Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENUTUP AURAT

Disusun Oleh :

RAHMAH

SMA NEGERI 1 KUTACANE


ACEH TENGGARA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kutacane, April 2021

Penyusun,

                                                                           

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

A. Kewajiban Menutup Aurat................................................................................2


B. Adab Berpakaian Wanita Dalam Islam.............................................................5
C. Batasan Batasan Aurat.......................................................................................8
D. Manfaat Menutup Aurat....................................................................................11

BAB III PENUTUP...........................................................................................................12

A. Kesimpulan.......................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aurat diambil dari bahasa Arab, Aurah artinya “an naqsu” atau keaiban. Menurut
istilah fiqih, aurat adalah bagian tubuh seseorang yang wajib ditutupi dari pandangan. Dalam
islam, terdapat beberapa keadaan dimana masyarakat islam dibenarkan membuka aurat tetapi
hanya pada orang-orang tertentu (mahram) dan dalam keadaan tertentu (darurat).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Kewajiban Menutup Aurat ?
2. Adab Berpakaian Wanita Dalam Islam ?
3. Batasan Batasan Aurat ?
4. Manfaat Menutup Aurat ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Kewajiban Menutup Aurat
2. Untuk mengetahui Adab Berpakaian Wanita Dalam Islam
3. Untuk emngetahui Batasan Batasan Aurat
4. Manfaat Menutup Aurat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kewajiban Menutup Aurat


Aurat adalah suatu angggota badan yang tidak boleh di tampakkan dan di perlihatkan
oleh lelaki atau perempuan kepada orang lain.
Menutup aurat hukumnya wajib sebagaimana kesepakatan para ulama berdasarkan
firman Allâh swt:
َ‫ظنَ فُرُو َجه َُّن َواَل يُ ْب ِدينَ ِزينَتَه َُّن إِاَّل َما ظَهَ َر ِم ْنهَا ۖ َو ْليَضْ ِر ْبن‬ ْ َ‫ار ِه َّن َويَحْ ف‬ َ ‫ت يَ ْغضُضْ نَ ِم ْن أَ ْب‬
ِ ‫ص‬ ِ ‫َوقُلْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنَا‬
‫بِ ُخ ُم ِر ِه َّن َعلَ ٰى ُجيُوبِ ِه َّن ۖ َواَل يُ ْب ِدينَ ِزينَتَه َُّن إِاَّل لِبُعُولَتِ ِه َّن أَوْ آبَائِ ِه َّن أَوْ آبَا ِء بُعُولَتِ ِه َّن أَوْ أَ ْبنَائِ ِه َّن أَوْ أَ ْبنَا ِء‬
‫ت أَ ْي َمانُه َُّن أَ ِو التَّابِ ِعينَ َغي ِْر‬
ْ ‫بُعُولَتِ ِه َّن أَوْ إِ ْخ َوانِ ِه َّن أَوْ بَنِي إِ ْخ َوانِ ِه َّن أَوْ بَنِي أَ َخ َواتِ ِه َّن أَوْ نِ َسائِ ِه َّن أَوْ َما َملَ َك‬
‫ت النِّ َسا ِء ۖ َواَل يَضْ ِر ْبنَ بِأَرْ ُجلِ ِه َّن لِيُ ْعلَ َم َما‬
ِ ‫ َعلَ ٰى عَوْ َرا‬x‫ظهَرُوا‬ ْ َ‫أُولِي اإْل ِ رْ بَ ِة ِمنَ ال ِّر َجا ِل أَ ِو الطِّ ْف ِل الَّ ِذينَ لَ ْم ي‬
َ‫ إِلَى هَّللا ِ َج ِميعًا أَيُّهَ ْال ُم ْؤ ِمنُونَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬x‫ي ُْخفِينَ ِم ْن ِزينَتِ ِه َّن ۚ َوتُوبُوا‬
Artinya : Katakanlah kepada orang laki–laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan
pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allâh maha mengatahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah
kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)
nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau
ayah suami mereka, atau putera–putera mereka, atau putera–putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-
putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka
miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita)
atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allâh, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. [an-
Nûr/24:31]
Kandungan Q.S. an-Nur/24:31

