secara
untuk mengawasi faktor-faktor yang berkala (Fathonah, 2005, hlm. 11).
berasal dari lingkungan fisik yang Penjamah makanan memegang
akan berpengaruh pada manusia, peranan penting dalam menjamin
terutama hal-hal yang menimbulkan mutu dan keamanan makanan.
kerusakan perkembangan fisik, Kebersihan pribadi harus diperhatikan
kesehatan, dan kelangsungan hidup. oleh penjamah makanan sebelum
Sanitasi hygiene makanan dan mengolah makanan. Kebiasaan
minuman adalah suatu upaya yang berperilaku bersih dengan cara
dapat dilakukan untukmengendalikan memperhatikan diri sendiri dan
faktor, orang, dan makanan yang lingkungan, akan mencegah terjadinya
memiliki kemungkinan untuk penyebaran penyakit pada makanan.
menimbulkan gangguan kesehatan dan Kewajiban penjamah makanan
keracunan makanan. Makanan yang menurut modul Keselamatan
aman untuk dikonsumsi adalah Keamanan Kerja (2014) adalah
makanan yang tidak tercemar dan sebagai berikut : a) Kebersihan
tidak menyebabkan kerugian pada anggota tubuh karyawan penjamah
kesehatan manusia. makanan, diantaranya menjaga
Sebelum memasuki area dapur, kebersihan rambut, menjaga
seorang penjamah makanan (food kebersihan mulut, gigi, dan telinga,
handler) harus memperhatikan menjaga kebersihan wajah, menjaga
kebersihan diri sendiri dan kebersihan hidung, dan menjaga
lingkungan. Kebersihan diri sendiri kebersihan tangan dan kuku, b)
dan lingkungan sangat diperlukan Kebersihan pakaian kerja, dan c)
dimulai dari persiapan, pengolahan, Kesehatan penjamah makanan.
sampai penyajian agar makanan tidak Setiap perusahaan memiliki
terkontaminasi, jika makanan prosedur dalam menjalankan kegiatan.
terkontaminasi maka akan berdampak Prosedur kerja adalah serangkaian
buruk bagi kesehatan manusia. tugas yang saling berkaitan dan yang
Menjaga mutu dan keamanan secara kronologis berurutan dalam
makanan akan menghasilkan makanan rangka menyelesaikan suatu pekerjaan
yang berkualitas. Bahan makanan (Teni dan Syamsi, 1994, hlm. 16).
yang digunakan terjamin, tidak prosedur kerja itu merupakan kegiatan
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No. 1, April 2019 37

yang harus dilakukan secara berurutan karyawan tentang sanitasi hygiene dan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan SOP berada pada kategori baik sekali.
tertentu, dalam rangka melaksanakan
suatu pekerjaan, disamping jelasnya Rekomendasi
urutan atau langkah-langkah, Berdasarkan hasil penelitian ini
diperlukan juga suatu standar kerja penulis ingin memberikan
untuk mencapai tujuan yang telah rekomendasi pada pihak-pihak yang
ditetapkan. Kesehatan dan diharapkan dapat mengembangkan
keselamatan kerja juga diperlukan di hasil penelitian ini agar lebih
industri pariwisata pada umumnya dan bermanfaat, diantaranya :
di hotel pada khususnya. Kecelakaan 1. Karyawan Food and Beverage
kerja dapat terjadi di kamar, bar, Product dan Food and Beverage
lobby, ruangan umum, restoran, Service
bahkan dapur. Dapur merupakan Diharapkan dapat
tempat yang sangat rentan terhadap mempertahankan kualitas
kecelakaan karena di dapur terdapat pengetahuan sanitasi hygiene
peralatan dan perlengkapan yang dalam kesadaran akan terciptanya
membahayakan apabila pekerja tidak lingkungan kerja yang bersih dan
mengetahui bagaimana cara SOP sebagai acuan dalam bekerja
menggunakan peralatan tersebut khususnya dalam aspek Personal
dengan baik dan benar, misalnya hygiene, agar penyebaran penyakit
pisau, gas, oven, dan peralatan serta bakteri tidak menyebar
membahayakan lainnya. Kecelakaan kedalam makanan dan konsumen,
kerja di dapur dapat disebabkan oleh sehingga karyawan F&B Product
kondisi lingkungan yang tidak aman dan F&B Service dapat
dan sehat, bencana, peralatan yang meningkatkan kualitas pelayanan
tidak memenuhi syarat, dan perilaku terutama dalam aspek sanitasi
yang tidak aman dari pekerja. lingkungan dan kebersihan pribadi.
Kurangnya pengetahuan dan Diharapkan pula karyawan tidak
pemahaman menjadi penyebab hanya mengetahui SOPnya saja
perilaku tidak aman bagi karyawan. namun dapat secara keseluruhan
mengaplikasikan SOP kedalam
SIMPULAN DAN aktivitas pekerjaannya. Karyawan
REKOMENDASI F&B Product dan F&B Service
Simpulan sebaiknya menambah pengetahuan
Simpulan dalam penelitian ini lebih lengkap mengenai sanitasi
disusun berdasarkan pada identifikasi lingkungan dan kebersihan pribadi
masalah, tujuan penelitian, hasil agar dapat lebih sadar akan
pengolahan data dan pembahasan hasil pentingnya sanitasi hygiene saat
penelitian dari Pengetahuan Sanitasi bekerja.
Hygiene Karyawan Food and 2. Pihak Isola Resort Bandung
Beverage Product dan Food and Sebagai pihak Isola Resort
Beverage Service, menunjukan rata- diharapkan lebih aktif dalam
rata persentase tes pengetahuan
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No. 1, April 2019 38

meningkatkan pengawasan kepada mahasiswa program studi


para karyawan khususnya di F&B kesehatan masyarakat.
Product dan F&B Service saat Departemen Kesehatan RI. (1994).
bekerja agar menghasilkan Pedoman Pengelolaan dan
karyawan yang berperilaku sesuai Penyehatan Makanan Warung
aturan sehingga akan menghasilkan Sekolah. Jakarta,
www.landasanteori.com/2015/0
produk yang aman untuk
8/pengertian-higiene-sanitasi-
konsumen. Pihak Resort sebaiknya makanan.html?m=1, diakses
memberikan pembinaan atau Agustus 2015
pelatihan secara rutin serta Departemen Pendidikan Nasional.
memberikan gambaran nyata (2017). Pedoman Penulisan
bahaya yang berkaitan dengan saat Karya Ilmiah. Bandung : UPI.
mengolah makanan agar penjamah Fathonah, Siti. (2005). Hygiene dan
selalu memperhatikan perilaku Sanitasi Makanan. Semarang:
hygiene saat bekerja, sehingga Unnes Pres.
dapat menghasilkan karyawan yang Murniyati, dkk. (2014). Teknik
berkualitas sesuai dengan standar Pengolahan Tepung Kalsium
hotel. dari Tulang Ikan Nila. Jakarta:
Penebar Swadaya Group.
3. Peneliti selanjutnya
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012).
Berdasarkan hasil penelitian Metodologi Penelitian
ini dirasa perlu dilakukan penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
lebih lanjut terkait dengan faktor Cipta.
penyebab karyawan kurang Sudiara, Bagus P dan Sabudi N.S.
melaksanakan SOP yang ada di (1995). Hygiene dan Sanitasi.
Isola Resort. Jakarta.
Sudjana, Nana. (2011). Penilaian
Hasil Proses Belajar. Bandung:
DAFTAR PUSTAKA
PT. Remaja Rosdakarya.
Anwar, S. (1997). Sanitasi Makanan Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
dan Minuman pada Institusi Pendidikan Pendekatan
Pendidikan Tenaga Sanitasi, Kuantitatif, Kualitatif, dan
Pusat Pendidikan Tenaga R&D. Bandung: Alfabeta
Sanitasi, Pusat Pendidikan Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Tenaga Depkes RI, Jakarta. Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Sumiyati, Tuti. (2013). Sanitasi,
Pembelajaran. Bandung:
Hygiene, dan Keselamatan
Remaja Rosdakarya. Kerja Bidang Makanan 2.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar- Kementrian Pendidikan dan
Dasar Evaluasi Pendidikan. Kebudayaan, Jakarta.
Jakarta: Bumi Aksara Surono, Ingrid Suryanti. (2016).
Atun, Romlah. (2016). Faktor-faktor Pengantar Keamanan Pangan.
yang mempengaruhi Personal Yogyakarta: Deepublish.
hygiene penjamah makanan di Hasan, D Lily. (2016). Hygiene
kantin universitas esa unggul
sanitasi dapur dan penjamah
tahun 2016. Jakarta: Jurnal
makanan pada hotel di kota
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No. 1, April 2019 39

parepare provinsi sulawesi Bandung. Skripsi. Universitas


selatan. Makassar: Jurnal Pendidikan Indonesia.
Politeknik Pariwisata Makassar Yula. (2006). Hubungan Sanitasi
Suwarto. (2007). Tingkat Kesulitan, Rumah Tinggal dan Hygiene
Daya Beda, dan Reliabilitas Tes Perorangan dengan Kejadian
Menurut Teori Tes Klasik. Dermatitis di Desa Moramo
Jurnal Pendidikan. Jilid 16, Kabupaten Konawe Selatan.
nomor 2, Juli 2007. Skripsi, Universitas Haluoleo,
Umbarawaty, Windha. (2016). Kendari,
Analisis Pengetahuan Higiene https://yettyseptianimustar.blogs
dan Sanitasi Sebagai Kesiapan pot.co.id/2012/01/sanitasi-
Praktek Kerja Nyata Mahasiswa lingkungan.html?m=1, diakses
Sekolah Tinggi Pariwisata tanggal 20 Januari 2012.

Anda mungkin juga menyukai