Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ZINA : DAMPAK DAN CARA MENGHINDARI

Disusun Oleh :
ASMAUL HUSNA
RISALATUL MUAWANAH
SITI KHOTIMAH
ST. AISYAH
INAYATUR RABBANI
ARIF MUSTOFA
PRASETYO RIYADI
Kelas X

SMA SABILUSH SHOLIHIN


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “
Zina : Dampak dan Cara Menghindari”.
.
Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan referensi dan pengarahan
dari berbagai pihak . Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kesehatan serta rahmat dan hidayah-Nya kepada
kita semua. Amin.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan Makalah
ini.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
semua pihak.

Bangkalan, Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................1
1.3 Tujuan .........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Zina ...........................................................................................................3
2.2 Dasar-dasar dilarangnya Zina ..................................................................................3
2.3 Hal-hal yang Mengantarkan kepada Perbuatan Zina ..............................................5
2.3 Dampak dari Perbuatan Zina ..................................................................................7
2.4 Cara Menghindari Perbuatan Zina ............................................................................8
2.5 Hikmah Menghindari perbuatan zina .......................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Di era globalisasi ini, banyak orang-orang yang potong kompas begitu saja. Mereka tidak
ingin bekerja keras dan berusaha untuk suatu kebutuhan hidupnya. Banyak yang beranggapan
bahwa “mencari yang haram saja susah setengah mati, apalagi yang halal”. Stetemen seperti
ini tentunya bukan cuma asal ada atau muncul begitu saja tetapi ini berdasarkan fakta
dilapangan yang kami anggap karena sulitnya lapangan kerja dengan kata lain sulitnya
ekonomi.
Syariat islam telah menyatakan bahwa suatu perbuatan dinyatakan sebagai kejahatan apabila
perbuatan tersebut menyimpang dengan syariat itu sendiri serta bersebrangan dengan norma-
norma yang berlaku di masyarkat. Meskipun perbuatan tersebut tidak mempunyai tujuan
untuk merusak atau mengganggu terwujudnya ketertiban sosial dan merugikan masyarakat,
telah ditentukan bahwa apabila seseorang melakukan suatu kejahatan maka ada ancaman
baginya suatu hukuman atas perbuatannya, hukuman tersebut diberikan agar orang akan
menahan diri untuk melakukan kejahatan, karena tanpa adanya sanksi suatu perintah atau
larangan tidak punya konsekuensi apa-apa.
Didalam al- Qur’an dan hadis dijelaskan bahwa setiap kesalahan memiliki sanksi yang
berbeda -beda, kesalahan-kesalahan tersebut terdiri dari zina, qadzaf, mencuri ,mabuk dan lain
sebagainya.
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, tetapi kami berharap semoga dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang membaca pada umumnya dan kami khususnya
serta, kami akan bersenanang hati dalam menerima kritik yang membangun guna
kesempurnaan di masa mendatang.

1.2 Rumusan Masalah


Sehubungan dengan permasalahan tersebut, kami akan mencoba menjelaskan mengenai apa
sebenarnya zina itu, hal-hal yang mengantarkan kepada perbuatan zina, dampak dan cara
menghindari zina tersebut serta hikmah menghindari perbuatan zina.

1
1.3 Tujuan Masalah
Sehubungan dengan rumusan masalah diatas, tujuan yang akan dicapai adalah
1. Untuk mengetahui definisi Zina.
2. Untuk mengetahui hal-hal yang mengantarkan kepada perbuatan zina.
3. Untuk mengetahui dampak dari perbuatan zina.
4. Untuk mengetahui cara menghindari perbuatan zina.
4. Untuk mengetahui hikmah mengindari perbuatan zina.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Zina


