Anda di halaman 1dari 16

Naskah Drama Musikal Pentas Seni X MIA 4 SMA

Negeri 1 KAB.TANGERANG Tahun 2016

MEMORI: TENTANG MELODI DAN CINTA

                                                                                                                    
                                    

Aktor:

-narator = ika -anisa = mulya

-trisna = Arief -  Adit = Tiara

-nadya = Desi -mela dn Hesty = Vivia

-reka = Anis -adwinda = Vemy

-ari  =Agiel  -Feby = Milla

SCENE 1
NARATOR:
                Suatu pagi, di kelas X MIA 4. Suasana tampak ramai karena satu persatu siswa
mulai berdatangan. Beberapa tampa sedang mengobrol bersama temannya. Beberapa lagi
tampak sibuk membersihkan kelas dan sesekali marah karena pekerjaannya diganggu. Tak
lama, seorang anak laki-laki bernama Trisna masuk ke dalam dengan wajah yang ceria.
TRISNA:Hello Teman Semua
Ayo Kita Sambut, Hari Baru Telah Tiba
ADIT:Apa Yang Kurasakan, Ku Ingin Engkau Tahu
Dan Berbagi Bersama
SELURUH SISWA:(buka semangat baru Ello)
TRISNA:Bukalah Semangat Baru
                (Trisna kemudian melakukan high-five bersama teman-temannya, lalu duduk di
kursinya yang ada di tengah-tengah kelas. Diikuti oleh teman satu gengnya.)

NARATOR:
                Keadaan kelas perlahan menjadi tenang. Siswa-siswi telah duduk di tempatnya
masing-masing. Selang beberapa waktu kemudian, seorang anak perempuan datang dan
langsung menyapa teman-temannya. Wajahnya pun dihiasi senyuman. Gadis ini kerap
disapa Annisa.
ANNISA:(Selamat pagi RAN)
ANAK-ANAK COWOK:Selamat pagi, Annisa (dengan gaya kocak,kemudian tertawa
bersama)
ANNISA:Embun membasahi dunia dan mulai mengawali hari ini
Dan kukatakan
TEMAN-TEMAN ANNISA:Selamat pagi
ANNISA:Kicau burung bernyanyi dan kini ku siap tuk jalani hari ini
Kini bergegaslah sipakan dirimu untuk memulai menjalani hari ini
NADYA:Hai, Nis. Pagi-pagi udah ceria aja.
ANNISA:Iya dong, kan harus semangat supaya belajarnya semangat juga.
NARATOR:
                Di saat Annisa sedang mengobrol dengan temannya, Trisna memandangi Annisa
dengan seksama. Teman-teman segengnya yang menyaksikan hal itu akhirnya
menggodanya. Trisna berdiri dari duduknya dan menghampiri tempat duduk Annisa.
TRISNA:(bila aku jatuh cinta nidji)
MELA:Kamu jatuh cinta sama siapa, Na?
TRISNA:(melirik Annisa) Aku jatuh cinta kepada seseorang yang telah membuatku lupa
bahwa hari ini ada ulangan Fisika.
TEMAN-TEMAN TRISNA:Ciyeee (tertawa)
ANNISA:(tersenyum malu)

NARATOR:
Trisna kembali ke tempat duduknya karena guru Fisika yang mengajar kelas mereka
telah datang. Guru tersebut memerintahkan anak-anak untuk mengeluarkan kertas
selembar. Keadaan kelas menjadi senyap karena mereka sibuk mengisi jawaban.

