Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Fiqih Siyasah dan
Jinayah
Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
I
Kata pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan tugas makalah yang
berjudul“Merenungkan Kekuasaan dan Rahmat Allah SWT” pada mata kuliah
Pembelajaran Al Qur’an Hadits di Madrasah. Pendidikan yang layak untuk
membangun bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus di kembagkan
disetiap masyarakat kita, Pendidikan yang di kelola dengan tertib, teratur, efektif,
dan efisien, akan mampu mempercepat jalanya proses pembudayaan, penciptaan
kesejahteraan umum, dan pencerdasan bangsa kita. Dengan mengucap puji syukur
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa sholawat
dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas petunjuk dan
risalah-Nya, yang telah membawa zaman Jahiliyah ke zaman Islamiyah, dan atas
doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu kami
memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada
perpustakaan Al-Ghozali dan Perpustakaan Daerah (PERPUSDA) yang ikut
berperan besar dalam pembuatan makalah ini. Kami dapat menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu saya
sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih
baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
2
Daftar isi
Kata pengantar.........................................................................................................2
Daftar isi...................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar belakang...............................................................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................................................5
C. Tujuan penulis...............................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Pengertian zina..............................................................................................6
B. Macam-macam zina dan hukumannya..........................................................8
C. Pengertian dan hukum pencurian dalam fiqih jinayah.................................9
D. Pengertian dan hukum perampokan dalam fiqih jinayah............................12
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................15
Daftar pustaka........................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam makalah ini akan kami bahas mengenai pencurian, perampokan, zina,
dan qodo sesuai dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Hukuman seperti apa yang akan
dijatuhkan pada kasus pencurian, perampokan, dan zina dari segi pandang qodo
atau pengadilan
4
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dan dasar hukum tentang zina
C. Tujuan penulis
1. Untuk mengetahui pengertian dan dasar hukum tentang zina
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian zina
Zina Dalam Pengertian Khusus zina yang dalam pengertian ini hanyalah
yang berkonsekuensi pelaksanaan hukum hudud. Yaitu zina yang melahirkan
konsekuensi hukum hudud, baik rajam atau cambuk. Bentuknya adalah hubungan
kelamin yang dilakukan oleh seorang mukallaf yang dilakukan dengan
keinginannya pada wanita yang bukan haknya di wilayah negeri berhukum Islam.
Untuk itu konsekuensi hukumya adalah cambuk seratus kali. sebagaimana yang
difirmankan oleh Allah SWT dalam AlQuran surat An-Nur ayat 2, yaitu :
اح ٍد ِّم ْنهُ َما ِماَئةَ َج ْل َد ٍة ۖ َّواَل تَْأ ُخ ْذ ُك ْم بِ ِه َما َرْأفَةٌ فِ ْي ِدي ِْن
ِ اَل َّزانِيَةُ َوال َّزانِ ْي فَاجْ لِ ُدوْ ا ُك َّل َو
َهّٰللا ِ اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُوْ نَ بِاهّٰلل ِ َو ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ۚ ِر َو ْليَ ْشهَ ْد َع َذابَهُ َما طَ ۤا ِٕىفَةٌ ِّمنَ ْال ُمْؤ ِمنِ ْين
Artinya: Perempuan yang berzina dan lakilaki yang berzina, Maka deralah
tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan
kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu
beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan orangorang yang beriman.
Dalam ayat di atas bahwasanya laki laki dan perempuan yang berzina
maka keduanya jangan di kasih belaskasih mencegah untuk menjalankan agama
allah,jika kamu beriman kepada allah maka kedua pelaku perzinaan di hukumnya
6
harus disaksikan oleh sekumpulan orang orang yang beriman (Achmad Hadi
Wiyono, 2020)
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. (Achmad Hadi Wiyono, 2020)
Selain ayat al qur`an di atas juga disebutkan dalam hadist sebagai berikut:
Terdapat hadis Nabi SAW berkenaan dengan zina dalam kitab shahih
Bukhori juz.1 hal. 27 No.78.