Dalam ayat ini, Allah Swt. berfirman kepada seluruh hamba-Nya


yang mukminah agar menjaga kehormatan diri mereka dengan cara menjaga pandangan,
menjaga kemaluan, dan menjaga aurat. Dengan menjaga ketiga hal tersebut, dipastikan

2
kehormatan mukminah akan terjaga. Ayat ini merupakan kelanjutan dari perintah Allah Swt.
kepada hamba-Nya yang mukmin untuk menjaga pandangan dan menjaga kemaluan. Ayat ini
Allah Swt. khususkan untuk hamba-Nya yang beriman, berikut penjelasannya.

Pertama, menjaga pandangan. Pandangan diibaratkan “panah setan” yang siap ditembakkan


kepada siapa saja. “Panah setan” ini adalah panah yang jahat yang merusakan dua pihak
sekaligus, si pemanah dan yang terkena panah. Rasulullah saw. juga bersabda pada hadis
yang lain, “Pandangan mata itu merupakan anak panah yang beracun yang terlepas dari busur
iblis, barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah Swt., maka Allah Swt. akan
memberinya ganti dengan manisnya iman di dalam hatinya.” (Lafal hadis yang disebutkan
tercantum dalam kitab Ad-Da’wa Dawa’ karya Ibnul Qayyim).
Panah yang dimaksud adalah pandangan liar yang tidak menghargai kehormatan diri
sendiri dan orang lain. Zina mata adalah pandangan haram. Al-Qurān memerintahkan agar
menjaga pandangan ini agar tidak merusak keimanan karena mata adalah jendela hati. Jika
matanya banyak melihat maksiat yang dilarang, hasilnya akan langsung masuk ke hati dan
merusak hati. Dalam hal ketidaksengajaan memandang sesuatu yang haram, Rasulullah saw.
bersabda kepada Ali ra., “Wahai Ali, janganlah engkau mengikuti pandangan (pertama yang
tidak sengaja) dengan pandangan (berikutnya), karena bagi engkau pandangan yang pertama
dan tidak boleh bagimu pandangan yang terakhir (pandangan yang kedua)” (H.R. Abu
Dawud dan At-Tirmidzi, di-hasan-kan oleh Syaikh al-Albani).

Kedua, menjaga kemaluan. Orang yang tidak bisa menjaga kemaluannya pasti tidak bisa
menjaga pandangannya. Hal ini karena menjaga kemaluan tidak akan bisa dilakukan jika
seseorang tidak bisa menjaga pandangannya. Menjaga kemaluan dari zina adalah hal yang
sangat penting dalam menjaga kehormatan. Karena dengan terjerumusnya ke dalam zina,
bukan hanya harga dirinya yang rusak, orang terdekat di sekitarnya seperti orang tua, istri/
suami, dan anak akan ikut tercemar. “Dan, orang-orang yang memelihara kemaluannya.
Kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki. Maka
sesungguhnya, mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang sebaliknya,
mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (Q.S. al-Ma’ārij/70:29-31)
Allah Swt. sangat melaknat orang yang berbuat zina, dan menyamaratakannya dengan
orang yang berbuat syirik dan membunuh. Sungguh, tiga perbuatan dosa besar yang amat
sangat dibenci oleh Allah Swt. Firman-Nya: “Dan, janganlah kalian mendekati zina.

