Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FIQH KHARIJIYAH/DAULIYAH DAN FIQH HARBIYAH

Tujuan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah fiqih siyasah yang
diampuh oleh Rasna, Lc, M.H

Oleh:

MUCHLAS ANDRIANO (2120203874231003)

SYAKIRA ADINDA RAHMATULLAH (2120203874231026)

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Asalamualaikum wr.wb, puji syukur ke hadirat Allah swt. atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Taklupa pula
penulis mengirimkan selawat serta salam atas junjungan Nabi Muhammad saw.
Yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Penulisan makalah tema “Fiqh kharijiyah/Dauliyah dan Fiqh Harbiyah”


bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah fiqih siyasah. Pada makalah ini
berisi tentang Fiqh Kharijiyah/Dauliyah dan Fiqh Harniyah.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum atau,


bahkan jauh dari kata sempurna. Penulis berharap agar para pembacanya berkenan
memberikan masukan berupa kritikan dan saran semoga makalah ini bisa
memberi manfaat bagi kita semua terlebih lagi bagi penulis.

Parepare, 15 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................ii
BAB I....................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................1
BAB II..................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................2
1) Fiqh Kharijiyah/Fiqh Dauliyah................................................2
2) Fiqh Harbiyah............................................................................5
BAB III.................................................................................................6
KESIMPULAN....................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Siyasah dalam peradaban kaum muslim mengatur berbagai bentuk
tentang tata cara memimpin, dan membangun pemerintahan. Peradaban
Islam tidak akan dapat tegak sempurna tanpa adanya negara yang cocok
baginya, yaitu negara Khilafah Islamiyah. Sistem politik Islam yang
disebut dengan Siyasah di pandang sebagai sebuah proses yang tidak
pernah selesai. Ia senantiasa terlibat dalam pergulatan sosial dan budaya.
Fakta tersebut berlangsung selama perjalanan sejarah ummat Islam.
Meskipun demikian nilai siyasah tidak serta merta menjadi relative karena
ia memiliki kemutlakan yang terkait keharusan untuk mewujudkan
keadilan, rahmat, kemaslahatan dan hikmah.
Kemaslahatan masyarakat, umat, dan bangsa, dan kemudian pada
masa itu semua dipandang sebagai upaya-upaya siyasah dalam
mewujudkan Islam sebagai ajaran yang adil, memberi makna bagi
kehidupan dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Semua proses tersebut
merupakan langkah awal berkembangnya kajian fiqih siyasah, dimana
fiqih siyasah menerima apa yang datang dari luar selama itu untuk
kemaslahatan bagi kehidupan umat. Bahkan menjadikannya sebagai unsur
yang akan bermanfaat dan akan menambah dinamika
kehidupannya.Luasnya pembahasan tentang kajian fiqih siyasah, maka
pemakalah mengkaji tema dengan mengangkat judul yakni “Fiqh
Kharijiyah/Daulyah dan Fiqh Harbiyah”.
B. Rumusan Masalah
1) Apa itu Fiqh Kharijiyah/Dauliyah ?
2) Apa itu Fiqh Harbiyah ?

C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui apa itu fiqih Kharijiyah/Dauliyah
2) Untuk mengetahui apa itu fiqih Harbiyah

1
BAB II

PEMBAHASAN

1) Fiqh Kharijiyah/Dauliyah
Fiqh Dauliyah atau Kharjiyah. Dauliyah bermakna tentang daulat,
kerajaan, kekuasaan, wewenang, serta kekuasaan. Sedangkan Siyasah
Dauliyah bermakna sebagai kekuasaan kepala negara untuk mengatur
negara dalam hal hubungan internasional, masalah territorial, nasionalitas,
ekstradisi tahanan, pengasingan tawanan politik, pengusiran warga negara
asing. Siyasah dauliyah/kharijiyah adalah siyasah yang berhubungan
dengan pengaturan pergaulan antara Negara-negara Islam dan Negara-
negara bukan Islam, tata cara peraturan pergaulan warga Negara Muslim
dengan bukan Negara non Muslim yang ada di Negara Islam, hukum dan
aturan yang membatasi hubungan Negara Islam dengan Negara lain dalam
situasi damai dan perang1. Atau dapat dikatakan yang mengatur hubungan
antar Negara yang satu dengan Negara yang lain dan lembaga antar
Negara tersebut (Politik hubungan Internasional).

- Dasar-dasar Siyasah Dauliyah, diantaranya sebagai berikut:

1.Kesatuan umat manusia

Meskipun manusia ini berbeda suku berbangsa-bangsa, berbeda warna


kulit, berbeda tanah air bahkan berbeda agama, akan tetapi merupakan satu
kesatuan manusia karena sama-sama makhluk Allah, sama bertempat tinggal di
muka bumi ini.

