Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SIYASAH DAULIYAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Syiasah

Dosen Pengampu :
Akhmad Mukhlasin

Disusun Oleh :
Ahmad Kasyifan Sidqi (201211004)
Putri Ma’rifatun Mualifah (201211039)

FAKULTAS KEAGAMAAN ISLAM


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAM A AL GHAZALI
CILACAP 2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Siyasah Dauliyah.............................................................................................5
B. Asas-asas siyasah dauliyah..............................................................................5
C. Ruang Lingkup Syiasah Dauliyah...................................................................9
D. Norma Hubungan Internasional Islam...........................................................11
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
Kesimpulan.........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam agama islam hubungan antar sesama manusia itu diatur atau
dalam lingkup paling besar yaitu hubungan antar negara. Nabi Muhammad
SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak, kemuliaan akhlak haruslah
diterapkan dalam berbagai kehdupan untuk mewujudkan manusia sebagai
makhluk yang beradab dan memiliki aturan yang berbeda-beda dengan
makhluk lainya. Oleh sebab itu, bahwa syarat terbentuknya negara yaitu
diantaranya adalah ada wilayah yang terdapat penduduk atau masyarakat
dan terdapat pula pemerintahan yang berdaulat.
Kemajemukan penduduk suatu negara harus membuat adanya
suatu perbedaan dari berbagai faktor. Dalam islam perbedaan penduduk
dapat dilihat dari agama yang dianutnya, dari suatu perbedaan ini berarti
berbeda pula hak maupun kewajiban yang di terima oleh penduduknya.
Dalam istilah syiasah dauliyah adapun yang di maksud syiasah dauliayah
yaitu sesuatu yang mengatur hubungan antar warga negara dengan
lembaga negara, dari lembaga satu dengan lembaga negara lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud siyasah dauliyah?
2. Bagaimana asas-asas siyasah dauliyah?
3. Apa saja ruang lingkup siyasah dauliyah?
4. Bagaimana norma hubungan internasional islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian siyasah dauliyah
2. Untuk mengetahui asas-asas siyasah dauliyah
3. Untuk mengetahui ruang lingkup siyasah dauliyah
4. Untuk mengetahui norma hubungan internasional islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Siyasah Dauliyah
Ilmu hubungan internasional dalam kajian politik islam dikenal
dengan istilah siyasah dauliyah. Istilah ini berkembang sejak islam
menjadi pusat kekuasaan dunia. Penyusunan konsttusi Madinah dan
pembuatan perjanjian perdamaian antara pemerintahan Madinah dan
kekuatan-kekuatan lain di luar Madinah merupakan babak awal adanya
praktik dan konsep siyasah dauliyah. Selain itu, pengiriman surat
diplomatik yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Melalui para
petugasnya merupakan titik awal konsep siyasah dauliyah.
Kata siyasah dauliyah yaitu mempunyai makna hubungan
rangkaian dari dua kata yang mempunyai makna masing-masing. Arti kata
siyasah yaitu mengatur objek tertentu untuk mencapai tujuan, mengenai
istilah dauliyah mempunyai beragam arti, diantaranya yaitu hubungan
kedaulatan, kekuasaan, dan kewenangan.
Dari berbagai macam makna kata dauliyah, makna yang
bersangkut paut atau selaras dengan kajian ilmu hubungan internasional
islam adalah hubungan antar negara. Oleh sebab itu siyasah dauliyah
adalah ilmu yang menata kewenangan suatu negara untuk menyusun
hubuanganya dengan negara lain.
B. Asas-asas siyasah dauliyah
1. Asas Kesatuan Umat Manusia
Asas ini menegaskan bahwa umat manusia merupakan satu
kesatuan umat manusia karena, sama-sama diciptakan sebagai
makhluk ciptaan, walaupun berbeda tanah air bahkan berbeda
agama, akan tetapi hal tersebut menjadi satu kesatuan manusia
sama-sama bertempat tinggal di muka bumi ini yang dimana sama-
sama mengharpkan hidup yang bahagia dan damai. Perbedaan
merupakan kenyataan alami yang tidak bisa dapat ditolak oleh
manusia, asas tersebut diambil dari ayat Al- Qur’an Al-Baaqarah
ayat 213.
Secara dasar asas ini menghendaki agar tidak terjadi
permusuhan antar bangsa sebab hukum asal hubungan antara
manusia adalah harmoni.
2. Asas Keadilan
Agama islam mengajarkan penegakan keadilan baik