3
Sesungguhnya, zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S.
alIsrā’/17:32).

Ketiga, menjaga batasan aurat yang telah dijelaskan dengan rinci dalam hadis-hadis Nabi.
Allah Swt. memerintahkan kepada setiap mukminah untuk menutup auratnya kepada mereka
yang bukan mahram, kecuali yang biasa tampak dengan memberikan penjelasan siapa saja
boleh melihat.  Di antaranya adalah suami, mertua, saudara laki-laki, anaknya, saudara
perempuan, anaknya yang laki-laki, hamba sahaya, dan pelayan tua yang tidak ada hasrat
terhadap wanita.
Di samping ketiga hal di atas, Allah Swt. menegaskan bahwa
walaupun auratnya sudah ditutup namun jika berusaha untuk ditampakkan dengan berbagai
cara termasuk dengan menghentakkan kaki supaya gemerincing perhiasannya terdengar, hal
itu sama saja dengan membuka aurat. Oleh karena itu, ayat ini ditutup dengan perintah untuk
bertaubat karena hanya dengan taubat  dari kesalahan yang dilakukan dan berjanji untuk
mengubah sikap, kita akan beruntung.

Selain, Q.S. an-Nur/24:31, Allâh Swt. juga berfirman :


‫ين‬ ِ ‫ْرفُوا ۚ إِنَّهُ اَل ي ُِحبُّ ْال ُمس‬
xَ ِ‫ْرف‬ ِ ‫ َواَل تُس‬x‫ْج ٍد َو ُكلُوا َوا ْش َربُوا‬
ِ ‫م ِع ْن َد ُك ِّل َمس‬xْ ‫يَا بَنِي آ َد َم ُخ ُذوا ِزينَتَ ُك‬
Artinya : “Wahai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid,
makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allâh tidak menyukai
orang-orang yang berlebihan”. [al-A’râf/7:31]
Sebab turunnya ayat ini sebagaimana yang di sebutkan dalam Shahîh Muslim dari Ibnu
Abbâs Radhiyallahu anhuma, beliau berkata:

ِ ‫م ِع ْن َد ُك ِّل َمس‬xْ ‫ت هَ ِذ ِه اآْل يَةُ ُخ ُذوا ِزينَتَ ُك‬


‫ْج ٍد‬ ِ ‫وف بِ ْالبَ ْي‬
ْ َ‫ت َو ِه َي عُرْ يَانَةٌ … فَنَ َزل‬ xُ ُ‫َت ْال َمرْ أَةُ تَط‬
ْ ‫َكان‬
Dahulu para wanita tawaf di Ka’bah tanpa mengenakan busana … kemudian Allâh
menurunkan ayat :

ِ ‫م ِع ْن َد ُك ِّل َمس‬xْ ‫يَا بَنِي آ َد َم ُخ ُذوا ِزينَتَ ُك‬


‫ْج ٍد‬
Artinya : “Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
masjid…”[HR. Muslim, no. 3028]
Bahkan Allâh SWT memerintahkan kepada istri-istri nabi dan wanita beriman untuk menutup
aurat mereka sebagaimana firman-Nya :
‫ك َوبَنَاتِكَ َونِ َسا ِء ْال ُم ْؤ ِمنِينَ يُ ْدنِينَ َعلَ ْي ِه َّن ِم ْن َجاَل بِيبِ ِه َّن ۚ ٰ َذلِكَ أَ ْدن َٰى أَ ْن يُع َْر ْفنَ فَاَل‬َ ‫يَا أَيُّهَا النَّبِ ُّي قُلْ أِل َ ْز َوا ِج‬
‫ي ُْؤ َذ ْينَ ۗ َو َكانَ هَّللا ُ َغفُورًا َر ِحي ًما‬

4
Artinya : “Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka !” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak di ganggu. dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. [al-
Ahzâb/33:59]
Kandungan Q.S. al-Ahzāb/33:59

Dalam ayat ini, Rasulullah saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para


istrinya dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau untuk
memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan membedakan dengan
perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka tidak diganggu. Karena dengan
mengenakan jilbab, orang lain mengetahui bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’ān ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy terhadap
para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad saw. yang menyamakan mereka dengan
budak. Karena pada masa itu, budak tidak mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam
rangka melindungi kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan kenyamanan
mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena seorang individu itu sendiri yang
tidak menyambut ajakan al-Qur’ān untuk berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita,
mereka yang mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan
kedua-duanya. Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad)

B. Adab Berpakaian Wanita Dalam Islam


1. Wajib Menutup Aurat
Seluruh tubuh wanita adalah aurat terkecuali wajah dan telapak tangan serta ujung
jari-jari tangannya saja. Pakaian yang panjang dan kerudung yang menjuntai sampai
menutupi dada adalah salah satu pakaian yang dianjurkan dalam Islam. Bahkan tidak jarang
para wanita memakai cadar untuk menutupi wajahnya dan hanya menyisakan bagian matanya
saja yang terbuka karena bagian wajah wanita pun dapat memicu timbulnya syahwat negatif
pada laki-laki yang intens memandangnya secara langsung dalam waktu yang lama.

