Anda di halaman 1dari 5

PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

Perundang-undangan mencakup semua hal yang terkait dengan spesifik oleh undang-
undang. Peraturan merupakan pedoman yang dikeluarkan oleh pihak berwenang untuk
mengatur suatu hal. Sedangkan aturan ialah pada ketentuan yang telah ditetapkan untuk
diikuti. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) peraturan ialah tataan, petunjuk,
kaidah, ketentuan yang dibuat untuk mengatur. Sedangkan aturan adalah hasil perbuatan
mengatur, tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan, adat sopan santun, ketertiban, serta
cara yang telah ditetapkan supaya dituruti. Dengan demikian dapat dipahami bahwa peraturan
perundang-undangan bahwa peraturan perundang-undangan memiliki fokus yang jelas, yaitu
sebagai aturan yang dibuat oleh pihak yang berwenang untuk mengatur suatu hal.

Menurut Attamimi, peraturan perundang-undangan merujuk pada peraturan yang


diterapkan oleh Negara, baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Daerah, yang dibentuk
berdasarkan kewenangan perundang-undangan, baik itu bersifat atribusi maupun delegasi.

Menurut Fockema. A, istilah perundang-undangan (legislation, wetgeving atau


Gesetzgebung) mempunyai dua pengertian yaitu:

1. Perundang-undangan merupakan. proses pembentukan/proses membentuk peraturan-


peraturan negara baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah;
2. Perundang- undangan adalah segala peraturan negara yang merupakan hasil
pembentukan peraturan-peraturan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah

Manan (1992) berpendapat bahwa peraturan perundang-undangan yang baik, didasari atas 3
(tiga) hal, yaitu :

1. Dasar Yuridis (Juridische Gelding) yang mengacu pada 3 (tiga) hal yaitu:
a Kewenangan kepada pembuat peraturan perundang-undangan.
b Peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan bentuk atau jenis yang diatur,
terutama jika ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
atau sejajar.
c Peraturan perundang-undangan harus mengikuti prosedur tertentu.
2. Dasar Sosiologis (Sociologische Gelding) yang mencerminkan realitas yang ada di
dalam kehidupan masyarakat.
3. Dasar Filosofis menyatakan bahwa setiap masyarakat memiliki cita hukum
(rechtsidee), yang merupakan aspirasi terhadap hukum atau peraturan perundang-
undangan.

Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik menurut A. Hamid Saleh


Attamimi, meliputi :

1. Asas-asas tujuan yang jelas;


2. Asas perlunya pengaturan;
3. Asas organ/lembaga dan materi yang tepat;
4. Asas dapat dilaksanakan;
5. Asas dapat dikenali;
6. Asas perlakuan yang sama dalam hukum;
7. Asas kepastian hukum; dan
8. Asas pelaksanaan hukum sesuai keadaan individual.

Menurut pasal 1 angka 2 UU RI No. 12 Tahun 2011 Peraturan Perundang-undangan


adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan
dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur
yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.

Dalam pasal 7 juga dijelaskan bahwa: Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan
terdiri atas: a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat; c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang; d. Peraturan Pemerintah; e. Peraturan Presiden; f. Peraturan Daerah
Provinsi; dan g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Dalam buku berjudul het wetsbegrip en beginselen van behoorlijke regelgeving, I. C. Van
der Vlies membagi pembentukan peraturan perundang-undangan berpedoman pada dua asas,
yaitu asas formal dan asas-asas material. Asas formal meliputi : asas tujuan yang jelas, asas
organ/Lembaga yang tepat, asas perlunya pengaturan, asas dapatnya dilaksankan dan, asas
konsensus. Sedangkan asas-asas materil meliputi : asas tentang terminologi dan sistematika
yang benar, asas tentang dapat dikenali, asas perlakuan yang sama dalam hukum, asas
kepastian hukum, asas pelaksanakan hukum sesuai keadaan individual.
Proses pembentukan peraturan perundang-undangan, antara lain :

1. Tahapan perencanaan oleh DPR, presiden, dan DPD


2. Tahapan penyusunan RUU
Materi RUU yang disusun oleh DPR, Presiden, atau DPD harus selaras dengan falsafah
negara yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
3. Tahapan pembahasan RUU
 Tingkat pertama : pembicaraan dalam rapat komisi, gabungan komisi, rapat badan
legislasi dan rapat badan anggaran.
 Tingkat kedua : pembicaraan dalam rapat paripurna.
4. Tahapan Pengesahan
RUU disampaikan oleh pimpinan DPR kepada Presiden sehingga Presiden dapat
mengesahkan RUU.
5. Tahapan pengundangan
RUU yang telah mendapat pengesahan dari Presiden akan diundangkan dalam Lembaga
Negara Republik Indonesia.
KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan


Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
Pasal 1 angka 9 menjelaskan bahwa Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan
tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan
hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang
atau badan hukum perdata.

Berdasarkan UU No. 5 tahun 1986 Pasal 1 Angka 3, dijelaskan bahwa Keputusan Tata
Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. Maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa Keputusan Tata Usaha Negara memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

1. Bentuk penetapan tertulis


2. Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara (TUN) dilingkungan eksekutif,
Legislatif, yudikatif dan penyelenggara lainnya
3. Berisis tindakan hukum TUN
4. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang yang berlaku dan AUPB
5. Bersifat Konkret, Individual dan Final
6. Keputusan ditujukan kepada seseorang atau badan hukum perdata.

Dalam Pasal 1 angka 8 UU 51 tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
dijelaskan lebih lanjut bahwa Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah badan atau
pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Daftar Pustaka Nya

Rosjidi Ranggawidjaja, 1998, Pengantar Ilmu Perundang-Undangan Indonesia, Mandar Maju,


Bandung, hlm.19

Budiman N.P.D Sinaga. (2005). Ilmu Pengetahuan Perundang-undangan. Yogyakarta: UII


Press

Manan Bagir. (1992). Dasar-Dasar Perundang-Undangan Indonesia.

Laurensius Arliman S. Ilmu Perundang-undangan yang Baik Untuk Negara Indonesia.


Deepublish, Yogyakarta, 2019.

https://peraturan.bpk.go.id/Details/39188/uu-no-12-tahun-2011

https://peraturan.bpk.go.id/Details/38851/uu-no-51-tahun-2009

https://peraturan.bpk.go.id/Details/46914/uu-no-5-tahun-1986

Anda mungkin juga menyukai