terhadap diri sendiri ataupun terhadap orang lain. Asas keadilan
menginginkan agar tiap bangsa ditempatkan pada kedudukanya,
tidak melanggar hak-haknya. Dengan kata lain, hal tersebut tidak
bisa hanya satu pihak yang menanggung resiko sedangkan, pihak
lain bebas beresiko. Perjanjian tidak membolehkan satu negara
atau bangsa untuk dituntut atas perbuatan yang tidak dilakukanya.
3. Asas Persamaan
Manusia mempunyai hal-hal kemanusiaan yang sama,
bertujuan untuk mewujudkan keadilan yang mutlak
mempersamakan manusia dihadapan hukum. Asas persamaan
menekankan bahwa setiap bangsa harus menempatkan bangsa lain
sebagai pemilik derajat yang sama. Hubungan antar bangsa tidak
boleh sedikitpun memandang sebelah mata asal usul, ras,agama,
dan status sosial dalam memilih hak-haknya dalam membangun
hubungan internasional.
4. Asas Musyawarah
Asas musyawarah memberikan pengertian bahwa
kesepakatan semua dalam suatu perjanjian merupakan hasil dari
berbagai keinginan yang telah disepakati oleh kedua pihak. Asas
musyawarah menjadikan agar suatu perjanjian tidak bersifat tirani.
Selain itu, asas musyawarah menekankan pada perjanjian agar
dapat bertanggung jawab atas kesepakatan yang telah dibuatnya.
5. Asas Kebebasan
Asas kebebasan atau kemerdekaan sesungguhnya dimulai
dari pembebasan diri dari hawa nafsu yang dapat mengendalikan
dibawah bimbingan keimanan dan akal sehat.
Asas kebebasan merupakan kewenangan kepada pihak yang
terlibat dalam kerjasama utuk melakukan suatu tindakan yang tidak
merugikan pihak lain, dalam hal tersebut perjanjian harus diakui
sebagai pihak yang memiliki kewajiban yang sama. Asas
kebebasan juga mengajarkan bahwa setiap pihak memiliki
kebebasan dalam menyampaikan tindakan aspirasinya tanpa
merasa takut selama hal tersebut tidak bertentangan dengan hukum
peraturan internasional yang berlaku.
6. Asas Toleransi
Allah SWT mewajibkan untuk menolak permusuhan
dengan tindakan yang lebih baik, kerena penolakan dengan cara
yang lebih baik dan bijak dapat menimbulkan persaudaraan. Asas
toleransi menghendaki agar setiap perjanjian membuat kesepakatan
untuk saling menghargai perbedaan, sehingga rasa toleransi tetap
terjaga kesemua pihak.
7. Asas Kerjasama
Asas kerjasama memberikan sebuah penjelasan tentang
perjanjian internasional yang harus di sepakati oleh dua belah
pihak yang terlibat dalam perjanjian yang diharuskan berkontribusi
secara fisik, atau tenaga maupun manfaat. Setiap tenaga atau
kontribusi yang dikeluarkan oleh salah satu pihak harus di balas
oleh mitra perjanjian dengan manfaat yang setara, kerjasama ini
diperlukan karena ada saling ketergantungan baik antara individu
maupun kelompok.
8. Asas Perilaku Moral
Perilaku yang baik merupakan dasar moral dalam hubungan antara
manusia juga terhadap seluruh makhluk Allah di muka bumi, asas
tersebut mengajarkan agar satu bangsa tidak merendahkan sat
bangsa lainya, karena hal tersebut merupakan landasan yang harus
dipegang dalam hubungan internasional.
C. Ruang Lingkup Syiasah Dauliyah
Adapun arti dari ruang lingkup disini adalah mengenai prmbahasan
tema-tema yang menjadi kajian fiqih syiyasah dauliyah. Adapun beberapa
tema sebagai berikut :
a) Perjanjian Internasional
Dalam kajian fiqih syiyasah dauliyah, makna perjanjian
disebut dengan istilah kata al-muk’ahdah. Kata tersebut berasal
dari ‘ahada. Namun secara etimologi al-a’hd mengandung arti
segala bentuk kesepakatan manusia. Secara operasional kata
al-‘ahd dipergunakan makana kesepakatan antara dua orang atau
dua pihak terhadap suatu objek yang di setujui oleh kedua belah
pihak.
b) Perlakuan Terhadap Tawanan
Dalam agama islam membolehkan menawan pasukan
musuh, tetapi islam memberikan tuntutan yaitu memperlakukan
tawanan dengan secara baik dan kasih sayang. Tawanan musuh
hanya dapat dibunuh apabila mereka melakukan tindak pidana
(yarimah). Jadi, hal tersebut menjadi alternatif yang dipilih
berdasarkan tingkat bahaya dan kejahatan yang dilakukan terhadap
umat islam.
c) Kewajiban dan hak suatu negata terhadap negara lain
Adapun hak-hak negara sebagai berikut:
1) Hak atas kemerdekaan
2) Hak untuk mendapatkan kedudukan hukum yang sama
dengan kata lain
3) Hak untuk melaksanakan hukum terhadap wilayah, orang
dan benda yang berada di dalam wilayahnya
4) Untuk menjalankan pertahanan diri sendiri
Adapun kewajiban-kewajiban negara sebagai berikut :

1) Kewajiban untuk menjaga wilayahnya agar tidak


membahayakan perdamaian dan keamanan internasional
2) Kewajiban untuk tidak menggerakan pergolakan sipil
negara lain
3) Kewajiban untuk mengantarkan hubungan dengan negsrs
lain sesuai hukum internasional
d) Aturan peperangan
1) Dialarang membunuh anak
2) Dilarang membunuh wanita yang tidak ikut berperang
3) Dilarang merusak tanaman
4) Dilarang membunuh orang tua yang tidak ikut perang
5) Tidak menghancurkan tempat ibadah
6) Tidak membunuh binatang ternak
e) Ekstradisi
Menurut Y.G Strate Ekstradisi menunjukan suatu proses
dimana dalam suatu negara menyerahkan atas permintaan negara
lainya. Ekstradisi berasal dari bahasa latin yaitu ekstradere atau
penyerahan. Secara etimologis kata ekstradisi berasal dari dua kata
yaitu ekstra dan tradition.
f) Pemberian suaka politik dan keamanan
Suaka politik adalah perlindungan yang diberikan oleh
suatu negara kepada orang asing yang terlibat kejahatan politik di
negara lain atau negara asal pemohon suaka. Konsep suaka politik
dalam hubungan internasional meliputi unsur pemberian naungan
yang bersifat sementara dan unsur pemberian perlindungan secara
aktif oleh pembesar negara yang memberi suaka.
g) Penentuan situasi damai atau perang
1) Waktu Damai
Damai adalah asas hubungan internasional, yakni
tentang menghormati hak-hak negara lain dan mengatakan
perjanjian internasional menurut Abdul Wahab Khalaf
“bahwa hukum asal hubungan internasional ada dua
pendapat, yang pertama mengacu pada sabda nabi : saya di
perintahkan untuk memerang manusia sampai mereka
mengucapkan syahadat, melaksanakan sholat, dan
mengeluarkan zakat.
Pendapat yang kedua adalah sebaliknya bahwa
hukum asal dalam hubungan internasional adalah damai.
Alasanya perang itu diperkenankan karena ada sebabnya,
yaitu menolak kedzaliman,
2) Hubungan interbasional diwaktu perang
Sebab terjadinya
a. Mempertahankan, cara nabi Muhammad SAW
menghimpun kekuatan dan mempertahankan negeri
Madinah dari serangan musuh orang kafir quraisy
b. Dalam rangka dakwah perang dapat terjadi saat
menjamin jalnya dakwah. Artinya dakwah kepada
kebenaran dan keadilan pada prinsipnya tidak boleh
dihalangi oleh siapapun
D. Norma Hubungan Internasional Islam
Menurut konfrensi Wina 18 April 1891 yang mengatur hubungan
internasional, diplomat memiliki hak pribadi dan ekonomi. Metodologi
sains hubungan internasional islam tidak mengesampingkan pertimbangan
nornatif dan analisisnya. Terdapat claim, hmbatan hampir naik pada
tingkat kesepaktan dikalangan ilmuan politik islam bahwa sitem politik
yang telah dibangun oleh Nabi Muhammad SAW di negara Madinah dan
dilanjutkan oleh penerusnya merupakan standar norma.
Beberapa norma hubungan internasional yang diturunkan secara
praktis dari norma Madinah sebagai berikut:
1) Norma solidaritas
Negara mempunyai tugas yaitu berusaha dengan berbagai
sarana untuk membangun kesatuan sehingga menjadikan
solidaritas masyarakat
2) Norma kesejahteraan
Pedoman dalam pelaksanaan suatu pekerjaan harus
didasarkan pada pencapaian kesejahteraan dan kedamaian oleh
negara
3) Norma Zero Diskriminasi
Suatu negara harus melawan semua tindakan, kebijakan
yang di dasarkan pada ketidakcocokan. Dalam hal tersebut negara
harus menentang segala jenis dominasi superioritas ras yang
mengerek penjajahan.
4) Norma Non Blok
Suatu negara harus menentang blok kekuatan yang
memiliki rangkaian eksploitasi.
5) Norma Kedaulatan
Negara tidak bolek mensetujui izin pembentukan pangkalan
militer asing karena hal itu dapat mengganggu kedaulatan negara.
6) Norma Kepatuhan Hukum
Negara harus dapat menghormati dan melaksanakan
perjanjian sesuai kesepakatan. Baik kesepakatan yang dibuat secara
bilateral (melibatkan dua pihak) maupun lebih dari luar negara
7) Norma Anti Interprensi
Negara mempunyai kewajiban untuk menahan diri dari
perang yang didasarkan pada prinsip keyakinan keagamaan.
Keterlibatan dalam perang hanya diizinkan untuk mempertahankan
kesatuan dan ideologi negara.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Istilah siyasah dauliyah merupakan rangkaian dari dua kata yang


memiliki makna masing-masing. Makna kata siyasah adalah mengatur
objek tertentu untuk suatu tujuan. Adapun kata dauliyah memiliki ragam
makna, diantaranya hubungan antar negara, kedaulatan, kekuasaan, dan
kewenangan. Terdapat asas Kesatuan Umat Manusia, asas Keadilan, asas
Persamaan, asas Musyawarah, asas kebebasan, asas toleransi, asas
kerjasama, asas perilaku moral
DAFTAR PUSTKA

Anda mungkin juga menyukai