5
2. Menggunakan Pakaian Yang Longgar
Menggunakan pakaian yang longgar adalah salah satu upaya untuk menutup aurat
juga, karena menutup aurat tidak hanya soal menutupi bagian tubuhnya saja akan tetapi juga
menyamarkan lekuk tubuh sehingga lekuk tubuh kita tidak tercetak pada pakaian ketat yang
kita pakai. Untuk itu Islam mengharuskan wanita memakai pakaian yang longgar. Selain itu
dalam dunia kesehatan juga menganjurkan pakaian yang longgar agar kulit tubuh kita
memiliki ruang gerak yang leluasa serta ruang napas bagi kulit kita.

3. Menghindari Pakaian Syuhroh


Pakaian yang syuhroh adalah pakaian yang terlalu menarik perhatian banyak orang,
baik itu terlalu mewah atau terlalu tidak layak pakai ataupun pakaian yang tidak
menyesuaikan dengan waktu dan tempat.

Dari Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Barangsiapa mengenakan pakaian syuhroh di dunia, niscaya Allah akan mengenakan
pakaian kehinaan padanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api
neraka.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

4. Menggunakan Pakaian Yang Sederhana


Dalam hal kesederhanaan pakaian dan penampilan, baik laki-laki maupun perempuan
sama-sama dianjurkan untuk menerapkannya. Karena pakaian yang terlalu mencolok akan
lebih menarik perhatian pandangan laki-laki serta menimbulkan ‘fitnh’ lain seperti rasa
minder, iri, dengki, sombong bahkan takabur baik pada pemakainya atau orang yang
melihatnya.

5. Menggunakan Pakaian Berbahan Tebal (Tidak Tansparan)


Menutup aurat bukan hanya soal menutupi bagian tubuhnya saja tapi juga
menyamarkan lekuk tubuh agar tidak tercetak pada pakaian yang transparan atau ketat.
Walaupun pakaiannya longgar namun jika bahannya tipis dan transparan maka lekuk tubuh
akan tetap terlihat secara samar. Oleh karena itu seorang wanita harus pandai dan bijak dalam
memilih pakaian yang akan dikenakannya dengan memilih bahan yang tepat dan tidak
transparan.

6
Dalam sebuah hadits shohih, Rasulullah SAW bersabda:
“Dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu : Suatu kaum yang
memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita berpakaian tapi
telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti
itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium
selama perjalanan ini dan ini.” (HR.Muslim).

6. Menghindari Pakaian Yang Menyerupai Laki-Laki


Islam sangat tegas dalam hal ini bahwa perempuan tidak diperkenankan mengenakan
pakaian atau berpenampilan seperti laki-laki, begitupun sebaliknya. Hal ini telah dijelaskan
dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra “Rasulullah SAW akan melaknat pria
yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria.”
Kamudian Ibnu Abbas ra juga berkata:
“Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang
menyerupai kaum pria.” (HR. Bukhari)

7. Menghindari Pakaian Yang Menyerupai Seorang Kafir


Pakaian wanita muslim jelas akan sangat berbeda dengan pakaian mereka yang kafir
maupun beragama lain, pengaturan Islam dalam hal pakaian tidak hanya mengedepankan soal
fashion atau fungsi dari pakaian yang dikenakan oleh seseorang tapi lebih dari pada itu, yakni
aurat dan segala ‘fitnah’ yang mungkin bisa ditimbulkan dari tubuh seorang manusia.

