Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab
mampu meninggalkan kejahiliyannya dalam bidang agama, moral dan hukum,
sehingga menjadi umat yang mempercayai kebenaran utusan Allah SWT dan ajaran
agama Islam yang disampaikannya sekaligus agar dapat mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Agar dapat tercapainya tujuan-tujuan tersebut, maka dalam berdakwah Rasulullah
SAW mempunyai strategi dakwah yang beliau lakukan, yaitu dakwah secara
sembunyi-sembunyi dan dakwah secara terang-terangan. Dakwah Rasul secara
sembunyi ini menyerukan agama islam kepada para kerabat, sahabat, hingga orang-
orang sekitar rumahnya.
Sedangkan dakwah secara terang-terangan dimulai sejak tahun ke-4 kenabian setelah
turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan
secara terang-terangan. Dua tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan
ini adalah mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim untuk menghadiri
jamuan makan sekaligus mengajak agar masuk Islam. Sedangkan tahap selanjutnya
Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk Mekah untuk berkumpul di Bukit
Shafa. Selain itu Rasulullah SAW menyampaikan dakwahnya kepada para penduduk
di luar kota Mekah.
Dalam berdakwah, strategi yg digunakan sangat tepat, baik yg bil hal maupun bil
qaul, sehingga daam waktu yg singkat beliau dapat mengubah tatanan masyarakat
jahiliyah yg berperadaban rendah menjadi masyarakat madani yg berperadaban
tinggi. Adapun strategi yg digunakan Rasulullah SAW dalam berdakwah dijelaskan
dalam QS An-Nahl[16[: 25, sebagai berikut:
Hikmah, maksudnya Rasulullah SAW menggunakan metodologi dakwah
sesuai objeknya. Dakwah terhadap orang awam, para pembesar, anak muda,
orang tua memiliki metodologi yg berbeda sehingga mudah diterima oleh
seluruh lapisan masyarakat.
Mauizah Hazanah, dakwah ini banyak dilakukan Rasulullah SAW terhadap
kaum muslimin sendiri. Dakwah ini disebut istilah amar makruf nahi munkar.
Tabsyir dan Tanzir, dengan cara memberi kabar gembira bagi yg mau
beriman dan beramal salah serta ancaman bagi yg ingkar terhadap kebenaran.
Targib dan Tarhib, dalam hal ini Rasulullah Saw menyampaikan kabar yg
menyenangkan dan yg menakutkan.
Al-Wa’du dan Al-Wa’id, yaitu memberi tahu adanya janji-janji dan ancaman
Allah.