ABSTRAK
apakah Negara Indonesia adalah sebuah Negara hukum harus dijawab dengan
menggunakanindikator penegakan keadilan bagi setiap orang tanpa ada pembeda,
kepastian hukum melaluipembentukan peraturan perundang-undangan, dan
penghormatan serta perlindungan terhadap hak-hakasasi manusia. UUD NRI 1945 pada
Pasal 1 ayat (3) menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Negara
hukum Indonesia berdasar pada Pancasila sebagai ideologi bangsa, UUD 1945sebagai
konstitusi, NKRI sebagai pilihan mutlak bentuk negara, dan prinsip bhineka tunggal ika
sebagaipenyatu seluruh elemen bangsa. Proses pembentukan peraturan perundang-
undangan yang baik merupakansatu langkah menuju cita negara hukum, dimana
perencanaan, partisipasi masyarakat, dan prosespembahasan yang terbuka dilakukan
saat pembentukan hukum.
Kata kunci: negara hukum, program legislasi, desain perencanaan
whether the State of Indonesia is a state of law that must be answered by using indicators
of upholding justice for everyone without distinction, legal certainty through statutory
regulations, and protection of human rights. The 1945 Constitution of the Republic of
Indonesia in Article 1 paragraph (3) states that the State of Indonesia is a State of Law.
The Indonesian legal state is based on Pancasila as the nation's ideology, the 1945
Constitution as the constitution, the Unitary State of the Republic of Indonesia as the
absolute choice of the form of the state, and the principle of Bhinneka Tunggal Ika as the
unifier of all elements of the nation. The process of forming good laws and regulations is a
step towards the ideals of a rule of law, where planning, community participation, and an
open discussion process are carried out during the formation of the law
keywords: state law, legislitation rogram, planning desaign
METODOLOGI
Penelitian ini merupakan penelitian literer/library research dengan menggunakan
metode yang bersifat deskriptif analitis. Agar hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
menafsirkan fenomena yang ada maka perlu pendekatan dengan menggunakan teknik
analisis yang mana dalam hal ini dilakukan pendekatan yuridis normatif. Berikutnya
penalaran ini melibatkan interpretasi dengan menggunakan pendekatan penalaran
kritis. Sumber dan teknik pengumpulan data berasal dari data sekunder melalui studi
pustaka.
ØPenyusunan dan penetapan Prolegnas jangka menengah dilakukan pada awal masa
keanggotaan DPR;
Ø Prolegnas jangka menengah dapat dievaluasi setiap akhir tahun bersamaan dengan
penyusunan dan penetapan Prolegnas prioritas tahunan;
3
Ilham Putuhena, “Prolegnas dalam Pembentukan Undang-Undang Pemerintah”, Diskusi Publik, Forum
Pusat studi Hukum Energi dan Pertambangan, Desember 2019.
4
Ilham Putuhena, Ibid.
5
Ilham Putuhena, Ibid.
1. Menteri PPN/Bapennas, Mendagri, Mensesneg, Menkeu
2. Menkumham
3. Kementrian/LPNK
Prolegnas Prioritas Tahunan (Judul RUU)
1. Sudah ada naskah akademiknya
2. Sudah ada draft RUU nya
3. Sudah selesai rapat antarkementrian
4. Sudah selesai harmonisasi di Kementrian Hukum dan HAM
5. Sudah mendapatkan izin Prakarsa dari Presiden untuk RUU Non Prolegnas Jangka
Menengah6
6
Ilham Putuhena, Ibid.
7
Ilham Putuhena, Ibid.
Program Legislasi Daerah
Program Legislasi Daerah yang selanjutnya disebut Prolegda adalah instrumen perencanaan
program pembentukan Peraturan Daerah Provinsi atau Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang
disusun secara terencana, terpadu, dan sistematis. 8
Daerah.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah.
1. Tahap Inventarisasi
a. Kepala daerah memerintahkan kepada pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD)
menyusun Prolegda di lingkungan pemerintah daerah provinsi.
c. Biro hukum pemerintah daerah provinsi mengirimkan surat permintaan pengajuan usul
Prolegda Provinsi kepada SKPD Provinsi sesuai dengan bidang tugasnyadan bupati/walikota
dalam hal pengaturan lintas kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan.