حدثنا عمران بن ميسرة قال حدثنا عبد الوارث عن ايب التياح عن انس قال قال
رسول هلال صلي هلال عليه وسلم ان من اشاط الساعة ان يرفع العلم ويثبت اجلهل ويشرب
اخلمر ويظهر• الزان
Zina merupakan tindakan yang menyalahi aturan baik secara agama maupun
hukum di Indonesia. Secara pengertian agama dan hukum di Indonesia zina
memang memiliki makna yang berbeda, tetapi tetap saja kedua pengertian tersebut
memiliki subtansi yang sama perihal zina. Ketika praktik zina dilakukan secara
sembunyi-sembunyi dan hanya diketahui oleh pelaku saja, perilaku tersebut masih
7
dalam ranah dosa pribadi. Sedangkan berbeda halnya apabila masyarakat telah
mengetahui akan hal itu, hal tersebut akan menjadi perusak tatanan kehidupan di
masyarakat sehingga menjadi dosa sosial. Maka dari itu taubat saja tidak cukup,
melainkan dengan memberi hukuman terhadap pelakunya. Meninjau dampak
negatif yang ditimbulkan oleh pelaku praktik zina merupakan bahaya yang
tergolong besar, perilaku tersebut juga sangat bertentangan dengan aturan agama
yang diberlakukan untuk menjaga kejelasan sanad pada keturunan, menjaga
kesucian dan kehormatan, serta sebagai pencegah permusuhan dan perasaan benci
yang diakibatkan oleh korban praktik zina (Hatami, 2021).
Zina dalam kajian fiqih Islam terbagi ke dalam dua bagian, yaitu:
a) Zina muhshan
Zina orang yang sudah menikah (zina Muhshan) adalah zina yang
dilakukan oleh orang yang masih atau pernah ada tali ikatan perkawinan.
Dengan kata lain, masih punya suami atau isteri atau sudah janda atau
duda.Pelakunya baik laki-laki maupun wanita yang melakukan zina
muhshan maka diranjam atau dilempari batu tanpa belas kasihan sampai
meninggal dunia.Dalam sebuah hadits diceritakan, “Sesungguhnya
Rasulullah merajam seorang yang bernama Maiz dan meranjam seseorang
perempuan yang berasal dari bani Juhainah, dan dua orang yahudi dan
seorang perempuan dari kabilah Amir dari suku Azd”. (HR. Muslim dan
AlTurmidzi).
8
اح ٍد ِّم ْنهُ َما ِماَئةَ َج ْل َد ٍة ۖ َّواَل تَْأ ُخ ْذ ُك ْم بِ ِه َما َرْأفَةٌ فِ ْي ِد ْي ِن هّٰللا ِ اِ ْن ُك ْنتُ ْم
ِ اَل َّزانِيَةُ َوال َّزانِ ْي فَاجْ لِ ُدوْ ا• ُك َّل َو
َتُْؤ ِمنُوْ نَ بِاهّٰلل ِ َو ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ۚ ِر َو ْليَ ْشهَ ْ•د َع َذابَهُ َما طَ ۤا ِٕىفَةٌ ِّمنَ ْال ُمْؤ ِمنِ ْين
Pencurian dalam syariat Islam ada dua macam, yaitu sebagai berikut :
9
2. Pencurian yang hukumnnya ta’zir. artinya memberi pelajaran.Ta’zir
juga diartikan dengan Ar-Raddu wal Man’u, yang artinya menolak dan
mencegah.7Secara umum, tindak pidana ta’zir terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu sebagai berikut :
a) Tindak pidana hudud dan tindak pidana kisas yang syubhat, atau
tidak jelas, atau tidak memenuhi syarat, tetapi merupakan
maksiat.
10
c) Harta yang dicuri adalah harta yang terjaga (diperbolehkan
dimiliki),
ان اهللا غفوررحيم, فمن تاب من بعد ظلمه واصلح فان اهللا يتوب عليه.
11
Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”.