8. Tidak Menggunakan Wangi-Wangian


Islam tidak memperkenankan wanita muslim untuk menggunakan wangi-wangian
pada saat keluar rumah. Tanpa menggunakan wewangian pun wanita sudah bisa
menimbulkan banyak ‘fitnah’ apalagi jika ia menggunakan wewangian, wangi harum yang
tercium oleh laki-laki dapat menarik perhatian lebih bahkan bisa membangkitkan gairah atau
hawa nafsu untuk sekedar iseng menggoda atau bahkan melakukan hal negatif yang lebih
berbahaya dan merendahkan wanita tersebut.

Sebuah hadis Dari Abu Musa Al Asy’ary menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:

7
“Perempuan mana saja yang memakai wewangian, lalu melewati kaum pria agar mereka
mendapatkan baunya, maka ia adalah wanita pezina.” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi
dan Ahmad).

9. Menghindari Pakaian Yang Berhias


Pakaian yang dihiasi dengan berbagai warna dan gambar tidak dianjurkan bagi wanita
muslimah telebih jika gambar tersebut adalah gambar makhluk hidup yang memiliki ruh
secara mutlak seperti binatang dan manusia. Selain itu gambar-gambar atau tulisan yang
dapat menimbulkan perpecahan dan perperangan juga tidak di perkenankan dalam Islam
seperti lambang parta politik atau tulisan yang mengandung unsur sara atau lainnya.

10. Menghindari Bertabarruj


Tabarruj adalah perilaku buruk wanita yang justru menunjukkan apa yang harus
ditutupi dengan memanfatkan jilbab yang digunakannya dengan memperlihatkan mahkota,
perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang ada dalam tubuhnya yang mestinya
ditutup di balik jilbabnya karena hal itu dapat menggoda kaum lelaki. 

C. Batasan Batasan Aurat


1. Aurat Sesama Lelaki
Terjadi perbedaan pendapat di kalangan para Ulama tentang batasan aurat sesama
lelaki, baik dengan kerabat atau orang lain. Pendapat yang paling kuat dalam hal ini adalah
pendapat jumhur Ulama yang mengatakan bahwa aurat sesama lelaki adalah antara pusar
sampai lutut. Artinya pusar dan lutut sendiri bukanlah aurat sedangkan paha dan yang lainnya
adalah aurat.

2. Aurat Lelaki Dengan Wanita


Jumhur Ulama sepakat bahwasanya batasan aurat lelaki dengan wanita mahramnya
ataupun yang bukan mahramnya sama dengan batasan aurat sesama lelaki. Tetapi mereka
berselisih tentang masalah hukum wanita memandang lelaki. Pendapat yang paling kuat
dalam masalah ini ada dua pendapat.
Pendapat pertama, Ulama Syafiiyah berpendapat bahwasanya tidak boleh seorang wanita
melihat aurat lelaki dan bagian lainnya tanpa ada sebab. Dalil mereka adalah keumuman
firman Allâh SWT:

8
‫ار ِه َّن‬
ِ ‫ص‬َ ‫ت يَ ْغضُضْ نَ ِم ْن أَ ْب‬
ِ ‫َوقُلْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنَا‬
Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya. [an-
Nûr/24:31]
Dan mereka juga berdalil dengan qiyas: yaitu sebagaimana di haramkan para lelaki melihat
wanita seperti itu pula di haramkan para wanita melihat lelaki.
Pendapat yang kedua, adalah pendapat Ulama di kalangan mazhab Hambali, boleh bagi
wanita melihat pria lain selain auratnya. Mereka berdalil dengan sebuah hadits yang di
riwayatkan oleh Aisyah RA, dia berkata :
َ‫ َحتَّى أَ ُكون‬، ‫ْج ِد‬
ِ ‫ َوأَنَا أَ ْنظُ ُر إِلَى ْال َحبَ َش ِة يَ ْل َعبُونَ فِى ْال َمس‬، ‫ بِ ِردَائِ ِه‬x‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَ ْستُ ُرنِى‬
َ ‫ى‬ ُ ‫رأَي‬
َّ ِ‫ْت النَّب‬
‫ص ِة َعلَى اللَّه ِْو‬ َ ‫اريَ ِة ْال َح ِديثَ ِة ال ِّسنِّ ْال َح ِري‬
ِ ‫ قَ ْد َر ْال َج‬x‫ فَا ْق ُدرُوا‬، ‫أَنَا الَّ ِذى أَسْأ َ ُم‬
Aku melihat Nabi Saw menutupiku dengan pakaiannya, sementara aku melihat ke arah
orang-orang Habasyah yang sedang bermain di dalam Masjid sampai aku sendirilah yang
merasa puas. Karenanya, sebisa mungkin kalian bisa seperti gadis belia yang suka bercanda
[HR. Al-Bukhâri, no.5236; Muslim, no.892 dan yang lainnya]

