Anda di halaman 1dari 13

Naskah Drama Pembullyan

“Lawan, Jangan Diam.”


Kelas 8.10
Smpn Dua Dramaga

Ada cerita di sebuah SMP, yaitu SMPN Dua Dramaga.


Disana terkenal suatu kelompok perundung jahat yang
beejumlah 5 orang. Mereka adalah Mauren, Maira, Keyza,
Indri, dan Reina Kelompok jahat itu sering kali
merendahkan, memalak, bahkan memaksakan orang lain
untuk melakukan apa yang dia mau. Mereka sangat
ditakuti oleh perempuan di kelas mereka. Tak ada
satupun siswi yang mau berurusan dengan mereka.

Pada suatu hari, mereka mendengar kabar bahwa di


kelas mereka, akan kedatangan seorang murid baru.
Merekapun membicarakan hal itu saat sedang istirahat di
kantin

Keyzha : “Eh Ren, Ndri. Gua denger hari ini kita bakal
kedatangan murid pindahan baru di kelas kita, katanya
ada empat orang!”

Mauren : “Lalu, apa masalahnya sama gua?”

Keyzha : “Ya gak ada, gua kan cuma ngasih tau lu, kali aja
lu kudet gitu!”

Indri : “Iya gua juga denger, katanya sih namanya


Qamalia”

Mauren : “Huh, siapa Qamalia? Namanya kok kaya


komodo sih”
Reina : “Iya ya, jelek banget namanya haha”

Indri : “Selera orang tuanya aneh, kuno banget.”

(Mauren, Riana, Maira, dan Keyzha tertawa.)

Maira : “Gua denger, Qamalia ini anaknya anak ga mampu


gitu. Orang miskin!"

Reina : "Ga cocok banget buat sekolah disini. Pasti


mereka orang susah semuanya, gua ga bakal mau jadi
berteman sama dia"

Mauren : “Okelah, berati hari ini kita harus ngasih


pelajaran berharga. Biar dia gak usah macem macem
sama kita. Ga tau aja kalau kita ini geng yang paling
ditakuti di kelas” (tersenyum belagu)

Mauren dan kawan kawannya lau menyusun rencananya


untuk memberikan pelajaran kepada beberapa anak baru
yang malang itu.

Ring... Ring...

Bel tanda masuk berbunyi, jam pelajaran dimulai. Semua


siswa sisiwi masuk ke dalam kelas kecuali para anggota
genk terkenal itu.

BRAK!!

Terdengar suara pintu terbanting, seketika semua orang


menoleh ke asal suara. Melihat siapa yang datang, mereka
semua kembali memalingkan wajah. Ada juga yang
menatap dengan sinis dan saling berbisik.

Mereka Yang tak lain dan bukan adalah Mauren bersama


antek anteknya. mereka dengan santai nya memasuki
kelas, dan bagaikan tak menghiraukan tatapan murid
kelasnya. Yasin yang merasa kesal bangkit dari tempat
duduk, lalu menghampiri mereka.

Yasin: “Hei! Kalian ini sudah gue peringati berkali kali


bukan? Kalo mau buka pintu tuh biasa aja, gak usah
dibanting segala. Memangnya kalo pintunya rusak kalian
mau gantiin?” (katanya dengan suara lantang dan kesal.
Yasin menyilangkan tangannya didada.)

Mauren: “Oh, properti sekolah ya? Maaf deh, kita gak


akan ngelakuin itu lagi deh.” (nadanya terdengar main
main) lalu, teman temannya itu tertawa

Yasin: “Terserah deh! Yang penting gue udah ingetin,


bukan bercanda!”

Indri : “OH? YAUDAH, PERMISI!”

Setelah itu mereka duduk di kursi mereka masing


masing. Tidak lama dari itu guru pun masuk bersama
seorang siswi baru Ang sebelumnya mereka bicarakan.

Rio : “Yap, anak anak seperti yang sudah kalian ketahui,


kita kedatangan anak murid! Tolong perhatiannya ketika
anak murid baru memperkenalkan diri.”

Qamalia : “Assalamuaikum wr.wb. perkenalkan nama


saya Qamalia. Saya pindahan dari SMP permata. Mohon
bantuannya supaya saya bisa meyesuaikan diri di
lingkungan sekolah ini."

Terlihat sosok Kamalia yang kecil dan manis. Ia


terlihat lembut dan juga ramah.
Selesai memperkanalkan diri, Qamalia kemudian
dipersilahkan duduk di kursi kosong yang tersedia.
Sementara Mauren dan gengnya kebosanan mendengar
perkenalan gadis itu yang terlalu biasa dan tidak
berkesan.

Setelah beberapa lama, bel istirahat berbunyi. Bagi


mereka bel istirahat lebih menyenangkan daripada
ocehan guru yang tidak berguna.

Sementara itu, Qamelia sedang membaca buku,


datanglah tiga siswi menghampiri mejanya.

Meisa : "Hai, kamu anak baru ya?"

Qamelia kaget karena dia terlalu fokus membaca, dan


tidak tau ada orang disebelahnya, qamelia pun
mengangguk.

Meisa : "Aku Meisa, salam kenal ya, semoga kita bisa jadi
teman baik"

Meisa : "Ohya, ini temen temenku, kenalkan"

Haura : "Hai aku Haura" Haura melambaikan tangannya

Yuri :"Aku yuri salam kenal ya hehe" (terkekeh)

Qamelia membalas dengan senyuman lembut, "senang


bertemu dengan kalian, aku qamelia"

"Aku mau ke kantin sebentar ya" (sambil berdiri dari


tempat duduk nya)

Haura : "Mau kami antar?"

Qamelia : "gak usah, aku sendiri aja"


Tak lama gadis itu pun segera pergi. Sementara itu, Geng
Mauren yang melihat dari kejauhan itu memberikan
mimik wajah yang malas dan tidak suka atas perkenalan
Qamalia yang tenga berkenalan dengan mereka.

Keyzha :“Kalian mau ke kantin gak?”

Mauren : “Engga ah, gak nafsu makan gua”

Indri : "Ayo ren, qamelia ke kantin tuh, kita bisa gangguin


dia" (menyeringai)

Reina : “Ide bagus tuh, Yuk ren!"

Mauren : "yaudah deh"

Kelima perempuan itu berdiri. Mereka berniat


melaksanakan aksi jahat mereka, yaitu memalak para
baru yang malang tersebut. Ketika mereka melihat nya,
Mereka langsung saja menghampiri Qamalia yang tengah
sendirian.

Mauren : “Hei, bagi duit lo dong"

Qamalia : “ Aku.. aku ngak punya uang “ (sambil


menundukan kepalanya.)

Keyzha : “Halah, Mana mungkin loe

ngak punya duit!” (memukul meja. Qamalia tersentak)

Reina : “Eh tapi kayaknya emang gak ada duit deh, secara
kamu itu kan orang gak mampu, hahaha”

Maira : “Alias miskin!”

Mauren : “gue gak mau tau, mana duit lo!” (mengambil


dompet secara paksa)
Qamalia : "jangan!" (merebut kembali dompet nya)

Terjadilah rebutan dompet diantara mereka berdua.


Karena emosi, Mauren akhirnya mendorong Qamalia
dengan cukup keras. Qamalia akhirnya terjatuh.
Beruntungnya ada beberapa siswa yang melihat kejadian
itu.

Yuri, Haura dan Meisa yang baru saja lewat terkejut dan
langsung membela Qamalia. Haura yang marah lalu
berdiri, menghadap ke Mauren dengan wajah marah.

Haura : “Apa masalah lo?!”

Mereka terdiam sejenak. Lalu Keyzha maju kedepan.

Keyzha : “gak ada. Tapi teman kampungan lo ini memang


pantas mendapatkannya. Miskin!”

Wajah Haura memerah, ia hendak memukul wajah


keyzha, tapi Yuri lalu menahannya.

Yuri : “Tenanglah.”

Lalu beberapa anak laki – laki datang menghampiri


mereka, dan juga ketua kelas Yasin

Yasin : “Eh, ada apa ini?”

Nasir : “Hey, kalian tidak bisa bersikap kasar begitu!”

Indri: “Bukan urusan lo, ya. Jadi mendingan lo diam deh!"

Yasin : “Tapi kalian gak bisa gitu dong. Main bentak dia
seenaknya, sampai di dorong lagi. Walaupun Qamelia
masih baru dia tetap teman kita.”

Mauren: “Iya iya gua tau, udah gak usah di lanjutin


ceramahnya. Cape gua dengernya.” (marah)
Farel : “Gausah nyolot gitu dong, kita Cuma ngingetin."

Nasir : “Benar. Lagipula kalian kok yang cari masalah.”

Maira : “Diam aja lo, gausah banyak ngemeng.”

Keyzha : “iya, berisik.”

Geng Mauren pergi meninggalkan mereka semua disana,


tanpa kata maaf. Meisa melihat ke arah Qamalia dengan
iba, kemudian mengulurkan tangannya, membantunya
temannya itu.

Meisa : “Kamu ngak apa-apa, Qamalia?”

