Anda di halaman 1dari 10

NASKAH DRAMA X1

16.05
HAI PERKENALKAN KAMI SEPULUH SATU, 16.05
ADALAH JUDUL DARI DRAMA INI. DRAMA YANG
BERTEMAKAN TENTANG BULLY INI MENGISAHKAN
TENTANG SEORANG GADIS CUPU DAN PERKUMPULAN
ANAK HITS YANG TERKENAL DI AXE HIGH SCHOOL. JUDUL
DARI DRAMA INI KAMI AMBIL DARI UMUR PARA PEMERAN
YAITU 16 TAHUN DAN DISINI MEREKA MEMERANKAN
TOKOH YANG MEMILIKI PEMIKIRAN SEPERTI ANAK ANAK
UMUR 5 TAHUN. DAN KAMI PERSEMBAHKAN DRAMA KAMI
16.05
PROLOG

Pagi hari yang cerah, terdengar suara langkah kaki di koridor AXE HIGH SCHOOL
yang kebetulan sedang sepi, karena jam sudah menunjukan pukul delapan, dimana semua Siswa
sudah mulai belajar. Gadis dengan kaca mata kotak dan rambut dikepang dua , “cupu”, satu kata
yang menggambarkan gadis tersebut.

Dwi : “permisi ka, ruang kepala sekolah dimna ya?”

(Tanya gadis itu pada salah satu Siswa yang sedang lewat)

Mirah : “oh lurus aja, tiga ruangan dari sini, nanti ada plang nya kok”

Dwi : “makasih yaa”

(Setelah itu, Dwi langsung menuju ruangan kepala sekolah.)

Tok tok tok

Dwi : “permisi pak”

Enda :” iya, silahkan masuk, oh kamu murid baru itu ya?”

Dwi : “iya pak, saya Dwi pIndahan dari Sidoarjo”

Enda : “silahkan duduk dulu Dwi”

Dwi : “baik pak”

(Dwi pun duduk)

Enda : “sebentar bapak telpon wali kelas kamu dulu”

Anjani : “Halo selamat siang bapak, ada apa ngih?”

Enda : “iya halo buk, tolong ke ruangan saya sebentar”

Anjani : “Baik pak”

(Tak lama kemudian bu Anjani selaku wali kelas pun dating)

Tok tok tok

Anjani : “permisi pak”

Enda : “Inggih silahkan masuk Bu. Nah perkenalkan ini bu Anjani, wali kelas kamu”

Anjani : “siapa namamu nak?”


Dwi : “perkenalkan bu nama saya Dwi”

Enda : “Bu Anjani, tolong ibu antarkan anaknya ke kelas”

Anjani :” Ngih bapak, ayo Dwi kita ke kelas”

(Kemudian Ibu Anjani bersama Dwi menuju ruang kelasnya)

PROPERTI KERJA

Ruang kelas
(Suara berisikk)

Lia : “eh Wibi, mintak dikit sabi kaliii”

Wibi : “sing modal”

(Wibi melempar botol kearah Lia, akan tetapi meleset dan malah mengenai Anjani yang
kebetulan ada di depan pintu)

Anjani : “nah Dwi ini-aduhhhhhh”

(Kata bu Anjani sambil menahan sakit)

Wibi : “atahhh”

Wira : “behhhh”

Lia : “mampuss”

Indah : “1, 2, 3”

Anjani : (memukul meja), “siapa yang lempar botol ini?!!!!!”

(Kompak menunjuk Wibi)

Wibi : “bukan saya buuu tapi itu bu si Kenta!”

Kenta : “Adi Cang?” Bukan Saya Bu!

Rafi : “Wibi Bu, Wibi!”


(teriak rafi)

Wawan : “iya Bu Wibi!”

Anjani :” ahh sudah sudahh, semuanya kembali ketempat!!”

(Semua kembali ketempat masing-masing)

Anjani : “Selamat pagi anak-anak”

(semua murid menjawab salam wali kelas)

Anjani : “Hari ini, kalian kedatangan teman baru, silahkan nak perkenalkan dirimu”

Dwi : “Hai semuanya perkenalkan nama aku Dwi, aku pindahn dari Sidoarjo”

Siswa : “hai Dwi”

Wawan : “1 titik 2 koma, kamu cantik no Whatsapp nya berapaa?”

(Siswa yang lain tertawa)

Anjani : “sudah sudah jangan di gangguin temannya, Dwi silahkan duduk di bangku yang
kosong ya”

Dwi : “baik bu”

(namun saat berjalan menuju bangku kosong, Lia menyandung kaki Dwi)

Dwi : “aduhh”

(pekik Dwi sambil mengusap sikunya yang terpentok meja)

Lia : “cielahh lemahh”

Anjani : “eh hati hati naeee”

(Dwi hanya tersenyum)

Anjani : “yasudah kalian jangan ribut, ibu tinggal dulu”

Siswa : “baik bu”

Ristya : “kamu gapapa?”