2.Al-‘Adalah (Keadilan)

Ajaran islam mewajibkan penegakan keadilan baik terhadap diri sendiri,


keluarga, tetangga, bahkan terhadap musuh sekalipun kita wajib bertindak adil.
Banyak ayat-ayat yang berbicara tentang keadilan antara lain:

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat


kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,

1
L. Amin Widodo, Fiqih Siyasah dalam Hubungan Internasional, (Yogyakarta, PT Tiara
Wacana Yogya, 1994), hlm 40

2
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.(QS. An-Nisa : 135)

3.Al-Musawah (persamaan)

Manusia memiliki hal-hal kemanusian yang sama, untuk mewujudkan


keadilan adalah mutlak mempersamakan manusia dihadapan hokum kerjasama
internasional sulit dilaksanakan apabila tidak di dalam kesederajatan antar Negara
dan antar Bangsa.

4.Karomah Insaniyah (Kehormatan Manusia)

Karena kehormatan manusia inilah, maka manusia tidak boleh


merendahkan manusia lainnya. Kehormatan manusia ini berkembang menjadi
kehormatan terhadap satu kaum atau komunitas dan bisa di kembangkan menjadi
suatu kehormatan suatu bangsa atau negara.

5.Tasamuh (Toleransi)

Dasar ini tidak mengandung arti harus menyerah kepada kejahatan atau
memberi peluang kepada kejahatan. Allah mewajibkan menolak permusuhan
dengan tindakan yang lebih baik, penolakan dengan lebih baik ini akan
menimbulkan persahabatan bila dilakukan pada tempatnya setidaknya akan
menetralisir ketegangan. Hal-hal yang diperhatikan dalam fiqih siyasah dauliyah
meliputi;

a. Persoalan internasional.
b. b..Persoalan teritorial.
c. Persoalan nasionality dalam fiqih Islam.
d. Masalah penyerahan penjahat.
e. Masalah pengasingan dan pengusiran.
f. Masalah perwakilan, tamu-tamu Negara, orang-orang dzimi
6. Kerja Sama Kemanusiaan

Adalah Realisasi dari dasar-dasar yang telah dikemukakan di atas, kerja


sama di sini adalah kerja sama di setiap wilayah dan lingkungan kemanusiaan.
Kerja sama ini diperlukan karena ada saling ketergantungan baik antara individu
mauun antara Negara di dunia ini.

7. Kebebasan, Kemerdekaan/ Al-Huriyah

Kemerdekan yang sesungguhnya dimulai dari pembebasan diri dari


pengaruh hawa nafsu serta mengendalikan dibawah dari bimbingan kebebasan
mutlak, akan tetapi kebebasan yang bertanggung jawab kepada Allah terhadap

3
keselamatan hidup manusia di muka bumi, kebebasan bisa diperinci seperti
kebebasan berfikir, kebebasan beragama, kebebasan dalam menyatakan pendapat,
kebebasan menuntut ilmu, kebebasan memiliki harta.

8. Perilaku Moral yang Baik

Merupakan dasar moral di dalam hubungan antara manusia, antara umat


dan antara bangsa di dunia ini selain itu prinsip ini juga diterapkan terhadap
seluruh mahluk Allah di muka bumi ini termasuk flora dan fauna.2

Hubungan Internasional dibagi menjadi dua yaitu hubungna Internasional


dalam waktu damai yang di dalamnya mengenai politik, ekonomi, kebudayaan,
dan kemasyarakata, dan hubungan internasional dalam waktu perang.

1. Hubungan internasional dalam waktu damai:


Damai adalah asas hubungan internasional yaitu perang hanya bila
keadaan darurat, segera berhenti perang jika cenderung damai, dan
memperlakukan tawanan secara manusiawi.Kewajiban suatu Negara terhadap
Negara lain, yakni tentang menghormati hak-hak negara lain yang bertetangga
dengan negara yang di tempati.Mengadakan perjanjian-perjanjian Internasional.

2. Hubungan internasional dalam waktu perang


Sebab terjadinya perang:

1. Mempertahankan diri,
2. Dalam rangka dakwah

Etika perang dalam Islam:


 Dilarang membunuh anak.
 Dilarang membunuh wanita yang tidak berperang.
 Dilarang membunuh orang tua yang tidak ikut perang.
 Tidak memotong dan merusak tanaman.
 Tidak membunuh binatang ternak.
 Tidak menghancurkan tempat ibadah.
 Dilarang mencincang mayat musuh.
 Dilarang membunuh pendeta dan pekerja.
 Bersabar,berani dan ikhlas.
 Tidak melampaui batas.