Qamalia: “Aku ngak apa-apa kok”

Yasin : “ Mereka bertiga itu memang sudah keterlaluan.”

Haura : “ya memang, gak tau diri banget. Mereka kira


sekolah ini punya bapak mereka, gitu?”

Yuri : “kalo masih sakit, kita ke UKS aja, yuk”

Qamalia : “gak perlu kok. aku baik baik aja.”

Yasin : “Dari pada disini ada mereka mendingan kita ke


perpus”

Nasir : “Qamalia mau ikut gak?”

Qamalia: “Gak deh, aku di kelas aja”

Farel : “Kalau gitu kita duluan yah”

Yasin, Farel dan Nasir pergi meninggalkan Qamalia,


bersama Yuri dan Haura dan Meisa. Mereka merasa
semuanya baik – baik saja, jadi mereka memutuskan
untuk kelas. Tapi dikelas, tiba tiba... Mauren dan kawan
kawan tanpa ada angin atau hujan menghadang mereka.
Reina : “Lo itu cuman murid baru disini. Jadi gausah
caper."

Qamalia : “tapi aku gak cari perhatian apapun!”

Keyzha : “Lo berani lawan kita?!”

Haura : “Iya dia berani lawan kalian. Terus kenapa, lo ada


masalah?”

Indri : “kalian punya nyali juga ya, ternyata”

Meisa : “Apa salahnya membela diri kami sendiri?


Lagipula kenapa kami harus takut sama pengecut yang
Cuma bisa adu mulut kaya kalian?”

Meisa yang dari awal diam saja mulai membuka suara.


Ternyata diam nya menyimpan amarah. Wajah Reina
memerah, dia marah karena perkataan nya ada
benarnya. Tapi dia hanya bisa diam, sementara Keyzha
terus memandang ke arah Qamilia dengan kesal.

Qamilia : “Ta-tapi aku tidak melakukan apapun...”

Keyzha : “lo ini ya?!” (suara meninggi, kesal dan benar


benar marah.)

Lalu Keyzha dengan penuh emosi menampar Qamilia.

PLAK!

Haura secara spontan berteriak dan menarik tangan


keyzha jauh jauh.

Haura : “dasar! Bisa bisa nya lo main tangan. Mauren liat


nih, anak buah lo ngebela lo. Tapi lo Cuma diem aja
sebagai ketua. Dasar pengecut!”
Wajah Mauren yang berdiri di belakang seketika
tersentak, kaget. Dia takut dalam sepersekian detik, lalu
menelan ludah. Sementara Meisa, Yuri dan Haura
berusaha membantu Qamilia bangkit.

Naasnya, sepertinya ini adalah hari yang sial bagi geng


nya Mauren. Ternyata walikelas mereka kebetulan lewat
dan menyaksikan seluruh kejadian.

Rio : “Apa apan ini?! Apa yang kalian lakukan kepada


Qamilia?!”

Mauren dan kawan kwan : “Ka... kami tidak melakukan


apa apa, pak”

Rio : “saya sudah melihat semuanya. Ini jelas jelas


merupakan perundungan. Sekarang juga, temui saya di
ruang kepala sekolah!”

Wajah mereka pucat pasi. Tidak ada jalan, mereka pun


segera ke ruang kepala sekolah, bersama Qamilia beserta
yang lainnya.

Mauren dan yang lainnya : “Assalammu’alaikum, permisi”

Semua tamu di ruangan itu membalas dengan,


“Wa’alaikumsalam.”

Ridwan : “Silahkan duduk semuanya” (menunjuk ke arah


kursi di hadapannya)

Mereka duduk, dan melihat bahwa yang ada didalam sana


bukan hanya para walikelas ataupun Qamelia seorang.
Disana ada Haura, Yuri, Meisa, Dan lebih parahnya lagi
ada Nasir, Yasin dan Farel. Mereka semua jelas dapat
memberaratkan hukuman geng Mauren...
Fajar : “Sebelumnya, saya harap kalian menjawab
beberapa pertanyaan ini dengan jujur.”

Mauren dan kawan kawannya menjawab : “Iya pak”


(sambil menunduk)

Fajar : “Apa benar kalian merundung Qamelia?”

Mereka diam sejenak.

Keyzha : “Tidak pak, kami tidak pernah melakukan hal


semacam itu.”

Yasin : “Gak usah ngelak lo! Kita semua adalah saksinya,


kita liat dengan mata kepala kita sendiri.”

Reina : “memangnya kalian punya bukti apa, hah? Mata


gitu?”

Fadel : “ternyata kalian pandai mengelak juga!?”