Pengertian zina (‫ ) الزنا‬adalah persetubuhan antara pria dan wanita yang tidak memiliki ikatan
perkawinan yang sah menurut agama. Islam memandang perzinaan sebagai dosa besar yang
dapat menghancurkan tatanan kehidupan keluarga dan masyarakat. Berzina dapat diibaratkan
seperti memakai barang yang bukan menjadi hak miliknya.
Para ulama mengartikan zina dengan susunan kalimat yang berbeda-beda namun isinya sama
yaitu :
‫ال ع َِن ال َّش ْبهَ ِة ُم ْشتَ ِه ٍّي‬ ٍ ْ‫اِ ْيالَ ُج ال َّذ َك ِر بِفَر‬
ٍ َ‫ه خ‬Yِ ِ‫ج ُم َحر ٍَّم بِ َع ْين‬
“Zina ialah memasukkan alat kamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan (dalam
persetubuhan) yang haram menurut zat perbuatannya bukan karena subhat dan perempuan itu
mendatangkan syahwat”.
Menurut Ibnu Rusyd dalam bukunya BIDAYATU’L MUJTAHID, Zina adalah setiap
pesetubuhan yang terjadi bukan karena pernikahan yang sah, bukan karena semu nikah, dan
bukan pula karena pemilikan ( terhadap hamba).
Perbuatan zina sangat dicela oleh agama dan dilaknat oleh Allah. Pelaku perzinaan dikenakan
sanksi hukuman berat berupa rajam.
Mengenai larangan berzina, Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Isra’ ayat 32 yang artinya:
“Dan janganlah kamu mendekati zina, itu (zina) sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan
yang buruk”.
Yang dimaksud perbuatan mendekati zina yang dilarang adalah berpacaran yang
mengakibatkan pelakunya ingin melakukan zina. Mendekati sesuatu yang dapat merangsang
nafsu sehingga mendorong diri kepada perbuatan zina juga termasuk perbuatan mendekati
zina.
Begitu pula dengan perbuatan yang berpotensi mendorong nafsu seperti menonton aurat dan
mengkhayalkannya adalah mendekati perzinaan. Menurut Al-Ghazali, perbuatan keji (dosa
besar) yang tampak adalah zina, sedangkan dosa besar yang tersembunyi adalah mencium,
menyentuh kulit, dan memandang dengan syahwat.

2.2 Dasar-dasar dilarangnya Zina


Ayat-ayat Al-Qur’an dibawah ini merupakan hukum yang menyatakan secara tegas bahwa
islam mengharamkan zina.

3
1. Qur’an Surat An Nur (ayat 2)
ِ ‫ةٌ فِي ِد‬Yَ‫ا َرْأف‬Y‫ذ ُك ْم بِ ِه َم‬Y
‫ ِر‬Y‫وْ ِم اآْل ِخ‬Yَ‫ونَ بِاهَّلل ِ َو ْالي‬Yُ‫ين هَّللا ِ ِإ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمن‬ ْ ‫ َد ٍة َواَل تَْأ ُخ‬Y‫ا ِماَئةَ َج ْل‬Y‫ ٍد ِم ْنهُ َم‬Y‫ َّل َوا ِح‬Y‫دُوا ُك‬Yِ‫ال َّزانِيَةُ َوال َّزانِي فَاجْ ل‬
َ‫َو ْليَ ْشهَ ْد َع َذابَهُ َما طَاِئفَةٌ ِمنَ ْال ُمْؤ ِمنِين‬
Artinya :
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu
untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan
hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang
beriman.”
2. Qur’an Surat An-nisa’ ayat 15
ِ ‫َو الالَّتي يَْأتينَ ْالفا ِح َشةَ ِم ْن نِساِئ ُك ْم فَا ْستَ ْش ِهدُوا َعلَ ْي ِه َّن َأرْ بَ َعةً ِم ْن ُك ْم فَِإ ْن َش ِهدُوا فََأ ْم ِس ُكوه َُّن فِي ْالبُيُو‬
‫ت َحتَّى يَت ََوفَّاه َُّن‬
‫ت َأوْ يَجْ َع َل هللاُ لَه َُّن َسبيل‬
ُ ْ‫ْال َمو‬
“Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji (zina), hendaklah ada empat
orang saksi di antara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila para saksi itu telah
memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai
mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan yang lain kepadanya.”
3. Qur’an Surat Al-isra’ ayat 32
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji. Dan suatu jalan yang buruk.’’
4. Qur’an Surat An-nuur ayat 4
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka
tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan
puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan
mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-nuur :4)
5. Qur’an Surat Al-ahzab ayat 32
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa.
Maka janganlah kamu tunduk[1213] dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang
ada penyakit dalam hatinya[1214] dan ucapkanlah perkataan yang baik” (Al-azhab :32)
6. Qur’an Surat An-nur ayat 25
“Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yag setimpal menurut semestinya, dan
tahulah mereka bahwa Allah-lah yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesutatu menurut
hakikat yang sebenarnya).” (An-nuur:25)