2
J. Sayuthi Pulungan, Fiqih Siyasah (Ajaran, Sejarah dan Pemikiran), (Jakarta, PT
RajaGrafindo Persada, 2002), hlm 82

4
Prinsip Dasar Al-Qurran dalam hubungan international

Hubungan kerjasama yang baik

ُّ‫ار ُك ْم اَ ْن تَبَرُّ وْ هُ ْم َوتُ ْق ِسطُ ْٓوا اِلَ ْي ِه ۗ ْم اِ َّن هّٰللا َ ي ُِحب‬ ‫هّٰللا‬
ِ َ‫اَل يَ ْن ٰهى ُك ُم ُ َع ِن الَّ ِذ ْينَ لَ ْم يُقَاتِلُوْ ُك ْم فِى ال ِّد ْي ِن َولَ ْم ي ُْخ ِرجُوْ ُك ْم ِّم ْن ِدي‬
َ‫ْال ُم ْق ِس ِط ْين‬

Artinya

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap Orang-
orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu
Dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil
“(Qs.Al Mumtahanah 60:8).

‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعا َرفُوْ ا ۚ ِا َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم‬
‫خَ بِ ْي ٌر‬

Artinya :

“Wahai manausia, sesungguhnya kami menciptakan kamu terdiri dari laki-laki


Dan perempuan. Dan menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa
untuk kamu Saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu adalah yang Paling takwa. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha
mengenal” (Al-Hujarat 49.13).

a. Mengutamakan Perdamaian

Dalam peraturan islam juga erat ketegasan yang tidak boleh dilanggar, yakni
Perintah untuk memilih perdamaian jika orang kafir itu tabiatnya cenderung untuk
Perdamaian. Hal ini jelas terdapat didalam Al-Qurran.

Didalam surat Al anfal

‫َواِ ْن َجنَحُوْ ا لِلس َّْل ِم فَاجْ نَحْ لَهَا َوتَ َو َّكلْ َعلَى هّٰللا ِ ۗاِنَّهٗ ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬

Artinya: “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah


Kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Al-Anfal, 8.61).

5
b. Memperkuat kewaspadaan dalam suasana damai
Islam juga telah memprediksi mengenai tipu daya orang-orang kafir. Agar
meski Dalam suasana damai, kewaspadaan harus tetap ada karena dalam sejarah
telah Terbukti bahawa orang-orang kafir, yahudi dan nashrani tidak akan puas
sebelum kita Orang-orang islam mengikuti millah mereka. Mengenai hal ini
diterangkan didalam Al-Qurran Surat Al-Anfal-82. Yang Artinya :
ٰۤ ُ ْ ُ
َ‫ك لَهُ ُم ااْل َ ْمنُ َوهُ ْم ُّم ْهتَ ُدوْ ن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫ࣖ اَلَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َولَ ْم يَ ْلبِس ُْٓوا اِ ْي َمانَهُ ْم بِظل ٍم ا‬

“Jika mereka ingin menipumu maka cukuplah Allah menjadi pelindungmu. Dia
yang memperkuatmu dengan pertolonganNya. Dan dengan orang mukmin (QS.
Al-Anfal. 8:62).

c. Peperangan dizinkan hanyalah kalau terpaksa dan untuk tujuan defensive


bukan Opensif..
Mengenai hal ini Allah menjelaskan di dalam Al-Qurran.:

‫اُ ِذنَ لِلَّ ِذ ْينَ يُقَاتَلُوْ نَ بِاَنَّهُ ْم ظُلِ ُموْ ۗا َواِ َّن هّٰللا َ ع َٰلى نَصْ ِر ِه ْم لَقَ ِد ْي ٌر‬

ْ ‫ْض لَّهُ ِّد َم‬ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬


ۨ‫ت‬ ٍ ‫ضهُ ْم بِبَع‬ َ ‫اس بَ ْع‬َ َّ‫ق آِاَّل اَ ْن يَّقُوْ لُوْ ا َربُّنَا ُ ۗ َولَوْ اَل َد ْف ُع ِ الن‬ ِ َ‫الَّ ِذ ْينَ اُ ْخ ِرجُوْ ا ِم ْن ِدي‬
ٍّ ‫ار ِه ْم بِ َغي ِْر َح‬
‫َز ْي ٌز‬ ‫هّٰللا‬ ۗ
ٌّ ‫صر ُٗه اِ َّن َ لَقَ ِو‬ ‫هّٰللا‬ ۗ ‫هّٰللا‬
ُ ‫ت َّو َم ٰس ِج ُد ي ُْذ َك ُر فِ ْيهَا ا ْس ُم ِ َكثِ ْيرًا َولَيَ ْنص َُر َّن ُ َم ْن يَّ ْن‬ ٌ ‫صلَ ٰو‬
ِ ‫يع‬ َ ‫ص َوا ِم ُع َوبِيَ ٌع َّو‬
َ

