Di sebuah sekolah. Sekolah megah ini mempunyai suatu kelompok jahat yang suka menindas
siswa lain. Kelompok itu yaitu Renaya, Diva dan Sara.
Diva : “Eh Ren, Sar. Gue denger nanti bakal ada murid baru di kelas kita!”
Renaya : “Hah , siapa Siti? Nama kok kampungan banget sih? Hahaha oke ntuk hari ini kita bakal
ngasih dia pelajaran berharga buat dia biar gak bisa macem macem ama kita kedepannya”
Renaya dan temannya pun menyusun rencananya untuk memberikan pelajaran tersebut kepada
anak baru itu.
Ring...Ring...
Bel tanda masuk pun dimulai, semua anak sudah masuk kedalam kelas kecuali para anggota genk
terkenal itu.
Brak.
Terdengar suara pintu terbanting. Semua murid melihat ke asal suara. Ya tak lain adalah Renaya,
Diva, dan Sara. Mereka dengan santainya memasuki kelas, dan bagaikan tak menghiraukan
tatapan murid kelasnya. Yasin yang merasa kesal bangkit dari duduknya dan menghampiri
mereka.
Yasin : “Hei Renaya, Diva, Sara udah aku peringatin beberapa kali bukan. Kalo buka pintu tuh biasa
aja, gak usah dibanting segala. Kalo pintunya rusak mau gantiin?”
Renaya : “Oh tentang properti sekolah ya...maaf maaf gua Gak kan ngulangin kejadian banting pintu
lagi deh.”
Setelah itu guru pun masuk yang dibelakangnya terdapat seorang murid.
Slamet :”Yap, anak anak seperti yang sudah kalian ketahui kita memiliki seorang murid baru! Tolong
sedikit perhatiannya saat ia memperkenalkan diri”
Siti : “Assalamualaikum wr.wb perkenalkan nama saya Siti pindahan dari SMP Negeri. Mohon
bantuannya agar saya bisa menyesuaikan diri di lingkungan sekolah ini.
Setelah pelajaran selesai, jam istirahat membuat semua murid bebas dari pelajaran dan tugas dan
bebas untuk makan dan minum di kantin.
Renaya : “Cepat serahin duit lo kampungan” (sambil mendorong Qamalia dengan kasar)
Fadel, Nasir, dan Yasin yang Melihat Siti di dorong Renaya, langsung pergi menghampiri mereka
berempat.
Fadel : “Tapi kalian nggak bisa gitu dong. Ngebentak dia seenaknya”
Mauren :” Iya iya Gua tau. Udah nggak usah dulanjutin ceramahnya! Capek gua dengernya” (marah)
Fadel : “Jangan nyolot gitu dong, kita bertiga kan Cuma ngingetin aja”
Yasir, Fadel, dan Nasir pergi meninggalkan Siti, Mauren, Indri, dan Nisa di kelas menuju ke
perpustakaan
Sara : “He lo itu cuman murid baru disini, jadi jangan cari cari perhatian deh”
Siti : “ta..ta...tapi”
Wali kelas yang tak sengaja lewat di depan kelas melihat seluruh kajadian pembullyan yang
dilakukan oleh Renaya dan teman temannya.
Slamet : “Apa kalian membully Siti. Mauren, Indri, Nisa sepulang sekolah kalian harus temui bapak
di ruang kepsek!”
Bel akhir sekolah telah berbunyi. Mauren dan teman temannya segera ke ruang kepsek. Guru BK
yang berada di depan ruang kepsek memanggil mereka.
Rahman : “Hei kalian yang namanya Mauren, Indri, Nisa kan? Cepat masuk, kalian sudah di tunggu di
Ruang Kepsek!”
Wahyu : “Akhirnya kalian datang, silahkan duduk” (sambil menunjuk 2 kursi di depannya)
Sekarang mereka bertiga bisa dengan jelas melihat bahwa orang yang ada di dalam aula itu tak
hanya kepala sekolah, Guru BK, dan Wali Kelas mereka tetapi ada Fadel, Nasir, Yasin, dan Siti .
Rahman : “Kita mulai saja ke pertanyaan pertama, tapi sebelumnya saya harap kalian menjawabnya
dengan jujur tanpa ada kebohongan”
Renaya : “Iya pak saya akan menjawabnya dengan jujur” (sambil menundukan kepala)
Slamet : “Kenapa kalian membully Siti? Karena ia mempunyai masalah dengan mu? Atau apa?”
(sambil mengeraskan suara)
Wahyu : “Nak Siti, bapak harap kamu bisa memaafkan semua perbuatan mereka bertiga”
Renaya : “Iya, maafkan kami karena sudah kasar kepada mu. Setelah kejadian ini aku harap aku dan
teman teman ku bisa berteman baik”
Fadel : “Gitu dong Ren, dari dulu kek. Minta maaf nya Kan dilihat enak”
Nasir : “Sekarang, udah deh kalian jangan ngebully orang lagi. Pertemanan itu kan indah”
Setelah kejadian itu Renaya, Diva, Sara berteman dengan Siti. Mereka bertiga belajar bahwa tak
baik membeda bedakan orang dan membully nya.
PENULIS : NABILA