Pendapat yang sama juga di sampaikan oleh Al- Qurṭubī bahwa maksud
bertaubat pada ayat di atas yaitu satu sisi Allah Swt menerima taubat pelaku.
Namun, pemotongan tangan tidak bisa gugur hanya karena orang yang
melakukan pencurian itu telah melakukan taubat dan menyesalinya. (Aisyah,
2022)
Sebutan untuk tindak pidana ini adalah Qat’u at-tariq (menyamun) atau as
sariqah al kubra (pencurian besar). Menurut Abdul Qadir ‘Audah pencurian dan
perampokan (hirabah) adalah bahwa dala pencurian unsur utamanya adalah
mengambil harta secara sembunyi-sembunyi, sedangkan dalam hirabah unsur
utamanya adalah aksi kekerasan, baik mereka mengambil harta maupun tidak.
Oleh sebab itu, menurutnya hirabah bisa berbentuk tindakan-tindakan berikut:
12
a. Suatu aksi kekerasan untuk merampas harta masyarakat dengan
melakukan gangguan keamanan, sekalipun tidak jadi mengambil harta dan
mereka juga tidak melakukan pembunuhan
b. Suatu aksi kekerasan untuk merampas harta orang lain, tetapi mereka
tidak melakukan pembunuhan.
ُْصلَّبُوا َأو
َ ض فَ َسادًا َأن يُقَتَّلُوا َأوْ ي ِ ْاربُونَ هَّللا َ َو َرسُولَهُ َويَ ْس َعوْ نَ فِي اَأْلر ِ ِإنَّ َما َجزَ ا ُء الَّ ِذينَ ي َُح
ي فِي ال ُّد ْنيَا َولَهُ ْم فِي
ٌ ك لَهُ ْم ِخ ْز ِ ْف َأوْ يُنفَوْ ا ِمنَ اَأْلر
َ ِض َذل ٍ تُقَطَّ َع َأ ْي ِدي ِه ْم َوَأرْ ُجلُهُم ِّم ْن ِخاَل
اآْل ِخ َر ِة َع َذابٌ َع ِظيم,
ِ ِإاَّل الَّ ِذينَ تَابُوا ِمن قَ ْب ِل َأن تَ ْق ِدرُوا َعلَ ْي ِه ْم فَا ْعلَ ُموا َأ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر ر
َّحي ٌ•م
Terjemahnya: Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang
memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi,
hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka
dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). yang
demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat
mereka beroleh siksaan yang besar. (33) Kecuali orang-orang yang taubat (di
antara mereka) sebelum kamu dapat menguasai (menangkap) mereka; Maka
ketahuilah bahwasanya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (34) (Q.S
Al-Maidah (5): 33 – 34)
13
Dari ayat di atas, hukuman bagi pelaku hirabah mengandung empat macam
hukuman yaitu:
1. Dibunuh
2. Disalib
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zina dapat dibedakan menjadi dua macam pengertian, yaitu pengertian zina
yang bersifat khusus dan yang dalam pengertian yang bersifat umum.Pengertian
zina yang bersifat umum meliputi yang berkonsekuensi dihukum hudud dan yang
tidak. Yaitu hubungan seksual diantara laki-laki dan wanita yang bukan haknya
pada kemaluannya. Sedangkan pengertian zina secara khusus adalah yang semata-
mata mengandung konsekuensi hukum hudud.
Pencurian adalah mengambil harta orang lain yang oleh mukallaf secara
sembunyi-sembunyi dengan nisab 10 dirham yang dicetak, disimpan pada tempat
penyimpanan yang biasa digunakan atau dijaga oleh seorang penjaga dan tidak
ada syubhat.5 Adanya persyaratan “dalam keadaan sembunyi-sembunyi”, seperti
dalam definisi tadi, menunjukkan bahwa orang yang mengambil harta orang lain
secara terang-terangan tidak termasuk kategori pencurian yang diancam dengan
hukuman had
B. Saran
15
cukup untuk menetahui hukum dan dalil mengenai pembahasan di atas,semoga
materi yang saya sampaikan bermanfaat.
16
Daftar pustaka
17