“Di izinkan bagi orang-orang yang diserang (teraniaya) untuk membela diri.
Sesungguhnya Allah maha kuasa untuk menolong mereka. Yaitu orang-orang
yang Diusir dari kampung halamanya tanpa sebab.kecuali hanya karena mereka
Mengucapkan “Tuhan Kami Adalah Allah. (Qs. Al-Hajj 22:39-40).

d. Mengajak orang lain kepada islam dengan cara yang baik dan bijaksana.
Jika Mereka berbuat jahat balaslah kejahatan mereka dengan yang
setimpal, tidak boleh berlebihan.
e. Tidak boleh memaksakan agama kepada orang lain.

f. Menghormati fakta-fakta perjanjian yang telah di tandatangani.

6
2) Fiqh Harbiyah

Fiqih Harbiy. Harbiyah bermakna perang, secara kamus Harbiyah adalah


Perang, keadaan darurat atau genting. Sedangkan makna Siyasah Harbiyah adalah
wewenang atau kekuasaan serta peraturan pemerintah Dalam keadaan perang atau
darurat

Siyasah Harbiy Adalah siyasah yang mengatur tentang peperangan dan


aspek-aspek yang berhubungan dengannya . Seperti perdamaian. Perang bisa saja
timbul sekali-kali, akan tetapi yang diharapkan adalah menghindari atau
mengurangi terjadinya perang. Kalau mungkin menghilangkannya. Sekalipun
perang sering dianggap sebagai sesuatu yang tidak baik, tetapi terpaksa harus
dilaksanakan dalam kondisi-kondisi di dalam dan di luar negeri tertentu. .

Dalam kajian Fiqh Siyasahnya Yaitu Siyasah Harbiyah adalah pemerintah


atau kepala negara mengatur Dan mengurusi hal-hal dan masalah yang berkaitan
dengan perang, Kaidah perang, mobilisasi umum, hak dan jaminan keamanan
perang, Perlakuan tawanan perang, harta rampasan perang, dan masalah
Perdamaian.3

Konsekuensi dari asas bahwa hubungan Internasional dalam Islam adalah


perdamaian saling membantu dalam kebaikan, maka:Perang tidak dilakukan
kecuali dalam keadaan darurat. Sesuai dengan persyaratan darurat hanya di
lakukan seperlunya.Orang yang tidak ikut berperang tidak boleh diperlakukan
sebagai musuh.Segera menghentikan perang apabila salah satu pihak cenderung
kepda damai.Memperlakukan tawanan perang dengan cara manusiawi.

Perintah Perang Dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist

Dalam al-Qur’an disebutkan tujuan dan sebab diperbolehkannya melakukan


peperangan,

di antaranya:

a. Melawan musuh ketika umat Islam dalam suasana perang dan atau diperangi.
Dalam hal ini Allah berfirman:

َ‫َوقَاتِلُوْ ا فِ ْي َسبِ ْي ِل هّٰللا ِ الَّ ِذ ْينَ يُقَاتِلُوْ نَ ُك ْم َواَل تَ ْعتَ ُدوْ ا ۗ اِ َّن هّٰللا َ اَل يُ ِحبُّ ْال ُم ْعتَ ِد ْين‬

Dan perangilah di jalan orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah

3
H. A. Djazuli, Fiqh Siyasah (Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-rambu
Syariah), (Jakarta, Prenada Media, 2003), hlm 3

7
kamu melampaui batas karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang melampaui batas.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 190)

“Melampaui batas” disini, sebagai contoh membunuh wanita, anak kecil, orang
tua, merusak tanaman, membunuh hewan (ternak) tanpa alasan yang jelas (kecuali
hewan tersebut dibunuh untuk dimakan).

b. Menolong orang-orang Muslim yang ditindas oleh orang-orang kafir. Allah


berfirman:

Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang
yang Lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya
berdoa

ِ ‫َربَّنَٓا اَ ْخ ِرجْ نَا ِم ْن ٰه ِذ ِه ْالقَرْ يَ ِة الظَّالِ ِم اَ ْهلُهَ ۚا َواجْ َعلْ لَّنَا ِم ْن لَّ ُد ْنكَ َولِيًّ ۚا َواجْ َعلْ لَّنَا ِم ْن لَّ ُد ْنكَ ن‬
‫َص ْيرًا‬

“ َYa Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang dzalim
penduduknya Dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami
penolong dari sisi Engkau!” (Q.S. al-Nisa’ [4]: 75)

c. Umat Islam sengaja memerangi orang-orang kafir bila mereka menolak ajakan
untuk masuk Islam dan/atau mereka merintangi orang-orang Islam agar tidak
memiliki kekuasaan karena orang-orang Islam akan memberlakukan hukum
(syariah) Islam di muka bumi ini. Perang jenis ketiga inilah yang dinilai oleh
sebagian orang sebagai perang yang tidak beralasan atau tidak mempunyai dasar
yang jelas. Padahal sebenarnya, baik Al-Qur’an maupun hadis Nabi menunjukkan
adanya perang jenis ketiga ini, misalnya

Allah berfirman:
ٰ ‫و ٰقتلُوْ هُم ح ٰتّى اَل تَ ُكوْ نَ ف ْتنَةٌ َّوي ُكوْ نَ ال ِّديْنُ هّٰلِل ۗ فَان ا ْنتَهوْ ا فَاَل ُع ْدوانَ ااَّل َعلَى‬
َ‫الظّلِ ِم ْين‬ ِ َ َ ِِ ِ َ ِ َ ْ ِ َ

Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan
itu Hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu),
maka tidak Ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang dzalim.
(Q.S. al-Baqarah [2]: 193)

Fitnah yang dimaksud dalam ayat ini adalah kekafiran dan kemusyrikan. Di
samping

Itu Allah juga berfirman:

8
َ‫ق ِمن‬ ِّ -‫ ِد ْينُوْ نَ ِد ْينَ ْال َح‬-َ‫وْ لُهٗ َواَل ي‬-‫ َّر َم هّٰللا ُ َو َر ُس‬-‫ا َح‬--‫وْ نَ َم‬--‫ ِر َواَل ي َُح ِّر ُم‬-‫اليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ‬-
ْ -ِ‫قَاتِلُوا الَّ ِذ ْينَ اَل يُْؤ ِمنُوْ نَ بِاهّٰلل ِ َواَل ب‬
َ‫ص ِغرُوْ ن‬ ٰ ‫ب َح ٰتّى يُ ْعطُوا ْال ِج ْزيَةَ ع َْن يَّ ٍد َّوهُ ْم‬ َ ‫ࣖ الَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِك ٰت‬

“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula
beriman) Kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah
diharamkan oleh

Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama
Allah), yaitu Orang-orang yang diberi Al-Kitab sampai mereka membayar jizyah
(pajak) dengan patuh Sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (Q.S. al-Taubah
[9]: 29)

9
BAB III

KESIMPULAN
Dari materi diatas yang menjadi kesimpulan bahwa Siyasah
dauliyah/kharijiyah adalah siyasah yang berhubungan dengan pengaturan
pergaulan antara Negara-negara Islam dan Negara-negara bukan Islam, tata cara
peraturan pergaulan warga Negara Muslim dengan bukan Negara non Muslim
yang ada di Negara Islam, hukum dan aturan yang membatasi hubungan Negara
Islam dengan Negara lain dalam situasi damai dan perang. Sedangkan Fiqih
Harbiy. Harbiyah bermakna perang, secara kamus Harbiyah adalah Perang,
keadaan darurat atau genting. Sedangkan makna Siyasah Harbiyah adalah
wewenang atau kekuasaan serta peraturan pemerintah Dalam keadaan perang atau
darurat

Siyasah Harbiyah Adalah siyasah yang mengatur tentang peperangan dan


aspek-aspek yang berhubungan dengannya . Seperti perdamaian. Perang bisa saja
timbul sekali-kali, akan tetapi yang diharapkan adalah menghindari atau
mengurangi terjadinya perang. Kalau mungkin menghilangkannya. Sekalipun
perang sering dianggap sebagai sesuatu yang tidak baik, tetapi terpaksa harus
dilaksanakan dalam kondisi-kondisi di dalam dan di luar negeri tertentu. 

DAFTAR PUSTAKA

Djazuli, H. A. (2003). Fiqh Siyasah (Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-


rambu Syariah). Jakarta: Prenada Media.

Pulungan, J. S. (2002). Fiqih Siyasah (Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.

Widodo, L. A. (1994). Fiqih Siyasah dalam Hubungan Internasional . Yogyakarta: PT


Tiara Wacana Yogya.

10

Anda mungkin juga menyukai