SCENE 2
NARATOR:
Annisa sedang duduk-duduk di taman bersama kedua orang temannya, Adwinda
dan Nadya. Di saat yang bersamaan, Trisna dan Reka sedang mengobrol di tempat yang
tak jauh dari mereka. Sayup-sayup, Annisa dapat mendengar apa yang mereka bicarakan.
Reka terlihat mencari perhatian Trisna, sementara Trisna mulai merasa risih.
NARATOR:
                Pandangan Annisa masih mengarah kepada Trisna dan Reka, telinganya pun
dapat menangkap pembicaraan antara mereka. Teman-teman Annisa merasakan bahwa
raut muka Annisa berubah.
ADWINDA:Kamu kenapa, Nis? Kok mukamu jadi berubah sedih gitu?
NADYA:Kamu juga kayak lagi ngeliatin sesuatu. Trisna dan Reka, kamu ngeliatain mereka.
ANNISA:(terbakar cemburu padi)
NADYA:Ya ampun, Nis. Kamu kok nggak bilang sih kalo kamu suka sama Trisna.
ANNISA:Aku juga belum yakin dengan perasaan ini, Nad. Lagian Trisna juga kayaknya lagi
deket dengan Reka.
ADWINDA:Yang sabar ya, Nis.
NARATOR:
                Annisa memutuskan untuk tidak cemburu kepada Reka. Dia mencoba berbesar
hati dan akan menerima dengan ikhlas apabila pada akhirnya Trisna berpacaran dengan
Reka. Meskipun sebenarnya merasa sedih, Annisa sedikit terhibur karena ada teman-
temannya yang selalu membuatnya kuat dan sabar. Sementara itu, tanpa dia sadari, Trisna
sedang memperhatikannya dari tempat dia berdiri, tanpa sedikitpun memperhatikan Reka
yang sedang bercerita.

SCENE 3
NARATOR:
                Hari sudah larut malam, Annisa sedang belajar di kamarnya. Namun, dia
mendengar suara berisik di luar. Itu adalah suara orang tuanya. Lagi-lagi mereka
bertengkar. Akhir-akhir ini, keluarganya memang sedang dilanda konflik. Hal ini sedikit
banyak berpengaruh terhadap Annisa. Termasuk berdampak pada nilai pelajarannya yang
menurun. Bagaimana tidak, keluarga yang dulunya harmonis berubah menjadi kacau
setelah Ibu Annisa menjalani karier sebagai wanita kantoran. Sementara Ayahnya tidak
setuju karena perannya sebagai ibu rumah tangga menjadi terlalaikan.
(di ruangan berbeda, kedua orang tua Annisa sedang bertengkar)
(Ibu Annisa langsung masuk ke dalam kamarnya diikuti Ayah Annisa. Di kamarnya
Annisa terlihat sedih.)
ANNISA:Selalu seperti ini, setiap hari selalu bertengkar.

(hanya satu pintaku mocca)

sok. Dia memutuskan untuk segera tidur agar tak mendengar pertengkaran orang tuanya.
Meskipun dia yakin, seberapapun keras dia mencoba terlelap, pertengkaran orang tuanya
akan selalu terbayang. 
NARATOR:
                Annisa menghapus air mata yang mengalir di wajahnya. Dia lalu membereskan
peralatan sekolah yang dibutuhkannya untuk besok.

SCENE 4
NARATOR:
                Pagi ini bisa jadi hari yang sial bagi Ari. Bagaimana tidak, dia harus memburu
waktu agar tidak terlambat sampai sekolah. Dia memang terbiasa tidur larut hingga
menjelang Subuh. Dia juga terbiasa bangun kesiangan dan harus terburu-buru setiap pagi.
Namun, kali ini dia bangun jauh lebih lambat dari biasanya. Belum lagi motornya mengalami
sedikit masalah sehingga dia harut bermacet-macetan di jalanan dengan menumpangi bus
yang luar biasa padatnya.
                Beruntung, ketika dia sampai ke sekolah, pintu gerbang belum ditutup. Tapi
karena tidak berhati-hati, dia menabrak seseorang hingga terjatuh. Ternyata yang
ditabraknya adalah Annisa. Ari segera membantu Annisa berdiri.

ARI:Kamu nggak kenapa-napa, kan?


ANNISA:Aku nggak kenapa-napa kok.
ARI:Aku Ari, anak kelas X MIA 1.
ANNISA:Annisa, X MIA 4
ARI:Aku tau nama kamu Annisa. Dari dulu malah.
ANNISA:
Ya, aku juga sering dengar nama kamu dari anak-anak. Kamu temannya Trisna juga, kan?
ARI:(mengangguk)
ANNISA:(melihat jam tangan)Aku ke kelas duluan ya, Ri.
ARI:Oke. Ohya, sorry soal yang tadi.
ANNISA:No problem.
NARATOR:
                Annisa berjalan menuju kelasnya, sementara Ari masih berdiri di tempatnya
sambil melihat Annisa yang mulai menjauh. Pada detik itu juga dia menyadari satu hal yang
selama ini dirasakannya kepada Annisa.
ARI: (pandangan pertama RAN)
NARATOR:
                Ari memutuskan untuk melakukan pendekatan dengan Annisa. Dia tidak mau
membuang-buang waktu. Namun, dia tersadar harus segera masuk ke kelas, atau dia akan
benar-benar terlambat dan mendapatkan hukuman.

SCENE 5
NARATOR:
                Reka terlihat sumringah. Dia melangkah terburu-buru menuju lapangan basket.
Trisna sedang latihan basket dengan teman-temannya. dia tidak ingin kehilangan momen itu
sedikit pun. Maka, bertiga dengan Hesti dan Feby, dia menonton di pinggir lapangan sambil
sesekali memberi semangat.
FEBY:
Lihat, Ka. Trisna keren banget main basketnya. Udah cakep, jago main basket pula.
HESTY:Iya, bener banget, Ka. Dia cocok banget sama loh sama kamu.
FEBY:Kalian kenapa nggak pacaran aja sih? Dia kayaknya suka juga deh sama kamu.
REKA:Aku nunggu waktu yang tepat, girls. Aku nggak mau terburu-buru.
HESTY:Hati-hati loh, dia banyak yang naksir.
REKA:Tenang aja, aku nggak akan ngebiarin siapapun deketin dia. Karena dia one and
(Dia-sammy simonangkir)
FEBYTapi kabarnya Trisna lagi dideketin anak kelasnya loh. Siapa tuh namanya? Aldila ya?
HESTY:Annisa, Feby. Namanya Annisa. Nah, itu anaknya (menunjuk ke arah Annisa yang
baru saja dari kantin)
REKA:Lihat aja, kalo dia berani, dia harus berurusan dulu sama aku.

SCENE 6
NARATOR:
                Jam istirahat sedang berlangsung. Ari baru saja dari kantin untuk membeli air
mineral. Tanpa sengaja dia bertemu dengan Annisa yang sedang duduk sendirian di taman.
Tanpa ragu, Ari segera menghampiri Annisa dan menyapanya.
ARI:Hai, Nis.
ANNISA:Hai, Ri.
ARI:(kau cantik hari ini Lobow)
ANNISA:(lagu teka-teki Raisa)
ARI:Aku rasa kamu tau apa maksud aku, Nis, atas perhatian yang selama ini aku kasih ke
kamu. Aku suka kamu, that’s it. Dan aku harap kamu bisa membalasnya, Nis.

NARATOR:
                Annisa terlihat kebingungan untuk menjawab kata-kata Ari. Trisna, yang tanpa
mereka sadari ada di sekitar mereka mulai merasa cemburu. Akhirnya, Trisna berjalan
mendekati Ari dan Annisa.
TRISNA:Semula ku tak tahu
Engkau juga telah ingin memilikinya
ARI:Bukankah ku lebih dulu
Bila engkau temanku sebaiknya tak mengganggu
TRISNA:Dia untukku, bukan untukmu
Dia milikku, bukan milikmu
Pergilah kamu, jangan kau ganggu
Biarkan aku mendekatinya
ARI:Kamu tak akan mungkin mendapatkannya
Karena dia berikan aku pertanda juga
Janganlah kamu banyak bermimpi oh..

TRISNA:Dia untuk aku


ARI:Bukan, dia untuk aku
ANNISA:Kalian berdua ngapain sih? Kayak anak kecil tau nggak. Masuk kelas sana, bentar
lagi mau bel.

NARATOR:
                Annisa meninggalkan Ari dan Trisna. Sementara dua anak laki-laki itu masih
saling berhadapan dan saling mengancam.
TRISNA:Awas kalo kamu coba-coba deketin Annisa lagi.
ARI:Emangnya kalo aku masih deketin Annisa, kamu mau apa? Nonjok? Emang kamu
siapanya dia? Pacar bukan. Saudara bukan.