3. Aurat Lelaki Dihadapan Istri


Suami adalah mahram wanita yang terjadi akibat pernikahan, dan tidak ada perbedaan
pendapat di kalangan para Ulama bahwasanya seorang suami atau istri boleh melihat seluruh
anggota tubuh pasangannya. Adapun hal ini berdasarkan keumuman firman Allâh Swt
َ‫م َغ ْي ُر َملُو ِمين‬xُْ‫ت أَ ْي َمانُهُ ْم فَإِنَّه‬
ْ ‫﴾ إِاَّل َعلَ ٰى أَ ْز َوا ِج ِه ْم أَوْ َما َملَ َك‬٢٩﴿ َ‫م َحافِظُون‬xْ ‫َوالَّ ِذينَ هُ ْم لِفُرُو ِج ِه‬
Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau
budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. [al-
Ma’ârij/70:29-30]

4. Aurat Wanita Dihadapan Para Lelaki Yang Bukan Mahramnya


Diantara sebab mulianya seorang wanita adalah dengan menjaga auratnya dari
pandangan lelaki yang bukan mahramnya. Oleh kerena itu agama Islam memberikan rambu-
rambu batasan aurat wanita yang harus di tutup dan tidak boleh ditampakkan. Para Ulama
sepakat bahwa seluruh anggota tubuh wanita adalah aurat yang harus di tutup, kecuali wajah
dan telapak tangan yang masih diperselisihkanoleh para Ulama tentang kewajiban
menutupnya. Dalil tentang wajibnya seorang wanita menutup auratnya di hadapan para lelaki
yang bukan mahramnya adalah firman Allâh Swt:

9
‫ك َوبَنَاتِكَ َونِ َسا ِء ْال ُم ْؤ ِمنِينَ يُ ْدنِينَ َعلَ ْي ِه َّن ِم ْن َجاَل بِيبِ ِه َّن ۚ ٰ َذلِكَ أَ ْدن َٰى أَ ْن يُع َْر ْفنَ فَاَل‬َ ‫يَا أَيُّهَا النَّبِ ُّي قُلْ أِل َ ْز َوا ِج‬
‫ي ُْؤ َذ ْينَ ۗ َو َكانَ هَّللا ُ َغفُورًا َر ِحي ًما‬
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.
dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [al-Ahzâb/33:59]

5. Aurat Wanita Di depan Mahramnya


Mahram adalah seseorang yang haram di nikahi kerena adanya hubungan nasab,
kekerabatan dan persusuan. Pendapat yang paling kuat tentang aurat wanita di depan
mahramnya yaitu seorang mahram di perbolehkan melihat anggota tubuh wanita yang biasa
nampak ketika dia berada di rumahnya seperti kepala, muka, leher, lengan, kaki, betis atau
dengan kata lain boleh melihat anggota tubuh yang terkena air wudhu. Hal ini berdasarkan
keumuman ayat dalam surah an-Nûr, ayat ke-31, insyaAllâh akan datang penjelasannya pada
batasan aurat wanita dengan wanita lainnya. Dan hadist Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma,
beliau Radhiyallahu anhuma berkata :
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َج ِم ْيعًا‬
َ ِ‫ضئُوْ نَ فِ ْي َز َما ِن َرسُوْ ِل هللا‬
َّ ‫َكانَ الرِّ َجا ُل والنِّ َسا ُء يَت ََو‬
Dahulu kaum lelaki dan wanita pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan
wudhu’ secara bersamaan [HR. Al-Bukhâri, no.193 dan yang lainnya]

