PRIBADI
Makalah
oleh:
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Di dalamnya memuat tentang Jarimah Tazir yang Berkaitan
dengan Kemaslahatan Pribadi.
Wassalamu’alaikumWarrahmatullahiWabarakatuh.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
C. Tujuan ....................................................................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertiani.............................................................................................................................................2
A. Kesimpulan.............................................................................................................................................5
B. Saran............................................................................................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna, yang mana di dalamnya
Allah swt. telah mengatur segala aspek dan sistem kehidupan manusia. Aturan
tersebut mencakup aqidah, ibadah dan muamalah, baik hubungan dengan Allah
swt maupun hubungan antara sesama manusia, bahkan dengan alam. Masing-
masing sanksi untuk setiap jarimah memiliki hukuman yang berbeda-beda.
Karena hikmah dan tujuan pokok hukuman dalam hukum pidana Islam tidak lain
adalah mengandung kemaslahatan bagi manusia dan menjaga mereka dari hal-hal
yang kurang baik dan untuk membentuk keadilan sosial dalam Islam karena Islam
adalah rahmatan lil’alamin, yang memberikan petunjuk dan pelajaran serta
pendidikan kepada manusia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut bahasa, lafaz taʼzir berasal dari kata azzara yang berarti man'u wa
radda (mencegah dan menolak). Ta’zir dapat berarti addaba (mendidik) atau
azhamu wa wagra. Yang artinya mengagungkan dan menghormat. Dari berbagai
pengertian, makna taʼzir yang paling relevan adalah al-man'u wa raddu (mencegah
dan menolak), dan pengertian kedua ta 'dib (mendidik). Pengertian ini sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh Abdur Qadir Audah dan Wahbah Az-Zuhaili.
Ta'zir diartikan mencegah dan menolak karena ia dapat mencegah pelaku agar
tidak mengulangi perbuatannya. Ta’zir diartikan mendidik karena ta 'zir
dimaksudkan untuk mendidik dan memperbaiki pelaku agar ia menyadari
perbuatan jarimahnya kemudian meninggalkan dan menghentikannya. Selain di
atas, taʼzir secara harfiah juga dapat diartikan sebagai menghinakan pelaku
kriminal karena tindak pidananya yang memalukan.1
Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Bahz ibn Hakim yang artinya “ Dari
Bahz iba hakim dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Nabi SAW menahan
seseorang karena disangka melakukan kejahatan. (Hadis diriwayatkan oleh Abu
Dawud, Turmudzi. Nasa'i, dan baihaqi, serta dishahihkan oleh Hakim)
1
Abdur Rahman, Tindak Pidana dalam Syariat Islam,(Jakarta:PT. Putra Melton), 1992, hlm. 14.
2
Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 584.
Maslahat adalah sesuatu yang dianggap baik oleh akal karena
mendatangkan kebaikan dan menghindarkan bahaya atau kerusakan bagi manusia,
yang sejalan dengan tujuan syariat dalam menetapkan hukum. Tujuan dari
maslahat sendiri adalah baik. Akan tetapi jika kemaslahatan itu didatangkan hanya
untuk pribadi dan tidak memikirkan orang lain maka tujuannya akan menjadi
tidak baik.
1. Suap
Dari Abdullah Ibnu Umar, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW telah
melaknat orang yang menyuap dan menerima suap (H.R. Abu Dawud).3
4
Said Abdul ‘Adhim (Penerjemah Abu Najiyah Muhaimin bin Subaidi), Kafarah Penghapus Dosa,
(Malang: Cahaya Tauhid Press), hlm. 73-76.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ta’zir secara harfiah dapat diartikan sebagai menghinakan pelaku kriminal
karena tindak pidananya yang memalukan. Dasar hukum ta’zir terdapat dalam
beberapa hadits Nabi SAW dan tindakan sahabat. Adapun contoh jarimah yang
berkaitan dengan kemaslahatan pribadi yaitu suap dan berbohong di depan
pengadilan/saksi palsu. Jarimah ta’zir ini bertujuan untuk memberikan efek jera
kepada pelaku agar tidak melakukan pelanggaran serupa ataupun pelanggaran
lainnya.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna dan
memiliki banyak keterbatasan. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan bagi penulis dan juga pembaca. Oleh karena itu kami
sangar membutuhkan saran dari berbagai pihak, guna membangun untuk lebih
baik lagi. Karena hasil dari setiap pemikiran dan saran dari berbagai pihak akan
berkembang sesuai zaman dan realita yang ada.
DAFTAR PUSTAKA