NARATOR:
                Tanpa meperdulikan Ari, Trisna segera berlalu menuju kelas. Dia tidak ingin
memperpanjang masalah. Namun, dia bertekad untuk tidak membiarkan Annisa dekat-dekat
dengan Ari.

SCENE 7
NARATOR:
                Di kelas. Suasana riuh terdengar. Anak-anak terbebas dari pelajaran karena guru-
guru sedang melaksanakan rapat menjelang ujian.

(IMPROVISASI)

NARATOR:
Bel tanda sekolah berakhir berbunyi nyaring. Mereka makin bersorak senang dan bergegas
pulang dengan perasaan senang.
SCENE 8
NARATOR:
                Setiap tahunnya, sekolah selalu mengadakan malam keakraban dengan
melaksanakan kegiatan kemah di sekolah khusus untuk kelas XII. Malam ini, seluruh siswa
kelas XII berkumpul mengelilingi api unggun. Mereka bernyanyi bersama dan tertawa. Tiba-
tiba dari arah belakang terdengar petikan gitar. Semua orang memusatkan perhatiannya ke
tempat tersebut. Di sana ada Ari yang sedang bermain gitar dan bernyanyi.
ARI:
Waiting for your call, I'm sick, call I'm angry 
call I'm desperate for your voice 
Listening to the song we used to sing 
In the car, do you remember 
Butterfly, Early Summer 
It's playing on repeat, Just like when we would meet
Like when we would meet 
Cause I was born to tell you I love you 
and I am torn to do what I have to, to make you mine 
Stay with me tonight 
Stripped and polished, I am new, I am fresh 
I am feeling so ambitious, you and me, flesh to flesh 
Cause every breath that you will take 
when you are sitting next to me 
will bring life into my deepest hopes, What's your fantasy? 
(What's your, what's your, what's your...)
Cause I was born to tell you I love you 
and I am torn to do what I have to, to make you mine 
Stay with me tonight 
And I'm tired of being all alone, and this solitary moment makes me want to come back
home 
x4 
(I know everything you wanted isn't anything you have) 
Cause I was born to tell you I love you 
and I am torn to do what I have to, to make you mine 
Stay with me tonight 
Cause I was born to tell you I love you 
and I am torn to do what I have to, to make you mine 
Stay with me tonight 
(I know everything you wanted isn't anything you have)

Annisa, ini lagu buat kamu. Aku suka kamu dan aku mau kamu jadi pacarku. Nisa, will you
be mine?
ANNISA:(kebingungan, melirik ke arah Trisna)
(Trisna yang melihat kejadian itu langsung berjalan menjauh. Sementara anak-anak
meminta Annisa segera menjawab pernyataan Ari)
ANNISA:Maaf, Ri, aku nggak bisa. (berlari mengejar Trisna)
ARI:(terdiam)

NARATOR:
                Trisna berhenti di taman sekolah. Perasaannya tidak karuan. Dia marah dan
cemburu. Juga menyesal karena telah kalah langkah. Annisa berjalan mendekatinya.
ANNISA:Hei, Na.
TRISNA:Kamu kenapa kesini? Bukannya Ari lagi ngasih pertunjukan buat kamu?
ANNISA:Aku nggak tertarik dengan pertunjukannya. Dan rasanya yang tadi itu cuma
lelucon. Jadi, aku nggak perlu menganggap serius dan menjawab pernyataannya. Lagian
ada orang yang kusuka.