Maira : “huh, terserah kalian saja deh”

Ridwan : “Sudah sudah jangan ribut. Yang ditanya di sini


adalah mereka, Nasir, Yasin dan Fadel. Biarkan mereka
menyelesaikan pernyataan mereka. Tapi Maira yang
malang, mau bagaimanapun kalian memang melakukan
itu. Berbohong tiada guna”

Maira : “ku kira bapak membela kami!”

Ridwan : “Saya membela sesuatu yang seharusnya.


Kenapa saya harus membela kalian?”

Keyza dan Reina dibungkam. Mereka tidak bisa membela


diri mereka sendiri ataupun teman teman mereka.
Sementara para guru hanya memperhatikan,
menyaksikan mereka seperti ini dapat memperkuat
kebenaran bahwa mereka memang benar merundung
Qamilia.

Fajar : “saya bertanya sekali lagi. Apakah benar yang


dikatakan mereka semua serta bahwa kamu merundung
Qamilia?”

Pada akhirnya, masing masing dari mereka mengakui


perbuatan mereka. Mauren mendapatkan hukuman
terberat karena ia lah yang pada awalnya mengajak
teman temannya pda hal yang tidak benar. Mauren
bahkan mengakui hal tersebut sambil menangis.

Fajar : “karena kalian sudah mengaku bersalah, sekarang


minta maaflah pada Qamilia juga dengan yang lainya...”

Terlihat sekilas wajah yang tak sudi untuk mengucapkan


maaf. Namun, pada akhirnya tanpa pilihan lain mereka
satu persatu meminta maaf pada Qamilia.

Mauren dan teman temannya : “tolong maafkan kami.


Kami tak akan pernah mengganggu kamu dan semua
orang lagi. Kami berjanji” (kata mereka sambil
menunduk)

Suasana pun tertiba hening, qamelia hanya diam saja

Haura : “Jangan maafin mereka! Mereka keterlaluan!”

Yuri : “Mereka memang keterlaluan. Tapi keputusan ada


ditangan dia sendiri.” (melihat Qamalia)

Qamelia masih tetap diam saja, dia pun tiba tiba


menghampiri mauren, mauren ketakutan, dia tidak tau
harus berbuat apa. Tanpa diduga, qamelia menghulurkan
tangan
Qamelia : “Aku maafin kalian kok, aku tau kalian udah
buat salah, tapi aku yakin, dengan kejadian ini, kalian
bisa ngambil pelajaran, dan aku harap kalian bisa jadi
orang yang lebih baik seterusnya. aku yakin kalian bisa
berubah sesama manusia kita harus saling memaafkan
bukan?"

Mauren terdiam, lalu menjabat tangan qamelia

Mauren : “Maafin aku selama ini aku selalu ngelakuin hal


yang buat kamu sakit hati, aku benar benar minta maaf,
aku memang keterlaluan”

Qamelia : “Gak apa apa kok, semua orang pasti berbuat


salah. Tapi mereka bisa berubah”

Mereka berdua pun tersenyum, geng Mauren pun


meminta maaf ke teman teman nya Qamelia, saling
menjabat tangan. saksi mata dan para guru pun ikut
tersenyum lega.

Yasin : “baguslah, akhirnya kalian mau berubah”

Farel : “iya, bagus dong. akhirnya damai juga."

Nasir : “sekarang kita udah tenang, deh”

Para guru dan saksi mata merasa lega dan tersenyum atas
berakhirnya kasus ini. Mereka harap hal yang sama tidak
akan pernah terulang kembali. Sebagai hukuman,
mereka masing masing di skors selama 5 hari dan
membayar denda karena telah melukai Qamelia.

Kemudian, sejak kejadian di hari itu, Mauren dan teman


temannya masih bersatu. tapi mereka tidak lagi memalak,
menggangu ataupun mencari masalah dengan siapapun.
Mereka perlahan lahan memperbaiki diri mereka sendiri.
Geng perundung Mauren? Sudah tidak ada lagi.

Begitulah, sebuah kisah singkat tentang perundungan.


Beranilah, lawanlah dan berpikirlah! Bila kamu cerdas
kamu bisa dengan mudah melawan merundungan. Kamu
punya akal dan mampu membedakan yang baik dan
buruk? Buktikan. Ingat jangan takut melawan dan jangan
pernah menjadi perundung. Bila kamu menjadi korban,
bangkitlah. Bila kamu pelaku, buktikan bahwa kamu bisa
menjadi manusia yang lebih baik.

—selesai—

Naskah asli milik: Tabrani

Diubah dan di susun ulang oleh : Anissa Cahyani dan


Nesya Regita D.

Anda mungkin juga menyukai