Anda di halaman 1dari 9

TERAPI MENGHINDARI KEGEMUKAN (OBESITAS)

MENURUT HADIS DAN ILMU KESEHATAN

PROPOSAL

Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk


Mencapai Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Dalam Ilmu Ushuluddin

Oleh:

FAISAL SIHOMBING
NIM: 0406171008
PROGRAM STUDI

ILMU HADIS

FAKULTAS ILMU USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................iI

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................4

C. BATASAN ISTILAH.........................................................................................5

D. Tujuan Penelitian................................................................................................5

E. Manfaat Penelitian..............................................................................................5

F. Kajian Terdahulu................................................................................................6

G. Metode Penelitian...............................................................................................6

i
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Onani adalah mengeluarkan seperma dengan benda yang kasar seperti tangan
umpamanya, baik tangan sendiri maupun tangan orang lain, baik tangan perempuan
atau tangan laki-laki dengan tujuan semata-mata mencari kepuasan dan kelezatan.
Dalam hukum Islam disebut (al-istimna’) atau (istimna’ bi al-yad) yang berarti onani
atau perancapan. Kata ini berasal dari kata isim (kata benda) al-mani (air mani),
kemudian dialihkan menjadi fi’il (kata kerja) istamna-yastamni lalu menjadi istimna’
yang berarti mengeluarkan air mani. Akan tetapi sebenarna pengertian masturbasi
(onani), adalah mengeluarkan air mani dengan cara menggunakan salah satu anggota
badan (misalnya tangan), untuk mendapatkan kepuasan seks.

Perbuatan onani atau masturbasi memiliki efek negatif atau kurang baik bagi
rohani, kejiwaan dan kesehatan, efek onani terhadap rohani adalah; 1) Hilangnya sifat
istiqamah dalam menjalankan ajaran Islam, karena bagaimanapun dalam hati kecilnya
ia menyadari bahwa perbuatan itu tidak terpuji. 2) Sikap yang senantiasa
meremehkan agama, artinya tidak berusaha mensucikan diri dan melakukan
perbuatan yang mentimpang.

ْ ‫وَّالَّ ِذ ْينَ هُ ْم لِفُرُوْ ِج ِه ْم ٰحفِظُوْ ۙنَاِاَّل ع َٰلٓى اَ ْز َوا ِج ِه ْم اَوْ َما َملَ َك‬
َ‫ت اَ ْي َمانُهُ ْم فَاِنَّهُ ْم َغ ْي ُر َملُوْ ِم ْي ۚنَفَ َم ِن ا ْبت َٰغى َو َر ۤا َء ٰذلِك‬
ٰۤ ُ
َ‫كَ هُ ُم ْال ٰع ُدوْ ۚن‬pِ‫ول ِٕٕى‬ ‫فَا‬

Artinya: “Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri


mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka
dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di luar itu, maka
mereka itulah orang-orang yang melampaui batas”. (QS. Al Ma'arij: 29-31).

1
Surah al-Ma‘arij ini Makkiyyah, jadi waktu itu belum ada ketentuan
pernikahan seperti yang kemudian diatur dalam Surah an-Nisa’/4. Kata-kata au ma
malakat aimanuhum yang terdapat dalam beberapa surah, sering diterjemahkan “atau
budak-budak perempuan yang mereka miliki” Ayat ini memerlukan penjelasan,
seperti dikemukakan oleh beberapa mufasir secara lebih mendalam, bahwa ma
malakat aimanuhum ialah perempuan yang sudah bercerai dengan suaminya, yang
sekarang menjadi miliknya (biasanya dari tawanan perang), dan harus dalam arti
tawanan dalam perang jihad, di bawah perintah imam yang saleh dan adil dalam
menghadapi lawan yang hendak menindas orang beriman.

Tawanan perempuan itu boleh digauli, tetapi harus dengan dinikahi terlebih
dulu, dan perkawinan itu bukan karena didorong oleh nafsu, melainkan untuk
memelihara kesucian pihak perempuan, yang dalam hal ini berarti pihak suami
menghindari perbuatan zina dan sekaligus mengangkat martabat perempuan dari
status budak bekas tawanan perang (yang memang sudah berlaku umum waktu itu)
menjadi perempuan mereka, tidak lagi berstatus budak. Kebiasaan tawanan perang
semacam ini sekarang sudah tidak berlaku lagi

Jika seorang muslim telah dapat melakukan hubungan dengan istrinya atau
dengan budaknya sesuai dengan tuntutan agama Islam, berarti ia telah dapat
menguasai puncak hawa nafsunya, karena puncak hawa nafsu itu terletak dalam
hubungan seperti antara laki-laki dan wanita. Jika mereka telah dapat melakukan
yang demikian, maka mereka akan lebih dapat melakukan hal-hal yang lain yang
lebih rendah tingkatnya.

Adapun efek bagi kejiwaan adalah seperti berikut; 1) Menurut ahli ilmu jiwa,
sebenarnya pemuda yang onani itu juga merasakan  bahwa dirinya bersalah dan iapun
tahu bahwa perbuatan itu berdosa. Akan tetapi ia selalu mengulangi karena ia
ketagihan. Jadi perbuatannya ia selalu bertentangan dengan hati kecilnya, maka

2
jiwanya selalu gelisah. 2) Perbuatan onani yang dilakukan secara berlebihan akan
menyebabkan urat syarap tidak stabil lagi, kepercayaan diri menjadi hilang, hidup
menyendiri karena perasaan malu tertanam dalam jiwanya. 3) Kesenangan onani yang
melampaui batas akan menyebabkan orang kecanduan, ahirnya terbawa arus dan terus
menerus memperturutkan hawa nafsu.

Adapun efeknya terhadap kesehatan adalah sebagai berikut; 1) Melemahkan


alat kelamin dan sedikit demi sedikit akan menjadi lemas, sehingga tidak akan dapat
melakukan hubungan seksual dengan sempurna. 2) Melemahkan urat-urat tubuh
karena mengeluarkan mani tidak dengan cara hubungan seks, tetapi dengan tangan. 3)
Mempengaruai perkembangan alat vital dan mungkin tidak akan tumbuh
sebagaimana lazimnya. 4) Alat vital itu seakan-akan membengkak, sehingga sipelaku
akan mudah mengeluarkan air maninya. 5) Meninggalkan rasa sakit pada sendi
tulang, tempat sumber air mani keluar. Akibatnya punggung akan menjadi bungkuk,
padahal usianya masih muda. 6) Menyebabkan anggota badan sering gemetaran
seperti dibagian kaki dan sekitarnya. 7) Menyebabkan kelenjar otak menjadi lemah
sehingga daya berfikir menjadi berkurang, daya tahan menurun dan daya fikir juga
melemah. 8) Penglihatan semakin berkurang penglihatannya, karena sudah tidak
normal lagi.

Ulama hukum Islam berbeda pendapat dalam menetapkan kepastian hukum


tentang perbuatan masturbasi, karena mereka berbeda tinjauan dalam memandang
hal-hal yang melatar belakangi terjadinya perbuatan tersebut. Maka berikut ini dapat
dikemukakan beberapa ulama hukum Islam, yaitu; 1) Pengikut Madzhab Malikiyah,
Syafi’iyah dan Zaidiyah mengatakan; perbuatan masturbasi hukumnya haram, karena
Allah swt., memerintahkan agar selalu menjaga alat kelaminnya supaya tidak
tersalurkan kejalan yang haram. Pendapat ini, didasarkan pada tiga buah ayat yang
berbunyi: “dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri
mereka atau budak yang mereka miliki; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini

3
tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu, Maka mereka Itulah orang-
orang yang melampaui batas”.
Menurut Mahjudin, dibolehkannya masturbasi (onani) bila libido (kekuatan
seks) seseorang sangat menekan, dalam hal ini belum bisa kawin. Dan kalau tidak ada
hajat untuk menghindari perbuatan zina, maka hukumnya makruh, karena beberapa
pertimbangan; 1) Perbuatan masturbasi merupakan etika yang buruk. 2)
Dikhawatirkan bagi orang yang terbiasa melakukan masturbasi, tidak dapat puas dari
pelayanan istrinya bila ia kawin, sebagaimana pelaku homoseksual, sehingga
istrinyapun tidak dapat puas daripadanya. 3) Dikhawatirkan adanya penyakit kelaian
jiwa yang ditimbulkan oleh perbuatan masturbasi, sehingga kepribadian seseorang
tidak normal. Demikian juga halnya terhadap seseorang yang mempunyai isteri, boleh
melakukan masturbasi jika isterinya udzur, sedangkan kekuatan seksnya memuncak.
Tapi sebenarnya, yang paling baik jika isterinya isteri yang memuaskannya, dengan
tangan isteri.

Untuk menyikapi akan perdebatan serta pemahaman dari sudut agama, sains,
dan umum. Serta pemahaman akan peraturan dalam kehidupan kita mengenai hukum
onani, maka akan sangat menarik untuk dibahas dan diteliti sehinggah penulis ingin
mengangkat penelitian ini yang berjudul: Onani Dan Menstrubasi Menurut Sains
Dan Hadis.