TRISNA:Ohya? Siapa?
ANNISA:Orang yang membuat aku lupa kalo minggu depan kita udah ujian.
TRISNA DAN ANNISA:(tertawa)
ANNISA:
(Tentang kamu-BCL)
TRISNA:Hmm... Nis...
ANNISA:Ya?
TRISNA:
Sabar, sabarlah cintaku
Hanya sementara kau harus dengannya
Kau harus bersamanya kini
Sabar, sabarlah cintaku
Takkan selamanya karena sebenarnya
Kau tahu sesungguhnya aku
Aku yang paling kau cinta
Aku yang paling kau mau
Rahasiakan aku sedalam-dalamnya cintamu
Aku yang pasti kau cinta
Aku yang pasti kau mau
Selamanya di hidupmu aku kekasihmu
Sabar, sabarlah cintaku
Hanya sementara kau harus dengannya
Kau harus bersamanya kini wooo
Sabar, sabarlah cintaku
Takkan selamanya karena sebenarnya
Kau tahu sesungguhnya aku ooo
Aku yang paling kau cinta
Aku yang paling kau mau
Rahasiakan aku sedalam-dalamnya cintamu
Aku yang pasti kau cinta
Aku yang pasti kau mau
Selamanya di hidupmu aku kekasihmu oooooo
(sesungguhnya aku yang paling kau cinta) paling kau cinta(aku yang paling kau mau)
Rahasiakan aku sedalam-dalamnya cintamu
Aku yang pasti kau cinta
Aku yang pasti kau mau di hidupmu
Selamanya di hidupmu aku kekasihmu
ANNISA:Udah larut, Tris. (muka merona malu) Sebaiknya kita balik ke tenda.
(keduanya kembali ke tenda)
SCENE 9
NARATOR:
                Reka mengetahui bahwa Annisa mengejar Trisna dan mereka sempat mengobrol
di taman. Maka, setelah mereka kembali ke tenda, Reka dan teman-temannya siap
melabrak Annisa. Kebetulan saat itu Annisa hanya bersama dua orang temannya.
REKA:Heh! Kamseupay! Jangan kecentilan ya!
NADYA:Kalian nggak tau sopan santun banget sih, dateng kok langsung marah-marah.
REKA:Eh, kamu jangan ikut campur! (mendorong bahu Nadya)
ADWINDA:Jangan main kasar dong.
REKA:Eh, kamu! Jangan kecentilan ya! Berhenti deketin Trisna kalo kamu mau sekolah
dengan aman.
ANNISA:Maksud kamu apa sih?
FEBY:Jangan sok polos deh. Kamu lagi deketin Trisna kan?
HESTY:Asal kamu tau ya kamu tuh nggak cocok sama Trisna, jadi jangan terlalu berharap
buat jadian sama dia.
ANNISA:Kalian ini kenapa sih? Aku beneran nggak ngerti maksud kalian. Aku sama Trisna
cuma berteman.
REKA:Halah! Jangan ngeles!

HESTY/MELA:
FEBY:
BERTIGA:
REKA:
BERTIGA:
(tiba-tiba Trisna datang dan langsung memarahi Reka.)
TRISNA:Kamu apa-apaan sih?
(Trisna menarik Reka menjauh dari anak-anak yang lain.)
REKA:Kamu tuh selalu belain Annisa, aku nggak suka itu.
TRISNA:
Apa masalahmu? Apa yang aku lakukan nggak ada hubungan sama sekali dengan kamu.
Dan kamu nggak berhak melakukan perbuatan kayak gitu ke Annisa.
REKA:
Kamu nggak peka banget, Na. Aku tuh suka sama kamu. Aku cemburu kamu selalu baik
kepada Annisa. Perlakuan kamu ke dia beda dibandingkan perlakuan kamu ke aku. Aku
cemburu. Aku cemburu, Na.
TRISNA:Bagusnya kamu buang perasaan kamu itu jauh-jauh, Ka. Aku nggak suka sama
kamu.
(meninggalkan Reka)

REKA:(menangis) (pupus – dewa 19)

(Trisna serta Nadya dan Adwinda menenangkan Annisa yang menangis. Ari datang,
langsung memukul Trisna. Mereka saling memukul sementara Annisa histeris meminta
mereka berhenti. Akhirnya perkelahian terhenti ketika teman-teman mereka memisahkan.
Ari mengancam akan melakukan hal yang sama kalau Annisa menangis lagi gara-gara
Trisna.)

SCENE 10
NARATOR:
                Menjelang ujian semua anak sibuk belajar. Baik secara individu maupun
berkelompok. Begitupun  dengan Annisa dan teman-temannya. mereka berusaha keras
agar dapat lulus dan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang diinginkan.

(suasana ujian)
LAST SCENE
NARATOR:
                Keramaian dan kebahagiaan. Sekolah lebih terlihat meriah hari ini. Siswa-siswi
bersorak senang. Mereka masing-masing membaca selembar kertas bertuliskan kelulusan
mereka. Mereka pun saling memberikan selamat atas hasil yang mereka dapatkan.
                Di sisi lain, Annisa dan Trisna sedang mengobrol setelah saling memberikan
selamat. Di wajah keduanya tergurat kesedihan, terlebih lagi Annisa. Dia sedih karena
Trisna akan pergi ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikannya. Cowok itu mendapat
beasiswa S1 kedokteran yang begitu diidam-idamkannya.
TRISNA:(selamat tinggal kasih -tompi)
ANNISA:
Semua tentangmu selalu membekas di hati ini
Cerita cinta kita berdua akan selalu
Semua kenangan tak mungkin bisa (ku lupakan ku hilangkan)
Takkan mungkin ku biarkan cinta kita berakhir
Ku tak rela, ku tak ingin kau lepaskan semua
Ikatan tali cinta yang tlah kita buat selama ini
Aku di sini selalu menanti
Ku takkan letih menunggumu
Aku di sini (aku di sini) selalu menanti (selalu menanti)
Ku takkan letih menunggumu (menunggumu)
TRISNA:Aku pasti kembali untuk kamu.
ADIT:(dari kejauhan) Hoi, Na! Sini!
TRISNA:Aku kesana dulu ya.

ANNISA:(mengangguk)
ARI:(mendekati Annisa) Hai, Nis. Selamat ya udah lulus.
ANNISA:Kamu juga selamat, Ri. Juga buat keterimanya kamu di Fakultas Teknik Kimia.
ARI:Setelah hari ini, kita masih bisa temenan kan?
ANNISA:Tentu aja, Ri.
ARI:
Pokoknya kalo kamu butuh orang buat cerita, aku siap Nis buat dengerin cerita kamu.

Kau boleh acuhkan diriku


Dan anggap ku tak ada
Tapi takkan merubah perasaanku
Kepadamu
Kuyakin pasti suatu saat
Semua kan terjadi
Kau kan mencintaiku
Dan tak akan pernah melepasku
Aku mau mendampingi dirimu
Aku mau cintai kekuranganmu
Selalu bersedia bahagiakanmu
Apapun terjadi
Kujanjikan aku ada
Kau boleh jauhi diriku
Namun kupercaya
Kau kan mencintaiku
Dan tak akan pernah melepasku
Aku mau mendampingi dirimu
Aku mau cintai kekuranganmu
Selalu bersedia bahagiakanmu
Apapun terjadiKujanjikan aku ada
Aku mau mendampingi dirimu
Aku mau cintai kekuranganmu
Aku yang rela terluka
Untukmu selalu

ANNISA:Makasih banget Ri untuk segala hal yang udah kamu lakuin. Mungkin suatu saat
akan ada saat yang tepat untuk kita bersama. Tapi bukan sekarang.
ARI:Nggak masalah, Nis. Untuk saat ini berteman dengan kamu udah lebih dari cukup.
(teman-teman mereka berkumpul bersama. Ari meminta maaf kepada Trisna karena telah
melakukan hal yang buruk.)
NARATOR
Mereka saling bercanda seakan tidak ingin ada yang terlewatkan di hari terakhir sekolah ini.
Tidak ada lagi kebencian di antara mereka. Yang ada hanya kegembiraan. Mereka saling
berangkulan.

BERSAMA:
*pilihan lagu

mimpi adalah kunciuntuk kita menaklukkan dunia


berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraihnya
laskar pelangi takkan terikat waktu
bebaskan mimpimu di angkasa
warnai bintang di jiwa
menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersyukurlah pada yang kuasa cinta kita di dunia
selamanya…
cinta kepada hidupmemberikan senyuman abadi
walau hidup kadang tak adiltapi cinta lengkapi kita
laskar pelangitakkan terikat waktu
jangan berhenti mewarnaijutaan mimpi di bumi
menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersyukurlah pada yang kuasa
cinta kita di dunia
selamanya…selamanya...
laskar pelangi
takkan terikat waktu..uuu..