8
https://paralegal.id/pengertian/program-legislasi-daerah/ di akses pada 19 April
d.SKPD menyusun rencana pembentukan peraturan daerah
e.Dalam menyusun usulan Prolegda, SKPD mempergunakan matriks Prolegda yang terdiri atas
nomor, judul rancangan perda, materi yang diatur, status Rancangan peraturan daerah,
keterkaitannya dengan peraturan perundang-undangan lainnya, unit atau instansi terkait, serta
target penyampaian.
f. Dalam hal SKPD telah menyusun Naskah Akademik dan/atau draft rancangan peraturan
daerah, maka Naskah Akademik dan draft rancangan peraturan daerah tersebut turut disertakan
dalam penyampaian perencanaan pembentukan rancangan peraturan daerah.
g. Biro hukum pemerintah daerah provinsi menginventarisir usulan prolegda dari SKPD,
bupati/walikota untuk disusun dalam rancangan daftar skala prioritas prolegda provinsi di
lingkungan pemerintah daerah.9
2. Tahap Seleksi
daerah :
a. Berdasarkan hasil inventarisasi usulan rencana pembentukan peraturan daerah, biro hukum
lebih tinggi;
pembantuan; dan
b. Biro hukum dalam melakukan penyusunan Prolegda dapat mengikutsertakan instansi vertikal
terkait antara lain dari kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
hukum dan instansi vertikal lainnya.
c. Dalam hal untuk mendapatkan usulan rancangan peraturan daerah yang sinergis dengan
perencanaan pembangunan daerah, biro hukum bersama dengan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) melakukan analisis/review usulan rancangan peraturan daerah
9
https://www.bphn.go.id/data/documents/pedoman_penyusunan_prolegda.pdf di akses pada 19 April
dengan menggunakan Model Analisis Kerangka Regulasi (MAKARA). Model Analisis Kerangka
Regulasi adalah alat analisis untuk menilai “layak atau tidak layak”-nya suatu usulan peraturan
perundang-undangan masuk ke dalam rencana pembentukan peraturan daerah dan
mendapatkan alokasi anggaran.
e. Hasil penyusunan prolegda dari biro hukum provinsi disampaikan kepada kepala daerah
melalui sekretaris daerah.
a. Penyusunan prolegda provinsi antara pemerintah daerah provinsi dan DPRD provinsi
dikoordinasikan oleh DPRD melalui alat kelengkapan DPRD yang khusus menangani bidang
legislasi (Balegda DPRD) .
b. Pembahasan antara pemerintah daerah dan DPRD dilakukan dalam rangka melakukan
harmonisasi dan sinkronisasi usulan Prolegda dari pemerintah daerah provinsi dan DPRD
provinsi untuk kemudian menjadi usulan prioritas Prolegda dalam jangka waktu satu tahun.
2) rapat dengar pendapat umum sebagai sarana penyebarluasan usulan prolegda untuk
memberikan informasi dan/atau memperoleh masukan dari masyarakat, para pakar dan/atau
pemangku kepentingan terkait;
4) Dalam rapat tim perumus/tim sinkronisasi yang dibentuk oleh panitia kerja.
4. Tahap Penetapan
a. Hasil rapat koordinasi antara Balegda DPRD Provinsi dan pemerintah daerah provinsi yang
telah disepakati selanjutnya disampaikan pada rapat paripurna DPRD untuk ditetapkan sebagai
Prolegda Provinsi dengan keputusan DPRD.
b. Penetapan prolegda provinsi dilakukan setiap tahun sebelum penetapan rancangan peraturan
daerah tentang APBD provinsi.
c. Dalam keadaan tertentu, DPRD Provinsi atau gubernur dapat mengajukan rancangan
peraturan daerah diluar Prolegda provinsi dan harus ditetapkan dengan rapat paripurna DPRD
Provinsi.
d. Dalam Prolegda provinsi dapat dimuat daftar kumulatif terbuka yang terdiri atas :
4)Perintah dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi setelah Prolegda ditetapkan.
