Anda di halaman 1dari 2

Nama: Muchlas Andriano

NIM: 2120203874231003
PRODI: Hukum Pidana Islam 2500A
Tugas: Tugas membuat essai sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum & HAM yang Diampu
oleh pak Alfiansyah Anwar, S.Ksi, M.H.

Peran Pemerintah dalam Pemenuhan Hak Asasi Manusia Terhadap Tunawisma


Salah satu penyebab dari munculnya tunawisma adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan
masalah krusial di setiap negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
pada tahun 2022 yang dikutip dari laman bps. go.id , tingkat kemiskinan di Indonesia sekitar 26,6 Juta
jiwa. Adapun tingkat kemisikinan di Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Badan Pusat Statistik Sulsel
sekitar 782,32 ribu jiwa, di Kota Parepare
Wilayah perkotaan adalah pusat berjalannya perekonomian yang dapat menimbulkan
permasalahan seperti tunawisma dan pengemis. Mereka adalah orang-orang terjebak di lingkaran
kemiskinan.Tunawisma adalah orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal yang layak dan tidak
menetap. Mereka biasanya kita temui di pinggir jalan, kolong jembatan, di bantaran sungai, taman, dan
berbagai fasilitas-fasilitas umum yang menurut mereka bisa mereka tempati.
Ada tiga kategori dari tunawisma/homeless ini yaitu Pertama, Tunawisma biasa adalah
tunawisma yang mempunyai sebuah pekerjaan tetapi mereka tidak memiliki tempat tinggal yang tetap.
Kedua, Tunakarya, mereka tidak memiliki pekerjaan dan tidak punya tempat tinggal yang tetap;dan
Ketiga, Tunakarya cacat/disabilitas, tunawisma yang tidak memiliki pekerjaan, tidak memiliki rumah dan
mempunyai kekurangan dalam hal jasmani dan rohaninya.
Mereka tidak memiliki tempat tinggal yang layak dan tidak tetap dikarenakan faktor ekonomi,
tingginya biaya hidup untuk tinggal di kota, ada juga yang niatnya untuk memperbaiki kehidupan karena
sudah mengalami kemiskinan di kampung sehingga mereka merantau ke kota tetapi mereka tidak punya
pendidikan dan pengalaman untuk bersaing dengan yang lain. sehingga mereka tidak punya kerjaan.
Kadang ada yang jadi pengemis, pengamen, dan lain-lain. Tentunya pekerjaan tersebut tidak seberapa
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Tapi apa daya mereka.hanya itu yang mungkin mereka bisa lakukan
untuk bertahan hidup menjalani pahitnya kehidupan
Dampak dari tunawisma ini adalah seperti membuat lingkungan menjadi kumuh, mereka yang
tinggal di tempat umum suka buang sampah. Sampah yang mereka buang membuat tidak sedap di mata,
mungkin juga menjadi penyebab terjadinya banjir. Karena kekumuhan itu bisa membuat masalah baru
seperti munculnya wabah penyakit seperti diare, flu dan lain; dan meningkatkannya tingkat kriminalitas.
Tunawisma dianggap sebagai sampah masyarakat. Mereka dipandang sebelah mata. Mereka
dianggap akar dari awal mulanya dari terjadi kejahatan seperti menjadi pencuri, pencopet, pengguna
narkoba, dan tindakan kejahatan lainnya. Sehingga membuat khawatir bagi masyarakat yang lain.
Perbuatan mereka itu kita tidak dapat ditolerir karena meresahkan masyarakat. Tinggalnya mereka
menetap di segala tempat membuat orang-orang sekitar merasa tidak nyaman.
Rasa jengkel dihati kadang timbul karena membuat ketidaknyamanan. Tetapi rasa iba tentunya
tidak kalah hebatnya ketika melihat mereka yang berjuang mati-matian. Mereka yang menjadi pengamen
diabaikan, menjual tisu dan koran tidak ada yang beli. Mereka kelaparan. Melihat mereka, kita merasa
kasihan terhadap mereka. Rasa kasihan ingin membantunya. Sebagai manusia yang merasa
berkecukupan. Kita senantiasa untuk bersyukur karena masih diberikan kenikmatan. Secara ekonomi
ternyata masih ada orang lain dibawah kita.
Kemudian apa sebenarnya kaitannya antara HAM dengan Tunawisma. HAM (Hak Asasi
Manusia) itu sendiri merupakan seperangkat hak yang melekat pada diri semua orang. Sejak seseorang di
dalam kandungan. Manusia sudah mempunyai yang namanya HAM. Maka dari pernyataan tersebut
bahwa semua manusia termasuk tunawisma mempunyai hak asasi manusianya. Mereka berhak untuk
mendapatkan hak untuk pendidikan, hak untuk tempat tinggal yang layak, hak untuk pelayanan
kesehatan, serta hak-hak lainnya.
Sebenarnya Bagaimana peran pemerintah terkait pemenuhan HAM terhadap tunawisma.
Pertama , Pemerintah melalui Dinas Sosial, Polisi, dan Satpol PP melakukan pemantauan terlebih dahulu.
Kedua dilakukan razia oleh Kepolisian dan Satpol PP. Razia ini dilakukan sesuau dengan semestinya.
Tidak membuat para tunawisma takut dan tidak berlaku kasar, tujuannya agar proses razia ini berjalan
dengan tenang dan lancar.
Proses selanjutnya, para tunawisma dibawa ke penampungan sementara. mereka diberikan basic
skill. Mereka di beri pelatihan. Tujuannya pemberian skill itu bisa digunakan mencari pekerjaan atau
membuat usaha, kemudian mereka diberikan pendidikan formal karena pendidikan bisa menjadi bekal
untuk kehidupan. Kemudian diberikan pelayanan kesehatan. Mereka mungkin yang mengalami gangguan
kesehatan fisik dan mentalnya di pulihkan kesehatannya. Mereka diberikan bimbingan ketertiban agar
senantiasa tertib dan disiplin terhadap aturan yang berlaku, diberikan bimbingan adab agar mereka
bergaul dengan masyarakat dengan memerhatikan adab, dan diberi bimbingan agama yang tujuannya agar
senantiasa taat kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan melaksanakan perintah agama dan menjauhi
larangan-larangan agama. Karena agama sendiri mencegah terjadinya kemaksiatan. Kemudian, mreka
juga diseleksi dengan melalui persyaratan dan pertimbangan yang mana lebih layak diberikan bantuan
hunian yang layak huni.
Adapun yang menjadi kesimpulan mengenai pembahasan diatas, bahwa mereka (tunawisma)
adalah masalah krusial bagi suatu negara. mereka memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan.
Mereka dianggap sampah masyarakat. Akan tetapi, mereka adalah manusia yang sama dengan kita. Kita
tidak boleh mengabaikan mereka. Mereka juga punya hak asasi manusia. Mereka butuh bantuan. maka
dari itu pihak pemerintah yang wajib untuk memenuhi hak asasi manusianya dengan pemberian
bimbingan, pelatihan basic skill pemberian hunian yang layak dan bantuan-bantuan lainnya.
Referensi:
bps.go.id
Wikipedia. Org
Liputan6. com

Anda mungkin juga menyukai