Sahabat Sejatiku
Hilangkah Dari Ingatanmu
Di Hari Kita Saling Berbagi
Dengan Kotak Sejuta Mimpi
Aku Datang Menghampirimu
Kuperlihat Semua Hartaku 
Kita S'lalu Berpendapat
Kita Ini Yang Terhebat
Kesombongan Di Masa Muda Yang Indah
Aku Raja Kaupun Raja
Aku Hitam Kaupun Hitam
Arti Teman Lebih Dari Sekedar Materi
Pegang Pundakku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Mulai Lelah?
Lelah Dan Tak Bersinar
Remas Sayapku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Ingin Terbang? Terbang Meninggalkanmu
Ku S'lalu Membanggakanmu
Kaupun S'lalu Menyanjungku
Aku Dan Kamu Darah Abadi
Demi Bermain Bersama
Kita Duakan Segalanya
Merdeka Kita, Kita Merdeka
Pegang Pundakku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Mulai Lelah?
Lelah Dan Tak BersinarRemas Sayapku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Ingin Terbang? Terbang Meninggalkanmu
Tak Pernah Kita Pikirkan Ujung Perjalanan Ini
Tak Usah Kita Pikirkan
Ujung perjalanan ini
Dan tak usah kita pikirkan
Ujung perjalanan ini

eiyo... it's not the end, it's just beginning


titz:ok... detak detik tirai mulai menutup panggung
tanda skenario... eyo... baru mulai diusung
lembaran kertas barupun terbuka
tinggalkan yang lama, biarkan sang pena berlaga
kita pernah sebut itu kenangan tempo dulu
pernah juga hilang atau takkan pernah berlalu
masa jaya putih biru atau abu-abu (hey)
memori crita cinta aku, dia dan kamu
santoz:saat dia (dia) dia masuki alam pikiran
ilmu bumi dan sekitarnya jadi kudapan
cinta masa sekolah yang pernah terjadi
dat was the moment a part of sweet memory
kita membumi, melangkah berdua
kita ciptakan hangat sebuah cerita
mulai dewasa, cemburu dan bungah
finally now, its our time to make a history
reff:bergegaslah, kawan... tuk sambut masa depan
tetap berpegang tangan, saling berpelukan
berikan senyuman tuk sebuah perpisahan!
kenanglah sahabat... kita untuk slamanya!
satu alasan kenapa kau kurekam dalam memori
satu cerita teringat didalam hati
karena kau berharga dalam hidupku, teman
untuk satu pijakan menuju masa depan
lezz:saat duka bersama, tawa bersama
berpacu dalam prestasi... (huh) hal yang biasa
satu persatu memori terekam
didalam api semangat yang tak mudah padam
kuyakin kau pasti sama dengan diri
kupernah berharap agar waktu ini tak berlalu
kawan... kau tahu, kawan... kau tahu kan?
beri pupuk terbaik untuk bunga yang kau simpan
back to reff:
bridge:bergegaslah, kawan... tuk sambut masa depan
tetap berpegang tangan dan saling berpelukan
berikan senyuman tuk sebuah perpisahan!
kenanglah sahabat...

EPILOG:
NARATOR:
                Trisna menutup novel tersebut dengan senyum menegembang. Dia meraih
ponselnya dan menekan sederet nomor. (telepon diangkat)
TRISNA:Halo, Nisa?
ANNISA:Ya, halo?
TRISNA:Aku sudah menerima paketmu, terima kasih telah mengingatkanku akan kisah kita
dulu. Terima kasih telah mengingat hari ulang tahunku. I love you.
ANNISA:Trisna, it’s always been you.
(telepon ditutup)
-THE END-
Written by: MILLAH AGNIA AZMI

Anda mungkin juga menyukai