(Dwi hanya menggeleng sambil tersenyum)

Ristya : “kenalin aku Ristya, isi Sakgung dan di samping ini Wayu”
Wayu/Sakgung : “haiiii”

Lia : “oh ya, nama khe mirip dehhh”

Indah : “mirip apaan tuhh”

Lia : “miripp nama hewan peliharaan ku haahhaahhahahahaha,ortu khe ga punya ide ya?
Nama kok pasaran?pft”

Indahh : “haahahahahahah”

Wayu : “udah jangan di dengerin, mereka emang suka cari masalah” ucap Wayu, setelah Lia
duduk seperti semula

Kringgggggggggggggggg

(Akhirnya jam istirahat pun tiba)

Sakgung : “eh kantin yuuuu”

Dwi : “kalian aja deh”

Wayu : “eh ayoo Dwii kekantin”

Dwi : “engga dehh, kalian aja”

Wayu : “yaudah deh, duluan yaa”

(Wayu, Ristya dan Sakgung pergi meninggalkan kelas

Saat sedang mengamati seisi kelas tak sengaja Dwi dan Wira bertatapan

Wira menaikan alisnya, Dwi yang sadar merasa malu dan memalingkan wajahnya.

Wira yang menyadari hal tersebut tersenyum dam meninggalkan kelas bersama teman temannya)

Wira : ayoo bi, ta

(Setelah Wira pergi, Dwi menyembunyikan wajahnya di atas lipatan tangannya

Lia yang melihat hal tersebut langsung melabrak Dwi

Brakkk)

Lia : “we anak kampung, ngapin khe senyum senyum sama cowo ku?!!!”
Indah : “iyaa ngapain loo senyum snyum ke cowo nya Liaa?, sadar loo itu cuman ank kampung
yng baru masuk ke sekolah ini!!”

Dwi : “a-aku ga ada senyum s-senyum ke cow-“

Lia : “oh udah berani nyaut ceritanya khe ni ya??, khe tu seharusnya sadar tau, khe ni anak
kampung yang bau sampah tau ga?”

Indah : “Dwi Dwi Dwi, kamu tuh cocok nya sama sampah, S-A-M-P-A-H tauu ga iii?”

(Tambah Indah sambil menuangkan sampah di atas kepala Dwi)

Indah/Lia : “haahahahahahaa tu dah main-main khe sama kita”

(Dwi yang mendapatkan perlakuan tidak pantas itu hanya bisa menunduk dan meremas roknya)

Ristya : “DWI!!!!!!!!!!!!!!!”

(Ristya, Sakgung, Wayu baru saja datang dari kantin, melihat Dwi yang diperlakukan tidak baik
mereka langsung menghampirinya)

Sakgung : “lo pada ngapain si?!, bisa ga sehari aja ga buat onar?!”

Wayu : “kamu tenang aja Dwi, ada kita disini”

(Ucap Wayu sambil memeluk Dwi)

(Dwi menerima pelukan Wayu, dan mengucapkan terimakasih dengan lirih)

(Lia bertepuk tangan)

Lia : “pahlawan si cupu akhirnya dateng jugaa, suruh tu temen khe biar ga ganjen sama cowo
orang!, murid baru kok banyak tingkah!”

Indah : “males deh banyak drama!, yu Lia kita ke kantin”

(Lia dan Indah akhirnya meninggalkan kelas)

Ristya : “sorry ya kta ninggalin kamu, mereka emang gituu, jangan dimasukin ke hati ya.”

(Tanpa mereka sadari, ada Siswa lain yang merekam kejadian itu dari jendela kelas)

Dian : “yes!, dapet gossip baru nih, hahahaha”

(sementara itu di kantin)

Wibi, Kenta dan Wira sedang asik bergosip


Wibi : “sing puasa ci ta?”, tanya Wibi saat melihat Kenta minum air berwarna ungu

Kenta : “cang Kristen kleng!”

Wibi “mabar mihh”, ucapnya sambil mengeluarkan hp nya

Kenta : “hidupin ne hospot khe”

(saat sedang asik asik nya mabar, tiba tia Lia dan Indah memasuki kantin)

Lia : “ihh Wiraa khe disini?”

Wibi : “mimih mimihh apee ne tekeee”

Kenta :“yen kene ake sing milu milu”, ucap Kenta meninggalkan mereka ber4

Lia :“khe udah makann wirrr”

Wibi :“aku ke toilet ya, mau muntah ci”, ucap Wibi lalu meninggalkan mereka

Indah : “aneh banget temen khe nok”, ucap Indah pada Wira

Wira : “khe yang aneh”, ucap Wira lalu pergi

Lia : “ihhhhh Wiraaaaaaaaaaaaaa”

KEESOKAN HARINYA

Dwi sedang berjalan menuju kelasnya, ia harap hari ini lebih baik dari pada sebelumnya. Akan
tetapi itu semua hanyalah harapannya.