B. RUMUSAN MASALAH

Untuk menjadikan penelitian ini menjadi lebih terarah maka penulis akan
merumuskan sebuah rumusan masalah dalam penelitian untuk memudahkan penulis
dalam mengkaji yaitu:
1. Bagaimana pandangan islam tentang onani dan menstrubasi
2. Bagaimana pandangan sains tentang onani dan menstrubasi

4
C. BATASAN ISTILAH
Pada pembahasan batasan istilah ini penulis menggunakan metode pustaka
dalam mengkaji sebuah penelitian ini yang akan membahas bagaimana pandangan
onani dan menstrubasi menurut islam dan sains . Sehingga penulis membuat point-
point dalam pembahasan batasan istilah ini yaitu:
1. Onani adalah mengeluarkan seperma dengan benda yang kasar seperti
tangan umpamanya, baik tangan sendiri maupun tangan orang lain, baik
tangan perempuan atau tangan laki-laki dengan tujuan semata-mata
mencari kepuasan dan kelezatan. Dalam hukum Islam disebut (al-
istimna’) atau (istimna’ bi al-yad) yang berarti onani atau perancapan.
2. seorang muslim telah dapat melakukan hubungan dengan istrinya atau
dengan budaknya sesuai dengan tuntutan agama Islam, berarti ia telah
dapat menguasai puncak hawa nafsunya, karena puncak hawa nafsu itu
terletak dalam hubungan seperti antara laki-laki dan wanita. Jika mereka
telah dapat melakukan yang demikian, maka mereka akan lebih dapat
melakukan hal-hal yang lain yang lebih rendah tingkatnya.

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian pembehasan ini diantaranya:
1. Untuk Mengetahui pandangan agama tentang onani dan menstrubasi
2. Untuk mengetahui pandangan sains tentang onani dan menstrubasi

E. Manfaat Penelitian
manfaat penelitian ini diantaranya adalah mampu dalam memberikan
pemahaman yang dapat menambah ilmu pengetahuan tentang bagaimana onani dan
menstrubasi menurut sains dan hadis yang selalu di perdebatkan oleh ulama dan
kedokteran, baik itu dari pihak agama mapun pihak ilmu kesehatan.
Mengetahui tentang agama dan sains yang menjadi tolak ukur onani dan
menstrubasi yang ada di Indonesia. Dengan adanya penelitian ini maka kita dapat
mengetahui bagaimana pandangan onani dan menstrubasi dengan hal demikian.

5
F. Kajian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan tentang kajian yang berkaitan
dengan onani dan menstrubasi, yang terdapat didalam literature-literatur kitab dan
buku. Adapun buku yang telah membahas onani dan menstrubasi adalah:
1. “ Peranan Tokoh Masyarakat dalam Menanggulangi Pornografi bagi
Remaja Kelurahan Payaraman Timur,Kec Payaraman,Kab Ogan Ilir” oleh
Muhammad Widarsyah tahun 2004. Dalam tulisanya menyatakan
bahwa,Masalah Pornografi semakin memprihatinkan dan dampak
negatifnya pun semakin nyata,diantaranya sering terjadi Perzinaan,
Perkosaan, dan beberapa tindak pidana lainya yang termaksud dalam
rumpun tindak pidana. Korban Pornogafi tidak hanya kaum perempuan
dewasa, akan tetapi banyak juga korban tersebut yang masih berstatus
anak-anak,baik laki-laki maupun perempuan. Para pelaku pun tidak hanya
orang yang tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan sikorban,
bahkan mempunyai hubungan darah dengan sikorban atau hubungan
pendidikan dengan korban yaitu guru dan murid.

Jadi, dari penelitian-penelitian terdahulu sangat jelas bahwa dalam


penelitianya tersebut belum terdapat secara signifikan yang membahas mengenai
Onani dan Menstrubasi Menurut Hadis dan Sains. Oleh sebab itu hal ini akan
penulis coba ungkapkan dalam bentuk tulisan skripsi.

G. Metode Penelitian
Berdassarkan pada pokok masalah yang dipaparkan dalam latar belakang
masalah maka penulis menggunakan pendekatan penelitian dengan menggunakan
metode kualitatif atau dengan metode pustaka dimana penelitian dilakukan sesuai
dengan definisi-definisi yang ada.
1. Pengumpulan Data

6
Data yang akan dikumpul yakni harus mempunyai keterkaitan
dengan judul yang akan diteliti oleh penulis sehinggah dapat membenatu
dalam penyelesaian penelitian ini. data yang telah dikumpulkan akan
disaring guna untuk memastikan kecocokan data dengan judul yang akan
diteliti dan dapat dipertanggung jawabkan.

2. Tehnik Analisis Data


Menganalisis data yang telah terkumpulkan adalah sebuah kewajiban
guna untuk memudahkan dalam menjelaskan da nisi terdapat didalam
penelitian ini. Dalam penelitian ini penulisan menggunakan metode analisis
kualitatif yaitu dengan menganalisa data-data yang telah ditemukan
sebelumnya agar dapat dipahami disemua olongan dengan menjelaskan
secara singkat dan padat agar dapat mengenai judul: Onani dan
Menstrubasi Menurut Sains dan Hadis.

Anda mungkin juga menyukai