6. Aurat Wanita Di Depan Wanita Lainnya


Terjadi perbedaan pendapat di kalangan para Ulama tentang aurat wanita yang wajib
di tutup ketika berada di depan wanita lain. Ada dua pendapat yang masyhûr dalam masalah
ini :
 Sebagian ahli ilmu berpendapat bahwa aurat wanita di depan wanita lainnya seperti
aurat lelaki dengan lelaki yaitu dari bawah pusar sampai lutut, dengan syarat aman
dari fitnah dan tidak menimbulkan syahwat bagi orang yang memandangnya.
 Batasan aurat wanita dengan wanita lain, adalah sama dengan batasan sama
mahramnya, yaitu boleh memperlihatkan bagian tubuh yang menjadi tempat
perhiasan, seperti rambut, leher, dada bagian atas, lengan tangan, kaki dan betis.
Dalilnya adalah keumuman ayat dalam surah an-Nûr, ayat ke-31.

10
D. Manfaat Menutup Aurat
Ada banyak manfaat yang didapat dari menutup aurat. Menutup aurat yang baik
adalah dengan menggunakan pakaian yang tidak memperlihatkan kulit bagian aurat, bentuk
tubuh yang menarik bagi lawan jenis, tidak tembus pandang, tidak menarik perhatian, dan
yang pasti nyaman dipakai. Untuk laki-laki menutup aurat dari pusat sampai ke lutut.
Sedangkan perempuan hanya boleh memperlihatkan wajah dan telapak tangan.

1. Manfaat Menutup Aurat Dari Segi Agama


- Menghindarkan diri dari dosa akibat mengumbar aurat
- Menghindari fitnah, tuduhan, atau pandangan negatif
- Mencegah timbulnya hawa nafsu dari lawan jenis maupun sesama jenis
- Mencegah rasa cemburu
- Menutupi aib yang ada pada diri kita
- Meninggikan derajat
- Sebagai identitas seorang muslim
- Memperkuat kontrol sosial

2. Manfaat Menutup Aurat Dari Segi Kesehatan


Menutup aurat menghindarkan kita dari penyakit berbahaya, seperti kanker kulit, kulit
terbakar, kulit menjadi hitam, noda flek di kulit, dan sebagainya. Penyakit kulit, terutama
kanker kulit bisa timbul akibat sinar UV yang dipancarkan matahari. Sinar matahari yang
langsung menyebabkan kulit menjadi kering, kusam, rusak, gelap, dan timbul noda-noda
hitam. Oleh karena itu, dengan menutup aurat sinar matahari tidak langsung mengenai kulit,
melainkan diserap lebih dahulu oleh pakaian. Sehingga penyakit-penyakit bias dicegah.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Aurat adalah suatu angggota badan yang tidak boleh di tampakkan dan di perlihatkan
oleh lelaki atau perempuan kepada orang lain.
 Seluruh tubuh wanita adalah aurat terkecuali wajah dan telapak tangan serta ujung
jari-jari tangannya saja. Pakaian yang panjang dan kerudung yang menjuntai sampai
menutupi dada adalah salah satu pakaian yang dianjurkan dalam Islam.
 Manfaat menutup aurat dari segi agama :
- Menghindarkan diri dari dosa akibat mengumbar aurat
- Menghindari fitnah, tuduhan, atau pandangan negatif
- Mencegah timbulnya hawa nafsu dari lawan jenis maupun sesama jenis
- Mencegah rasa cemburu
- Menutupi aib yang ada pada diri kita
- Meninggikan derajat
- Sebagai identitas seorang muslim
- Memperkuat kontrol sosial

12

Anda mungkin juga menyukai