2.Dalam Prolegda kabupaten dapat dimuat daftar kumulatif terbuka yang terdiri atas :
Pengelolaan Prolegda
Pengelolaan Prolegda diarahkan agar program pembentukan peraturan daerah dalam Prolegda
dapat dilaksanakan sesuai dengan skala prioritas yang ditetapkan. Metode pengelolaan Program
Legislasi Daerah terdiri atas :
Kegiatan :
b.Data inventarisasi prolegda diperoleh dari biro/bagian hukum pemerintah daerah dan Balegda
DPRD Prov/Kab/Kota.
2. Monitoring
Monitoring bertujuan untuk memantau perkembangan rancangan peraturan daerah yang sudah
diprioritaskan dalam Prolegda. Monitoring Prolegda dilakukan bersama oleh DPRD provinsi/
kabupaten/ kota dan pemerintah daerah provinsi/ kabupaten/kota.
Kegiatan :
b. Memantau jumlah rancangan peraturan daerah yang telah disahkan menjadi Perda.
3. Evaluasi
berikutnya.
Kegiatan :
b. Berdasarkan hasil evaluasi, memberikan usulan untuk penyusunan prioritas tahun berikutnya.
Apabila suatu rancangan peraturan daerah tidak dapat diselesaikan pada tahun berjalan sesuai
dengan skala prioritas Prolegda yang telah ditetapkan, maka rancangan peraturan daerah
tersebut dapat dijadikan prioritas Prolegda tahun berikutnya dengan syarat rancangan
peraturan daerah tersebut sudah pernah dibahas dalam rapat pembahasan rancangan
peraturan daerah di DPRD provinsi/kabupaten/Kota. Apabila suatu rancangan peraturan daerah
belum pernah dibahas pada tahun berjalan sesuai dengan skala prioritas yang ditetapkan, maka
rancangan peraturan daerah tersebut perlu dievaluasi kembali urgensinya untuk diajukan pada
Prolegda tahun berikutnya.
KESIMPULAN
Bahwa Prolegnas sesungguhnya tidak pernah tercapai, bahkan lebih sering prioritas pembahasan
didasarkan pada kebutuhan undang-undang yang saat itu mendesak, apalagi kalau menyangkut
kepentingan politik. Oleh karena ituProlegnas selalu gagal memenuhi targetnya, bila
dibandaingkan antara perencanaan yang dibuat dalam prolegnas dan realisasi setiap tahunnya
B. Saran/Rekomendasi
Perlu ada transparansi yang lebih baik dalam hal perencanaan, monitoring, dan hasil evaluasi
Prolegnas. Hal ini terutama harus dilakukan oleh DPR sebagai lembaga yang berperan sebagai
koordinator Prolegnas. Dalam penyusunan Prolegnas kedepan harus diperhatikan beberapa hal:
DPR harus membuat metode dan mekanisme yang lebih baik dalam mempersiapkan penyusunan
Prolegnas; Partisipasi harus dibuat lebih efektif dengan mengidentifikasi lebih luas pemangku
kepentingan, pemberian informasi yang memadai, dan waktu pengundangan yang cukup. Selain
itu hal yang penting harus diperhatikan bahwa DPD harus dilibatkan secara lebih substantif,
terkait dengan perannya sebagai perwakilan daerah, serta pengaturan dalam 17 ayat (3) UU No.
10/2004 yang menyatakan bahwa hanya Presiden dan DPR yang bisa mengajukan RUU di luar
Prolegnas. Ketentuan ini pada dasarnya menyaatakan bahwa DPD tidak akan dapat melaksanakan
perannya untuk mengajukan usulan RUU kepada DPR bila RUU tersebut tidak ada di dalam
Prolegnas
DAFTAR PUSTAKA
http://mh.uma.ac.id/apa-itu-program-legislasi-nasional/ diakses 19 April 2022.
https://pushep.or.id/program-legislasi-nasional-dan-proses-pembentukan-undang-undang/ diakses 19
April 2022.
Ilham Putuhena, “Prolegnas dalam Pembentukan Undang-Undang Pemerintah”, Diskusi Publik, Forum
Pusat studi Hukum Energi dan Pertambangan, Desember 2019.