Fajriani adalah seorang anak desa. Karena orang tuanya hendak mengadu
nasib di kota, akhirnya ia terpaksa dipindahkan sekolah di kota. Dan terdaftarlah ia di
sebuah sekolah bernama sekolah PELITA BANGSA. Dimana ia mendapati dua
orang yang sangat jahil. Alkisah Gusmurli, seorang guru Matematika sedang
mengajar di kelas XI IPA 1. Datanglah Fajriani sebagai murid batu.
Tok…tok…tok…
Fajriani : Assalamu’alaikum. (tersenyum dengan sopan)
Gusmurli : Wa’alaikumsalam, silahkan masuk. (membalas dengan sopan
kepada Fajriani)
Fajriani : Permisi, Pak. Saya murid baru nama saya Fajriani.
Gusmurli : Oh ya, silahkan perkenalkan diri kamu di depan murid yan lain.
Fajriani : Baik, Pak.
Assalamu’alaikum. Hai, teman-teman. Nama saya Fajriani. Saya
baru pindah dari SMA (Kebon Salak)
Danil dan Anil : Hahaha…(dengan wajah dengki)
Anil : Daerah mana tuh? Gak pernah dengar. Kayaknya terpencil banget.
(muka sinis)
Danil : Yoi, my men… (mereka berdua tos sambil tertawa meremehkan
anak baru tersebut)
Icha : Apaan sih kalian ini. Udah, jangan ngejekin dia dong. (wajah
kasin)
Gusmurli : Diam anak-anak. Fajriani silahkan duduk disana disamping Icha.
(mempersilahkan)
Fajriani : Baik, Pak. Terima kasih. (tersenyum mengikuti perintah)
Fajriani pun berdiri menuju tempat Icha dan mereka berdua berkenalan. Pak
Guru kembali melanjutkan mata pelajarannya.
Bel pun berbunyi.
Gusmurli : Baik, anak-anak. Bel istirahat sudah berbunyi. Silahkan gunakan
waktu kalian dengan sebaik mungkin.
Anak-anak : Baik, Pak.
Saat Fajriani dan Icha sedang berbincang-bincang datanglah Anil dan Danil.
Danil : Heh, anak baru! Bagi dong…! (memaksa, wajah suram)
Fajriani : Maaf, uangku cuma dikit. Cuma buat makan aku doing! (wajah
lugu)
Anil : Alah alasan! Cepat keluarin uang kamu. (marah dan memaksa)
Icah : Ehh...! Kalian ngapain sih! Pajak-pajakin Fajriani. Emang ini
sekolah milik nenek moyang kalian apa! Ayo Fajriani, mending
ke kantin aja. (sambil menarik tangan Fajriani)
Setelah Fajriani dan Icha selesai makan dikantin, mereka hendak kembali ke
kelas. Namun, Icha terjatuh akibat ulah Anil dan Danil yang iseng menyangga kaki
Icha.
Icha : Aduh…, kalian jahat banget sih. (terjatuh kesakitan)
Danil : Salah kamu tuh, jalan gak liat-liatan sih. (tertawa licik)
Wulan : Ehhh…, ada apa ni rebut-ribut? (marah kepada Danil dan Anil)
Fajriani : Mereka gangguin kita. (marah kepada Danil dan Anil)
Wulan : Gimana ceritanya? (bingung)
Fajriani : Jadi tadi pas kita udah selesai makan dan mau balik ke kelas,
mereka gangguin jalan kita, sampai Icha jatuh. (mengadu pada
Wulan)
Danil : Bohong! (dengan wajah kesal)
Icha : Nih buktinya kakiku sakit… (dengan wajah kesakitan)
Danil : Alah, ak usah sok suci! (mengejek Icha yang kesakitan)
Wulan : Heh…, bentar dulu bentar dulu Danil, Anil.
Tunggu dulu! Kamu gak kasian apa sama orang tua kamu yang
udah capek banting tulang untuk menyekolahkan kamu. Dimana
rasa syukur kamu?