4
2.3 Hal-hal yang Mengantarkan kepada Perbuatan Zina
Diantara perkara yang dapat mengatarkan seseorang kepada zina adalah:
1. Memandang wanita yang tidak halal baginya.
Penglihatan adalah nikmat Allah subhanahu wata’ala yang sejatinya disyukuri hamba-
hambanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “Dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (An-Nahl: 78).
Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukurinya. Justru digunakan untuk bermaksiat
kepada Allah subhanahu wata’ala. Untuk melihat wanita-wanita yang tidak halal baginya.
Terlebih di era globalisasi ini dengan segenap kecanggihan teknologi dan informasi, baik
dari media cetak maupun elektronik, seperti internet, televisi, handphone, majalah, koran,
dan lain sebagainya, yang notabene-nya menyajikan gambar wanita-wanita yang terbuka
auratnya. Dengan mudahnya seseorang menikmati gambar-gambar tersebut. Sungguh tak
sepantasnya seorang hamba yang beriman kepada Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-
Nya shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan hal itu.
Pandangan adalah sebab menuju perbuatan zina. Atas dasar ini, Allah subhanahu wata’ala
memerintahkan kepada para hamba-Nya yang beriman untuk menundukkan pandangannya
dari hal-hal yang diharamkan.
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “Katakanlah (wahai nabi), kepada laki-laki
yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan
memelihara kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya
Allah subhanahu wata’ala Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah
kepada wanita-wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan
mereka dan memelihara kemaluan mereka.” (An-Nur: 30-31) Allah subhanahu wata’ala
memerintahkan orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan untuk
menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluannya. Termasuk menjaga kemaluan
adalah menjaganya dari: zina, homosex, lesbian, dan agar tidak tersingkap serta terlihat
manusia. (Lihat Adhwa’ Al-Bayan, Al-Imam Asy-Syinqithi 6/126)
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Ini adalah perintah Allah subhanahu wata’ala
kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar mereka menundukkan pandangan-
pandangan mereka dari apa yang diharamkan. Maka janganlah mereka memandang kecuali
kepada apa yang diperbolehkan untuk dipandangnya. Dan agar mereka menjaga
pandangannnya dari perkara yang diharamkan. Jika kebetulan pandangannya memandang
perkara yang diharamkan tanpa disengaja, maka hendaklah ia segera memalingkan
pandangannya. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dalam
Shahihnya dari shahabat Jarir bin Abdullah Al-Bajali radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
5
“Aku bertanya kepada baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang pandangan secara
tiba-tiba, maka beliau memerintahkanku untuk memalingkan pandanganku.” (Lihat Tafsir
Ibnu Katsir, 5/399)
Manakala perbuatan zina bermula dari pandangan, Allah subhanahu wata’ala menjadikan
perintah menahan pandangan lebih dikedepankan ketimbang menjaga kemaluan, Karena
semua kejadian bersumber dari pandangan, Sebagaimana api yang besar bermula dari api
yang kecil. Bermula dari pandangan, lalu terbetik di dalam hati, kemudian melangkah,
akhirnya terjadilah perbuatan zina. (Lihat Al-Jawab Al- Kafi, hal. 207)
2. Menyentuh wanita yang bukan mahramnya
Menyentuh wanita yang bukan mahram adalah perkara yang di anggap biasa dan lumrah
ditengah masarakat kita.
Disadari atau tidak, perbuatan tersebut merupakan pintu setan untuk menjerumuskan anak
Adam kepada perbuatan fahisyah (keji), seperti zina. Oleh karena itu, Islam melarang yang
demikian itu, bahkan mengancamnya dengan ancaman yang keras. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
“Seorang ditusuk kepalanya dengan jarum dari besi adalah lebih baik ketimbang
menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani, no. 16880, 16881)
Dalam hadits ini terdapat ancaman yang keras bagi orang yang menyentuh wanita yang
tidak halal baginya. Hadits tersebut juga sebagai dalil tentang haramnya berjabat tangan
dengan wanita (yang tidak halal baginya). Dan sungguh kebanyakan kaum muslimin di
zaman ini terjerumus dalam masalah ini. (Lihat Ash-Shahihah, no. 1/395)
Dalam hadits lain dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Ditetapkan atas anak cucu Adam bagiannya dari zina akan diperoleh hal itu tidak
mustahil. Kedua mata zinanya adalah memandang (yang haram). Kedua telinga zinanya
adalah mendengarkan (yang haram). Lisan zinanya adalah berbicara (yang haram). Tangan
zinanya adalah memegang (yang haram). Kaki zinanya adalah melangkah (kepada yang
diharamkan). Sementara hati berkeinginan dan berangan-angan, sedang kemaluan yang
membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Muslim no. 2657)
3. Berkhalwat (berduaan) di tempat sepi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan dalam haditsnya yang
agung:
“Tidaklah seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya adalah
setan.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)