Widya : “we we katanya anak baru itu suka sama Wira tauu”

Ngurah : “ije ci nawang?”

Widya : “cek aja di akun gossip sekolah, dia ga mikir apaa yaa, dia tu cupu!, sekarang
bersaing sama Lia”

Dwi yang mendengar itu langsung berlari menuju taman belakang sekolah. Sampainya di taman
belakang ia langsung mengecek akun yang di maksud dn benar saja di sana terdapat video saat
dirinya di bully oleh Lia, yang membuat ia tambah sedih dan takut adalah komentar anak-anak
sekolah dan luar sekolah yang menusuk hatinya.

Dwi “k-kenapa jadi gnii?”


Hari-hari sudah berlalu,, Dwi semakin menjadi anak yang pendiam. Setiap hari ia di
perlakukan tidak pantas oleh teman-temannya. Ia di rendahkan, di ancam dan dibully habis-
habisan. Jika kalian bertanya, dimana 3 teman Dwi? Mereka tidak selalu bersama Dwi dan Dwi
juga sudah menjaga jarak dengan mereka. Bukan apa-apa Dwi hanya takut mereka berbuat yang
sama pda Dwi. Adilkah itu menurut kalian? Entahlah Dwi hanya bisa pasrah, pada siapa dia
harus mengeluh? Pada siapa ia harus bercerita, orang tua ? mereka sangat sibuk. Teman?
Haahah Dwi tidak percaya pada satu kata itu.

Lia : “eh khe tu nok, udah aku bilang jangan deket deket sama Wira!. Ga juga
ngerti!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

(bentak lia sambal mendorong dwi)

Dwi yang di bentak seperti itu di depan umum hanya bisa menangis.

Lia : “khe tu nyadar ga si?, khe goblok, bau, cupu masihhhhh aja deket deket cowo aku!”

Dwi mengangkat kepalanya, melihat Wira dan teman-temannya yang berdiri di belakang Lia.

Wibi : “apee ci?!”

Wira : “de bes berharap ci ajak cang!”

Kenta yang tadinya diam, lalu maju di depan Dwi.

Kenta : “khe ni bodoh apa apa sih?, kita semua tau Lia yang ngejar ngejar Wira, walaupun Wira
ga suka dia, tapi ga ada cwe tuh cwe lain yang berani deketin Wira. Khe kira kita ga tau? Khe
pernh nulis surat dan buatin Wira bekel hah? Kita ga bodoh kayak khe tauu!”, setelah
mengucapkan kalimat yang panjang itu Kenta mendorong bahu Dwi, sampai ia terjatuh.

Desas desus mulai terjadi, Dwi yang merasa malu menutupi wajahnya menggunakan telapak
tangan anak anak yang berada di sekitar Dwi langsung mengatai Dwi. Setelah merasa puas
mereka semua meninggalkan Dwi yang menangiss seorang diri.

Saat perjalanan menuju pulang, Dwi berjalan dengan tatapan kosong memikirkan semua yang
terjadi menimpa dirinya.

(Kenapa masalah ini jadi besar, jika aku terus-terusan di bully seperti ini, aku merasa malu dan
muak.)

Dwi :” KENAPA HARUS AKU?!, APA YANG SALAH DENGAN KU?!”


(apa yang harus aku lakukan sekarang, aku ingin masalah ini cepat selesai. Oh aku tau, hanya itu
cara satu-satunya. batin Dwi)

Beberapa hari sudah berlalu sejak kejadian itu, Dwi tidak pernah lagi datang ke sekolah, di
hubungi juga tidak bisa.

Anjani :”selamat pagi anak-anak, mohon perhatiannya hari ini ibu punya kabar duka,
teman kalian Dwi telah berpulang, dia sudah meninggallkan kita untuk selama-lamanya.”

Semua siswa :”HAH, dwi? Kok bisa?”

Ngurah :”eh Lia, gak gara-gara khe kan?”

Lia :” eh kok khe fitnah aku?!”

Tiba-tiba guru BK datang bersama para polisi, memasuki ruang kelas

Yumas :”anak-anak mohon perhatiannya, disini ada bapak polisi yang ingin mencari
beberapa siswa untuk dibawa ke kantor polisi”

Bimo :”tujuan bapak kesini, untuk mencari beberapa siswa yang terlibat dalam
pembullyan yang mengakibatkan meninggalnya saudari Dwi, untuk saudari Lia dan Indah serta
saudara Wira, kenta dan Wibi silahkan ikut bapak ke kantor”

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai