Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Perda – 

Salah satu kewenangan yang sangat penting dari suatu daerah yang
mengatur dan mengurus rumah tangganya ialah kewenangan untuk menetapkan peraturan daerah
(Perda).
Peraturan daerah adalah peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan persetujuan
DPRD dan harus memenuhi syarat-syarat formil tertentu yang mempunyai kekuatan hukum serta
mengikat.

Dalam Undang-Undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, dinyatakan dalam


ayat (2) yaitu Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah
daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pengertian Perda (Peraturan Daerah)


Peraturan Daerah merupakan bagian integral dari teori peraturan perundang-undangan. Pasal 1
ayat (7) dan ayat (8) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan mengatakan bahwa perda adalah Peraturan Perundang-undangan yang
dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama Kepala Daerah
baik Provinsi dan Kota/ Kabupaten.

Peraturan daerah adalah kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala daerah setelah mendapatkan
persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), artinya tiap-tiap daerah
mempunyai kewenangan untuk membentuk Perda.

Bentuk Peraturan Daerah


Berikut ini beberapa bentuk peraturan daerah:

1. Peraturan Daerah Provinsi yang berlaku di provinsi tersebut.


2. Peraturan Daerah Provinsi dibentuk oleh DPRD Provinsi dengan persetujuan bersama
Gubernur.
3. Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota yang berlaku di kabupaten/ kota tersebut. Peraturan
Daerah Kabupaten/ Kota dibentuk oleh DPRD.
4. Kabupaten/ Kota dengan persetujuan bersama Bupati/ Walikota.
5. Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota tidak subordinat terhadap Peraturan Daerah Provinsi.
Pengertian Perda Menurut Para Tokoh
Pengertian Peraturan Daerah menurut para tokoh, antara lain:

1. M. Solly Lubis
Solly Lubis memberikan pengertian perundang-undangan, ialah proses pembuatan peraturan
Negara. Dengan kata lain tata cara mulai perencanaan (rancangan), pembahasan. Pengesahan
atau penetapan.
2. K. Wantjik
Menurut K. Wantjik, Peraturan Daerah yaitu segala peraturan yang tertulis yang dibuat oleh
penguasa (baik pusat maupun daerah) yang mengikat dan berlaku umum, termasuk dalamnya
undang-undang darurat, peraturan pemerintah pengganti undang-undang, peraturan pemerintah,
penetapan presiden, peraturan provinsi, peraturan kotamadya dan lain-lain.

Dasar Pembentukan Peraturan Daerah


Dalam pembentukannya, pemerintah daerah harus memperhatikan dasar dari peraturan daerah
yang dibuat agar tetap sejalan dengan peraturan atau perundang-undangan yang lebih tinggi.
Dalam pembentukan peraturan daerah kabupaten/ kota pasal 63 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Perundang-Undangan menjelaskan
bahwa ketentuan mengenai penyusunan Peraturan Daerah Provinsi sebagaimana dalam pasal 56
hingga 62 berlaku terhadap penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota. DPRD kabupaten/
kota sebagai alat kelengkapan daerah dimana mereka menjabat, beberapa tugas dari DPRD
sebagai berikut:

1. Membentuk peraturan daerah yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapatkan
persetujuan bersama.
2. Membahas dan menyetujui rancangan peraturan daerah tentang APBD bersama dengan
kepala daerah.
3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan Kepala
Daerah, APBD, kebijaksanaan pemerintah daerah dalam melaksanakan program
pembangunan daerah dan kerja sama internasional di daerah.
4. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah/ wakil kepala daerah kepada
Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD Provinsi, dan kepada Menteri Dalam
Negeri melalui gubernur bagi DPR daerah kabupaten/ kota.
5. Memilih wakil Kepala Daerah dalam hal terjadinya kekosongan jabatan wakil kepala
daerah.
6. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana
perjanjian internasional di daerah.
7. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh
pemerintah daerah.
8. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Asas-Asas Pembentukan Peraturan Daerah
Ada beberapa asas-asas pembentukan perda dalam pasal 5 Undang-undang Nomor 12 tahun
2011 diatur dalam membentuk peraturan perundang-undangan yang baik harus meliputi asas
berikut :

1. Kejelasan Tujuan
Kejelasan tujuan adalah bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus
mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai.

2. Kelembagaan atau Organ Pembentuk yang tepat


Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat adalah setiap jenis peraturan perundang-
undangan harus dibuat oleh lembaga/ pejabat pembentuk peraturan perundang-undangan yang
berwenang dan dapat dibatalkan atau batal demi hukum apabila dibuat oleh lembaga atau pejabat
yang tidak berwenang.

3. Kesesuaian antara Jenis dan Materi Muatan


Kesesuaian antara jenis dan materi muatan adalah dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis peraturan
perundang-undangan.

4. Dapat Dilaksanakan
Setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus memperhatikan efektivitas peraturan
perundang-undangan tersebut dalam masyarakat baik secara filosofis, yuridis maupun sosiologis.