6
Betapa banyak orang yang mengabaikan bimbingan yang mulia ini, akhirnya terjadilah apa
yang terjadi. Kita berlindung kepada-Nya dari perbuatan tersebut.
Ber-khalwat (berduaan) dengan wanita yang bukan mahramnya adalah haram. Tidaklah
seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita yang bukan mahramnya kecuali ketiganya
adalah setan. Apa dugaan anda jika yang ketiganya adalah setan? Dugaan kita keduanya
akan dihadapkan kepada fitnah. Termasuk berkhalwat (yang dilarang) adalah berkhalwat
dengan sopir. Yakni jika seseorang mempunyai sopir pribadi, sementara dia mempunyai
istri atau anak perempuan, tidak boleh baginya membiarkan istri atau anak perempuannya
pergi berduaan bersama si sopir, kecuali jika disertai mahramnya. (Lihat Syarah Riyadhus
Shalihin Asy-Syaikh Al-’Utsaimin, 6/369)
4. Berpacaran
Berpacaran adalah suatu hal yang lumrah di kalangan muda-mudi sekarang. Padahal,
perbuatan tersebut merupakan suatu perangkap setan untuk menjerumuskan anak cucu
Adam ke dalam perbuatan zina.
Dalam perbuatan berpacaran itu sendiri sudah mengandung sekian banyak kemaksiatan,
seperti memandang, menyentuh, dan berduaan dengan wanita yang bukan mahramnya,
yang notabene merupakan zina mata, lisan, hati, pendengaran, tangan, dan kaki.
Itulah diantara hal-hal yang dapat mengantarkan anak cucu Adam kepada perbuatan zina.
Barangsiapa menjaganya, selamatlah agamanya, insya Allah. Sebaliknya, barangsiapa lalai
dan menuruti hawa nafsunya, kebinasaanlah baginya. Kita berlindung kepada Allah dari
kejelekan diri-diri kita. Amin.

2.4 Dampak dari Perbuatan Zina


1. Menghilangkan Keindahan Wajah
Dalam hadist di atas dikatakan bahwa dosa berzina dapat menghilangkan keindahan wajah.
Setelah berzina, seseorang bisa saja terlihat cantik dengan make up yang menghiasi wajahnya.
Namun cahaya kecantikan tidak lagi dipancarkan oleh Sang Maha Pengasih.
“ … seakan-akan wajah mereka ditutupi oleh kepingan-kepingan malam yang gelap gulita,
mereka itulah penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Yunus (10) : 27)
2. Memutuskan Rezeki
Banyak contoh dikehidupan sosial yang menunjukan balasan ini. Misalnya saja seorang pria
yang tadinya mapan dan berjuang bersama istri, kini Ia harus hidup melarat dan sendiri akibat
berselingkuh dengan wanita lain.

7
3. Membuat Murka Yang Maha Pemurah
Berzina juga dapat mendatangkan murka Allah SWT. Perbuatan keji zina mengundang
kemurkaan Allah, dan menyebabkan adzab-Nya.
“ Dahulu terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kemudian beliau. setelah shalat gerhana- bersabda:” Wahai ummat Muhammad! Demi Allah,
tidak ada seorang pun yang lebih cemburu dibandingkan Allah saat hamba (budak) laki-
lakinya atau hamba perempuannya berzina. Wahai ummat Muhammad! Demi Allah,
seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan banyak menangis
dan sedikit tertawa! Ketahuilah sudahkan aku menyampaikannya?!”
4. Kekal di Neraka
Ini adalah ancaman bagi mereka yang melakukan zina, namun santai dan tak pernah bertaubat
semasa hidupnya.
Seolah mereka akan hidup kekal di dunia dan selesai ketika sudah meninggal. Padahal, semua
perbuatan sudah disiapkan balasannya. Dan Allah sudah mempersiapkan tempat yakni neraka
yang kekal bagi para pelaku zina.

2.5 Cara Menghindari Perbuatan Zina


Mengutip buku Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak Untuk Madrasah Aliyah Kelas XI
tulisan Toto Adidarmo, MA dan Drs Mulyadi serta buku Tentang Bagaimana Surga
Merindukanmu oleh Ustadzah Umi A. Khalil, ada beberapa cara menghindari zina, di
antaranya:
1. Menjaga Pandangan
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah SWT melarang semua hamba-Nya melakukan,
mendekati, dan melakukan segala hal yang menjadi penyebab dan faktor pendorong
terjadinya zina.
Oleh karena itu, umat Muslim harus menjaga pandangan dari hal-hal yang dapat memicu
perzinaan. Menjaga pandangan yang dimaksud adalah pandangan kepada lawan jenis.
Sebagaimana dikatakan dalam hadis berikut:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaknya mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat,” (QS. An-Nur: 30)
2. Menjaga Cara Berpakaian
Umat Muslim, baik perempuan atau laki-laki, harus menjaga cara berpakaian untuk
menghindari perbuatan zina. Islam memiliki aturan dalam menentukan batasan aurat,
sebagaimana dikemukakan dalam hadis riwayat Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi:
8
“Seorang laki-laki tidak boleh Melihat aurat laki-laki lain dan seorang perempuan tidak
boleh melihat aurat perempuan lain. Seorang laki-laki tidak boleh bercampur dengan laki-
laki lain dalam satu pakaian; seorang perempuan tidak boleh bercampur dengan perempuan
lain dalam satu pakaian.” (Al-Khin et al., 2006)
3. Mengatur Cara Berkomunikasi
Pengaturan komunikasi merupakan cara menghindari zina. Disadari atau tidak, wanita adalah
godaan terbesar bagi kaum laki-laki. Karenanya, Islam mengatur cara berkomunikasi antara
pria dan wanita. Di antaranya larangan kepada perempuan untuk meliuk-liukkan suara kepada
lelaki.
“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada
penyakit dalam hatinya,” (QS. AL-AHZAB: 32).
4. Membatasi Ikhtilath
Ikhtilath merupakan percampuran antara pria dan wanita di suatu tempat dalam waktu yang
lama. Misalnya, bercampurnya pria dan wanita di sekolah, kantor, angkutan umum, dan
lainnya.
Islam telah mengatur pembatasan ikhtilath dalam hadis Nabi Muhammad SAW kepada para
wanita:
“Minggirlah kalian, tidak boleh bagi kalian (para wanita) berjalan di tengah jalan,
hendaklah kalian berjalan di pinggir jalan,” (HR. Abu Daud)
Isyarat lain terkait haramnya ikhtilath, yakni pengaturan shaf wanita dan pria ketika
menunaikan shalat. Dijelaskan bahwa sebaik-baiknya shaf bagi pria adalah paling depan,
sedangkan wanita paling belakang.
5. Menikah
Islam menganjurkan umatnya untuk menikah agar menghindari dosa benar zina. Sebagaimana
dikatakan dalam surah An-Nur ayat ke-32, yang berbunyi:
“Dan menikahlah orang-orang yang masih bujang di antara kamu, dan juga orang-orang
yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika
mereka miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya.
Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui,” (QS. An-Nur: 32)

2.6 Hikmah Mengindari Perbuatan Zina


Di antara hikmah pengharaman zina adalah, :
1. Menjaga kehormatan perempuan agar tidak dijadikan barang yang diperjualbelikan karena
Islam datang untuk memuliakan manusia, baik laki-laki dan perempuan.

9
2. Mencegah percampuran nasab karena dengan dibolehkan zina berarti memasukkan anak
yang bukan dari benihnya ke dalam keluarga yang nantinya akan mewarisi. Bukan
anaknya dan memperlakukannya sebagai mahram padahal bukan mahramnya.
3. Mencegah banyaknya anak yang ditelantarkan orang tua akibat malu anaknya lahir dari
hasil perzinahan. Dan, melindungi bayi-bayi yang dibunuh ibunya sendiri ketika masih
dalam kandungan (aborsi).
4. Menjaga keutuhan dan ketenteraman dalam rumah tangga.
5. Pengharaman zina sesuai dengan fitrah manusia yang memiliki rasa ghirah/cemburu
terhadap kehormatannya, di mana tidak mungkin seseorang bisa menerima dan rela
melihat istri, anak, ibu, dan saudari nya menjadi barang yang diperjualbelikan dan
dijadikan pemuas nafsu orang lain. Sebagai mana nasihat Nabi dalam hadis yang
diriwayatkan Imam Ahmad, Baihaqi, dan Thabrani, kepada pemuda yang meminta izin
kepada Beliau untuk dibiarkan melakukan zina, dengan menanya kan kepada dia apakah
rela orang lain berzina dengan ibu, anak, sau dari dan anggota keluarganya yang lain.
6. Mencegah menyebarnya kejahatan, khususnya pembunuhan, disebabkan rasa cemburu, di
mana seorang suami bisa membunuh istrinya dan lelaki yang berzina dengannya karena
rasa marah, cemburu ketika melihat istrinya berzina dengan lelaki lain, atau lelaki bisa
membunuh suami wanita yang dizinahinya.
7. Mencegah penyebaran penyakit menular yang merupakan hukuman dari Allah atas
menyebarnya perbuatan keji tersebut, seperti HIV/AIDS. Rasulullah bersabda, “Tidaklah
tampak zina di suatu kaum, kemudian dilakukan secara terang-terangan kecuali akan
tersebar di tengah-tengah mereka tha’un (wabah) dan penyakit-penyakit yang tidak pernah
menjangkiti generasi sebelumnya.” (HR. Ibnu Majah, al-Hakim dan Abu Nu’aim). 

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Zina (‫ ) الزنا‬adalah persetubuhan antara pria dan wanita yang tidak memiliki ikatan
perkawinan yang sah menurut agama. Karena dalam pandangan tersebut akan
menimbulkan nafsu dan kecendrungan hati kepadanya, maka akan termasuk dosa besar.
2. Didalam al-qur’an Allah SWT banyak berfirman dan menjelaskan tentang larangan zina.
3. Faktor utama maraknya zina adalah lemah iman di Negara kita ini, serta pengaruh
kemajuan teknologi. cara mencegah zina yang paling utama adalah menyegrakan
menikah bagi yang sudah mampu, serta dengan mengembangkan syariat islam di negeri
ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/32235915/Makalah_tentang_zina
https://rahadikusuma.blogspot.com/2014/02/hal-hal-yang-mengantarkan-kepada.html
https://www.dream.co.id/your-story/inilah-empat-akibat-dari-perbuatan-zina-1603289.html
https://kumparan.com/berita-hari-ini/5-cara-menghindari-zina-menurut-ajaran-islam-apa-saja-
1wUIgrXkKAD/full

12

Anda mungkin juga menyukai