5. Kedayagunaan dan Kehasilgunaan


Kedayagunaan dan kehasilgunaan adalah setiap peraturan perundang-undangan dibuat karena
memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

6. Kejelasan Rumusan
Setiap perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan, sistematika dan
pilihan kata atau terminology, serta jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan
berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.

7. Keterbukaan
Dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan mulai dari perencanaan, persiapan,
penyusunan dan pembahasan bersifat transparan dan terbuka.
Asas-Asas yang Harus Ada Dalam Peraturan Daerah
Kemudian, pada pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 diatur mengenai asas yang harus
dimuat dalam peraturan perundang-undangan yaitu sebagai berikut :

1. Asas Pengayoman
Bahwa setiap materi muatan Perda harus berfungsi memberikan perlindungan dalam rangka
menciptakan ketentraman masyarakat.

2. Asas Kemanusiaan
Bahwa setiap materi muatan Perda harus mencerminkan perlindungan dan penghormatan hak-
hak asasi.

3. Asas Kebangsaan
Bahwa setiap muatan Perda harus mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang
pluralistic (kebhinnekaan) dengan tetap menjaga prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Asas Kekeluargaan
Bahwa setiap materi muatan Perda harus mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat
dalam setiap pengambilan keputusan.

5. Asas Kenusantaraan
Bahwa setiap materi muatan Perda senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah
Indonesia dan materi muatan Perda merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang
berdasarkan Pancasila.

6. Asas Bhinneka Tunggal Ika


Bahwa setiap materi muatan Perda harus memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan
golongan, kondisi daerah dan budaya khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitif
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

7. Asas Keadilan
Bahwa setiap materi muatan Perda harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap
warga negara tanpa kecuali.

8. Asas Kesamaan dalam Hukum dan Pemerintahan


Bahwa setiap materi muatan Perda tidak boleh berisi hal-hal yang bersifat membedakan
berdasarkan latar belakang, antara lain agama, suku, ras, golongan, gender atau status sosial.
9. Asas Ketertiban dan Kepastian Hukum
Bahwa setiap materi muatan Perda harus dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat
melalui jaminan adanya kepastian hukum.

10. Asas Keseimbangan, Keserasian dan Keselarasan


Bahwa setiap materi muatan Perda harus mencerminkan keseimbangan, keserasian dan
keselarasan antara kepentingan individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.

11. Asas lain sesuai substansi Perda yang bersangkutan


 Dalam Hukum Pidana, misalnya asas legalitas, asa tiada hukuman tanpa kesalahan, asa
pembinaan narapidana dan asas praduga tak bersalah.
 Dalam Hukum Pidana, misalnya dalam buku perjanjian antara lain asas kesepakatan,
kebebasan berkontrak dan itikad
Landasan-Landasan Dalam Penyusunan Peraturan Daerah
Dalam menyusun peraturan perundang-undangan harus mempunyai 3 (tiga) landasan. Adapun
landasan tersebut sebagai berikut:

1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah suatu rumusan peraturan perundang-undangan harus mendapatkan
pembenaran yang dapat diterima jika dikaji secara filosofis. Pembenaran ini harus sesuai dengan
cita-cita kebenaran, cita-cita keadilan dan cita-cita kesusilaan.

2. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis adalah suatu peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan keyakinan
umum atau kesadaran hukum masyarakat. Oleh sebab itu, hukum yang dibentuk harus sesuai
dengan “hukum yang hidup di masyarakat”.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis adalah suatu peraturan perundang-undangan harus mempunyai landasan hukum
atas dasar hukum legalitas yang terdapat dalam ketentuan lain yang lebih tinggi.

Ruang Lingkup Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan


Berikut ini beberapa ruang lingkup pembentukan Peraturan Daerah.

1. Perencanaan pembentukan peraturan perundang-undangan.


2. Penyiapan naskah akademis dan naskah peraturan perundang-undangan.
3. Pengusulan.
4. Pembahasan.
5. Pengesahan.
6. Pengundangan.
7. Penyebarluasan.

Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia


Dalam ketetapan MPR Nomor III/MPR2003 tentang Urutan Peraturan Perundang-undangan
Indonesia, diatur mengenai tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia dengan
susunan sebagai berikut:

 Undang-Undang Dasar 1945.


 Ketetapan MPR
 Undang-
 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu).
 Peraturan Pemerintah.
 Keputusan Presiden.
 Peraturan Daerah.
Kemudian, jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan sesuai pasal 7 ayat (1) undang-
undang nomor 12 tahun 2011 adalah:

 Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.


 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
 Undang-Undang atau peraturan pemerintah pengganti Undang-U
 Peraturan Pemerintah.
 Peraturan Presiden.
 Peraturan daerah provinsi.
 Peraturan daerah kabupaten/kota.

Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peraturan Daerah


Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua, Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, peraturan daerah memiliki
beberapa fungsi dan tujuan, diantaranya sebagai berikut :

1. Sebagai instrumen kebijakan untuk melaksanakan otonomi daerah dan tugas pembantuan
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah.
2. Merupakan peraturan pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Dalam fungsi ini, peraturan daerah tunduk kepada peraturan perundang-undangan. Dengan
demikian peraturan daerah tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi.
3. Sebagai penampung kekhususan dan keragaman daerah serta penyalur aspirasi masyarakat
di daerah, namun dalam pengaturannya tetap dalam koridor Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
4. Sebagai alat pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan daerah. Jadi, dengan adanya
pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan daerah dan akan membantu masyarakat
yang harmonis.

Teknik Membuat Peraturan Daerah


Dalam membuat Peraturan Daerah terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

a. Penamaan
Penamaan merupakan penguraian secara singkat dan tegas mengenai isi dari suatu peraturan
daerah, sehingga dapat diketahui secara langsung masalah apa yang diatur di dalam peraturan
daerah tersebut.

Selain itu, dalam memberikan penamaan suatu peraturan daerah harus jelas, singkat dan tidak
terlalu panjang. Sebab apabila terlalu panjang dan kurang jelas akan mengaburkan isi dari pada
peraturan daerah tersebut.

b. Pembukaan
Pembukaan terdiri atas :
1. Kalimat “DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA”.
2. Pejabat yang berwenang menetapkan peraturan daerah adalah Gubernur/ Bupati/
Walikotamadya Kepala Daerah.
3. Konsideran, yang dicantumkan dengan kata “Menimbang”.
c. Batang Tubuh
Batang tubuh peraturan daerah merupakan bagian dari pada peraturan daerah yang memuat
rumus-rumusan dari peraturan daerah yang bersangkutan. Jadi, penamaan, pembukaan dan
penandatanganan itu berada di luar batang tubuh peraturan daerah tersebut.

d. Penandatanganan
Menurut pasal 44 ayat (2) Undang-Undang No 5 tahun 1974 dinyatakan bahwa Peraturan Daerah
ditandatangani oleh Kepala Daerah dan di tandatangani serta oleh Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah. Di atas bagian tanda tangan tersebut akan dicantumkan tempat dan tanggal
ditetapkannya peraturan daerah.

Kedudukan Peraturan Daerah dalam Undang-Undang


Peraturan daerah sebagai salah satu jenis perundang-undangan dan bagian dari sistem hukum
nasional yang berdasarkan Pancasila. Saat ini, Peraturan Daerah mempunyai kedudukan yang
sangat strategis karena diberikan landasan konstitusional yang jelas sebagaimana diatur dalam
Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Peraturan Daerah adalah bentuk peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang dan


Perpu, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden. Namun dari segi isinya maupun mekanisme
pembentukannya, Peraturan Daerah mirip dengan undang-undang. Menurut Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 145 ayat (1) hingga ayat (7)
menyatakan:

1. Perda disampaikan kepada pemerintah paling lama tujuh hari setelah ditetapkan;
2. Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang bertentangan dengan kepentingan umum
dan/ atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dapat dibatalkan oleh
pemerintah;
3. Keputusan Pembatalan Perda sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan
Peraturan Presiden paling lama 60 (enam puluh) hari sejak diterimanya Perda sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1);
4. Paling lama 7 (tujuh) hari setelah keputusan pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), kepala daerah harus memberhentikan pelaksanaan Perda dan selanjutnya DPRD
bersama kepala daerah mencabut Perda dimaksud;
5. Apabila provinsi/ kabupaten/ kota tidak dapat menerima keputusan pembatalan Perda
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan alasan yang dapat dibenarkan oleh peraturan
daerah perundang-undangan, kepala daerah dapat mengajukan keberatan kepada Mahkamah
Agung;
6. Apabila keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dikabulkan sebagian atau
sepenuhnya, putusan Mahkamah Agung tersebut menyatakan Peraturan Presiden menjadi
batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum;
7. Apabila pemerintah tidak mengeluarkan Peraturan Presiden untuk membatalkan Perda
sebagaimana dimaksud ayat (3), Perda dinyatakan berlaku.
Menurut ketentuan pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, peraturan daerah itu jelas sebagai salah satu jenis
peraturan perundang-undangan yang kedudukannya berada di bawah Undang-Undang. Jenis
hierarki peraturan perundang-undangan ini ditentukan sebagai berikut :
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19945;
2. Undang-Undang / Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
3. Peraturan Pemerintah;
4. Peraturan Presiden;
5. Peraturan Daerah.
Bahkan, di dalam Pasal 7 ayat (2) ditentukan juga bahwa Peraturan Daerah sebagaimana
meliputi:
1. Peraturan Daerah Provinsi dibuat oleh dewan perwakilan rakyat daerah provinsi bersama
gubernur;
2. Peraturan Daerah kabupaten/kota dibuat oleh dewan perwakilan rakyat daerah
kabupaten/kota bersama bupati/wali kota;
3. Peraturan Desa/ peraturan yang setingkat, dibuat oleh badan perwakilan desa atau nama
lainnya bersama dengan kepala desa atau nama lainnya. Ketentuan lebih lanjut mengenai
tata cara pembuatan.
4. Peraturan Desa/ peraturan yang setingkat diatur dengan peraturan Daerah Kabupaten/ Kota
yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai